Sunteți pe pagina 1din 14

Komplikasi Pencabutan gigi

Komplikasi Intraoperatif
1.Perdarahan Pasien dengan gangguan pembekuan darah yang tidak terdiagnosis sangatlah jarang. Kebanyakan adalah individu dengan penyakit hati, misalnya seorang alkoholik yang menderita sirosis, pasien yang menerima terapi anti-koagulan, atau pasien yang minum aspirin dosis tinggi atau agen anti radang yang lain yang nonsteroid. Semua itu beresiko mengalami perdarahan.

Lanjutan...
Apabila riwayat kesehatan menunjukkan kecurigaan pada penyakit tertentu sebaiknya menghubungi dokter yang merawat sebelumnya, sebelum melakukan perawatan. Apabila pasien mengalami mekanisme beku darah yang terganggu dibutuhkan kerjasama antara dokter gigi dan dokter umum untuk melakukan perawatan

2. Fraktur
Fraktur bisa mengenai akar gigi, gigi tetangga atau gigi antagonis, restorasi, prosesus alveolaris dan kadang-kadang mandibula. Semua fraktur yang dapat dihindarkan mempunyai etiologi yang sama yaitu tekanan yang berlebihan atau tidak terkontrol atau keduanya. Cara terbaik untuk menghindari fraktur disamping tekanan kontrol adalah dengan menggunakan gambar sinar-X sebelum melakukan pembedahan. Akar yang mengalami delaserasi atau yang dirawat endodontik sering mengharuskan dilakukannya perubahan pada rencana pembedahan, biasanya dimulai dari prosedur pencabutan dengan tang (close procedure) sampai melakukan pembukaan flap.

3. Pergeseran
Seluruh gigi atau frakmen akar bisa masuk ke sinus maksilaris, fossa infratemporalis, hidung, canalis mandibularis atau ruang submandibula. Bagian yang paling sering adalah sinus maxillaris. Kejadian ini sering merupakan akibat dari usaha untuk mengambil frakmen/ujung akar gigi molar atau premolar kedua atas melalui alveolus dengan tekanan elevator yang berlebihan kearah superior.

Lanjutan...
Apabila ada kecurigaan (adanya rasa terbenam) bahwa telah terjadi pergeseran kedalam sinus maka dianjurkan difoto intraoperatif. Adanya perdarahan hidung atau keluhan subyektif adanya udara keluar dari mulut atau cairan keluar dari hidung, menguatkan kecurigaan tersebut. kepada pasien diberikan antibiotik spektrum luas, dekongestan sistemik dan obat analgesik untuk persiapan rujukan. Pasien diperingatkan untuk jangan bersin, batuk dan menghembuskan udara dari hidung.

4. Cedera jaringan lunak


Cedera jaringan lunak yang paling umum adalah lecet(luka sobek) dan luka bakar/abrasi. Lecet sering diakibatkan oleh retraksi berlebihan dari flap yang kurang besar. Sobeknya mukosa sering terjadi pada tempat yang tak diharapkan yaitu pada tepi tulang atau pada tempat penyambungan tepi-tepi flap. komplikasi ini bisa dihindari dengan membuat flap yang lebih besar dan menggunakan retraksi yang ringan saja. Lecet akibat elevator, skalpel dan instrumen putar sangatlah jarang

Lanjutan...
Luka bakar/abrasi sering merupakan akibat dari tertekannya bibir yang dalam keadaan teranestesi oleh pegangan henpis lurus. Lesi ini bisa sangat tidak nyaman dan lama sembuhnya. bisa diatasi dengan aplikasi salep antibiotik atau steroid, yaitu bacitracin atau bethamethasone (valisone).

Kelanjutan dan komplikasi Pascabedah


1. Perdarahan Perdarahan ringan dari alveolar adalah normal apabila terjadi pada 12-24 jam pertama sesudah pencabutan atau pembedahan gigi. Penekanan oklusal dengan menggunakan kassa jalan terbaik untuk mengontrolnya dan dapat merangsang pembentukan bekuan darah yang stabil. Apabila perdarahan cukup banyak lebih dari 450ml pada 24 jam pertama pada pasien dewasa, harus di lakukan tindakan segera untuk mengontrol perdarahan.

2. Edema
Edema merupakan kelanjutan normal dari setiap pencabutan dan pembedahan gigi, serta merupakan reaksi normal dari jaringan terhadap cedera. Edema biasanya akan mencapai ukuran maksimumnya sekitar 48 jam setelah tindakan operatif dan akan berkurang dalam 4-6 hari. Edema pada jaringan lunak fasial bisa berhubungan dengan adanya perdarahan dibawah jaringan mulut yang meluas ke jaringan fasial diatasnya dan menyebabkan terjadinya edema dan diskolorisasi pada jaringan.

3. Reaksi terhadap obat


A. Emesis/siklus perdarahan B. Alergi obat A. Emesis/siklus perdarahan Reaksi akibat obat-obatan yang relatif sering terjadi segera sesudah operasi adalah mual muntah karena menelan analgesik narkotik atau non narkotik. Keadaan ini dapat mengakibatkan terjadinya siklus emesis atau perdarahan. Muntah dapat mengungkit keluar beku darah yang dapat mengakibatkan emesis

B. Alergi obat Reaksi alergi terhadap analgesik bisa terjadi tetapi relatif jarang. Yang umum adalah alergi aspirin yang termanifestasi sebagai ruam kulit, angioedema atau asma.

Komplikasi beberapa saat setelah operasi


1. Alveolitis Komplikasi yang paling sering, paling menakutkan dan paling sakit sesudah pencabutan gigi adalah dry socket atau alveolitis (osteitis alveolar). Biasanya dimulai pada hari ke 3-5 sesudah operasi. Ada beberapa penyebab dari timbulnya dry socket. Dry socket bisa terjadi karena trauma selama pencabutan gigi, adanya infeksi pada soket gigi setelah pencabutan gigi, tulang yang tebal, hilangnya blood clot. Keluhan utamanya adalah timbulnya rasa sakit yang hebat. Pada pemeriksaan terlihat alveolus terbuka, terselimuti kotoran dan disertai dengan munculnya peradangan gingiva.

2. Infeksi
Infeksi pasca-bedah, abses, atau selulitis bisa terjadi pada awal atau bersamaan dengan edema. Diagnnosa banding ditentukan dengan adanya fakta bahwa infeksi biasanya diikuti oleh peningkatan rasa sakit, lemas dan demam.

S-ar putea să vă placă și