Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
the Bull
The Perpetuation of Barongsai and Liong Dances in
Bantengan of Malang
HANIFATI A.
RADHIA
RIZKI
PRADESTIYAN
PUTRA
ARY
BUDIYANTO
"Chinese-Indonesians:Their
TheirLives
Livesand
andIdentities"
Identities"
"Chinese-Indonesians:
InternationalConference
Conference- -Center
Centerfor
forChineseChineseInternational
IndonesianStudies
Studies
Indonesian
5-6February
February2015,
2015,Maranatha
MaranathaUniversity
UniversityBandung
Bandung- 5-6
Background of
Study
There is interesting phenomenon in the last few years,
at a big or even small stage, Chinese Lion (Barongsai)
and Dragon (Liong) dance are frequently performed
side by side in Bantengan Malang performances.
Leyangleyong
Nagin,
Baru
Klinting,
Nogo
Bawono,
Naga
Sejagat,
The Origin:
Reog vs Barongsai
naga langit
Questions
Bantengan Malang
Previous Studies
Ruri Darma Desprianto (2013) entitled "Art
Studies Bantengan Mojokerto Symbolic
Meaning and Moral Values
Catharina Agnes Dina Sari and Sukarman
(2014) entitled "Art Bantengan ing Tlatah
Kediri lan Mojokerto ".
Both research on Bantengan art above have
not
touched
on
the
problems
of
acculturation.
Reserch method
Memesis theory says that a meme in this case the art of Lion and
Liong Dance of klenteng- spread exclusively by direct
demonstration (as well as the learning process directly or
nyantrik), or by word-of-mouth transmission or by mediumship:
printed, and recently visual media: VCD/DVD & Internet).
Mamat / Dul
Originality + Autenticity
Vs Creativity +
Inovation
----------------------------------------
Bp. Anton
CONCLUSION
Creativity Dispensing Harmony
References
Cahyono, Agus. Dkk. 2014. Pertunjukan Barongsai dalam Pendekatan
Etnokoreologi.Jurnal Seni Budaya MUDRA, Volume 29, Nomor 1, Pebruari. 1 10.
Desprianto, Ruri D. 2013. Kesenian Bantengan Mojokerto Kajian Makna Simbolik dan
Nilai Moral. E-Journal Pendidikan Sejarah UNESA AVATARA. Volume 1, No. 1 Januari.
Diambil dari http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/1132/830
diakses pada 05 Nov. 2014.
Haefele, John W. 1962. Creativity and Iinnovation. New York : Reinhold Publishing
CorporationChapman & Hall, Ltd., London
Hidayat, Yessica Christiana. 2013. Mengenal Barongsai Vihara Eng An Kiong - Peran,
Makna, dan Simbolisasinya. Essai Tugas Kuliah Dasar-dasar Filsafat Tionghoa. Tidak
diterbitkan.
Sari, Catharina A. Dina, dan Sukarman. 2014. Kesenian Bantengan ing Tlatah
Kabupaten Kediri lan Kabupaten Mojokerto. Jurnal Online Unesa Baradha, Volume 2
No 3. Fakultas Bahasa dan Seni Program Studi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra
Jawa. Diambil dari http://ejournal.unesa.ac.id/article/11749/20/article.pdf diakses
pada 05 Nov. 2014.
Simatupang, Lono. 2013. Pergelaran: Sebuah Mozaik Penelitian Sosial Budaya.
(Yogyakarta: Jalasutra)
Spradley, James P. 2006. Metode Etnograf. (Yogyakarta: Tiara Wacana).
Wahyudiarto, Dwi. 2009. Perubahan dan Kontinuitas Seni Barongsai di Surakarta
Pasca Reformasi. Jurnal Penelitian Seni Budaya Acintya. Volume 1 No 2 Desember.
193-201.
-------- Memetics and Society diakses pada 4 November 2014 dari
http://library.thinkquest.org/C004367/ce4.shtml
-------- Barongsai dan Liong Naga langit (2009). Diakses pada 8 November 2014 dari
http://Barongsai nagalangit.wordpress.com/
-------- Kesurupan dalam Permainan Bantengan (2014). Diakses pada tanggal 5