Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ADAPTASI SEL
SEL ADAPTASI : suatu keadaan antara keadaan normal (tanpa stress) dan keadaan sel rusak karena rangsangan yang berlebih Sel normal, sel adaptasi, sel injury (sel sakit / rusak) dan sel mati dibatasi dengan PERUBAHAN FUNGSI DAN STRUKTUR YANG TIDAK JELAS Kemampuan adaptasi manusia terhadap rangsangan dibatasi oleh kemampuan sel dan organel untuk menahan rangsangan tersebut. Bila pengaruh terlalu berat bagi sel maka akan terjadi kerusakan, yang berakibat sembuh atau kematian
ADAPTASI SEL
Sistem dalam sel yang sangat peka terhadap rangsangan:
System respirasi aerobic (tempat pembentukan tenaga) Enzim untuk pembentukan protein Keutuhan membrane sel
Pada patologi umum, kerusakan sel yang reversible disebut sebagai DEGENERASI Perubahan bentuk sel yang lain: NEKROSIS (autolisis dan heterolysis)
ORGANISASI SEL
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. MEMBRANE NUCLEUS / INTI SEL JARINGAN PENYAMBUNG SITOPLASMA MITOKONDRIA RETIKULUM ENDOPLASMA APPARATUS GOLGI LISOSOM
1. MEMBRANE
Terdiri dari kompleks lipid protein Memberi bentuk sel dan melekatkan pada sel lain Berfungsi sebagai: Transport Membrane sel merupakan sawar antara bagian dalam dan luar sel. Zat-zat harus melintasi membrane untuk dapat masuk dan keluar sel. Reseptor permukaan Protein membrane kemungkinan bertindak sebagai reseptor untuk zat-zat dalam transport aktif dan dapat bertindak sebagai reseptor untuk hormone. Juga mempunyai peranan sebagai antigen permukaan sel
2. NUCLEUS
Bertindak sebagai pusat pengaturan karena mengandung DNA Terdiri dari: Membrane Inti Kromatin: Heterokromatin, Eukromatin, Kromatin Seks Nucleolus Diduga merupakan tempat produksi RNA, dan lebih banyak di dalam sel yang secara metabolic aktif
3. JARINGAN PENYAMBUNG
Merupakan zat antara sel yang mempersatukan sel-sel Adalah kolagen yang merupakan suatu protein yang dihasilkan dalam bentuk serabut yang amat kuat dan elastin Terdiri dari: Kompleks sambungan Terdiri dari 3 jenis sambungan yaitu: zonula okludens, zonula adherens, dan macula adherens atau desmosome Sambungan kesenjangan Ditemukan antara sel-sel yang mentransfer impuls listrik
4. SITOPLASMA
Medium berair yang mengandung banyak struktur organela
5. MITOKONDRIA
Bertugas untuk produksi energi di dalam sel dengan mengoksidasi bermacam-macam zat makanan Energi yang dibangkitkan disimpan dalam ikatan energi tinggi ATP
6. RETICULUM ENDOPLASMA
Merupakan suatu jaringan yang terdiri dari tubuli dan sisterna yang saling berhubungan satu dengan lain Sintesis protein dikerjakan dengan bantuan reticulum endoplasma di bawah pengawasan RNA di dalam ribosom Terdiri dari: Reticulum Endoplasmik Halus / Smooth ER Merupakan tempat metabolisme steroid, sinbtesis glikogen dalam hepar dan detoksifikasi obat Reticulum Endoplasmik Kasar / Rough ER Memiliki ribosom yang melekat pada permukaan luar Sintesis protein terjadi sepanjang ribosom
7. APPARATUS GOLGI
Merupakan deretan sisterna yang pipih yang berhubungan erat serta vesikel-vesikel yang berhubungan Protein, enzim dan lain-lain yang dihasilkan sel dimodifikasi dan dikemas. Modifikasi kemungkinan merupakan kombinasi dengan karbohidrat membentuk glikoprotein atau agregasi menjadi bentuk molekul kompleks lain
8. LISOSOM
Merupakan bungkusan enzim pencernaan yang terikat membrane, disiapkan oleh sel dan dibiarkan tidak aktif sampai dibutuhkan Lisosom dilepaskan dari apparatus Golgi sebagai vakuol yang mengandung enzim litik yang berfungsi pada pH rendah
8. LISOSOM
Mempunyai 2 sifat: 1. Digesti dari bahan yang difagositosis
Vakuol-vakuol fagositik yang kemungkinan mengandung benda asing (heterofagosom) atau komponen sel effete (autofagosom) berfusi dengan lisosom membentuk lisosom sekunder. Di dalam vakuol ini enzim lisosom bertindak terhadap bahan yang difagositosis dan mengubahnya menjadi zat-zat larut, yang kemungkinan dilepaskan ke dalam cairan sitoplasmik untuk ambil bagian dalam metabolisme sel Setelah kerusakan sel, jumlah autofagosom meningkat, bahan yang dirusak dicerna oleh fusi dengan lisosom. Jika terdapat banyak cedera yang menyebabkan kematian sel, membrane lisosom mengalami rupture dan terjadi autolisis total dari sel. Hal ini penting untuk nekrosis dan autolisis post mortem
2. Autolisis
1. HYPOXIA
Dapat disebabkan: a. Kehilangan aliran darah (arteriosclerosis, emboli arteri) b. Kegagalan kardiorespirasi c. Menurunnya kemampuan membawa O2 (keracunan CO, anemia) d. Kelainan enzim oksidasi Berpengaruh pada respirasi aerobic, fosforilasi oksidasi dan pembentukan ATP
2. KEKERASAN FISIK
Dapat meliputi: a. b. c. d. e. KEKERASAN MEKANIK PERUBAHAN TEKANAN UDARA SUHU YANG RENDAH / TINGGI RADIASI LISTRIK
2d. RADIASI
Dapat berupa sinar matahari, sinar ultraviolet, sinar X Kepekaan terhadap radiasi digolongkan menjadi:
Sel yang RADIOSENSITIVE Sel yang RADIORESPONSIVE Sel yang RADIORESISTANT
2e. LISTRIK
Kekerasan karena aliran listrik dapat disebabkan karena panas yang ditimbulkan atau karena aliran listrik itu sendiri Kerusakan tergantung voltage, ampere dan tahanan jaringan
6. KELAINAN GENETIK
Herediter atau mutasi spontan dari factor keturunan Pada Down Syndrome kelainan tubuh jelas, sedang Sickel cell anemi tidak mudah diketahui
7. MALNUTRISI
Kekurangan atau kelebihan makan dapat menyebabkan kematian Kekurangan protein biasanya disertai kalori Kelebihan nutrisi sering menyebabkan kematian yang disertai tekanan darah tinggi dan penyakit jantung
8. PROSES PENUAAN
Setiap sel memiliki batas jangka waktu hidup replikasi yang ditentukan secara genetic Penuaan dan kematian sel merupakan akibat penimbunan progresif perubahan struktur dan fungsi selama jangka waktu hidup sel atau setidak-tidaknya pengurangan kemampuan sel bereaksi terhadap jejas
B. NON DEGENERASI
1. 2. 3. 4.
DEGENERASI HYALINE DEGENERASI MYXOMATOUS DAN MUKOID DEGENERASI FIBRINOID FATTY INGROWTH
Terdapat pada sel hati, sel otot jantung dan sel ginjal
Ada vacuola lemak dalam sel Jumlah lemak yang meningkat Sering didahului celluler swelling Indicator kekerasan yang tidak mematikan yang mendekati ke arah kematian
KALSIFIKASI PATOLOGIS
Pengendapan garam2 kalsium yang tidak larut pada aliran darah, yang membuat jaringan kaku dan keras tentu saja merupakan keadaan normal pada pembentukan tulang dan gigi. Tetapi bila terjadi di tempat lain maka disebut KALSIFIKASI PATOLOGIS atau KALSIFIKASI HETEROTOPIK Bila pengendapan terjadi pada jaringan mati atau sedang mati disebut KALSIFIKASI DISTROFIK. Hal ini dapat terjadi meskipun kadar kalsium dalam serum normal atau tidak ada gangguan metabolisme kalsium
KALSIFIKASI PATOLOGIS
Pengendapan garam kalsium dalam jaringan normal disebut kalsifikasi metastatik, dan hampir selalu mencerminkan beberapa kelainan metabolisme kalsium yang menyebabkan hiperkalsemi Terdiri dari: 1. Kalsifikasi Distrofik 2. Kalsifikasi Metastatik 3. Pembentukan Batu
1. KALSIFIKASI DISTROFIK
Perubahan ini dijumpai di daerah2 nekrosis koagulatif, kaseosa dan likuefaktif serta pada focus-fokus nekrosis lemak akibat enzim bila jaringan nekrosis tetap bertahan lama Sering terjadi pada katup jantung yang rusak dan mengganggu fungsinya Kalsifikasi hampir tidak terelakkan dalam ateroma aterosklerosis lanjut yaitu jejas intima fokal dalam aorta dan arteri besar yang ditandai oleh penimbunan lemak
Garam kalsium juga cenderung mengendap dengan berlangsungnya usia di daerah yang sebelumnya merupakan tulang rawan misal tulang iga. Akhirnya, endapan kalsium distrofik pada tempat-tempat ini dapat mengalami perubahan nyata menjadi tulang, dimana prosesnya disebut osifikasi heterotropik
2. KALSIFIKASI METASTATIK
Garam kalsium juga dapat diendapkan dalam jaringan lunak tubuh yang sebelumnya tidak dijumpai adanya kerusakan khususnya paru, jantung, ginjal, lambung, dan dinding pembuluh darah Konsentrasi garam kalsium dan fosfat dipengaruhi oleh kegiatan kelenjar paratiroid, fungsi ginjal yang menurun, diet yang abnormal, dan lesi destruktif system rangka yang membebaskan garam kalsium dalam jumlah besar
3. PEMBENTUKAN BATU
Garam kalsium dapat juga diendapkan dalam bentuk batu atau kalkuli di dalam system saluran berbagai organ Kalkuli sering ditemukan dalam saluran empedu, pancreas, kelenjar saliva, prostate dan saluran kemih Kalkuli sering bergerak sepanjang saluran system organ sehingga menyebabkan rasa sakit dan perdarahan. Juga sering tersangkut pada tempat yang sempit dan menimbulkan penyumbatan pada aliran keluar secret tertentu sehingga menimbulkan infeksi dan atrofi parenkim