Sunteți pe pagina 1din 38

AMEBIASIS

Prof. Dr. WH. Sibuea, Sp.PD


Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UKI

Pendahuluan
Amebiasis adalah penyakit infeksi usus besar disebabkan Entamoeba histolytica dg atau tanpa gejala penyakit (WHO 1963, histo = jaringan, lysis = hancur) Penyakit ini juga disebut : disentri ameba, enteritis ameba, kolitis ameba ) Infeksi tanpa gejala carrier (pembawa hama) atau cyst passer. Dapat terjadi penyulit di luar usus lewat aliran darah atau aliran getang bening .Sering terjadi abses hati. Abses metastatik : paru-paru, otak, ginjal dan lain-lain.

Sejarah
E. Histolytica 1875 Losch di St Petersburg, Russia. Stadium kista Quincke dan Roos 1893. Schaudinn 1903 spesies Entamuba Histolytica membedakan dg Entamuba Coli nonpatogen dlm kolon. Tahun 1925 Emile Brumpt hipotesis terdapat 2 species E. histolytica yg menyebabkan penyakit E. histolytica.Jg tidak menimbulkan penyakit E. Dispar ditolak o/ sarjana lain.WHO pada thn 1993 mengakui teori Brumpt , terdapat 2 jenis organisme E. histolytica dibedakan dengan pemeriksaan biokimia, imunologi dan genetik.

Etiologi, Morfologi dan Daur hidup


Amebiasis disebabkan oleh E. histolytica. Terdapat 2 macam bentuk ameba : bentuk trofozoit dan kista. 1. Bentuk trofozoit - Trofozoit dijumpai dlm lumen dinding usus dan intestinal dpt menyebabkan gejala disentri. - Trofozoit patogen atau histolitik. - Morfologi : diameter 20 40 mikron mengandung beberapa eritrosit didalamnya (eritrosit 7 mikron). - Bentuk ini Patogen dpt menyebabkan penyakit pada kolon, hati, paru, otak, vagina dan kulit.

2. Bentuk Kista - Kista muda dan kista dewasa - Kista terbentuk dari trofozoit dlm lumen usus distal - Dikeluarkan melalui tinja, hidup diluar tubuh manusia dan tahan asam lambung. - Mati dgn 1% fenol, 5% as.asetat, air minum berisi kaporit dan air panas > 500C - Infeksi terjadi bl makan/minum air terkontaminasi feses berisi kista. Dlm usus halus dinding kista akan hancur keluar bentuk minuta yg masuk ke dlm kolon. - Bentuk minuta berubah menjadi E. Histolytica

Data Biokimia, imunologi dan genetik menunjukan bahwa terdapat 2 spesies dg bentuk morfologi yg sama : E. histolytica dan E. dispar yg dulu disebut E. histolytica patogen dan non patogen. Untuk seterusnya hanya yg patogen disebut E. histolytica.

Epidemiologi
- Manusia pejamu dan reservoir E. Histolitika. - Penularan dengan cara fekal-tangan- oral. - Penyakit ini berhubungan dgn kebersihan individu, sanitasi, lingkungan hidup dan keadaan sosio-ekonomi penduduk. - Di Indonesia prevelensi E. histolytica diberbagai daerah berkisar 10-18%. - Penularan berasal dari pengidap kista melalui bb cara misalnya : pencemaran air minum, pupuk kotoran manusia, vektor lalat , kecoa , kontak langsung, kontak seksual oral-anal pada homoseksual, juru masak (food handlers) dg higiene yg buruk.

Imunitas
Pasien yg sudah sembuh dr desentri ameba akan kebal terhadap infeksi berulang .
Imunitas protektif diperoleh dr antibodi thd ameba yg terbentuk dlm serum disertai timbulnya suatu imun respon seluler bersifat amebesida tdr dr makrofag yg diaktifkan oleh limfokin dan sel limfosit sitotoksik CD 8

Lanjutan .

Anti ameba IgA dibuat oleh mukosa usus setelah infeksi E. histolytica mempunyai kemampuan proteksif terhadap infeksi usus berulang. Antibodi diukur dgn Immuno-diffusion test (IDT). Pada abses hati 100 % penderita mengandung antibodi ameba, sehingga dapat dipakai untuk menegakkan diagnosis pasti..

Patogenesis
Kista masuk melalui mulut pembelahan. Dlm usus halus dinding kista larut keluar trofozoid ke kolon. Trofozoid patogen menempel pd mukus glikoprotein kolon via galactose dan lektin spesifik N-acetyl D-galactosamin (Gal/Gal NAc lectin ) trofozoit mengeluarkan enzim proteolitik merusak mukus dan pelindung epitel trofozoit merusak epitel dan sel netrofil,monosit,limfosit submukosa membuat kerusakan lebih luas bentuk ulkus seperti botol (ulkus ameba) : lobang kecil, dasar lebar, tepi tidak teratur agak meninggi dan menggaung.

Kematian apoptotik dari sel oleh E.histolytika sel myeloid di inkubasi in fitro deg E.histolytika selama 30 menit 370. Tampak kromatin menggumpal kondensasi dan konvolusi sitoplasma membran menggelembung dan selubung inti bengkak

Lanjutan .

Bentuk trofozoid ditemukan di dinding dan dasar ulkus. Dg peristaltis usus bentuk E. histolitika dikeluarkan bersama isi usus ke dlm lumen menyerang mukosa usus sehat dan membentuk ulkus baru atau dikeluarkan bersama tinja yang bercampur lendir dan darah dan disebut tinja disentri

Amebiasis kolon, tampak ulkus bentuk botol yang sudah sampai ke submukosa

A. Ulkus pada kolon diameter 1 mm. B. Potongan dari ulkus memperlihatkan bentuk tabung labu (ulkus menggaung)

Tempat yg sering kena infeksi ialah : sekum, kolon asendens, rektum, sigmoid, apendiks dan ileum terminale. Bila ulkus sampai pada lapisan muskularis propria ameboma massa granulasi : limfosit, plasmosit, eosinofil dan jaringan fibrotik dalam sekum 40%, rektosigmoid 20%, kolon asendens, transversum dan desendens.

Gejala klinik
Dalam klinik dikenal amebiasis intestinal dan amebiasis ekstra- intestinal. Amebiasis intestinal Dibagi atas amebiasis kolon akut dan amebiasis kolon kronik.

1. Amebiasis kolon akut :


- Lamanya penyakit < 1 bulan dg gejala sindroma disentri : berak encer (diare), tinja berlendir dan berdarah serta tenesmus anus (sakit pada dubur sewaktu berak). - Terasa nyeri dan mules : daerah sekum, kolon asendens, kolon desendens,sigmoid. - Pada tinja ditemukan bentuk trofozoid - Bentuk ringan: diare 4-5 kali/hari, tinja berbau busuk

- Bentuk berat : lemah, suhu badan 400C, berak darah lebih 15 kali/hari dan dinding usus mudah perforasi.

2. Amebiasis kolon kronik :

- Lamanya > 1 bulan


- Gejala tidak jelas, rasa tidak enak di perut, diare yang diselingi obstipasi (sembelit).

Amebiasis ekstra-intestinal
- Amebiasis tidak diobati dgn baik menjalar keluar usus via p.darah dan limfe amebiasis esktra intestinal. - Penjalaran secara langsung (perkontinuitatum ) dan penjalaran homatogen.

Hepatitis amebiasis
Terjadi karena : penjalaran hematogen ameba bentuk trofozoid dr kolon ke dlm hati terbentuk mikro abses dgn gejala : nyeri perut kanan atas, demam, hepatomegali, nyeri ketok dan lekositosis.

Mikro abses menyatu abses besar abses hati.

Letak dilobus kanan karena trofozoid berasal dr sekum akan dibawa v. mesinterika superior ke v. porta

Lanjutan

Gejala abses hati : nyeri terus menerus diperut kanan atas, bertambah kalau bergerak, nyeri tekan yang patognomonis pada daerah sela iga VIII dan IX , hati membesar, nyeri tekan ,batas paru hati meningkat mencapai sela iga III atau IV, peranjakan diafragma pada waktu ekspirasi menghilang dan disertai lekositosis.

Diagnosis

Ditegakan dengan pemeriksaan Ultrasonografi ( USG ) yang memperlihatkan rongga hipoekoik berdinding tebal.

Terapi
Aspirasi dari abses dengan panduan USG.
Cairan abses berwarna coklat berbau seperti hati, terdiri dari jaringan sel hati yg rusak bercampur darah.

Penjalaran perkontinuitatum
Abses hati pecah ke dalam rongga perut peritonitis. Ke dlm rongga pleura pleuritis, pneumoni, abses paru dgn dahak berwarna coklat. Pecah ke dinding perut amebiasis kulit dinding perut.
Amebiasis rektum dapat menjalar ke daerah perineum perianal dan vagina.

Diagnosis
1. Pemeriksaan laboratorium : Pemeriksaan tinja : cari bentuk trofozoid. Diperiksa berulang 3 kali seminggu

Entamoeba histolystika berbentuk tropozoid di dalam ulkus berisi eritrosit yang ditelan dan dikelilingi eosinofil

2. Pemeriksaan serologi Bantu diagnosis abses hati amebik. Uji serologi positif apabila trofozoid menembus jaringan. Negatif pada pengidap kista asimtomatik

Uji deteksi antigen Entamoeba histolytika dlm faeces memakai antibodi monoklonal spesifik utk Gal/Gal Nac lectin dr E.histolytca.E.histolytica (O) Entamoeba dispar ()

Lanjutan

3. Pemeriksaan endoskopi : - Untuk penderita dengan gejala disentri dengan pemeriksaan tinja negatif. - Tampak ulkus dgn tepi yang menonjol tertutup nanah, mukosa diantara ulkus terlihat normal. - Biopsi dapat ditemukan trofozoid.

Diagnosa Banding
Irritable colon, hemoroid interna, kolitis ulserosa, penyakit Crhn , disentri basiler.

Terapi
Untuk amebiasis intestinal diberi terapi

- Metronidazol 3 x 500 mg dikombinasikan dengan Tetrasiklin 4 x 500 mg masing-masing utk 5 hari.


Untuk amebiasis ekstra-intestinal diberi terapi Metronidazol 3 x 500 mg untuk 2 minggu. Dikombinasi dengan Nivaquine 2 x 500 mg selama 2 hari disusul 1 x 500 mg selama 14 hari. Kalau perlu dapat diulang selama 1 minggu setelah istirahat 2 minggu.

Pencegahan
Edukasi tentang penularan amebiasis dan cara menghindari infeksi. Makanan, minuman dan keadaan lingkungan harus bersih Air harus dimasak dulu baru diminum jamban perlu diadakan, pengidap kista karier perlu diisolasi, diobati dan sebelum tinjanya bebas kista dilarang bekerja sebagai juru masak atau pekerja di pabrik makanan. Setiap orang harus mencuci tangan sebelum makan

SEKIAN

S-ar putea să vă placă și