Sunteți pe pagina 1din 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. A DENGAN MASALAH UTAMA : HALUSINASI DENGAR DIRUANG VIII ( IRAWAN) RSJD Dr.

AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

Oleh: SUHARTI 1008051

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN (Ners) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. A DENGAN MASALAH UTAMA : HALUSINASI DENGAR DIRUANG VIII ( IRAWAN) RSJD Dr.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien a. Nama b. Umur c. Jenis kelamin d. Alamat e. Pekerjaan f. Pendidikan : Tn. A : 27 tahun : laki-laki : Ds. Dracik Rt. 04/03 proyo selatan Batang : Tidak bekerja : SMK

g. Diagnosa medis : Identitas Penaggung jawab: a. Nama b. Umur c. Alamat d. Pekerjaan e. Hubungan : Tn. R :: Ds. Dracik Rt. 04/03 proyo selatan Batang : Karyawan Swasta : Kakak ipar

Ruang rawat : VIII ( Irawan ) Tanggal Masuk : 07 April 2011 Tangal Pengkajian : 18 April 2011

2. Alasan masuk Tn.A mengamuk, dan merusak barang, ngomong sendiri

3. Faktor predisposisi dan presipitasi a. Faktor predisposisi 1) Keluarga mengatakan Sdr. A pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan pernah dirawat di Sp.Kj purbalingga. 2) Keluarga dan Sdr. A mengatakan tidak pernah mengalami penganiayaan fisik dan seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal. 3) Klien dan keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga lain yang mengalami gangguan jiwa. b. Faktor presipitasi 1) Sdr. A mengatakan ada yang mengajak ngomong terus, sumber suara dari hati. MK: Halusinasi dengar 4. Pengkajian fisik a. Tanda-tanda vital tanggal 18 april 2011 TD: 110/70 mmHg HR: 80 x/ menit RR: 20 x/menit Suhu: 36, 8oC Tanda-tanda vital tanggal 19 april 2011 TD: 110/70 mmHg HR: 80 x/ menit RR: 20 x/menit Suhu: 36, 5oC Tanda-tanda vital 20 april 2011 TD: 120/80 mmHg HR: 80 x/ menit RR: 20 x/menit Suhu: 36oC

b. Ukuran: TB: 165 cm BB: 50 kg c. Sdr. A mengatakan tidak ada keluhan penyakit apapun yang dirasakan selama klien dirawat di RSJD Amino Gondohutomo. Pernah merasa kaku pada mulutnya (tidak bisa menutup,namun sebentar sudah sembuh) d. Pemeriksaan fisik (Head to toe): Kepala :Rambut pendek, warna hitam, bersih, tidak ada jejas dan nyeri tekan. Mata :Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, bola mata berwarna hitam. Hidung :Bersih, simetris kanan kiri, tidak ada jejas dan pengeluaran cairan dari hidung. Mulut Thorax : Bersih dan tidak ada jejas. :Pengembangan dada simetris ka=ki, palpasi:

pengembangan dada simetris ka=ki, perkusi: sonor dan suara nafas vesikuler Jantung : Ictus cordis tak tampak, terdengar bunyi S1 dan S2 murni. Abdomen :Cekung, timpani dan tidak ada nyeri tekan dan tidak ada masa Genetalia Ekstremitas atas : tidak terkaji : CR= < 2 detik. Tidak terdapat kelemahan.Kekuatan otot: 5/5 dan 5/5. Ekstremitas bawah : CR= < 2 detik. Tidak terdapat kelemahan.Kekuatan otot: 5/5 dan 5/5. Integumen : tidak ada jejas dimanapun, turgor kulit < 2 detik dan kulit lembap.

5. Pengkajian psikososial a. Genogram

Keterangan:

: laki-laki : perempuan

: hubungan perkawinan

: anak

: sudah meninggal

: klien

: tinggal satu rumah

Keterangan: Tn.A adalah seorang laki-laki yang merupakan anak kesembilan dari 9 bersaudara. Tn.A hanya tinggal 1 rumah dengan ibu kandungnya dan kakak yang kedelapan. Sistem pengasuhan di keluarga Tn.A dilakukan dengan sistem demokratis, yaitu pengambilan keputusan

berdasarkan keputusan bersama (antara Tn.A dengan keluarga lainnya) dan struktur peran dikeluarga Sdr. A menganut sistem affective power (manipulasi dengan cinta kasih antara ibu dan anak). Salah satu anggota keluarga Tn.A, yaitu ayah dari Tn.A sudah meninggal dan anak kakak pertamanya yang kedua juga sudah meninggal, penyebabnya tidak tahu. b. Konsep diri 1) Citra tubuh : Tn.A mengatakan dirinya biasa saja dan menyukai semua bagian tubuhnya. 2) Identitas diri : Tn. A adalah seorang laki-laki yang belum menikah, dan sudah tidak bekerja karena sakit. 3) Peran diri : Tn. A berperan sebagai anak di rumah, sebelum sakit bekerja, Tn. A mengatakan dia sangat berbakti kepada orang tuanya. 4) Ideal diri : Sdr. A dahulu berharap dapat cepat menikah dengan wanita yang cantik dan pintar, akan tetapi hal tersebut belum terlaksana. Sdr. A mengatakan ingin segera kembali ke rumah untuk meminta maaf ke kaluarga atas semua hal yang telah dilakukan selama ini karena klien merasa sudah sehat. Sdr. A mengatakan setelah pulang dari RS nanti dia ingin menjadi orang sukses. 5) Harga diri : Sebelum Sdr. A dirawat di RSJD Sdr. A bekerja

untuk menyenangkan ortunya dan menabung untuk menikah. Tetapi gagal, karena pacarnya memutusnya, Sdr. A mengatakan cintanya bertepuk sebelah tangan dan merasa malu dengan kegagalan tersebut. c. Hubungan sosial: 1) Orang terdekat: Sdr. A mengatakan selama ini mempunyai taman dekat tetapi tidak untuk berkeluh kesah selama ada masalah. Tn. A mengatakan apabila Sdr. A ada masalah dia cenderung

memendamnya dan jarang bercerita dengan teman lain. Sdr. A mengatakan apabila saya mempunyai masalah saya tidak mau

membicarakannya dengan orang lain karena saya merasa enggan dan tidak enak. MK : Menarik diri 2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat: Tn. A mengatakan semenjak ada suara-suara yang mengganggunya Tn.A menjadi suka menyendiri dikamar yang cenderung gelapan, jarang berbicara dengan orang lain kecuali kalau ada keperluan dan menghabiskan waktu luangnya untuk tiduran dikamar tersebut. Tn. A lebih suka berbicara dengan suara-suara yang dianggapnya suara itu dari hatinya. MK : Gangguan persepsi sensori : halusinasi dengar 3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Setelah Sdr. A sakit ( 12 hari) Sdr. A menjadi sedikit tertutup tentang masalahnya tetapi mau untuk berhubungan dengan orang lain. Sdr. A selama diruangan cenderung diam, jarang ngobrol dengan teman lain. Klien mengatakan
marah dan jengkel kepada orang lain karena dianggap ngomong sendiri, ingin mengacak-acak lingkungannya

MK: menarik diri. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan d. Spiritual 1) Nilai dan keyakinan: Sdr. A bergama Islam. 2) Kegiatan ibadah: keluarga mengatakan selama kejiwaannya mulai terganggu Sdr. A tidak rutin lagi dalam menjalankan ibadah sholat 5 waktu dalam sehari semalam. Tetapi Sdr. A mengatakan selama di RS Tn. A rutin lagi dalam menjalankan ibadah sholat 5 waktunya. 6. Status mental a. Penampilan: Sdr. A tampak berpenampilan rapi. b. Pembicaraan: lancar, terkadang diam dan tidak susah untuk memulai pembicaraan ketika wawancara. c. Aktivitas motorik: Sdr. A tampak sedikit tegang, banyak bergerak.

d. Alam perasaan: klien mengatakan perasaanya baik-baik saja, Sdr. A mengatakan sedih dan khawatir kenapa saya tidak dipulangkan dari RS karena Sdr. A merasa sudah sehat dengan kondisi kesehatannya dan di RSJD ini dirinya merasa terkekang tidak bisa bebas. e. Afek: tumpul yang ditunjukkan dengan klien berespon saat diajak humor ketika wawancara berlangsung. f. Interaksi selama wawancara: Sdr. A tidak mudah tersinggung dan tidak terlihat curiga ketika ditanya tentang masalah pribadinya, Sdr. A tidak mampu mempertahankan kontak mata g. Persepsi: Sdr. A mengatakan setiap saat sering mendengar suara suara

yang menyuruhnya untuk berbuat baik seperti sholat, suara yang tidak sopan, suara yang menyuruhnya berbuat jahat. Suara tersebut biasanya didengar 3x/ hari. Sdr. A mengatakan apabila dia mendengar suara-

suara tersebut dia lebih suka menyendiri untuk menghilangkan suarasuara tersebut. Tn. A mengatakan tidak berdaya jika suara-suara itu muncul, klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain. MK: Halusinasi dengar menarik diri h. Proses pikir: Sirkumstansial, berbelit-berbelit tetapi sampai pada tujuan pembicaraan, yaitu misalnya ketika ditanya begaimana perasaan saudara saat ini? Sdr. A menjawab ya begini, disini saya pengen bebas dan kondisi saya baik-baik saja mbak. i. Isi pikir: obsesi, pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha menghilangkannya, tetapi Sdr. A mampu berfikir dengan jernih dan tidak ditemukan data-data yang menunjukkan adanya waham. j. Tingkat kesadaran: jernih dan klien mampu mengorientasikan orang, waktu dan tempat dengan baik yng ditunjukkan data sebagai berikut: 1) Klien mengatakan namanya adalah Ahmad yasin 2) Klien mengatakan sekarang hari rabu dan di RS ini sudah 11 hari.

3) Klien mengatakan sekarang saya sedang dirawat di RS Jiwa Semarang. k. Memori: klien mampu mengingat memori jangka panjang dengan baik seperti sewaktu dia SMK kadang-kadang jika ada masalah Tn. A

mengatakan mabuk-mabukan, mengingat memori jangka pendek dengan baik seperti kemarin mendengar suara-suara dari hati yang terus-terusan dan memori saat ini klien mampu mengingat orang yang diajak ngobrol seperti tadi saya ngobrol dengan bu perawat dengan inisial i. l. Tingkat konsentrasi dan berhitung: klien mampu berkonsentrasi dengan baik yng ditunjukkan ketika Sdr. A ditanya 2 + 12 5= 9. m. Kemampuan penilaian: tidak ada gangguan. Klien mampu membuat keputusan jangka pendek dengan baik seperti mandi dulu sebelum makan. n. Daya tilik diri: klien menginkari penyakit yang diderita, yaitu dia merasa sudah sehat jasmani dan rohani dengan kondisi sekarang ini (Sdr. A masih mengalami halusinasi dengar dan isolasi social: menarik diri). 7. Kebutuhan persiapan pulang a. Makan: klien mampu makan dengan mandiri dengan frekuensi 3x/ hari, dan Sdr. A biasanya menghabiskan porsi makan yang telah disediakan RSJD Amino Gondho Utomo. b. Defekasi: klien mampu BAK 5x, hari dan BAB 1x/ hari dengan mandiri. c. Mandi: klien mampu mandi 2x/ hari secara mandiri. d. Berpakaian/ berhias: klien mampu berpakaian dan berhias secara mandiri dan klien mengatakan saya ganti pakaian sehari semalam 1x. e. Istirahat dan tidur: Sdr. A menghabiskan hampir semua waktunya untuk tidur. f. Penggunaan obat: klien mampu minum obat dengan bantuan dengan ketentuan. g. Pemeliharaan kesehatan: klien mampu menjaga kesehatannya dengan baik yang ditunjukkan dengan klien meminta obat kepada perawat sesuai

ruangan apabila merasakan sakit selain sakit kejiwaan yang ia alami, missal diare. h. Aktivitas di dalam rumah: Semenjak sakit, klien hanya berdiam diri di rumah, tidak mau melakukan aktivitas. Waktu luang digunakan untuk melamun dan tidur. i. Aktivitas di luar rumah: sebelum sakit Sdr. A bekerja.

8. Mekanisme koping: Maladaptif, yaitu klien ketika mendengar bisikanbisikkan yang tidak nyata dia lebih suka untuk menyendiri dan mencari tempat yang sunyi. 9. Masalah psikososial dan lingkungan: sosialisasi dengan lingkungan sekitar berkurang. 10. Kurang Pengetahuan tentang: Koping dan kesehatan jiwa. 11. Aspek medis a. Diagnosa medik: (Skizofrenia Paranoid) b. Terapi medik: 1) Chlorpromazine (CPZ): 2 x 100mg 2) Haloperidol (HLP): 2 x2,5 mg. 3) Triheksipenidal (THP): 2x 2 mg. 12. Pemeriksaan penunjang: a. Laboratorium klinik: Kimia kliinik: WBC RBC HGB HCT MCV MCHC MCH PLT : 6,6 : 4,7 103 103 (4,8 10,8) (4,7 6,1) (14 (42 18) 52)

: 14,0 g/ dl : 40,40% : 86,1 Fl :35 g/dl :29,9 pg : 266 103

(79 - 99) (33 - 37) (27 - 31) (150 - 450)

PDW MPV P-LCR

: 8,7 fL : 7,8 fL : 9,8 %

(9 - 13) (7,2 11,1)

(15 - 25) (19 - 48) (8 - 16) (40 -74) (1 (0 3,7) 1,2)


3

LYM % : 22,2 % MXD % : 9,9 % Neut % LYM MXD Neut : 67,9 % : 1,5 : 0.4 : 4,4 103 10 103

(1,5 - 7) (11,5 14,5)

RDW-CV : 12,5 %

Lab klinik: Diabetes  Glukosa: 92 mg/ dl (76-110)

Faal ginjal    Ureum: 12 mg/ dl Creatinin: 0,86 mg/ dl Uric acid: 4,9 mg/ dl (10-50) (0,50,-1,40) (2,5-7,0)

Faal hati      Lemak   Cholesterol: 130 mg/ dl Trigliserida: 53 mg/ dl (130-200) (0-200) SGOT: 15,9 U/ L SGPT: 19,6 U/ L Total Protein: 6,5 g/ dl Albumin: 3,9 mg/ dl Globulin: 2,5 mg/ dl (0,0 33,0) (0,0-46,0) (6,4-8,3) (3,4-4,8) (3,0-3,5)

B. ANALISA DATA
No. 1. Masalah TTD Data Subyektif: Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan harti y Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lingkungan lain karena dianggap ngomong sendiri, ingin mengacak-acak lingkungannya. Data Obyektif: y Sdr. A tampak sedikit tegang, dan gelisah, banyak bergerak Data Subyektif: Gangguan persepsi sensori: Halusinasi dengar harti y Sdr. A mengatakan kalau setiap saat sering mendengar suara suara yang menyuruhnya untuk berbuat baik seperti sholat, terkadang menyuruh hal-hal buruk dan suara yang tidak sopan. Suara tersebut biasanya didengar 3x/ hari. Data Obyektif: Data

2.

y y

Klien bersikap seperti mendengar atau melihat sesuatu

3.

Sdr. A terkadang tampak senyum-senyum sendiri selama proses wawancara berlangsung. Dan mengatakan suara itu dari hati Data Subyektif: Menarik Diri y Keluarga mengatakan Sdr. A selama dirumah mempunyai teman dekat tetapi tidak menjadi tempat untuk berkeluh kesah selama ada masalah. Dan Keluarga mengatakan apabila Sdr. A ada masalah dia cenderung memendamnya dan jarang bercerita dengan teman lain. Sdr. A mengatakan apabila saya mempunyai masalah saya tidak mau membicarakannya dengan orang lain karena saya

harti

y y

merasa enggan dan tidak enak. Keluarga mengatakan setelah Sdr. A sakit Sdr. A menjadi suka menyendiri dikamar yang cenderung gelapan, jarang berbicara dengan orang lain kecuali kalau ada keperluan dan menghabiskan waktu luangnya untuk tiduran dikamar tersebut. Setelah Sdr. A sakit Sdr. A menjadi tertutup untuk berhubungan dengan orang lain. Sdr. A mengatakan apabila dia mendengar suarasuara tersebut dia lebih suka menyendiri untuk menghilangkan suara-suara tersebut.

Tn. A mengatakan tidak berdaya jika suarasuara itu muncul, klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain

Data Obyektif: y Sdr. A selama diruangan cenderung menyendiri, diam, jarang ngobrol dengan teman lain. y Sdr. A bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri. y Serasi yang ditunjukkan dengan klien berespon saat diajak humor ketika wawancara berlangsung.

C. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN 1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan 2. Gangguan persepsi sensori: Halusinasi dengar 3. Menarik diri D. PATWAYS Resiko perilaku mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Core Problem

Gangguan persepsi sensori: Halusinasi dengar

Menarik diri

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan persepsi sensori: Halusinasi dengar

F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN Diagnosa Keperawatan Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar Perencanaan Intervensi Tujuan Kriteria Evaluasi TUM: Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya TUK 1: 1. Setelah 3 kali interaksi 1. Bina hubungan saling percaya dengan Klien dapat Klien menunjukkan tandamenggunakan prinsip komunikasi terapeutik: membina tanda percaya kepada a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun hubungan saling perawat : non verbal percaya b. Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan y Ekspresi wajah perawat berkenalan bersahabat c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan y Menunjukkan rasa yang disukai klien senang d. Buat kontrak yang jelas y Ada kontak mata e. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap y Mau berjabat tangan kali interaksi y Mau menyebutkan nama f. Tunjukkan sikap empati dan menerima apa y Mau menjawab salam adanya y Mau duduk g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan berdampingan dengan kebutuhan dasar klien perawat h. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang y Bersedia dihadapi klien mengungkapkan masalah i. Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi yang dihadapi perasaan klien

TUK 2 : 2.1 Setelah 3x interaksi Klien 2.1 Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap Klien mampu dapat menyebutkan : 2.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan mengenal halusinasinya ( dengar ) jika menemukan klien y Isi halusinasinya yang sedang halusinasi : y Waktu y Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu : y Frekuensi halusinasi dengar y Situasi dan kondisi yang y Jika klien menjawab iya tanyakan apa yang menimbulkan halusinasi sedang dialaminya y Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut, namun perawat sendiri tidak mengalaminya (dengan nada persahabatan tanpa menuduh dan menghakimi) y Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama y Katakan bahwa perawat akan membantu klien jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien : y Isi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi,siang,sore,malam atau sering dan kadangkadang) y Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi 2.2 Setelah 3x interaksi klien 2.3 diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika menyatakan perasaan dan terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk responnya saat mengalami mengungkapkan perasaannya halusinasi : 2.4 diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut y Marah 2.5 diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya y Takut

y y y y

Sedih Senang Cemas jengkel

bila klien menikmati halusinasinya

TUK 3 : 3.1 Setelah 3x interaksi klien Klien dapat menyebutkan tindakan mengontrol yang biasanya dilakukan halusinasinya untuk mengendalikan halusinasinya. 3.2 Setelah 3x interaksi klien menyebutkan cara baru mengontrol halusinasi 3.3 Setelah 3x interaksi klien dapat memilih dan memperagakan cara mengatasi halusinasi dengar 3.4 Setelah 3x interaksi klien melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasinya 3.5 Setelah 3x pertemuan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok

3.1 Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur,marah,menyibukkan diri dll) 3.2 Diskusikan cara yang digunakan klien y Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian y Jika cara yang diogunakan maladaptif diskusikan kerugian cara tersebut 3.3 Diskusikan cara baru untuk memutus atau mengontrol timbulnya halusinasi : y Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata (saya tidak mau mendengar pada saat halusinasi terjadi) y Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk menceritakan halusinasinya y Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari-hari yang telah disusun y Meminta keluarga atau teman atau perawat menyapa jika sedang berhalusinasi 3.4 Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya 3.5 Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih 3.6 Pantau pelaksanaan yang telah dipilih atau dilatih, jika berhasil beri pujian

TUK 4 : 4.1 Setelah 3x pertemuan Klien dapat keluarga, keluarga dukungan dari menyatakan setuju untuk keluarga dalam mengikuti pertemuan mengontrol dengan perawat halusinasi 4.2 Setelah 3x interaksi keluarga menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi

TUK 5: 5.1 Setelah 3x interaksi Klien dapat menyebutkan : memanfaatkan y Manfaat minum obat obat dengan baik y Kerugian tidak minum obat y Nama, warna, dosis, efek terapi dan efek samping obat 5.2 Setelah 3x interaksi klien

3.7 Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orentasi realita, stimulasi persepsi 4.1 Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (waktu,tempat dan topik) 4.2 Diskusikan dengan keluarga (pada saat pertemuan keluarga/kunjungan rumah) y Pengertian halusinasi y Tanda dan gejala halusinasi y Proses terjadinya halusinasi y Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi y Obat-obatan halusinasi y Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah (beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama, memanta7u obat-obatan, dan cara pemberiaannya untuk mengaatasi halusinasi y Beri informasi waktu kontrol kerumah sakit dan bagaimana cara mencari bantuan jika halusinasi tidak dapat diatasi dirumah 5.1 Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat 5.2 Pantau klien saat penggunaan obat 5.3 Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar 5.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter

mendemonstrasikan 5.5 Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter penggunaan obat dengan atau perawat jika terjadi hal-hal yang tidak benar diinginkan 5.3 Setelah 3x interaksi klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter

G. CATATAN KEPERAWATAN Jam/ Tgl Diagnosa Keperawatan Implementasi 18/ 04/ 2011 07.30 WIB 10.00 WIB Gg. Persepsi sensori: Kolaborasi: Halusinasi dengar Obat: y CPZ: 2x100mg y HLP: 2x2,5mg y THP: 2x2 mg SP1P: 1. Membina hubungan saling percaya kepada klien: y Memperkenalkan nama perawat y Nama panggilan perawat y Asal institusi y Tujuan interaksi y Menunjukkan sikap empati kepada klien selama interaksi 2. Membuat kontrak waktu untuk interaksi 3. Membantu pasien mengenal halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, waktu terjadinya halusinasi, hal yang dilakukan klien ketika halusinasi terjadi. 4. Menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi 5. Mengajarkan klien untuk control halusinasi dengan cara

Evaluasi S: Klien mengatakan nama saya A nama panggilan terserah: F atau A atau R boleh. Asal saya dari batang. Klien mapu mengulangi nama panggilan perawat dan asal institusi perawat. Klien mangatakan setiap saat sering mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk berbuat yang baik,seperti sholat, terkadang menyuruh hal yang jahat, dan menyurh hal yang tidak sopan, suara itu biasnya muncul saat klien sendirian dan klien biasanya keluar mencari tempat yang sepi untuk menghilangkan suara-suara tersebut. Kadang suara itu muncul lama, terkadang hanya sebentar, Klien mengatakan mau melakukan cara untuk menolak halusinasi karena klien ingin segera untuk menghilangkannya O: Klien mau menyebutkan namanya, mau berjabat tangan, klien duduk bersampingan dengan perawat, tampak sedikit tegang, dan gelisah, banyak gerak selama interaksi, klien terkadang senyum-senyum sendiri ketika interaksi, afek tumpul (klien berespon ketika diajak bercanda perawat), kontak mata klien

Tanda tangan harti

10.00 WIB

menolak halusinasi/ menghardik. 6. Menciptakan lingkungan yang tenang untuk istirahat klien 7. Membuat kontrak waktu yang akan datang (SP2P), tujuan interaksi, tempat interaksi.

tidak dapat dipertahankan ketika interaksi. A: y Klien mampu menjalin hubungan saling percaya kepada perawat y Klien mampu mengenali halusinasinya dengan cara klien menyebutkan jenis halusinasi, ferkuensi terjadinya halusinasi, waktu terjadinya halusinasi dan cara yang dilakukan klien ketika halusinasi terjadi, klien tidak menolak ketika akan diajari cara untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. y Klien belum mampu mempertahankan kontak mata ketika interaksi. P: 1. Perawat: y Validasi BHSP pada klien y Ajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua : bercakap-cakap dengan orang lain 2. Klien: y Ingat nama panggilan perawat diinteraksi selanjutnya pada waktu yang telah disepakati y Ingat jenis halusinasi yang dialami klien S: harti Klien mengatakan jika ada suara-suara itu muncul langsung mencari teman untuk diajak

19/ 04/ 2011 07.30 WIB

Gg. Persepsi sensori: Kolaborasi: Halusinasi dengar Obat: y CPZ: 2x100mg

10.30 WIB

11.00 WIB

y HLP: 2x2,5mg y THP: 2x2 mg SP2P: 1.Membina hubungan saling percaya kepada klien: y Mengingatkan kembali nama perawat y Nama panggilan perawat y Asal institusi y Tujuan interaksi y Menunjukkan sikap empati kepada klien selama interaksi 2. Mengingatkan kontrak waktu untuk interaksi yang sudah dijanjikan pada SP1P dan tujuan interaksi 3. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua : bercakap-cakap dengan orang lain 4. Menciptakan lingkungan yang tenang untuk istirahat klien 5. Membuat kontrak waktu yang akan datang (SP3P), tujuan interaksi, tempat interaksi

mengobrol, dan mengatakan pikirannya bingung dan ingin pulang tidak kerasan di RS ini karena seperti dikekang tidak bisa bebas seperti dirumah. Klien mengatakan masalah yang sekarang saya rasakan adalah saya sering mendengar suara-suara dari hati yang gak tentu datangnya. Klien mengatakan mau melakukan cara untuk mengusir suara-suara yang muncul. O: y Klien mau berjabat tangan dengan perawat, klien mau duduk sampingan dengan perawat, klien tampak bingung, gelisah dan tampak tidak fokus selama interaksi. y Klien tidak menolak cara untuk bercakapcakap dengan oraang lain. A: y Klien mampu menjalin hubungan saling percaya kepada perawat y Klien mampu mempraktekkan cara untuk mengontrol halusinasi yang diajarkan perawat. P: 1. Perawat: y Validasi BHSP pada klien y Ajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara melaksanakan aktivitas terjadwal 2. Klien: y Ingat nama panggilan perawat diinteraksi

y 20/ 04/ 2011 O7.30 WIB 00.08 WIB Gg. Persepsi sensori: Kolaborasi: Halusinasi dengar Obat: y CPZ: 2x100mg y HLP: 2x2,5mg y THP: 2x2 mg SP3P: 1. Memvalidasi hubungan saling percaya kepada klien: y Menanyakan kembali nama perawat y Nama panggilan perawat y Asal institusi y Tujuan interaksi y Menunjukkan sikap empati kepada klien selama interaksi 2. Menanyakan dan mengingatkan kontrak waktu, tempat dan tujuan untuk interaksi 3. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga : melaksanakan aktivitas terjadwal 4. Menciptakan lingkungan yang tenang untuk istirahat klien

selanjutnya pada waktu yang telah disepakati Ingat cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain

10.00 WIB

S: harti Klien mengatakan kegiatan setiap pagi adalah sholat terus olahraga, mandi, kemudian makan bersama, kemudian keluar ruangan sampai dengan jam 11.30, makan siang, kemudian masuk ruangan untuk tidur, sore keluar sebentar kemudian makan dan masuk ruangan lagi. Klien mengatakan ingin cepet pulang, klien mengatakan perasaanya senang. Klien mengatakan tadi masih mendengar bisikanbisikan suara yang sering mangganggunya. O: Klien mau berjabat tangan dengan perawat, klien mau duduk bersampingan dengan perawat, kontak mata klien tidak dapat dipertahankan, klien tidak menolak ketika diajak berdiskusi masalah halusiansinya dan klien sudah tidak tampak gelisah. A: y Klien mampu menjalin hubungan saling percaya y Klien mampu menyebutkan jadwal kegiatan sehari-harinya P: 1. Perawat:

5. Membuat kontrak waktu yang y akan datang (SP3P), tujuan y interaksi, tempat interaksi 2. y

21/04/2011 Jam 07.30

Gg. Persepsi sensori: Kolaborasi: Halusinasi dengar Obat: y CPZ: 2x100mg y HLP: 2x2,5mg y THP: 2x2 mg SP4P: 1. Memvalidasi hubungan saling percaya kepada klien: y Menanyakan kembali nama perawat y Nama panggilan perawat y Asal institusi y Tujuan interaksi y Menunjukkan sikap empati kepada klien selama interaksi 2. Menanyakan dan mengingatkan kontrak waktu, tempat dan tujuan untuk interaksi 3. Melatih pasien menggunakan

y S: harti Klien mengatakan baru melaksanakan sebagian jadwal kegiatannya karena jadwal tersebut baru dibuat, sehingga belum bisa dilakukan semua. Klien mengatakan sehari dia minum obat sehari 2 kali, yaitu pagi dan malam. Klien mengatakan senang karena diajari tentang tata cara minum obat dengan benar, yaitu benar obat, benar dosis, benar waktu, benar orang, benar cara minumnya. Klien mengatakan sebisa mungkin tidak akan putus obat sebelum diijinkan dari dokter. O: Klien tampak menyebutkan obat-obatnya dengan benar: CPZ, HLP dan THP A: y Klien mampu menyebutkan jenis obat dengan benar y Klien belum mampu menyebutkan 5 benar dalam meminum obat P:

Validasi BHSP pada klien Ajarkan pasien menggunakan obat secara teratur Klien: Ingat nama panggilan perawat diinteraksi selanjutnya pada waktu yang telah disepakati Ingat jenis aktivitas terjadwalnya.

obat secara teratur 1. Perawat 4. Menciptakan lingkungan yang Validasi pelaksanaan minum obat klien tenang untuk istirahat klien 2. Klien Minum obat secara teratur dengan berpacu pada 5 Benar

S-ar putea să vă placă și