Mekanisme Jejas Sel

Terdapat empat sistem interselular yang paling mudah terkena jejas sel, yaitu: 1. Integritas/Keutuhan membran sel 2. Pembentukan Adenosin Trifosfat (ATP) 3. Sistesis enzim-enzim dan struktur protein. 4. Keutuhan dari perlengkapan genetik.

1.

Keutuhan Membran Sel

Bahan-bahan kimia dapat menyebabkan jejas sel, jika konsentrasinya cukup, akan dapat menyebabkan kerusakan serius pada tingkat selular dengan mengubah permeabilitas membran dimana dapat disebabkan oleh hilangnya ATP atau aktivasi fosfolipase yang dimediasi kalsium. Hilangnya barier membran menimbulkan kerusakan gradien konsentrasi metabolit yang diperlukan untuk mempertahankan aktivitas metabolik normal. Bahan-bahan kimia dapat juga merusak keseimbangan lingkungan osmotik sehingga mencederai atau menyebabkan kematian sel. Membran plasma dapat langsung dirusak oleh toksin bakteri tertentu, protein virus, komponen komplemen, limfosit sitolitik, atau sejmlah agen fisik dan kimiawi. Kerusakan membran sel adalah faktor sentral pada patogenesis jejas sel ireversibel dan merupakan tahap kritis pada perkembangan jejas sel letal.

2.

Pembentukan Adenosin Trifosfat (ATP)

Fosfat berenergi tinggi ATP penting bagi setiap proses yang terjadi di dalam sel, termasuk mempertahankan osmolaritas selular, proses transpor, sintesis protein, dan jalur metabolik dasar. Hilangnya sintesis ATP (baik melalui fosforilasi oksidatif mitokondrial maupun glikolisis anaerobik) menyebabkan segera jalur homeostatis yang paling kritis. Pembentukan ATP yang paling besar terkena jejas adalah melalui respirasi aerobik mitokondria. Pembentukan ATP juga dapat berkurang sebagai akibat penurunan tegangan oksigen pada hipoksia, dimana hipoksia ini secara khas terjadi karena berkurangnya aliran darah pada pembuluh darah jaringan tertentu. Hasil deplesi ATP mempunyai efek luas pada banyak sistem dalam sel. Penurunan kadar ATP juga dapat menyebabkan ribosom lepas dan retikulum endoplasma kasar dan polisom ubtuk berdisosiasi menjadi monosom, dengan akibatnya penurunan sintesis protein.