Sunteți pe pagina 1din 20

D I ND I NG B R O N KU S DA L A M

D IAG NO S I S A S M A S E C A RA
RA D I O LO G I S
Pembimbing : Dr. Yanuel Aziz,
Sp. Rad
Oleh : Silvia Safitri

Penelitian ini menunjukkan Penebalan dapat


dideteksi pada fotografi polos thoraks pasien dengan
asma berat namun tidak pada asma ringan.
Pasien dengan asma yang meninggal akibat penyakit
yang tidak berkaitan, secara histologi bronkusnya
normal atau dapat memperlihatkan sedikit penebalan
dinding bronkus (Thieme dan Sheldon,1938)

Hudson dan Trickey, 1960


Dinding bronkus menebal pada 2/3 pasien dengan
tingkat keparahan asma lebih dari asma sedang.
Bates dkk,1971 dan Fraser dan Pare, 1979
Setuju dinding bronkus menebal secara abnormal
dapat terlihat di radiografi pasien asma.

4 TA H A PA N P E N E L I T I A N
1. Penelitian Pendahuluan
Foto polos thoraks PA dari 15 subjek asma berat diselingi
dengan foto polos dari 10 subjek normal, dinilai oleh 7
pengamat. Semua pasien asma masuk ke RS karena
keparahan asma mereka dan semuanya memiliki sputum
mukoid (tidak terinfeksi). Pengamat yang akan
memutuskan film mana yang merupakan asma atau
normal berdasarkan ketebalan dinding bronkus.

2.Penelitian
yang
sama
dilakukan
dengan
menggunakan
radiografi
thoraks 62 subjek asma ringan, dipilih
dari 4300 pekerja rumah sakit. Kriteria
inklusinya adalah asma yang diderita
subjek tidak cukup berat, Sebagian
besar subjek yang teridentifikasi
pernah mengalami asma yang sangat
ringan, beberapa kasus tidak pernah
ada asma sejak masa kanak-kanak.

Subjek dengan penyakit di rongga


dada lainnya dieksklusi, khususnya
bagi mereka dengan riwayat batuk
dan
dahak
persisten,
tanpa
tergantung
dengan
adanya
wheezing
atau
keterbatasan
toleransi aktivitas. film dari 38
subjek normal diselingi di antara
rangkaian
foto
kasus
pada
penelitian. Film dibaca oleh dokter
ahli thoraks dan radiologi

3. Percobaan dilakukan untuk mengkuantitasi


penebalan
dinding
bronkus.
Karena
pengukuran yang akurat terbukti
sulit pada sebagian besar film
konvensional, penebalan dinding
bronkus dan ukuran lumen diukur
pada
bronkus
yang
susunan
anatominya
sebanding
pada
tomogram keseluruhan paru baik
subjek
normal
maupun
subjek
dengan asma.

Dari pasien yang berurutan yang masuk ke rumah


sakit dengan asma, 45 pasien dipilih karena
tomogram yang dimiliki dinyatakan bisa diukur
bronkusnya; 123 bronkus diidentifikasi dan diukur.
Pada tomogram 34 sukarelawan, 56 bronkus
teridentifikasi dan diukur dengan cara yang sama.
Diameter lumen dikurangi dari diameter eksternal
total bronkus untuk menghasilkan perhitungan tebal
dinding total, dan gambaran ini digunakan untuk
menghitung rasio lumen-dinding.

4.
Penilaian
visual
radiografi
thoraks
konvensional dibandingkan dengan dinding
bronkus dan hasil pengukuran lumen yang
berasal dari tomogram subjek yang sama
Tahap penelitian ini terdiri atas 43 pasien
dengan asma berat, bersamaan dengan film
dari 38 subjek normal. Rasio lumen-dinding
ditentukan untuk sebanyak mungkin bronkus
pada tomogram pasien asma; setidaknya satu
bronkus dapat diukur pada tomogram di tiap
kasus.

HASIL
1. Radiografi thoraks polos pada asma berat
Tabel I. Analisis Penelitian Pendahuluan dari 15 radiografi thoraks
asma dan 10 radiografi thoraks normal

Asma Berat v.

Normal
15 Asma
10

Disetujui

oleh

Normal
1

pengamat
Disetujui

oleh

Penelitian pendahuluan (fase 1) menyatakan


bahwa pengamat dengan latar belakang klinis
atau radiologis dapat mengidentifikasi pasien
dengan asma berat dengan mengartikan tanda
yang terlihat pada film berupa dinding bronkus
yang menonjol yang terisolasi.

2. Radiografi thoraks polos pada asma ringan


Interpretasi pada kasus ini benar-benar sulit. tidak ada
yang pengamat yang dapat diandalkan untuk
membedakan pasien asma dan pasien normal pada
kelompok ini.
Pembacaan ulangan menunjukkan hasil yang sama
pada 110 (88%) dari 125 subjek. Pada 10% film terdapat
perubahan klasifikasi dari asma ke normal dan pada 2%
terjadi perubahan dari normal ke asma pada pembacaan
kedua.

Penelitian tahap kedua menyatakan bahwa dua


pembaca ahli tidak dapat diandalkan dalam
mengidentifikasi subjek dengan asma yang
sangat ringan.

3. Ketebalan Dinding Bronkus pada Subjek Normal dan


Asma
Pada pengelompokan bronkus berdasarkan ukuran
keseluruhannya, terdapat sedikit tumpang tindih antara
kelompok normal dan kelompok asma dalam hal rasio
lumen-dinding, bronkus pasien dengan asma secara
signifikan lebih kecil rasionya kecuali pada bronkus
terbesar. Dalam tiap kelompok, kecuali yang memiliki
bronkus terbesar, perbandingan antara rasio untuk subjek
asma dan non-asma sangat signifikan.

Pengukuran tomografi pada tahap 3


menetapkan bahwa peningkatan
ketebalan dinding bronkus dan
penurunan rasio dinding-lumen
secara
radiologis
terlihat
Gambar
2. Potongan
tomografi
bronkus selama
normal. Rasio
asma berat.
lumen-dinding
1.6

Gambar 3. Potongan
tomografi pasien asma.
Rasio lumen-dinding 0.86

Gambar 4. Potongan
tomografi pasien asma.
Beberapa bronkus terlihat
dan semuanya memiliki
rasio lumen-rasio yang
berkurang

4. Perbandingan ukuran dinding bronkus pada radiografi thoraks


polos dengan tomografi
Pengamat A dengan benar mendiagnosis 24 dari 43 radiografi
thoraks termasuk dalam pasien asma, dengan 2 diagnosis positif
palsu dari subjek normal.
Pada analisis pengukuran tomografi, tidak terdapat perbedaan
yang bermakna pada rasio dinding-lumen bronkus antara
kelompok asma yang didiagnosis oleh pengamat A (rasio ratarata 0.93) dan kelompok asma yang gagal didiagnosisnya (rasio
rata-rata 0.95). Rasio rata-rata dinding-lumen untuk kelompok
normal adalah 2.20 dan rasio rata-rata untuk keseluruhan
kelompok asma adalah 0.94.

fase terakhir penelitian ini, yaitu dari kenyataan bahwa


pengukuran tomografi rasio lumen-dinding tidak berhubungan
dengan kemampuan pengamat untuk membedakan antara
radiografi asma dan normal berdasarkan penebalan dinding
bronkus (film yang sudah disamarkan menghindarkan
pengamat dari penggunaan inflasi yang berlebihan sebagai
petunjuk tambahan untuk diagnosis).

Barangkali pengamat menilai bronkus yang berbeda dengan


dua metode, dan dapat secara akurat menilai bronkus yang
lebih sedikit pada radiografi polos. Meskipun demikian,
penelitian ini mengonfirmasi temuan pada penelitian
pendahuluan bahwa setengah dari subjek asma
teridentifikasi dengan fotografi thoraks dengan kesalahan
yang kecil (sekitar 5%) dengan istilah diagnosis positif palsu.

THANK YOU

S-ar putea să vă placă și