Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PROYEK
Aspek Hukum
Aspek Manajemen
Aspek Keuangan
Aspek hukum
Dalam penyusunan SKP, analisis sisi yuridis sangat penting
dilakukan. Hal ini untuk menghindari adanya proyek fiktif atau
perusahaan-perusahaan yang beroperasi secara illegal . Yang
dimaksud dengan Illegal di sini misalnya apabila perusahaan
tidak memiliki ijin usaha atau proyek yang bidang usahanya
dilarang oleh Pemda / negara / wilayah setempat. Disamping itu,
evaluasi aspek yuridis mencakup pula mengenai :
1. Bentuk Badan Hukum Perusahaan;
2. Legalitas pelaksanaan proyek ( apakah perusahaan
beroperasi sesuai ijin yang diberikan oleh Pemerintah setempat
);
3. Identitas Pelaksana proyek;
4. Lokasi ( tempat ) pelaksanaan proyek;
5. Waktu pelaksanaan proyek;
6. Cara pelaksanaan proyek
Perusahaan Komanditer ( CV )
CV merupakan suatu persekutuan yang didirikan oleh beberapa
orang dimana masing-masing menyerahkan sejumlah uang
dalam jumlah yang tidak perlu sama. Terdapat 2 macam
D.
Perseroan Terbatas ( PT )
Badan usaha yang berbentuk PT adalah melibatkan
beberapa orang yang menanamkan dananya
ke
perusahaan sebagai tanda kepemilikan atas perusahaan
yang bersangkutan. Tanda kepemilikan atas PT disebut
sebagai Saham dan penanam dana disebut sebagai
Pemegang Saham.
Terdapat 2 macam pemegang
saham, yaitu pemegang saham preferen (prefered
stock ) dan pemegang saham biasa (common stock ).
E. BUMN / BUMD
BUMN / BUMD adalah perusahaan yang mayoritas
kepemilikannya oleh Pemerintah / Pemerintah Daerah,
misalnya : PT. Garam
(Persero ), PT. Danareksa
( Persero ), PT. Bank Mandiri ( Persero ), dll.
LEGALITAS PERUSAHAAN
Yang dimaksud legalitas di sini adalah apakah pendirian dan
operasional perusahaan telah memenuhi ketentuan-ketentuan
Pemerintah. Misalnya, telah memiliki :
- Pengesahan perusahaan ( untuk PT ) oleh Menteri Kehakiman;
- Tanda Daftar Perusahaan ( TDP ), Surat Ijin Usaha
Perdagangan
( SIUP ), Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP ),
Keanggotaan / sertifikasi yang dikeluarkan oleh Asosiasi, dll;
- Untuk beberapa usaha tertentu diperlukan ijin gangguan ( HO
),
Analisa Dampak Lingkungan ( AMDAL );
Aspek Manajemen
MASA PEMBANGUNAN PROYEK
Kegagalan suatu proyek dapat terjadi apabila
tenaga kerja pada masa pembangunan proyek
kurang
berkualitas. Oleh sebab itu, pada
masa pembangunan ( konstruksi ) harus
terdapat keterpaduan antara ketrampilan
tenaga manusia dengan dengan kapasitas
peralatan sejak tahap perencanaan sampai
dengan
proyek selesai dan
diserahkan
kepada pemilik proyek. Pembangunan proyek
dapat dilakukan oleh perusahaan kontraktor
atau dapat pula dilakukan secara borongan
yang dipimpin oleh mandor borongan.
Terdapat
3
fungsi
manajemen
yang
harus
dilaksanakan dalam masa pembangunan proyek,
yaitu :
A. Perencanaan proyek
Tujuan perencanaan proyek adalah aktivitas yang dikerjakan
sesuai dengan rencana dan apabila terjadi penyimpangan.
Misalnya : keterlambatan diupayakan agar penyimpangannya
tidak materiil.
Pada tahap perencanaan ini disusun suatu rencana kerja
pembangunan proyek sampai dengan masa uji coba. Hal hal
yang dianalisis meliputi jenis pekerjaan, waktu pelaksanaan
tiap jenis pekerjaan, tenaga pelaksana, peralatan, dan
anggaran. Perencanaan yang lengkap dan matang akan
menentukan keberhasilan proyek secara optimal.
Yang dimaksud optimal disini adalah proyek dapat
diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan kualitas dan
anggaran yang ditentukan.
Dengan demikian, perencanaan harus dapat
mengakomodasikan seluruh kebutuhan dan kepentingan
pelaksanaan konstruksi, yaitu mulai dari hal-hal yang bersifat
teknis sampai dengan yang bersifat sosial.
MASA OPERASIONAL
Pada masa operasional, kebutuhan SDM perlu
diestimasi menurut jumlah, keahlian, pengalaman,
tingkat pendidikan, gaji / upah, dan kebutuhan
masing-masing bagian. Apabila dibutuhkan adanya
tenaga asing, perlu diestimasi pula
proporsi
banyaknya tenaga asing yang akan digunakan.
Misalnya, pada proyek Hotel perlu diestimasi
kebutuhan SDM baik TK Langsung maupun TK Tak
Langsung untuk masing-masing bagian.
Disamping kebutuhan jumlah dan tingkat pendidikan
SDM, diperlukan pula standarisasi kebutuhan dalam
hal :
a. Keahlian / pengalaman kerja;
b. Gaji / upah dan tunjangan;
Kriteria lain ( apabila dinilai penting ), seperti :
memiliki sikap ramah (bagian Humas). Pada industri
jasa penerbangan, misalnya dibutuhkan kriteria
khusus bagi pramugari / pramugara, seperti tidak
berkaca mata, berpenampilan menarik dengan
minimal tinggi badan tertentu & berat badan
Aspek Keuangan
(finansial)
Proyek
Analisis Keuangan
Memuat
:
Kajian
kelayakan
proyek
secara
keuangan,dengan memberikan gambaran
secara jelas terhadap kinerja keuangan dari
sudut pandang penerimaan dan pengeluaran
keuangan proyek, termasuk risiko yang akan
dihadapi selama siklus proyek (project
viability).
Kajian
kebutuhan
terhadap
dukungan
pemerintah (pusat maupun pemerintah
daerah), apabila dikajian awal dinyatakan
bahwa proyek ini tidak layak dengan hanya
mengandalkan pendanaan dari Badan Usaha
dan potensi pemasukan dari pengguna (user
charge) fasilitas
infrastruktur yang akan
dibangun. Termasuk juga yang dikaji adalah
Gambaran
SUMBER DANA
Kebutuhan Dana untuk AKTIVA
TETAP (aset yang berwujud yang
digunakan dlm produksi, dpt
dijual atau dpt disewakan)
Kebutuhan Dana untuk MODAL
KERJA
ARUS KAS
Kebutuhan Dana untuk menjaga
ARUS KAS harus dapat dipenuhi
agar PROYEK dapat berjalan
2.
3.
Apabila terdapat beberapa proyek, maka proyek dengan NPV terbesar yang dipilih.
Contoh :
Investasi awal suatu proyek adalah sebesar Rp. 600 juta. Net proceeds yang dihasilkan oleh proyek
tersebut diperkirakan sebesar :
Tahun ke
0
Proceeds
( 600 )
200
300
450
Apakah proyek tersebut layak diinvestasikan, apabila cost of capital ( required rate of return / discount rate)
adalah sebesar 18%.
Jawab :
C1
C2
C3
300
450
1,3924
1,6430
Dimana:
i1 = tingkat diskonto yang menghasilkan NPV positif
i2 = tingkat diskonto yang menghasilkan NPV negatif
NPV1 = NPV positif
NPV2 = NPV negatif
Investasi
Dalam
sensitivity
analysis setiap
kemungkinan itu harus dicoba, yang berarti
bahwa tiap kali harus diadakan analisa kembali.
Ini perlu sekali, karena analisa proyek
didasarkan pada proyeksi-proyeksi
yang
mengandung banyak ketidak-pastian tentang apa
yang akan terjadi di waktu yang akan datang
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
a. Terdapatnya cost overrun , misalnya
kenaikan dalam biaya konstruksi
b.
Perubahan
dalam
perbandingan
harga
terhadap tingkat harga umum, misalnya
penurunan harga hasil produksi
c. Mundurnya waktu / jadwal implementasi
Contoh :
Investasi awal suatu proyek adalah sebesar Rp. 600 juta.
Adanya perubahan assumsi mengenai tingkat inflasi,
mengakibatkan Expected Net Proceeds yang dihasilkan oleh
proyek tersebut berubah dari :
Tahun ke
Semula
Menjadi
0
( 600 )
1
200
100
2
300
250
3
450
400
Dengan adannya perubahan tersebut, apakah proyek masih
dinilai layak ?
Jawab :
C1
C2
C3
NPV
= - Io + --------------- + ---------------- + ---------------( 1 + 0.18 )
( 1 + 0.18 )
(1+
0.18 )
100
250
400
= ( 600 ) + ------------- + ------------ + -----------1,1800
1,3924
1,6430
= ( 600 ) + 84,75 + 179,55 + 243,45