Sunteți pe pagina 1din 5

No. 1.

Diagnosa Konstipasi berhubungan dengan obstruksi usus karena aganglion pada usus DS : Klien sulit BAB DO : Distensi abdomen Pada foto abdomen tampak bayangan kolon yang membesar pada colon decenden

Tujuan Intervensi Tupan : Klien dapat melakukan eliminasi secara normal. Tupen : Adanya peningkatan pola eliminasi secara normal. Mandiri :

Asuhan Keperawatan Rasional Adanya tanda dan bunyi menunjukan terjadinya komplikasi abnormal

Onservasi tanda vital dan


adanya galop presistolis Berikan bantuan wash out dengan cairan NACL 0,9 % Tinjau ulang pola, jumlah, tipe masukan cairan. Observasi pengeluaran feses per-rektal (bentuk, jumlah, konsistensi). Kolaborasi : Kolaborasikan tentang rencana pembedahan (kolostomi loop atau double barrel). Mandiri : Monitor ulang terhadap status hidrasi dengan cara mengukur asupan dan keluaran cairan tubuh. Tinjau ulang membrane mukosa, turgor kulit, produksi urine.
Observasi adanya peningkatan mual dan muntah

auskultasi bising usus setiap 2 jam sekali u/ mendengar

Mengosongkan usus dan mengurangi distensi abdomen dalam persiapan pembedahan. Cairan adalah faktor terpenting dalam menentukan konsistensi usus. Tonus dan ukuran usus yang dilatasi dan hipertofi dapat kembali menjadi normal dalam waktu 3-4 bulan.

2.

Kurangnya volume cairan berhubngan dengan diare. DO : pemeriksaan darah didapatkan : K : 3 mEq/L Na : 130 mEq/L HCO3 : 15 Meq/L

Tupan : Ketidakseimbangan volume cairan tidak terjadi Tupen : Mampu menunjukkan volume cairan yang adekuat (125-150 ml/kg/hari)

Memberikan informasi tentang status cairan atau volume sirkulasi dan kebutuhan penggantian.

Penurunan haluaran urine menunjukkan adanya dehidrasi atau peningkatan kebutuhan cairan.

3.

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan muntah-muntah DO : 5,1 Kg (sebelumnya 5,5

Tupan : Menunjukkan kemajuan untuk mencapai BB yang normal sesuai dengan umurnya ; (normal

Kolaborasi : Kolaborasikan dalam pemberian cairan sesuai indikasi. Mandiri : Lakukan pemasukan nutris per oral secara bertahap ; jika masih memungkinkan

Mempertahankan volume sirkulasi dan keseimbangan cairan.


Mempertahankan volume sirkulasi dan keseimbangan cairan dan elektrolit

Memberikan istirahat kolon dengan menghilangkan atau menurunkan rangsangan nutrisi yang dapat meningkatkan motilitas usus. Mengidentifikasikan kekurangan/kebuthuan

kg) Muntah-muntah

mengalami kenaikan berat badan kira-kira 0,45-0,56 kg/hari) Tupen : Menunjukkan hilangnya frekuensi muntah

Tinjau ulang perubahan status nutrisi antara lain seperti asupan, turgor kulit Lakukan penimbangan berat badan secara teratur ; setiap seminngu sekali Kolaborasi : Lakukan pemberian nutrisi TKTPTS melalui jalur alternative, seperti NGT atau parenteral apabila secara oral sudah tidak memungkinkan

untuk membantu memilih intervensi yang tepat. Memberikan catatan lanjut penurunan atau peningkatan berat badan yang akurat Pada kelemahan / tidak toleran pada masukan per oral, hiperalimentasi digunakan untuk menambah kebutuhan komponen pada penyembuhan dan mencegah status katabolisme

4.

Resiko Gangguan pola nafas berhubungan dengan distensi abdomen

Tupan : Mempertahankan pola pernafasan efektif Tupen : Mencapai frekuensi pernafasan dalam batas normal (30-60 x / menit)

Mandiri : Tinggikan kepala tempat tidur, pertahankan posisi fowler rendah. Dukung abdomen saat batuk, ambulasi Observasi frekuensi, kedalaman, dan upaya pernafasan.Catata bila terdapat penapasan cuping hidung. Auskultasi bunyi nafas

Memudahkan ekspansi paru. Memberikan sokongan pada insisi / menurunkan tegangan otot untuk meningkatkan kerjasama dalam program pengobatan. Pernafasan dangkal cepat / dispnea mungkin ada sehubungan dengan hipoksia dan atau akumulasi cairan dalam abdomen. Menunjukkan terjadinya komplikasi (contoh adanya bunyi tambahan menunjukkan akumulasi cairan / sekresi ; tidak ada / menurunkan bunyi atelektasis)meningkatkan resiko infeksi.

5.

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang obat pencahar. DS : setiap BAB selalu dirangsang dengan pencahar

Tupan : Melakukan perubahan pola hidup tertentu pada klien Tupen : Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan

Mandiri : Tentukan persepsi orang terdekat klien tentang proses penyakit Beri kesempatan pada keluarga untuk menanyakan hal yg ingin diketahui b.d penyakit. Berikan informasi b.d

Membuat pengetahuan dasar dan memberikan kebutuhan belajar individu. Meningkatkan pemahaman dan dapat kerjasama dalam program pengobatan dan perawatan.

proses penyakit, diet, perawatan, dan prosedur yg aja dilaksanakan. Kaji ulang obat, tujuan, frekuensi, dosis, dan kemunkinan efek samping

Pasca pembedahan No. 1. Diagnosa Nyeri berhubungan dengan efek dari insisi. Tujuan Intervensi Tupan : Klien menunjukkan rasa nyeri berkurang atau hilang Tupen : Klien akan menunjukkan perasaan nyaman Mandiri : Observasi keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0-10) dan factor pemberat atau penghilang Asuhan Keperawatan Rasional

Nyeri insisi bermakna pada pascaoperasi

Kaji insisi bedah, perhatikan


edema, atau inflamasi.

Berikan tindakan nyaman

misalnya pijatan punggung (back rub), sentuan, perubahan posisi, lingkungan tenang Pertahankan posisi nyaman bagi pasien Kolaborasi : Berikan obat sesuai indikasi, misalnya : analgesic, analgesi dikontrol pasien (ADP) Mandiri : Observasi terhadap tanda/gejala peritonitis

awal, diperberat oleh gerakan , batuk, distensi abdomen, mual. Membiarkan pasien rentang ketidaknyamanan sendiri membantu mengidentifikasikan intervensi yang tepat dan mengevaluasi keefektifan analgesic. Perdarahan pada jaringan, bengkak, inflamasi local atau terjadinya infeksi dapat menyebabkan peningkatan nyeri insisi. Menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi, dan meningkatkan rasa control Ambulasi mengembalikan organ ke posisi normal dan meningkatkan kembali fungsi ke tingkat normal

Menurunkan nyeri, meningkatkan


kenyamanan.

2.

Risiko infeksi berhubungan dengan adanya mikroorganisme yang masuk melalui insisi daerah pembedahan atau

Tupan : Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah risiko infeksi.

Meskipun persiapan usus dilakukan

sebelum pembedahan elektif, peritonitis dapat terjadi bila usus terganggu misalnya : rupture

kurang pengetahuan pasien dalam penatalaksanaan terapeutik pasca pembedahan

Tupen : Meningkatkan penyembuhan pada waktunya. (tidak ada tanda infeksi local atau sistemik)

Kultur terhadap kecurigaan drainase/sekresi. Kultur baik dari bagian tengah dan tepi luar luka dan dapatkan kultur anaerobic sesuai indikasi Kolaborasi : Berikan obat-obatan sesuai indikasi ; antibiotic, misalnya : cefazoline (ANCEL) Mandiri : Lihat stoma/ area kulit peristomal pada tiap penggantian kantong. Bersihkan dengan air dan keringkan. Catat iritasi, kemerahan.

praoperasi, kebocoran anastomosis. Organisme multiple mungkin ada pada luka terbuka dan bedah usus, sehingga dapat mengidentifikasi semua organisme yang terlibat; memungkinkan untuk terapi antibiotic lebih khusus. Diberikan secara profilaktik atau menurunkan jumlah organisme (pada infeksi yang telah ada sebelumnya); untuk menurunkan penyebaran dan pertumbuhannya pada rongga abdomen.

3.

Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan kolostomi dan perbaikan bedah

Tupan : Mempertahankan integritas kulit. Tupen : Meningkatkan penyembuhan luka tepat pada waktu tanpa komplikasi Perawatan kolostomi Drainable : terbuka bawahnya,dibersihkan dari bawah,lebih aman Isi usus kolostomi.sempat kena kulit ,mikroorganisme menyebabkan iritasi boo.iritan dapat kena .. Peristoma kulit sekitar stoma,pembersihan darah kolstomi adekuat.

Ukur stoma secara periodic,

misalnya tiap perubahan kantong selama 6 minggu pertama, kemudian sebulan sekali selama 6 bulan. Yakinkan bahwa lubang pada bagian belakang kantong berperekat sedikitnya lebih besar 1/8 ukuran stoma dengan perekat adekuat menempel pada kantong. Berikan pelindung kulit yang efektif, misalnya wafer stomahesive, karaya gum, davol atau produk semacamnya. Kosongkan, irigasi, dan bersihkan kantong ostomi dengan rutin, gunakan alat yang tepat.

Memantau proses penyembuhan / keefektifan alat dan mengidentifikasi masalah pada area, kebutuhan untuk evaluasi/ intervensi lanjut. Mempertahankan kebersihan/ mengeringkan area untuk membantu pencegahan kerusakan kulit. Sesuai dengan penyebuhan edema pasca operasi (selama 6 minggu pertama ) ukuran kantong dipakai harus tepat sehingga feses terkumpul sesuai aliran dari ostomi dan kontak dengan kulit dicegah. Mencegah trauma pada jaringan stoma dan melindungi kulit periostomal. Perekatan area yang adekuat penting untuk mempertahnakan cincin kantong. Perekatan terlalu kencang menyebabkan iritasi kulit pada pengangkatan kantong. Melindungi kulit dari perekat kantong, meningkatkan perekatan kantong, dan memudahklan penangkatan kantong bila perlu. Penggantian kantong yang sering mengiritasi kulit dan harus dihindari. Pengosongan dan pencucian kantong dengan cairan yang tepat tidak hanya menghilangkan

Sokong kulit sekitar bila menangkat kantong dengan perlahan. Lakukan pengangkatan kantong sesuai indikasi, kemudian cuci dengan baik. Selidiki keluhan rasa terbakar/ gatal/ melepuh disekitar stoma. Evaluasi produk perekat dan kecocokan kantong secara terus menerus. Kolaborasi : Konsul dengan ahli terapi/ enterostomal Berikan sprei aerosol kortikosteroid dan bedak nistatin sesuai indikasi.

bakteri dan menyebabkan bau feses dan flatus, tapi juga membuat kantong menjadi bau. Mencegah iritasi jaringan/ kerusakan sehubungan penarikan kantong.

Indikasi kebocoran feses dengan iritasi periostomal, atau kemungkinan infeksi candida yang memerlukan intervensi. Memberikan kesempatan untuk pemecahan masalah. Menentukan kebutuhan intervensi lebih lanjut. Membantu pemilihan produk yang tepat untuk kebuthan penyembuhan pasien, termasuk tipe ostomi, status fisik/mental Membantu penyembuhan bila terjadi iritasi priostomal. Produk ini mempunayi efek samping yang besar dan harus digunakan dengan jumlah sedikit saja,.

S-ar putea să vă placă și