Sunteți pe pagina 1din 25

TROMBOSIS VENA DALAM

(TVD)

PENDAHULUAN
TVD pembentukan satu atau lebih bekuan darah

(trombus) pada salah satu vena besar tubuh sering


terjadi pada ekstremitas bawah
Insiden tromboemboli vena mencapai 117 kasus per
100.000 penduduk tiap tahunnya
Komplikasi serius masa nifas tromboemboli non fatal,
sindrom post trombotik, dan emboli pulmonal
Terapi utama TVD adalah pemberian antikoagulan injeksi,
yang kemudian dilanjutkan dengan terapi antikoagulan
oral yang adekuat untuk mencegah kekambuhan
tromboemboli

DEFINISI
Trombosis suatu pembentukan bekuan darah

(trombus) di dalam pembuluh darah


Trombus bekuan abnormal dalam pembuluh darah
yang terbentuk walaupun tidak ada kebocoran
Trombosis vena dalam (TVD) adalah pembentukan satu
atau lebih bekuan darah (trombus) pada salah satu vena
besar tubuh
Trombus ini dapat menyebabkan sumbatan parsial atau
komplit sirkulasi di dalam vena

Anatomi Vena Ekstremitas Inferior

FAKTOR RESIKO

PATOGENESIS
Trias Virchow

KASKADE KOAGULASI

DIAGNOSIS
GEJALA KLINIS
50% Asimptomatik
Bengkak dan Nyeri
tungkai bawah
Tenderness lokal
Homans Sign (+)

Pemeriksaan Penunjang
LABORATORIUM:
Protrombin Fragmen
1+2 (F1+2)
Komplek Trombin
Antitrombin (TAT)
Fibrinopeptide A (FpA)
D-dimer

RADIOLOGI
Venografi kontras
Real time B-mode
ultrasonography
dengan atau tanpa
color Doppler,
CT Scan
Magnetic resonance
imaging (MRI

Ultrasonografi Kompresi (B-mode)

Ultrasonografi Duplex dan Color Dopler

Impedance Plethysmography (IPG)


IPG tes non invasif awal

pada pasien yang dicurigai


TVD.
Tes ini mengukur
perubahan volume pada
betis yang dihasilkan oleh
inflasi dan deflasi
pneumatic thigh cuff.
Adanya trombosis vena
proksimal atau ekstensif
akan menyebabkan
gangguan aliran vena

Venografi
Venografi merupakan

pemeriksaan standar
baku emas untuk
mendiagnosis TVD
Kriteria temuan
venografi yang paling
reliabel apabila
ditemukan defek
pengisian intraluminal,
yang terlihat minimal
dengan dua proyeksi

Kriteria Prediksi Wells


KARAKTERISTIK KLINIS

SKOR

Kanker aktif (dalam terapi, dalam 6 bulan terakhir, atau paliatif)

Paralisis, paresis, atau imobilisasi ekstremitas bawah dengan gips baru-baru ini

Baru saja tirah baring > 3 hari atau operasi mayor dalam 12 minggu menggunakan anestesia umum atau
regional

Tenderness lokal sepanjang distribusi system vena dalam

Bengkak seluruh tungkai

Bengkak pada betis 3 cm lebih besar dibandingkan sisi yang asimptomatis (diukur 10 cm di bawah tuberositas
tibia)

Pitting edema terbatas pada tungkai yang simptomatis

Kolateral vena superfisialis (non varikosa)

Diagnosis alternatif setidaknya menyerupai TVD

-2

Algoritme Diagnostik Pasien TVD

Terapi Trombosis Vena Dalam


Terdapat 3 tahap:
1. Terapi antikoagulan yang adekuat segera

setelah diagnosis ditegakkan untuk mencegah


perluasan trombus
2. Mengembalikan patensi vena dan dengan
demikian dalam jangka panjang untuk
mencegah post-phlebitic syndrome
3. mencegah terjadinya embolisasi pulmoner atau
rekurensinya

Terapi Medis Jangka Pendek / Episode Akut


AACP merekomendasikan terapi jangka pendek

dengan menggunakan LMWH subkutan, UFH


intravena, UFH subkutan termonitoring, UFH
subkutan
Pemberian terapi inisial selama minimal 5 hari
dan sampai INR (international normalized ratio)
pasien > 2,0 selama 24 jam
Pada pasien yang secara klinis sangat dicurigai
terjadi TVD, direkomendasikan untuk
memberikan terapi antikoagulan sambil
menunggu hasil tes diagnostik

Unfractionated Heparin (UFH)


Efek utama: interaksi antitrombin III dengan trombin, yang

akan menghambat agregasi platelet yang dipicu oleh


trombin dan menghambat faktor Xa dan beberapa faktor
pembekuan
Dosis UFH intravena bolus intravena 80 U/kg atau
5000 U, dilanjutkan dengan infus kontinyu
Dosis inisial infus UFH 18 U/kg/jam atau 1300 U/jam
Dosis inisial UFH subkutan 17.500 U atau 250 U/kg
dua kali sehari.
Efek samping lain dari pemberian heparin adalah
Heparin-Induced Thtombocytopenia and Thrombosis
Syndrome (HITS)

Low Molecular Weight Heparin (LMWH)


Aktivitas antitrombin LMWH lebih rendah dibandingkan

dengan UFH, sehingga LMWH tidak menyebabkan


pemanjangan nilai aPTT.
Pasien TVD akut, suntikan LMWH subkutan dapat
diberikan sekali atau dua kali sehari

Terapi Intervensi
A. Catheter-Directed Thrombolysis (CDT)
Dilakukan pada pasien dengan TVD proksimal akut yang
luas (contohnya TVD iliofemoral, gejala < 14 hari, status
fungsional baik, harapan hidup > 1 tahun) yang memiliki
risiko rendah terjadinya perdarahan
B. Percutaneous Venous Trombectomy (PVT)
Pasien dengan TVD akut, ACCP tidak menganjurkan
terapi dengan trombektomi mekanikal perkutan saja
C. Operative Venous Trombectomy
Pada pasien dengan TVD iliofemoral akut (gejala < 7 hari,
status fungsional baik, dan harapan hidup > 1 tahun)

Terapi Jangka Panjang


Terapi jangka panjang bertujuan untuk melengkapi terapi

episode akut dari TVD dan mencegah episode baru TVD.


Terapi jangka panjang:
Antagonis Vitamin K
Unfractionated Heparin
Low Molecular Weight Heparin (LMWH)

Antagonis Vitamin K
Warfarin merupakan derivat coumarin yang

paling banyak digunakan


Warfarin diberikan bersamaan dengan LMWH,
UFH, atau Fondaparinux pada hari pertama
terapi
Dosis warfarin disesuaikan dengan menjaga
target INR (international normalized ratio) 2,5
(rentang 2,0 3,0)
Kontraindikasi absolut pada Kehamilan
abnormalitas CNS termasuk midline dysplasia,
midline cerebellar atrophy, dan retardasi mental

Unfractionated Heparin
Infusi heparin IV kontinyu seharusnya diberikan selama 3

hingga 5 hari untuk penyakit thromboembolik aktif atau


hingga gejala membaik dan tidak ada rekurensi.
Diikuti dengan regimen dosis heparin penyesuaian
selama 4-6 bulan diikuti dengan dosis profilaksis untuk
sisa kehamilan selanjutnya dan 6-12 minggu postpartum.
Regimen dosis penyesuaian dilakukan dengan
memberikan heparin subkutan setiap 12 jam dan
penyesuaian dosis untuk mencapai aPTT 1.5-2 kali
kontrol pada 6 jam.
Setelah dosis yang stabil tercapai, aPTT mid-interval
harus diperiksa setiap minggu pada kunjungan prenatal

Low Molecular Weight Heparin (LMWH)


Saat ini penggunaan LMWH dalam kehamilan terutama

terbatas pada fase kronis treatment dan untuk


thrombofilaksis
LMWH dapat digunakan pada pasien yang sulit untuk
memonitoring kadar INR-nya.
Akan tetapi kekurangan terapi dengan LMWH adalah
harganya yang mahal untuk digunakan jangka panjang

Identifikasi Faktor Resiko

S-ar putea să vă placă și