Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
B (K) Onk
Identitas Pasien
Nama : Ny. S Umur : 36 tahun Alamat : Jl. Curug RT 02/001, Cimanggis Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Suku bangsa : Jawa Berat badan : 43 kg Pekerjaan : Karyawan swasta Tanggal masuk RS Sentra Medika : 25 April 2011
Anamnesa
Keluhan utama :
Anamnesa
Pasien datang dengan keluhan adanya benjolan keras pada payudara kirinya sebesar kelereng sejak 1 tahun yang lalu, benjolan dirasakan semakin membesar, nyeri hilang timbul, terutama setelah melakukan aktifitas tetapi tidak nyeri saat ditekan. Sejak 2 bulan yang lalu pada benjolan muncul luka dan keluar cairan berwarna kuning bening di payudaranya, demam tidak ada. Pasien juga mengeluh batuk-batuk, sesak, dan berat badannya terus menurun dlm 2 minggu terakhir. Mual muntah tidak ada, nyeri pada tulang tidak ada. Pasien saat ini sedang tidak menyusui. Siklus haid pasien teratur,1 kali setiap bulan, dengan haid pertama saat usia 12 tahun.
Pasien memiliki 1 orang anak. Pasien hamil dan melahirkan anaknya saat usia 33 tahun. Pasien menggunakan suntik KB sejak melahirkan anak pertama, namun sudah 1 tahun terakhir pasien berhenti menggunakan KB. Pasien sering makan makanan yang mengandung lemak seperti bakso, mie ayam, jeroan dan sebagainya. Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini Ibu pasien pernah menderita kanker payudara namun kini sudah sembuh. Tidak ada riwayat operasi ginekologi
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Keadaan umum Kesadaran Tanda vital - tekanan darah - nadi - suhu - pernafasan :tampak sakit sedang :compos mentis
:120/80 mmHg :84 x/menit :36,2C :31x/menit
Pemeriksaan Fisik
Kepala Mata THT Leher : t.a.k : pupil bulat, isokor, 3 mm, refleks cahaya +/+, conjunctiva anemis +/+, sklera ikterik -/: t.a.k : bentuk normal, tiroid tidak teraba, pembesaran KGB multiple di Regio supraclavicula sinistra dan Regio axillaris sinistra berukuran 0,5 x 0,5 cm konsistensi kenyal, mobile, nyeri tekan (-) : t.a.k : t.a.k
Mulut Kulit
Pemeriksaan Fisik
THORAX Jantung Inspeksi Palpasi : Tidak tampak pulsasi iktus cordis : Teraba pulsasi iktus cordis pada ICS V MCL sinistra Perkusi : Redup Batas Atas : ICS II parasternal line sinistra Batas Kanan : ICS V midsternal line dekstra Batas Kiri : ICS V MCL sinistra Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
Paru - Paru
Inspeksi
Palpasi Perkusi Auskultasi
:Tampak simetris dalam diam dan pergerakan nafas :Stem fremitus kanan dan kiri sama kuat :Redup di kedua lapang paru :Suara nafas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Inspeksi
Palpasi Perkusi Auskultasi
:Tampak datar, tidak tampak gambaran usus dan vena :Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba. :Timpani :Bising usus (+), normal
Status Lokalis
Pemeriksaan Fisik
Regio mammae sinistra, kuadran superiolateral Inspeksi : payudara dekstra dan sinistra tidak tampak simetris, ulkus (+) uk. 3x0,5x0,5 cm berisi sekret cair berwarna kuning bening dan krusta di sekitarnya, peau dorange (+), dimpling (+), retraksi puting (+), discharge (+) , hiperemis (-), tandatanda radang (-).
Pemeriksaan Fisik
Palpasi : teraba benjolan sebesar 5x4 cm pada kuadran superolateral mammae sinistra, konsistensi keras (+), bernodul-nodul (+), batas tidak tegas (+), terfiksir (+), nyeri tekan (-).
Pemeriksaan Fisik
Regio supraclavicula sinistra Regio axillaris sinistra teraba pembesaran kelenjar getah bening multiple berukuran 0,5 x 0,5 cm, konsistensi kenyal, mobile, nyeri tekan (-)
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi (tanggal 25/04/2011) Hb : 11 g/dl Trombosit : 286.000/l Leukosit : 10.050/l Ht : 35 vol % N Masa perdarahan : 3 menit Masa pembekuan : 12 menit Ureum : 26,7 mg/dL Creatinin : 0,83 mg/dL LED : 40 mm/1jam (N = <20) SGOT : 73,2 U/I (N = <34) SGPT : 47,1 U/I N
Pemeriksaan Penunjang
Foto thorax (25/04/2011) Cor normal Pulmo - Tampak infiltrat pada paracardial kanan dan kiri - Hilus normal - Penebalan pleura kanan dan kiri Sinus costoprenicus dan diafragma kanan kiri tumpul Tulang normal KESAN: PLEUROPNEUMONIA BILATERAL
Pemeriksaan Penunjang
Patologi Anatomi (27/04/11) Makroskopik : Diterima satu botol jaringan padat ukuran 1 x x cm 2 kup ( 2 blok) dari hasil insisional biopsi Mikroskopik : Sediaan terdiri atas sekeping jaringan masa tumor epitelial yang tumbuh infiltratif. Sel pleiomorfik dengan inti hiperkromatik dan kadang vesikuler. Mitosis ditemukan. Tampak reaksi desmoplastik serta emboli limfatik tumor.
Kesimpulan : Sesuai dengan karsinoma mammae duktal invasif varian skirus. Diferensiasi buruk. Derajat keganasan seluler menengah-tinggi. Tampak emboli limfatik.
Rencana Penatalaksanaan
Kemoterapi + Radioterapi Thoracosentesis
CARCINOMA MAMMAE
Pertumbuhan sel-sel baru : -Abnormal -Progresif -Kemampuan metastasis - dari sel parenkim, stroma, areola, atau papila dari payudara
Kanker payudara : Proses keganasan pada kelenjar payudara, infiltratif, destruktif dan dapat bermetastase. 20% keganasan di dunia USA : 1 dari 8 Di Indonesia kanker payudara menduduki peringkat pertama yang paling banyak menyerang wanita Indonesia. Deteksi dini penting, semakin cepat kanker ditemukan, hasil terapinya akan lebih baik dan penyebarannya dapat dicegah.
ANATOMI
Keterangan:
A= Ductus B= Lobulis C= Ampula D= Nipple E= Jaringan lemak F= M. pektoralis mayor G= Dinding dada ( tlg iga )
Pembesaran:
A= Sel duktus normal B= Membran basalis C= Lumen duktus
Struktur Payudara
Parenkim epitel 15-20 lobus yang mempunyai saluran (duktus laktiferus) yang bermuara ke puting susu Lemak, pembuluh darah, saraf, dan saluran getah bening Otot Fascia payudara dibungkus oleh fascia pectoralis superficial, di mana bagian anterior dan poterior dihubungkan oleh lig. Cooper
26
VASKULARISASI
Arteri
Cabang perforantes arteri mammaria interna I, II, III, dan IV glandula mammae bagian medial Rami pectoralis a. thoracoacromialis glandula mammae bagian profunda A. thoracalis lateralis memperdarahi bagian lateral glandula mammae.
A. thoracalis dorsalis tidak memperdarahi glandula mammae, tapi sering terpotong pada mastektomi radikal pendarahan berat = the bloody angle.
27
VASKULARISASI
Vena Cabang-cabang perforantes v. mammaria interna Cabang-cabang vena axilaris yang terdiri dari: - Vena torakalis lateralis - Vena torakoakromialis - Vena torakodorsalis Vena-vena kecil yang bermuara pada v. interkostalis. Cabang-cabang kecil yang bermuara pada v. vertebralis
A. thoracalis dorsalis tidak memperdarahi glandula mammae, tapi sering terpotong pada mastektomi radikal pendarahan berat = the bloody angle
32
33
Fisiologi Payudara
Perubahan fisiologik pada payudara:
Terkait usia:
Pubertas Masa fertilitas Klimakterium (masa sebelum menopause) Menopause
34
Fisiologi Payudara
Perubahan fisiologik pada payudara:
Terkait hamil dan menyusui
Hamil payudara membesar karena proliferasi epitel duktus lobal dan duktus alveolus Menyusui karena pengaruh hormon prolaktin, terjadi:
Produksi air susu oleh sel-sel alveolus Pengeluaran air susu melalui duktus ke puting susu
35
negara Barat yaitu antara 5070th hanya 1% dr kejadian Lokalisasi --> 50% pd kuadran lateral superior, kmd kuadran medial superior, kuadran
Kuadran inferior subareola
Epidemiologi
Penyakit keganasan terbanyak di Amerika dan Eropa Kanker terbanyak diderita wanita Keganasan nomor dua pada wanita di Indonesia (setelah kanker rahim) Sering ditemukan pada kondisi lanjut 15% terdiagnosa pada stadium I-II Terutama pada wanita usia 35-49 tahun (Indonesia) Kecenderungan usia semakin muda karena:
Perubahan gaya hidup Konsumsi makanan lemak tinggi
37
Epidemiologi
Insiden Asia (20 kasus /100.000 penduduk) < Eropa (100 kasus / 100.000 penduduk) Metastase Kelenjar Getah Bening (KGB): 3% pada tumor 0,5 cm 7% pada tumor yang terdeteksi dengan mammografi (tak teraba) 24% pada tumor yang teraba Kanker terbanyak pada wanita hamil dan menyusui (1 kasus/3.000 kehamilan) Tipe terbanyak karsinoma duktus invasif (65-80%) Etiologi belum diketahui pasti
38
Faktor Resiko
Yang tidak dapat dicegah/dihindari:
Usia > 40 th Riwayat kanker payudara dalam keluarga Riwayat kanker payudara Ras ( kulit putih > Afrika-Amerika) Periode menstruasi ( dengan menarche lebih awal [<12 th] atau menopause lebih lambat [> 55 th], memiliki risiko yang > tinggi)
Faktor Resiko
Yang dapat dicegah/dihindari: Kontrasepsi oral Terapi hormonal (postmenopause [kombinasi estrogen dan progesteron jangka panjang]) Tidak menyusui Konsumsi alkohol Kegemukan dan diet tinggi lemak Aktivitas fisik rendah
Faktor Resiko
yang tidak menikah atau yang menikah tetapi tidak pernah melahirkan anak. yang melahirkan anak pertama setelah berusia 35 tahun. Mengalami radiasi sebelumnya pada payudara.
DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
DIAGNOSIS PASTI
Anamnesis
Mengenai faktor resiko : Umur pasien Riwayat reproduksinya Umur menarche Iregularitas menstruasi Umur saat menopause Riwayat operasi, hasil biopsi & patologinya Riwayat oovorektomi Riwayat konsumsi hormon replacement therapy/kontrasepsi oral Riwayat kanker payudara & ovarium pd keluarga Mengenai keluhan pd payudara: Nipple discharge --> serous, air, milk like Darah --> neoplasma Jernih/serous --> lesi jinak Massa/benjolan payudara Sudah berapa lama Sudah diobati/belum Berubah mengikuti siklus mens/tidak
Gejala
Gejala awal tanpa keluhan, bila ada berupa:
Bentuk tidak teratur Batas tidak tegas Permukaan tidak rata Konsistensi padat keras
Infiltrasi Retraksi puting susu Peaud orange (seperti kulit jeruk) Satellite nodule (benjolan di kulit) Ulserasi
44
Gejala
Puting susu tertarik kedalam & kemerahan Dimpling, discharge, ulkus, peau dorange
Pemeriksaan Fisik
Waktu : hari ketujuh sampai hari kesepuluh dari hari pertama haid. Kondisi: pasien dengan badan bagian atas terbuka Posisi:
Duduk atau berdiri Berbaring
46
47
PF Posisi Berbaring
Posisi berbaring, dengan kondisi:
Payudara jatuh tersebar rata di atas dada Kulit payudara tidak terlipat Tepi jaringan payudara sama tebal/tipis Payudara besar bahu/punggung diganjal dengan bantal kecil Pemeriksa berdiri di samping penderita, di sebelah payudara yang diperiksa.
50
PF Posisi Berbaring
Metode pemeriksaan:
Palpasi dengan falang distal dan falang medial jari II, III, dan IV Teknik vertikall Mulai pada daerah dekat ketiak
Gerakkan jari-jari ke arah bawah sedikit-sedikit sampai ke daerah di bawah payudara Gerakkan jari-jari ke arah atas
Teknik melingkar :
Mulai dari tengah ke arah luar sampai seluruh payudara diperiksa Daerah sekitar papil ditekan lihat adakah cairan keluar
51
PF Posisi Berbaring
Menilai :
Massa tumor: ukuran (diameter terbesar), tumor berdasarkan kuadrannya, bentuk, konsistensi, batas tegas/tidak, terfiksasi atau tidak ke kulit atau dinding dada. Puting susu: ada atau tidaknya cairan (discharge) hemorrhagis, warna cairan.
Klasifikasi Histopatologi
Karsinoma yang tidak spesifik Ductal
Intraductal (insitu) Invasif intraductal Invasif yang tidak spesifik Komedo Inflamatory Medullary dengan infiltrat limfosit Mucinous (koloid) Papillary Scirrous Tubular Lain-lain
56
Klasifikasi Histopatologi
Lobular
In situ Invasif in situ Invasif
Nipple
Pagets disease, yang tidak spesifik Pagets disease, dengan karsinoma intraductal Pagets disease, dengan karsinoma invasif intraductal
Stadium
Stadium I : Ukuran tumor tidak lebih dari 2 cm dan tidak terdapat penyebaran ke organ lain maupun di kelenjar getah bening supraclavicula.
Stadium II : Ukuran tumor antara 2-5 cm dan tidak terdapat penyebaran di organ lain maupun di kelenjar getah bening supraclavicula.
Stadium III : Ukuran tumor lebih dari 5 cm dan tidak terdapat penyebaran di organ lain maupun getah bening supraclavicula. Stadium IV : Ukuran tumor seberapapun bilamana sudah ada penyebaran di organ tubuh lain atau di kelenjar getah bening supraclavicula abdomen
STAGING
Tujuan : Strategi terapi yg plg cocok Prognosis : Membandingkan hasil terapi Yang dipakai : Klasifikasi TNM dari International Union Against Cancer yang dipakai oleh American Joint Commission on Cancer Staging
Stage
0 I
TNM
Tis N0 M0 T1 N0 M0
IIA
T0 N1 M0
T1 N1 M0 T2 N0 M0
IIB
T2 N1 M0 T3 N0 M0
IIIA
T0 N2 M0 T1 N2 M0 T2 N2 M0 T3 N1 M0 T3 N2 M0
IIIB
T4 N0 M0 T4 N1 M0 T4 N2 M0
IIIC IV
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Mammografi Ultrasonografi MRI Fine Needle Aspiration Biopsy Termografi Scintigrafi Duktografi
MAMMOGRAFI
Indikasi :
Screening Usia >35 tahun Risiko tinggi kanker payudara Cancer phobia Diagnostik Benjolan/rasa tidak enak pd payudara Pembesaran KGB aksila Metastasis tanpa diketahui tumor primer Follow up post op kemungkinan kambuh payudara kontralateral
Benjolan pada payudara Rasa tidak enak pada payudara Resiko tinggi kanker payudara Pembesaran kelenjar aksiler yang meragukan Penyakit paget Kanker metastasis (tumor primer tidak diketahui)
71
72
74
75
Gambaran Ganas
Tanda Primer
Tanda Sekunder
Retraksi kulit - Penebalan kulit - Perubahan papila/areola - Bridge of tumor tissue Daerah tumor & jaringan Fibroglanduler tdk teratur - Infiltrasi jar lemak - Metastasis kel. Limfe aksiler
-
- Kepadatan rontgenologik tumor, Bayangan kontras meningkat, jelas dan terang - Batas tumor
Comet sign
- Perkapuran
A stellate mass in the breast. The combination of a density with spiculated borders and distortion of surrounding breast architecture suggests a malignancy
Clustered microcalcifications. Fine, pleomorphic, and linear calcifications that cluster together suggest the diagnosis of ductal carcinoma in situ (DCIS)
USG
Indikasi
Payudara
padat pd mammografi hamil, menyusui, remaja Infeksi payudara dg implant silikon Penuntun biopsi / aspirasi
79
Keganasan
80
Prinsip:
Menggunakan medium kontras Gambaran dari gelombang magnet dan radio Sering dilakukan bersama mammografi
Kekurangan:
Lama Mahal
81
Xerografi
Merupakan foto-electric imaging system Ketepatan diagnostik cukup tinggi (95,3%).
82
Diagnosis Pasti
Diagnosa pasti histopatologis Melalui:
Insisional biopsi Eksisional biopsi Biopsi aspirasi jarum halus (Fine needle aspiration biopsy) Needle core biopsy dengan jarum Silverman
Diagnosis Pasti
Insisional biopsi
Mengangkat sedikit jaringan tumor Untuk tumor-tumor ganas/inoperabel atau lebih besar dari 5 cm.
Eksisional biopsi
Mengangkat tumor dengan jaringan sehat di sekitarnya dengan jarak 0,5 cm Bila tumor < 5 cm dan diperkirakan operabel/stadium dini
KARSINOMA
SUSPEK KARSINOMA
SITOLOGI
TATALAKSANA
Operatif Radioterapi Kemoterapi Hormonal terapi Imunoterapi Evaluasi Respon Terapi Rehabilitasi dan Konstruksi
Penatalaksanaan
Berdasarkan berdasarkan stadium kanker payudara Batas stadium yang operabel stadium IIIA. Stadium IIIB dan IV tidak bisa dilakukan mastektomi, hanya terapi paliatif
92
Stadium II
Terapi utama: mastektomi radikal atau mastektomi radikal modifikasi Terapi ajuvan:
Radioterapi pasca bedah dengan dosis 4.000-6.000 rad Kemoterapi dengan Cyclosphospamide, Metrotexate, dan Fluorourasil (CMF) atau Cyclophospamide, Adriamycin, dan Fluorouracyl (CAF) selama 6 seri setiap 4 minggu.
93
Stadium IV
Tidak lagi dimastektomi. Pengobatan di sini tujuannya paliatif, bukan lagi kuratif (menyembuhkan). Terapi utama stadium IV adalah terapi sistemik.
94
Terapi Paliatif
Tujuan:
Mempertahankan kualitas hidup Menunda kematian Menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain yang menganggu Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya Membantu dukacita keluarga
Untuk :
Kanker payudara inoperabel Kanker operabel/kurabel yang residif
95
Terapi Operatif
Breast Conserving Therapy (BCT) Mastektomi Simple (Mc Whirter) Mastektomi radikal (Halsted & Meyer)
Wangesten + Lewis Dahl-Iverson + Tobiassen tahun 1950 Urban dan Ariel
Mastektomi radikal yang dimodifikasi (Modified Radical Mastectomy) Sentinel Limfe Node Biopsy (SLNB)
96
Terapi Operatif
Breast Conserving Therapy (BCT) Subcutaneus mastektomi Mastektomi Simple (Mc Whirter) Mastektomi radikal Mastektomi radikal yang dimodifikasi (Modified Radical Mastectomy) Sentinel Limfe Node Biopsy (SLNB)
97
Subcutaneus Mastectomy
Tanpa mengangkat puting dan areola mammae Tanpa diseksi KGB aksila Semua tumor dan jaringan payudara diangkat
101
103
Mastektomi Radikal
Pada tumor yang sudah diketahui bersifat ganas Mengangkat tumor dengan jarak 0,5 1 cm dari pinggir tumor (+areola mammae) Mengangkat seluruh jaringan payudara dengan batas:
Atas: clavicula Medial : midsternal Bawah: costae 6 Lateral: linea axillaris anterior Dasar: fascia pectoralis major
Pengangkatan KGB
Level 1 inferior M. pectoralis minor Level 2 bawah M. pectoralis minor Level 3 superior M. pectoralis minor
106
Mastektomi Radikal
Keuntungan mastektomi radikal:
Pengangkatan sel kanker dapat dilakukan secara total Diseksi KGB regional diperiksa PA dapat diketahui ada metastasis atau tidak Dosis radiasi pasca bedah pada stadium II dapat dikurangi Masa perawatan seluruhnya lebih cepat 10 years survival rate adalah 78%
107
Ada 2 tipe :
Patey M. pectoralis minor diangkat Madden M. pectoralis minor dipertahankan
108
Tindak lanjut :
Ada metastasis pada KGB yang didiseksi radiasi regional dan kemoterapi ajuvan Kanker payudara kuadran sentral dan medial radiasi KGB regional regional
109
Cara:
Sebelum operasi disuntikkan radioaktif blue dye (isosulfan) Nodus yang mengalami pewarnaan dilakukan pengangkatan Operasi mastektomi tetap dilakukan
Kemoterapi
Penting 20% dari karsinoma mammae 1 cm telah mengalami mikromestastasis Kemoterapi kombinasi yang sering digunakan:
Siklosfosfamid (Cytoxan), metotreksat, dan 5-fluorouracil
(CMF) 5-fluorouracil, doxorubicin (adriamycin), dan siklosfosfamid (FAC)
Kemoterapi baru:
Anthracyclines Taxanes Gemzitabine Gapecitabine Vinorelbine.
111
Kemoterapi
Diberikan sebagai :
Kemoterapi ajuvan pada pasien dengan metastasis KGB regional pada pemeriksaan histopatologi pasca mastektomi untuk menghambat mikrometastasis Kemoterapi paliatif pada pasien yang telah metastasis secara sistemik. Kemoterapi neoajuvan diberikan sebelum mastektomi
112
Kemoterapi Neoajuvan
Disebut juga: kemoterapi induksi / kemoterapi preoperatif / kemoterapi primer Cara pemberian :
Kemoterapi sistemik sebelum terapi loco-regional Pada kanker stadium dini atau lokal
Tujuan
Pengecilan masa tumor di payudara dan KGB aksila supaya operasi lebih sederhana Menilai respon terapi kemoterapi untuk menentukan prognosis
113
Kemoterapi Neoajuvan
Keuntungan pemberian kemoterapi sebelum pembedahan:
Eradikasi mikrometastasis sebelum ada manipulasi lokal. Vaskularisasi di sekitar tumor masih baik sehingga efek obat kemoterapi maksimal Penilaian respon kemoterapi in vivo efek bisa langsung dilihat pada tumor yang masih ada Ukuran tumor dan jumlah KGB metastasis sudah berkurang sebelum operasi operasi lebih sederhana
114
Radioterapi
Radioterapi kuratif
Tujuan: mempertahankan mammae Harus dikombinasikan dengan terapi lain terapi tunggal tidak efektif
Radioterapi paliatif
Pada tumor yang inoperabel, yaitu:
Tumor >5 cm Perlekatan dinding dada
Radioterapi standar radiasi seluruh payudara, kGB aksila dan supraklavikula Penyulit limfedema
115
Alasan :
Angka kegagalan radiasi saja cukup tinggi terutama untuk tumor besar dan stadium lanjut Radiasi + kemoterapi perbaikan survival + 116 penurunan alat kekambuhan
117
Cara pemberian optimal belum ditetapkan pasti Prinsip yang berlaku pasien resiko tinggi diberikan kemoterapi sebelum radiasi
118
Terapi Hormonal
Merupakan terapi aditif (tidak boleh diberikan tunggal) Indikasi
Wanita pascamenopause dengan ER (estrogen receptor) dan PR (progesterone receptor) positif Pemeriksaan histopatologik metastastis kelenjar aksila Obat Tamoxifen (SERM = selective estrogen receptor modulator) inhibitor kompetitif estrogen Diberikan selama 5 tahun Operatif o varektomi, adrenalektomi, hipofisektomi Mencegah kanker payudara kontralateral Menurunkan insiden infark miokard dan stroke Mengurangi osteoporosis
Jenis terapi
Manfaat tamoksifen
119
Tak ada perubahan (NC = no change = stable disease) Pengecilan masa/volume tumor <50% atau
peningkatan masa tumor <25%.
Penyakit progresif (PD = progressive disease) Peningkatan masa tumor >25% atau ada pertumbuhan
tumor baru.
120
122
Tahap Rekonstruksi
125
Tahap Rekonstruksi
126
Prognosis
Stadium I
Five years survival rate : 95%
Stadium II
Fiye years survival rate : 80% Angka kekambuhan lokal: 6%
Stadium III
Five years survival rate: 40%
Stadium IV
Five years survival rate: 10%