Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42
hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan.
Masa nifas dimulai setelah plesenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu lamanya. Dalam
masa nifas ini, bidan mempunyai peran dan tanggung jawab untuk mendeteksi komplikasi pada
ibu untuk melihat perlu atau tidaknya rujukan, memberikan konseling kepada ibu dan
keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya,
memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayinya, memulai dan mendorong
pemberian ASI.http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com
Bidan di komunitas dapat memberikan asuhan kebidanan selama masa nifas melalui kunjungan
rumah, yang dapat dilakukan pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah
persalinan, untuk membantu ibu dalam proses pemulihan ibu dan memperhatikan kondisi bayi
terutama penanganan tali pusat atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas,
serta memberikan penjelasan mengenai masalah kesehatan secara umum, kebersihan
perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
Jadwal Kunjungan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb V
(Kebidanan Komunitas) pada jurusan D3 Kebidanan Semester IV
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui Asuhan Ibu Post Partum Dirumah
dan Asuhan Bayi Baru Lahir dan Neonatus
Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas, dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi
baru tahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
Frekuensi kunjungan pada masa nifas adalah:
Tujuan:
o Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut
o Membenkan konseling pada ibu atau satah satu anggota keluarga, bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri
o Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir
untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil
Tujuan:
o Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan baik, fundus di bawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau
o Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda¬ tanda penyulit
o Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi agar
tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
Tujuan:
Asuhan post partum di rumah difokuskan pada pengkajian, penyuluhan dan konseling. Dalam
memberikan asuhan kebidanan di rumah, bidan dan keluarga diupayakan dapat berinteraksi
dalam suasana yang rileks dan kekeluargaan.
Tantangan yang dihadapi bidan dalam melakukan pengkajian dan peningkatan perawatan pada
ibu dan bayi di rumah, pada pelaksanaannya bisa cukup unik, sehingga bidan akan memiliki
banyak kesempatan untuk menggunakan keahlian berpikir secara kritis untuk meningkatkan
suatu pilihan kreatif perawatan bersama keluarga .
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada perawatan postpartum di rumah, sebaiknya Bidan :
a. Merencanakan kunjungan rumah dalam waktu tidak lebih dari 24-48 jam setelah kepulangan
klien ke rumah.
b. Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah dan waktu
kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan bersama anggota keluarga.
d. Rencanakan tujuan yang ingin dicapai dan menyusun alat dan perlengkapan yang akan
digunakan.
e. Pikirkan cara yang dapat digunakan untuk menciptakan dan mengembangkan hubungan yang
baik dengan keluarga.
f. Melakukan tindakan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dalam memberikan
asuhan kepada klien.
2 Keamanan merupakan hal yang harus dipikirkan oleh bidan pada saat melakukan kunjungan
rumah tanpa menghiraukan dimana bidan berinteraksi dengan klien. Bagaimanapun bidan harus
tetap waspada. Tindakan kewaspadaan ini, dapat meliputi :
a. Mengetahui dengan jelas alamat yang lengkap arah rumah klien.
b. Gambar rute alamat klien dengan peta sebelum berangkat, perhatikan keadaan di sekitar
lingkungan rumah klien sebelum kunjungan diadakan untuk mengidentifikasi masalah potensial
yang kemungkinan akan muncul.
c. Beritahu rekan kerja anda ketika anda pergi untuk kunjungan dan beri kabar kepada rekan
anda segera setelah kunjungan selesai.
d. Bawalah telepon selular dan yakinkan batere telepon selular anda telah diisi ulang.
e. membawa cukup uang dan uang recehan untuk menelepon dari telepon umum jika diperlukan.
g. Sebaiknya memakai tanda nama pengenal dan kenakan sepatu yang pantas dan nyaman,
serta hindari memakai perhiasan yang mencolok.
h. Waspada terhadap bahasa tubuh yang diisyaratkan dari siapa saja yang ada selama
kunjungan.
a. Defenisi
Asuhan ibu postpartum adalah asuhan yang diberikan pada ibu segera setelah kelahiran, sampai
6 minggu setelah kelahiran
b. Tujuan
Memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada ibu segera setelah melahirkan dengan
memperhatikan riwayat selama kehamilan, dalam persalinan dan keadaan segera setelah
melahirkan
(1) Pengkajian
Ø Catatan obat-obat
Ø Catatan bidan/perawat
Mobilisasi, buang air kecil, buang air besar, nafsu makan, ketidaknyamanan/rasa sakit,
kekhawatiran, hal yang tidak jelas, makanan bayi, reaksi pada bayi, reaksi terhadap proses
melahirkan dan persalinan
Pemeriksaan fisik
g. Perineum: edema, inflamasi, hematoma, pus, bekas luka episiotomi/robek jahitan, memar,
haermorrhoid
h. Ekstremitas : varises, betis apakah lemah dan panas, edema, tanda-tanda hodman, reflex
Diagnosa
§ Perdarahan nifas
§ Sub involusio
§ Anemia postpartum
§ Pre eklampsia
Masalah
Kebutuhan
v Tanda-tanda bahaya
v Bimbingan menyusui
v Imunisasi bayi
Diagnose potensial
ü Hipertensi postpartum
ü Anemia postpartum
ü Sub involusio
ü Perdarahan postpartum
ü Febris postpartum
ü Infeksi postpartum
Masalah potensial
o Sakit kepala
o Mulas
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan
atau ditangani bersama dengan anggota tim yang lain sesuai dengan kondisi pasien
Contoh:
v Ibu kejang, segera lakukan tindakan untuk mengatasi kejang dan segera berkolaborasi
merujuk ibu untuk perawatan selanjutnya
v Ibu tiba-tiba mengalami perdarahan, lakukan tindakan segera sesuai dengan keadaan pasien,
misalnya bila kontraksi uterus kurang baik segera berikan uterotonika. Bila teridentifikasi adanya
tanda-tanda adanya sisa plasenta, segera berkolaborasi dengan dokter untuk tindakan kuratase
Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan dan langkah
sebelumnya.
Contoh:
- Gizi (diet)
- Perawatan perineum
Asuhan Ianjutan
- Rencana KB
- Tanda-tanda bahaya
§ Perawatan perineum
§ Pemberian tambahan vitamin atau zat besi, atau keduanya, jika diperlukan
§ Bebas dari ketidaknyamanan postpartum
§ Rencana KB
§ Tanda-tanda bahaya
(7) Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi kembali proses manajemen
dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif atau
merencanakan kembali yang belum terlaksana
Di dalam melaksanakan asuhan pada ibu postpartum di komunitas, salah satunya adalah dalam
bentuk kelompok. Ibu-ibu postpartum dikelompokkan dengan mempertimbangkan jarak antara
satu orang ibu postpartum dengan ibu postpartum lainnya.
Kegiatan dapat dilaksanakan di salah satu rumah ibu postpartum atau di Posyandu dan
Polindes. Kegiatannya dapat berupa penyuluhan dan konseling tentang:
v Menganjurkan ibu untuk membersihkan seluruh badan (mandi) minimal 2 kali sehari
v Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah genitalia dengan sabun dan air dari arah
depan ke belakang
v Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah membersihkan
genitalia
v Apabila ibu mempunyai luka bekas episiotomi, maka sarankan ibu untuk tidak menyentuh
daerah luka
b. Istirahat
v Sarankan ibu untuk beristirahat dengan cukup, sebaiknya ibu istirahat di saat bayinya sedang
tidur
c. Gizi
d. Menyusui
- Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, kemudian bangun tapi tidur cukup
Bayi harus diberi ASI setiap kali ia merasa lapar, jika tayi d ibiarkan tidur lebih dari 3-4 jam atau
bayi diberi jenis makanan lain atau payudara tidak dikosongkan dengan baik setiap kali
menyusui, maka "pesan hormonal" yang diterima otak ibu adalah untuk menghasilkan susu lebih
sedikit.
v Meningkatkan suplai ASI
v Perawatan payudara
- Apabila puting susu lecet, keluarkan kolostrum dan oleskan setiap kali selesai menyusui
- Untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat diberikan parasetamol 500 mg setiap 6-8 jam
e. Lochea
v Berwarna kecoklatan
Berwarna keputihan
g. Senggama
Secara fisik untuk memulai hubungan suami istri, begitu darah merah berhenti, ibu dapat
memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Memulai hubungan suami istri
tergantung pada pasangannya.
h. Keluarga berencana
Idealnya, pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali.
Pasangan sendirilah yang menentukan kapan ingin berKB. Tapi sebaiknya segera sebelum 40
hari masa nifas. Tenaga kesehatan akan memberitahu tentang cara, kelebihan, keuntungan, dau
efek samping dari alat kontrasepsi itu. Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko,
penggunaan kontrasepsi aman setelah ibu haid kembali.
Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42
hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan.
Masa nifas dimulai setelah plesenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu lamanya. Dalam
masa nifas ini, bidan mempunyai peran dan tanggung jawab untuk mendeteksi komplikasi pada
ibu untuk melihat perlu atau tidaknya rujukan, memberikan konseling kepada ibu dan
keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya,
memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayinya, memulai dan mendorong
pemberian ASI.
Bidan di komunitas dapat memberikan asuhan kebidanan selama masa nifas melalui kunjungan
rumah, yang dapat dilakukan pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah
persalinan, untuk membantu ibu dalam proses pemulihan ibu dan memperhatikan kondisi bayi
terutama penanganan tali pusat atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas,
serta memberikan penjelasan mengenai masalah kesehatan secara umum, kebersihan
perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
c !
"#$%&'()'(
Penatalaksanaan awal dimulai sejak proses persalinan hingga kelahiran bayi, dikenal sebagai
Asuhan Esensial Neonatal yang meliputi:
c "(%'*"(%')+
Selalu menerapkan upaya pencegahan infeksi yang baku (standar) dan di tatalaksana sesuai
dengan ketentuan atau Indikasi yang tepat
"+',''%'%'-"(.%%-/#
Begitu bayi baru lahir segera lakukan inisiasi pernafasan spontan dengan melakukan penilaian
awal, sebagai berikut
1. Nilai bayi baru lahir secara cepat dan tepat (0-30 detik)
2. Nilai kondisi bayi baru lahir secara cepat dengan menanyakan 5 pertanyaan sebagai
berikut:
Selalu menerapkan upaya pencegahan infeksi yang baku (standar) dan ditatalaksana sesuai
dengan ketentuan atau indikasi yang tepat
1. Bila kelima jawaban diatas "YA" maka lakukan asuhan bayi baru lahir normal sebagi
berikut;
Bila keringkan bayi dengan kain/handuk yang bersih, kering, hangat, kemudian lingkupi tubuh
bayi dengan kain /handuk kering dan hangat yang lain.
Tidak perlu dilakukan penghisapan lender Hangatkan tubuh bayi (selimuti dengan kain yang
kering dan hangat, beri tutup kepala)
Berikan bayi pada ibunya untuk membangun hubungan emosional dan pemberian asi secara dini
1. Salah satu jawaban "TIDAK" maka segera lakukan langkah awal RESUSITASI bayi baru
lahir
2. Rangsangan taktil
Upaya ini merupakan cara untuk mengaktifkan berbagai refleks protektif pada tubuh bayi baru
lahir. Mengeringkan tubuh bayi juga merupakan stimulasi.
#*''#%#"+-"(#("#*)*&',+"(*&'#"#-)#
Jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti, mungkin akan mengalami
hipotermi,meskipun berada dalam ruangan yang relative hangat. Mekanisme Kehilangan panas
pada bayi baru lahir ;
a. Evaporasi : kehilangan panas pada tubuh terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada
permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh bayi tidak segera dikeringkan
b. Konduksi : Kehilangan panas melalui kontak langsung antar tubuh bayi dengan permukaan
yang dingin
c. Konveksi : Kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang
lebih dingin
d. Radiasi : Kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda yang mempunyai
temperature tubuh lebih rendah dari temperature tubuh bayi
b. Sebelum memandikan bayi pastikan bahwa temperature tubuh bayi telah stabil (temperature
aksila antara 36,5 C-37,5 C)
d. Sebelum memandikan bayi, pastikan ruangan tersebut hangat dan tidak ada hembusan angin.
Siapkan handuk bersih dan kering untuk menyelimuti bayi setelah dimandikan
g. Ganti handuk yang basah dan segera selimuti kembali bayi dengan kain atau selimut
bersihdan kering secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi ditutupi dengan baik
h. Tempatkan bayi di tempat tidur yang lama dengan ibunya dan anjurkan ibu untuk menyusukan
bayinya.
Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. Idealnya, segera setelah lahir bayi harus
ditempatkan bersama ibunya di tempat tidur yang sama. Menempatkan bayi bersama ibu nya
adalah cara yang paling mudah untuk menjaga bayi agar tetap hangat, mendorong upaya untuk
menyusui dan mencegah bayi terpapar infeksi
''$%$%'.
Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam 30 menit setelah bayi tahir. Anjurkan ibu untuk
memeluk dan mencoba untuk menyusukan bayinya segera setelah tali pusat diklem dan
dipotong. Tenteramkan ibu bahwa penolong akan membantu ibu menyusukan bayi setelah
plasenta lahir dan penjahitan laserasi selesai dikerjakan.
b. Memperkuat refleks menghisap (reflek menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa
jam pertama setelah lahir. Memulai pemberian ASI secara dini akan memberikan pengaruh yang
positif bagi kesehatan bayi
b. Jangan berikan makanan atau minuman lain kepada bayi (misalnya air madu, larutan air gula
atau pengganti air susu ibu) kecuali ada indikasi yang jelas (atas alasan-alasan medis). Jarang
sekali para ibu tidak cukup memiliki air susu sehingga bayi memerlukan asupan susu buatan
tambahan (Enkin, et at, 2000)
d. Berikan ASI pada bayi sesuai dengan kebutuhannya, baik siang maupun malam (delapan kali
atau lebih dalam 24 jam) selama bayi menginginkannya.
m "0")."$%
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Saat.melakukan penanganan bayi baru lahir
pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi berikut ini:
a. Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan penanganan bayi baru lahir
b. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
c. Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah
didesinfeksi tingkat tinggi atau sterile. Jika menggunakan bola karet penghisap pakai yang bersih
dan baru (Jangan pernah menggunakan boal karet penghisap dari satu bayi ke bayi yang lain)
d. Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi telah
dalam keadaan bersih
e. Pastikan bahwa timbangan, pita pengukur, termometer, steteskope dan benda-benda lainnya
yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontarninasi, cuci, dan keringkan
setiap kali setelah digunakan).
Dalam waktu satu jam setelah kelahiran berikan obat tetes mata /salep pada bayi baru lahir
untuk mencegah oftalmia neonatorum, salep mata yang bisa dipakai yaitu tetrasikilin 1%, larutan
perak nirat 1% atau eritromisin 0,5%. Biarkan obatnya tetap dimata bayi jangan dibersihkan
salep atauobat mata yang berada di sekitar roata
1. 2 jam setelah persalinan Bidan melakukan pemantauan terhadap ibu dan bayi terhadap
terjadinya komplikasi dan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pemulihan
kesehatan ibu dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI
2. 6 jam setelah porsalinanTunggu enam jam atau lebih setelah kelahiran bayi sebelum
dimandikan. Jika bayi mengalami kesulitan mempertahankan suhu tubuhnya tunda dalam waktu
yang lebih lama lagi untuk memandikan bayi. Periksa suhu tubuh bayi sebelum memandikannya,
suhu tubuh bayi baru lahir harus berkisar antara 36-37 C.
Gunakan air hangat untuk memandikan bayi dan pastikan ruangan hangat.
Mandikan bayi dengan cepat dan segera keringkan bayi dengan handuk bersih, hangat dan
kering untuk mencegah kehilangan panas tubuh yang berlebihan.
Periksa suhu tubuh bayi setiap jam jika suhu tubuh bayi tidak naik segera rujuk bayi kerumah
sakit. Anjurkan ibu untuk terus menyusui bayinya dan pertahankan terus kontak kulit ibu bayi
dengan membiarkan bayi yang diselimuti dalam pelukan ibu.
Beritahu ibu dan keluarga jika dalam 24 jam.bayi tidak mengeluarkan urine atau mekonium
segera rujuk ke Puskesmas atau rumah sakit. Lakukan pencatatan semua temuan dan
perawatan yang diberikan dengan cermat dan lengkap dalam partograf, kartu ibu dan kartu bayi.
Tanyakan pada ibu dan suami/keluarganya jika ada masalah atau kekhawatiran tentang ibu dan
bayinya.
o Tidak buang air kecil beberapa kali sehari (kurang dan 6-8 kali sehari)
o Bayi kuning
""+""*'&'()'( "/#%
1. "$'
ÁBerat badan
ÁKondisi janin
1. "$$"#'.'$%'+%)'/%
Melakukan identifikasi masalah dan menegakkan diagnosa berdasarkan dari hasil pengkajian
1.
"#'%'-%'+%)
2.
"'"#'.'$%'-"(&#'$%""(/")*'
3.
"("0$%)1%"%'"%#(-"&$"*'
4.
"$%$"0%)"(%'1%"%'%#(
5.
""2%'$""."$#'.('%)
3
Proses suatu persalinan dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga
berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan pertolongan dengan segera, aman dan bersih
adalah bagian asensial dari asuhan bayi baru lahir. Sebagian besar kesakitan dan kematian bayi
baru lahir disebabkan oleh asfiksia, hipotermi dan atau infeksi. Kesakitan dan kematian bayi baru
lahir dapat dicegah bila asfiksia segera dikenali dan ditatalaksana secara adekuat, dibarengi pula
dengan pencegahan hipotermi dan infeksi
Depkes RI, (2006) Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit, Direktorat Bina Kesehatan Anak,
Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI. Jakarta.
Depkes RI. (1999). Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan
Nifas, Departemen kesehatan, Departemen Dalam Negeri, Tim Penggerak PKK dan WHO.
Jakarta.
Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.
Widyastuti, Endang. (2007). Modul Konseptual Frame work PWS-KIA Pemantauan dan
Penelusuran Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Neonatal. Unicef.
http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2010/02/askeb-di-komunitas-baik-di-rumah.html
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com
/+')#%/'$"1
ASUHAN PERSALINAN KALA I
MAKALAH ASUHAN BAYI BARU LAHIR
TEKNIK RESUSITASI BAYI BARU LAHIR
MAKALAH PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
INISIASI MENYUSU DINI (IMD)