Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Dr I Wayan Artana
Putra SpOG
6.015
16.110
Fenomena Gunung Es
Hanya 1/10 bagian yang
tampak
Mazami Enterprise
2009
Perlu
pemikiran
dan
antisipasi
dini
Sumber: Ditjen PP&PL, Depkes RI, Laporan Triwulan IV 2008 (s/d 31 Desember 2008).
Pentingnya PPIA
Mengapa PPIA ?
Kegiatan Komprehensif
1. Mencegah terjadinya penularan HIV pada
perempuan usia reproduksi
2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan
pada ibu dengan HIV
3. Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu
hamil dengan HIV ke bayi yang dikandungnya
4. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan
perawatan kepada ibu dengan HIV beserta bayi
& keluarganya
WHO
1
2
4
1%
14-36 mg
4%
kelahira persalina
n
n
12%
8%
0-6 bln
6-24 bln
7%
3%
15-25 %
25-30 %
30-45 %
Risiko
5 - 10 %
10 - 20 %
10 - 15 %
25 - 45 %
Risiko tertinggi
Sumber: de Cock dkk, 2000
Mazami Enterprise
2009
Modul 4,
Halaman 8
Penatalaksanaan Antenatal
Asuhan Antenatal seperti biasanya
Ukur Tinggi Badan, Berat Badan, Tinggi
Fundus Uteri, Tekanan Darah, Status Tetanus
Toksoid
Laboratorium Hemoglobin, Proteinurin, GD
puasa, Golongan darah, HIV, HBsAg,
Thallasemia (bila ada faktor risiko)
Modul 4,
Mazami Enterprise
2009
Halaman 9
Penatalaksanaan Antenatal
Kurangi jumlah virus (Viral Load)
Minum ARV secara teratur, sedini mungkin
Modul 4,
Mazami Enterprise
2009
Halaman 10
Penatalaksanaan Antenatal
Hindari penularan ke pasangan
Mazami Enterprise
2009
Halaman 11
Penatalaksanaan Antenatal
Konseling pemberian makanan
bayi
Perlu dilakukan konseling kepada ibu,
pasangan dan keluarga mengenai
manfaat dan risiko pemberian ASI
Eksklusif dan Susu Formula Eksklusif
2009
Paragraf 4
Pencegahan Penularan dari Ibu
ke Anak
Pasal 16
Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak
dilaksanakan melalui 4 (empat) kegiatan yang
meliputi :
a)pencegahan penularan HIV pada perempuan
usia reproduktif;
b)pencegahan kehamilan yang tidak
direncanakan pada perempuan dengan HIV;
c)pencegahan penularan HIV dari ibu hamil
dengan HIV ke bayi yang dikandungnya; dan
d)pemberian dukungan psikologis, sosial dan
Pasal 17
1.Terhadap ibu hamil yang memeriksakan kehamilan
harus dilakukan promosi dan pencegahan HIV-AIDS.
2.Pencegahan HIV-AIDS terhadap ibu hamil
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
Tes dan Konseling.
3.Tes dan Konseling sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) ditawarkan secara inklusif pada pemeriksaan
laboratorium rutin :
a)saat pemeriksaan asuhan antenatal atau menjelang
persalinan pada semua ibu hamil yang tinggal di
daerah dengan epidemi meluas dan terkonsentrasi;
atau
b)saat pemeriksaan asuhan antenatal atau menjelang
persalinan pada ibu hamil dengan keluhan keluhan
Pasal 22
Pemeriksaan Diagnosis Dini HIV harus dilakukan
dengan persetujuan pasien.
Pasal 24
1).
2). TIPK tidak dilakukan dalam hal pasien menyatakan
tidak bersedia secara tertulis.
3). dst
Manfaat antiretroviral
HAART
Pemakaian HAART akan mencegah terjadinya
komplikasi infeksi oportunistik pada pasien
Modul 3a,
Halaman 20
HAART= Highly Active Anti Retroviral Therapy
dengan
HIV
Lanjutan
Pengobatan pencegahan kotrimoksasol
(PPK) pada ibu hamil hanya diberikan
apabila ibu hamil berada pada stadium
klinis 2 , 3 atau 4
stadium klinis 1
dan 2 apabila
CD4 < 200
sel/mm3
Stadium klinis 3
apabila CD4 <
350 sel/mm3
Stadium klinis 4
berapapun nila
CD4 nya
mulai terapi
14 minggu
kehamilan pada
ibu hamil HIV
dengan stadium
klinis 1 atau
CD4 <350
sel/mm3
pada ibu hamil
14 minggu
kehamilan
dengan stadium
Mulai Terapi
ARV sedini
mungkin,
tanpa
memandang
umur
kehamilan,
stadium klinis
dan jumlah
CD4
N
O
1
SITUASI KLINIS
ODHA hamil segera
terapi ARV
Datang pd saat
persalinan dan belum
TX ARV, Tes reaktif
ARV
REKOMENDASI
PENGOBATAN
TDF (1X300 mg) + 3TC (atau FTC)
(1X300 mg) + EFV (1X600 mg)
Alternatif:
AZT (2x300mg) + 3TC (2x150mg) +
EFV* (1x600mg)
TDF(1x300mg) + 3TC (atau FTC)
(1x300mg) + EFV (1x600mg)
ODHA sedang
Lanjutkan dengan ARV yang sama
menggunakan ARV dan selama dan sesudah persalinan
kemudian hamil
3. Laktasi:
Susu Formula Eksklusif (bila memenuhi syarat AFASS)
ASI Eksklusif (max 6 bln) dgn ARV bagi ibu dan bayi
Tidak boleh Makanan Campuran (Mix Feeding) !!!
Modul 2,
3. Menggunakan kondom:
Mencegah infeksi baru (bila pasangan non odha)
Mencegah superinfeksi (bila pasangan odha)
Tujuan
Tujuan Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Obstetri
Obstetri
Persalinan
Persalinan yang
yang aman
aman
Kondisi ibu baik
Tidak terjadi penularan
Ke Bayi
Ke Tim Penolong
Ke Pasien lainnya
Halaman 29
Mazami Enterprise
2009
Halaman 30
Penatalaksanaan Persalinan
Pemilihan rute persalinan
tergantung
Status obstetri
Status PPIA: ARV & viral load
Kesiapan petugas medis:
Kewaspadaan universal, SDM,
sarana medis & non medis
Penatalaksanaan Persalinan
2/4
Kewaspadaan standar
Dilakukan pada SEMUA penatalaksanaan
persalinan baik per vaginam maupun seksio
sesaria
2009
Halaman 32
Modul 8,
Mazami Enterprise
2009
Halaman 33
Modul 8a,
Halaman 34
Modul 8a,
Halaman 35
Penatalaksanaan Persalinan
3/4
Persalinan pervaginam
Mazami Enterprise
2009
Halaman 36
High
Moderate
Blood
Semen
Urine
Serum
Vaginal Fluid
Feces
Saliva
Sweat
Tears
Wound exudates
Breast Milk
BLOODLESS CESAREAN
SECTION
Elective Cesarean Section (ECS) dan sebelum
ruptured membrans dianjurkan untuk
mencegah MTCT dari ibu dgn HIV yg tidak
minum obat ARV atau hanya minum
Zidovudine
Journal AJOG th 2008 melaporkan terdapat
pengurangan yg signifikan terhadap transmisi
terhadap neonatus yg dilakukan sc dg teknik
Bloodless CS sebanyak 4,8% jika
dibandingkan dg teknik SC yg biasa dilakukan.
Penatalaksanaan Pascanatal
1/2
Modul 4,
Mazami Enterprise
2009
Halaman 43
Penatalaksanaan Pascanatal
2/2
2009
Halaman 44
Perencanaan kehamilan
Bila perempuan dengan HIV dan pasangannya
memutuskan ingin punya anak, maka kehamilan perlu
direncanakan dengan matang. Persyaratan mencakup
aspek medis dan aspek sosial sebagai berikut .
Aspek medis meliputi hal-hal sebagai berikut :
Perencanaan kehamilan
Aspek sosial mencakup hal-hal di bawah ini :
1.Perencanaan kehamilan oleh pasangan: kedua
belah pihak (laki-laki dan perempuan) benar-benar
memahami risiko dan konsekuensi kehamilan,
persalinan dan aspek pengasuhan anak.
2.Kesepakatan/persetujuan dari keluarga: untuk
menghindari penelantaran pengasuhan anak di
kemudian hari akibat keterbatasan orang tua yang
menderita HIV, perlu dipertimbangkan adanya
persetujuan keluarga agar bersedia mengasuh anak
tersebut apabila terjadi kendala pada orang tuanya.
Perencanaan kehamilan
Persiapan perempuan dengan HIV yang ingin
hamil seperti berikut :
1.Pemeriksaan kadar CD4 dan viral load, untuk
mengetahui apakah sudah layak untuk hamil.
2.Bila VL tidak terdeteksi atau kadar CD4 lebih dari
350 sel/mm3, sanggama tanpa kontrasepsi dapat
dilakukan, terutama pada masa subur.
3.Bila kadar CD4 masih kurang dari 350 sel/mm3,
minum ARV secara teratur dan disiplin minimal
selama enam bulan dan tetap menggunakan kondom
selama sanggama.
Perencanaan kehamilan
Persiapan pasangan dari perempuan dengan
HIV yang ingin hamil :
1.Bila dipastikan serologis HIV non-reaktif (negatif), maka
kapan pun boleh sanggama tanpa kondom, setelah pihak
perempuan dipastikan layak untuk hamil.
2.Apabila serologis reaktif (positif), perlu dilakukan
pemeriksaan viral load, untuk mengetahui risiko
penularan.
3.Apabila VL tidak terdeteksi sanggama tanpa kontrasepsi
dapat dilakukan pada masa subur pasangan.
4.Apabila VL masih terdeteksi atau kadar CD4 kurang dari
350 sel/mm3, maka sebaiknya rencana kehamilan ditunda
dulu.
PRINSIP KONTRASEPSI
1. Setiap perempuan dengan HIV
diberikan konseling mengenai risiko
penularan HIV terhadap bayi yang
dikandungnya
2. Tundalah kehamilan sampai
kesehatan secara umum baik
3. Sebaiknya perempuan dengan HIV
tidak hamil lagi, kontrasepsi mantap
dianjurkan
Modul 4,
Halaman 49
Kontrasepsi hormonal
Perempuan HIV
Dalam terapi
ARV
Tidak dalam
terapi ARV
Pil progesteron
Pil KB kombinasi
AKDR
Kurang efektif
Kondom
Ringkasan
Semua ibu hamil harus ditawarkan
pemeriksaaan HIV
Pada perempuan hamil dengan HIV positiv
pemberian ARV penting untuk mencegah
tranmisi infeksi ke bayi
Masa persalinan mempunyai risiko tertinggi
dalam penularan HIV dari Ibu ke Bayi
dibanding masa kehamilan dan nifas
Pada dasarnya persalinan ibu dengan HIV
dapat dilaksanakan di semua fasilitas
kesehatan, dengan menerapkan kewaspadaan
universal standar
Partus pervaginam tidak menjadi masalah
asalkan ibu sudah minum
ARV minimal 6
Modul 4,
Halaman 54
bulan. Seksio sesarea berencana merupakan
Struktur HIV
Envelop
gp 120
gp41
Enzym
Reverse
transcriptase
Integrase
Protease
Inti
P17 (matrix)
P24 (kapsid)
P7/P9 (nucleocapsid)
W
i
n WHO 1
d
o
w
WHO 2
Ptanpa gejala
Gejala-tanda kulit
e
& konstitusi ringan
WHO 3
r
i
Gejala-tanda
fisik berat
o
WHO 4
d
VC
T
Bumi
07/21/16 l
PITC
(TIPK)
60