Sunteți pe pagina 1din 8

1

BAB I Pendahuluan

A. Latar belakang

Gagal nafas adalah pertukaran gas yang tidak adekuat sehingga terjadi
hipoksia, hiperkapnia (peningkatan kadar karbondioksida arteri) dan asidosis.
Keadaan ini sering terjadi apabila bernapas menjadi demikian sulitnya sehingga
terjadi kelelahan dan individu tidak lagi memiiki energi untuk bernafas.
Gagal nafas dapat menjadi lingkaran setan; semakin sulit untuk bernafas,
semakin sedikit alveoli untuk mengoksigenasi sehingga kondisi ini menyebabkan
kematian sel-sel pembuat surfaktan, dan akhirnya meningkatkan resistensi untuk
mengembangkan. Hal ini berarti bahwa kerja pernafasan semakin berat, dan sikus
terus berlanjut hingga memburuk. Gagal nafas dapat mengakibatkan berbagai
penyakit sepertipneumonia yang meluas, sepsis dan infeksi virus tertentu seperti
Hantavirus.
Secara klinis gagal nafas didefinisikan sebagai tekanan parsial oksigen (PO)
dalam darah arteri kurang dari 50 mmHg, dan tekanan parsial karbondioksida
(PCO) dalam darah arteri lebih dari 50 mmHg, dengan pH sama dengan atau
kurang 7,25.
Gagal napas dapat diakibatkan kelainan pada: paru, jantung, dinding dada, otot
pernapasan, mekanisme pengendalian sentral ventilasi di medulla oblongata. Meskipun
tidak dianggap sebagai penyebab langsung gagal napas, disfungsi dari: jantung, sirkulasi
paru, sirkulasi sistemik, transport oksigen hemoglobin, dan disfungsi kapiler sistemik
mempunyai peran penting pada gagal napas (Zulkifli Amin dan Johanes Purwoto, 2002)
Seperti halnya kegagalan pada system organ lainnya, gagal nafas dapat
dikenali berdasarkan gambaran klinis atau hasil pemeriksaan laboratorium. Tetapi
harus di ingat bahwa pada gagal napas, hubungan antara gambaran klinis dengan
kelainan dari hasil pemeriksaan laboratorium pada kisaran normalnya adalah tidak
langsung. Gagal napas terjadi apabila paru tidak lagi dapat memenuhi fungsi
primernya dalam pertukaran gas, yaitu oksigenasi darah arteria dan pembuangan
karbon dioksida (Lorraine M.W, 2006).
2

B. Tujuan




















3

BAB II Pembahasan

a. Pengertian
Gagal nafas adalah kegagalan system pernafasan untuk mempertahankan
pertukaran O2 dan CO2 dalam tubuh yang dapat mengakibatkan gangguan pada
kehidupan (Heri Rokhaeni, dkk, 2001).
uagal napas akut aualah ketiuak mampuan system peinapasan untuk
mempeitahankan suatu keauaan peitukaian uuaia antaia atmosfei uengan selsel
tubuh noimal Zulkifli Amin uan Iohanes Puiwanto
Gagal napas akut didefinisikan sebagai kegagalan pernapasan bila tekanan
parsial oksigen arteri (atau tegangan PaO2) 50 sampai 60 mmHg atau kurang atau
dengan tekanan parsial karbon dioksida arteri (PaCO2) 50 mmHg atau lebih besar
dalam keadaab istirahat pada ketinggian permukaaan laut saat menghirup udara
ruangan (Lorraine M. W, 2006).

b. Etiologi
1. Depresi sistem saraf pusat
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat pernafasan
yang mengendalikan pernapasan, terletak dibawah batang otak (pons dan
medulla) sehingga pernafasan lambat dan dangkal.
2. Kelainan neurologis primer
Akan memperngaruhi fungsi pernapasan. Impuls yang timbul dalam pusat
pernafasan menjalar melalui saraf yang membentang dari batang otak terus ke
saraf spinal ke reseptor pada otot-otot pernafasan. Penyakit pada saraf seperti
gangguan medulla spinalis, otot-otot pernapasan atau pertemuan neuromuslular
yang terjadi pada pernapasan akan sangatmempengaruhiventilasi.
3. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks
Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan ekspansi
paru. Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti paru yang mendasari, penyakit
pleura atau trauma dan cedera dan dapat menyebabkan gagal nafas.
4

4. Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal nafas.
Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan perdarahan
dari hidung dan mulut dapat mnegarah pada obstruksi jalan nafas atas dan
depresi pernapasan. Hemothoraks, pnemothoraks dan fraktur tulang iga dapat
terjadi dan mungkin meyebabkan gagal nafas. Flail chest dapat terjadi dan dapat
mengarah pada gagal nafas. Pengobatannya adalah untuk memperbaiki patologi
yang mendasar
5. Penyakit akut paru
Pneumonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau
pnemonia diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengritasi dan materi
lambung yang bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru dan
edema paru adalah beberapa kondisi lain yang menyababkan gagal nafas.

c. Tanda dan gejala
A. Tanda
1) Gagal nafas total
2) Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan.
3) Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikuladan sela iga serta
tidak ada pengembangan dada pada inspirasi
4) Adanya kesulitasn inflasi parudalam usaha memberikan ventilasi buatan
Gagal nafas parsial
5) Terdengar suara nafas tambahan gargling, snoring, Growing dan whizing.
6) Ada retraksi dada
B. Gejala
1) Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2)
2) Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis (PO2 menurun)

d. Patofisiologi
Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas kronik
dimana masing masing mempunyai pengertian yang bebrbeda. Gagal nafas akut
5

adalah gagal nafas yang timbul pada pasien yang parunyanormal secara struktural
maupun fungsional sebelum awitan penyakit timbul. Sedangkan gagal nafas kronik
adalah terjadi pada pasien dengan penyakit paru kronik seperti bronkitis kronik,
emfisema dan penyakit paru hitam (penyakit penambang batubara).Pasien
mengalalmi toleransi terhadap hipoksia dan hiperkapnia yang memburuk secara
bertahap. Setelah gagal nafas akut biasanya paru-paru kembali kekeasaan asalnya.
Pada gagal nafas kronik struktur paru alami kerusakan yang ireversibel.
Indikator gagal nafas telah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital,
frekuensi penapasan normal ialah 16-20 x/mnt. Bila lebih dari20x/mnt tindakan
yang dilakukan memberi bantuan ventilator karena kerja pernafasan menjadi
tinggi sehingga timbul kelelahan. Kapasitasvital adalah ukuran ventilasi (normal 10-
20 ml/kg).
Gagal nafas penyebab terpenting adalah ventilasi yang tidak adekuatdimana
terjadi obstruksi jalan nafas atas. Pusat pernafasan yang mengendalikan pernapasan
terletak di bawah batang otak (pons dan medulla). Pada kasus pasien dengan
anestesi, cidera kepala, stroke, tumor otak, ensefalitis, meningitis, hipoksia dan
hiperkapnia mempunyai kemampuan menekan pusat pernafasan. Sehingga
pernafasan menjadi lambat dan dangkal. Pada periode postoperatif dengan anestesi
bisa terjadi pernafasan tidak adekuat karena terdapat agen menekan pernafasan
denganefek yang dikeluarkanatau dengan meningkatkan efek dari analgetik opiood.
Pneumonia atau dengan penyakit paru-paru dapat mengarah ke gagal nafas akut.










6

f. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan gas-gas darah arteri
Hipoksemia
Ringan : PaCO2 < 80 mmHg
Sedang : PaO2 < 60 mmHg
Berat : PaCO2 < 40 mmHg
2. Pemeriksaan gas-gas darah arteri
Hiperkapnia
PO2 menurun (< 60 mmHg), PCO2 meningkat (> 50 mmHg), pH < 7,35
3. Pemeriksaan rontgen dada
Melihat keadaan patologik dan kemajuan proses penyakit yang tidak diketahui
4. EKG
Mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan
5. Pemeriksaan radiologi
Infiltrate kedua paru

g. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penderita gagal napas akut bertujuan untuk penyelamatan
jiwa penderita dengan jalan mempebaiki keadaan klinis melalui perbaikan
pertukaran gas dan pengobatan penyakit. Dengan cara:
- Terapi oksigen yang bertahap dengan pemantauan gas darah yang seringuntuk
mengatasi masalah hipoksemia.
- Pemberian oksigen kecepatan rendah : masker Venturi atau nasal prong
- Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif kontinu (CPAP) atau PEEP
- Inhalasi nebulizer
- Fisioterapi dada
- Pemantauan hemodinamik/jantung
- Pengobatan Bronkodilator untuk mengatasi bronkospasme
- Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan

h. Komplikasi
- Atelektasis
7

- Edema paru
- Infeksi paru
- Gagal hati
- Asidosis metabolic
- Hiponatremi


















8

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan
Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida
dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju komsumsioksigen dan pembentukan
karbon dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen
kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan tekanan karbondioksida lebih
besar dari 45 mmHg (hiperkapnia).
Indikator gagal nafas telah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital,
frekuensi penapasan normal ialah 16-20 x/mnt. Bila lebih dari20x/mnt tindakan
yang dilakukan memberi bantuan ventilator karena kerja pernafasan menjadi
tinggi sehingga timbul kelelahan. Kapasitasvital adalah ukuran ventilasi (normal 10-
20 ml/kg).
Gagal nafas penyebab terpenting adalah ventilasi yang tidak adekuat dimana
terjadi obstruksi jalan nafas atas. Pusat pernafasan yang mengendalikan pernapasan
terletak di bawah batang otak (pons dan medulla).

b. Saran

S-ar putea să vă placă și