Sunteți pe pagina 1din 6

Metode Asesmen Dalam Modifikasi Perilaku Materi Kuliah Modifikasi Perilaku Pertemuan ke 3 Aska Primardi, S.Psi, M.A.

A. Obesrvasi dan merekam perilaku Rencana perekaman perilaku : 1. Mendefinisikan perilaku target Bedakan antara label perilaku dengan perilaku. Label perilaku bersifat ambigu. Perilaku yang sama bisa diberi label yang berbeda oleh orang yang beda. Contoh perilaku dan label : gagap (mengulang kata-kata). Pengulangan kata-kata bukan disebabkan oleh gagap, tetapi pengulangan kata-kata adalah sebuah perilaku yang disebut gagap. Perilaku harus didefiniskan sebelum diobservasi dan direkam. Behavioral Definition Studying for Rae involves reading pages from a textbook, underlining, sentences in the text, completing math or physics workbook exercise, reading notes from class, and outlining chapters from the text When Pat says no to someone who asks her to do something that is not part of her job, when she asks co-workers not to smoke in her office, and when she aska co-workers to knock before entering her office, it is defined as assertiveness Label studying

assertiveness

Interobserver reliability. Salah satu ciri definisi yang baik didapatkan ketika setelah melihat/membaca definisi, orang-orang yang berbeda dapat mengobservasi perilaku yang sama dan setuju bahwa perilaku tersebut terjadi. 2. Kelengkapan proses perekaman Obesrver Psikolog, orang-orang disekitar klien (guru, orang tua, staff, dll). Ketika klien melakukan observasi dan merekam sendiri perilaku target mereka, disebut self-monitoring. Waktu dan tempat perekaman Observation period : observer merekam perilaku target pada waktu-waktu khusus/spesifik. Tempat : natural settings, kelebihan : perilaku yang muncul adalah perilaku alami. Contrived settings, kelebihan : situasi lebih mudah dikontrol, dan variabel yang memperngaruhi perilaku, lebih mudah dikontrol.

3. Memilih metode perekaman a. Continous recording Merekam perilaku secara terus menerus selama periode obervasi. Hal-hal yang direkam : durasi, frekuensi, intensitas. b. Product recording Mencatat outcome atau produk permanen yang juga hasil dari perilaku. Contoh : guru mencatat berapa kali murid mengerjakan PR c. Interval recording Merekam perilaku, peristiwa,yang terjadi atau tidak terjadi dalam jangka waktu tertentu, selama periode observasi. Partial interval recording : tidak memperdulikan frekuensi, durasi, onset, offset, hanya merekam pada saat yang telah ditentukan. whole interval recording : terjadinya sebuah perilaku akan dicatat jika perilaku tersebut terjadi disepanjang waktu interval. d. Time sample recording Observer membagi periode obervasi ke dalam interval waktu, dan hanya mencatat saat memasuki interval waktu tersebut. Ciri-cirinya : Menggunakan observasi, pada umumnya dalam bentuk pencatatan frekuensi, bukan dalam bentuk deskripsi. Perilaku harus sering muncul. Jika perilaku muncul kurang dari sekali dalam 15 menit, tdk bisa pakai ini. Cocok untuk perilaku yang nampak (overt behavior). Memungkinkan untuk melakukan pengukuran, karena data bersifat frekuensi, atau durasi. Pada jenis tertentu, observer mencatat durasi terjadinya perilaku/peristiwa yang diamati dalam batasan waktu tertentu. Memfokuskan pada perilaku yang sangat spesifik. 4. Memilih alat perekam a. Frequency data sheet Tanggal Frekuensi Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 b. Duration data sheet Hari Onset Offset Onset Offset Onset Offset Durasi harian

c. Interval data sheet Menit observasi 1 1 . 15

Interval 10 detik 3 4 5

Contoh bentuk grafik Reactivity. Terkadang proses pencatatan dan perekaman perilaku menyebabkan perilaku berubah, walaupun treatment belum diberikan. Reactivity juga dapat. Solusinya : tunggu sampai orang yang diobervasi terbiasa berada didekat observer, atau obervasi dilakukan tanpa sepengetahuan seseorang yang diobservasi. Reactivity juga dapat terjadi ketika seseorang melakukan self-monitoring. Solusinya : gunakan saja self-monitoring sebagai metode modifikasi perilaku. Interobserver reliability (IOR). Evaluasi reliabilitas dilakukan dengan cara dua observer merekam perilaku yang sama dalam periode yang sama. Dalam penelitian ilmiah, besarnya reliabilitas minimal yang disepakati adalah 80%. Contoh penghitungan IOR pada frequency-whitin-interval recording. A B xxx xxx 3/3 X X 1/1 xx xxx 2/3 0/0 xxxx xxx xxx x 1/3 0/0 x x 1/1 xx xxx 2/3 xxx xxx 3/3

Penghitungan : 100% + 100% +67% + 100%+ 75% + 33% + 100% + 100% + 67% +100% = 842%. 842% : 10 = 84,2% B. Wawancara 1. Definisi a. Merupakan salah satu metode pengumpulan data yang langsung tentang beberapa jenis data sosial, baik yang terpendam, maupun yang manifest. b. Suatu proses tanya jawab lisan, yang melibatkan dua orang atau lebih berhadaphadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinganya sendiri suaranya. c. Merupakan alat yang sangat baik untuk mengetahui tanggapan, pendapat, persepsi, keyakinan, sikap, perasaan, motivasi, penilaian seseorang mengenai lingkungan atau dirinya sendiri, serta proyeksi seseorang thd masa depannya. d. Mempunyai kemampuan yang cukup besar untuk menggali masa lalu seseorang serta rahasia-rahasia hidupnya. e. Untuk menangkap aksi-reaksi seseorang dalam bentuk ekspresi sewaktu tanya jawab sedang berjalan. 2. Fungsi a. Sebagai metode primer Bila wawancara merupakan satu-satunya alat pengumpul data, atau diberi kedudukan utama dalam serangkaian metode. b. Sebagai metode Pelengkap Bila digunakan sebagai alat untuk mencari informasi yg tidak dapat diperoleh dengan cara lain. c. Sebagai kriterium Bila digunakan untuk menguji kebenaran atau kemantapan suatu data yang diperoleh dengan cara lain mis; Tes, observasi.

3. Kelebihan dan kekurangan wawancara (Hadi, 1992) Kelebihan Metode terbaik untuk menilai keadaan pribadi Tidak dibatasi tingkat umur dan pendidikan Metode pelengkap dalam penelitian sosial Menjadi kriterium bagi data yang diperoleh dengan metode lain Dapat dilakukan sambil melakukan observasi 4. a. b. c. d. 5. a. b. c. d. e. Kekurangan Tidak efisien dari segi waktu, tenaga, biaya Informasi tergantung kesediaan, kemampuan dan kondisi momental responden Proses mudah dipengaruhi oleh keadaankeadaan sekitar Perlu menguasai bahasa interviewee

Kode etik (Fontana & Frey, 1994) Persetujuan responden dinyatakan dengan informed consent Hak untuk dilindungi kerahasiaannya (identitas responden) Perlindungan dari celaka fisik, emosi dll Kejujuran laporan (melaporkan seperti apa adanya, tanpa dikotori oleh pendapat atau penilaian pribadi Keterampilan dasar wawancara Mendengarkan Mengamati suara dan pembicaraan Mengamati perilaku non verbal Mengamati penampilan pribadi Mengintegrasikan pengamatan

6. Strategi wawancara Strategi wawancara yang berhasil didasari oleh suatu usaha untuk berkomunikasi secara jelas dan untuk memahami komunikasi dari interviewee. Strategi yang dilakukan (terkait dengan asesmen) : a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. Memantapkan rapport, yang didasari oleh saling percaya, respek dan penerimaan Menunjukkan minat Menangani kecemasan Mendorong komunikasi Menyusun pertanyaan dengan jelas Menggunakan pertanyaan terbuka (menghindari yes-no question) Melakukan paraphrase (membantu interviewee merumuskan kalimat jawabannya) Melakukan probing ( menggali lebih dalam jawaban interviewee) Melakukan refleksi emosi Melakukan refleksi isi pembicaraan 4

k. Mengontrol emosi l. Melakukan pencatatan 7. a. b. c. d. Bentuk-bentuk wawancara Wawancara terstruktur Wawancara tidak tersturktur Wawancara semi terstruktur Wawancara pribadi & kelompok

C. Tugas dalam asesmen 1. Identify : Faktor pendorong / penghambat perilaku ,variabel organismik, anteseden, respon, konsekuensi 2. Classify : Perilaku dilemahkan/dikurangi, ditingkatkan, tidak cocok, perilaku yg bernilai (aset) 3. Prophesy : Mengontrol secara terapiutik 4. Specify : tujuan, metode, siapa yang memberikan 5. Evaluation : proses, hasil, tindak lanjut Informasi-informasi yang perlu dikumpulkan selama asesmen : perilaku selama interview & deskripsi fisik, masalah yg diajukan, masalah lain, aset personal, target untuk modifikasi, treatment yang direkomendasikan, motivasi terhadap Treatment, prognosis, prioritas treatment, komentar-komentar lain D. Variabel dalam asesmen 1. Variabel Stimulus Anteseden : segala hal yg mencetuskan perilaku yg dipermasalahkan, situasi tertentu (sendiri, bersama teman, saat tertentu, tempat, melakukan aktivitas, dsb). 2. Variabel Organismik : faktor fisiologis, genetic, proses belajar harapan subjek thd situasi, interpretasi situasi. 3. Variabel Respon : segala hal ttg perilaku yg dipermasalahkan (frekuensi, intensitas, lamanya). 4. Variabel Konsekuensi : akibat-akibat yg diperoleh setelah perilaku itu terjadi. Konsekuensi inilah yang memelihara perilaku yang menjadi masalah. E. Desain Penelitian modifikasi perilaku 1. A-B Merupakan sebuah eksperimen dengan satu baseline dan satu treatment., dan tidak mempertimbangkan variabel-variabel ekstra yang mempengaruhi perubahan perilaku. Desain ini bukan merupkan true research design. 2. A-B-A-B Merupakan sebuah eksperimen dengan dua (atau lebih) baseline dan dua (atau lebih) treatment, untuk perilaku yang sama, pada satu subyek. Disebut juga reversal design.

3. Multiple-baseline-across-behaviors Fase baseline dan treatment diberikan pada dua atau lebih perilaku yang berbeda, pada subyek yang sama. 4. Multiple-baseline-across-subject Fase baseline dan treatment diberikan pada perilaku target yang sama, dengan dua atau lebih subyek yang berbeda. 5. Multiple-baseline-across-settings Fase baseline dan treatment diberikan pada dua atau lebih seting, dengan perilaku dan subyek yang sama. 6. Alternating-treatment design Dalam desain penelitian sebelumnya, fase baseline diberikan setelah dapat diselesaikan, dan kemudian dilanjutkan fase treatment. Setelah fase treatment selesai dapat kembali ke fase baseline lagi untuk tipe A-B-A-B. Namun, dalam alternating-treatment design, fase baseline dan tratment diberikan kepada subyek secara bergantian. Contoh : mencari tahu pengaruh film kartun kekerasan terhadap perilaku agresif anak. 7. Changing-criterion design Fase baseline dan fase treatment diberikan pada subyek, hampir mirip tipe A-B. Perbedaannya, dalam fase treatment terdapat tahapan yang memperjelas proses perubahan perilaku dalam mencapai tujuan.

S-ar putea să vă placă și