Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Mata
By : Ridha Mardiyani, S.Kep
1. Oftalmoskopi
Alat dng sistem cermin optik u/ melihat anatomi
interna mata
Oftalmoskopi
adalah
alat
yang
dapat
memancarkan seberkas sinar ke dalam mata,
sehingga memungkinkan dokter memeriksa
retina atau bagian belakang bola mata melalui
pupil
Dengan prosedur ini dapat dilihat gejala-gejala
yang menunjukkan adanya retina lepas,
glaukoma, tekanan darah tinggi, penyakit
diabetes mellitus, tumor otak dan penyakitpenyakit berbahaya yang lain
Funduskopi
Sebaiknya dilakukan di ruangan gelap
Bila media refraksi jernih:reflek fundus
berwarna merah kekuningan pd seluruh
lingkaran pupil.
Bila media refraksi keruh (kornea, lensa dan
badan kaca) terlihat adanya bercak hitam di
depan latar belakang yang merah
kekuningan
Pemeriksaan ini penting untuk
membedakan katarak matura dan imatura
Cont.
Selanjutnya untuk melihat
retina dan pupil NII,
oftalmoskop didekatkan
sedekat mungkin ke mata
pasien
Prosedur :
1. Penderita duduk dalam kamar gelap
2. Pemeriksa dengan oftalmoskop berdiri disamping
penderita
3. Bila kita akan memeriksa fundus secara ideal maka
sebaiknya pupil dilebarkan dulu
4. Bila mata kanan yang akan diperika, maka pemeriksa
memegang opthalmoscope dengan tangan kanan dan
melihat fundus mata dengan mata kanan pula
5. Pemeriksa memperhatikan:
.Papila N. II
.Macula lutea
.Pembuluh darah retina
Prosedur
3. Pemeriksaan Anel
4. Slit lamp
Alat yang digunakan untuk memeriksa
penyakit/kelainan pada mata yang
tidak
bisa
dilihat
dengan
mata
telanjang
Mata pasien akan diberi sumber cahaya
intensitas tinggi yang difokuskan ke
mata
Pemeriksaan meliputi kelopak mata,
skelara, konjungtiva, iris, lensa kristal
dan kornea
5. Lensometer
Digunakan untuk mengukur kekuatan
lensa
(dioptri),
mengetahui
arah
baselensa prisma dan mengetahui titik
fokus sebuah lensa.
Dalam
perkembangan
autometic
lensometer dapat pula dipergunakan
untuk
mengukur
nilai
kemampuan
material lensa dalam menahan radiasi
sinar ultra violet (UV)
6. Autometic Perimeter
Untuk memeriksa lapang
pandangan yang terganggu dan
mengevaluasi penglihatan perifer,
terutama untuk pencegahan dan
pengawasan penyakit glaukoma
8. Ultrasonograf
9. Biometri
Mengetahui kekuatan lensa
intraokuler
11. Keratometri
Bentuk kornea (radius kelengkungan)
dpt diukur dari bayangan target yg
direfleksikan dr permukaannya.
hal ini penting u penilaian lensa
kontak, pembedahan refraktif, dan
perhitungan kekuatan implan lensa
artifisial pd pembedahan katarak
12. Eksoftalmometer
Alat ini mengukur protrusi okular
(proptosis)
Angiografi Fluoresin
Memberikan informasi mengenai
sirkulasi retina
Pemeriksaan telinga
1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
2. Tes Berbisik
3. Tes Penala (garpu tala)
a.
b.
c.
d.
Tes
Tes
Tes
Tes
Rinne
Weber
Schwabach
Bing
4. Audiometri
5. Timpanometri
1. Anamnesis &
Pemeriksaan Fisik
Anamnesis
Pemeriksaan fisik : otoskop
Membrana Timpani
2. Audiometri
Merupakan
earphone
sederhana
yang
dihubungkan dengan ossilator elektronik yang
mampu memancarkan suara murni dengan
kisaran frekuensi rendahtinggi
Tingkat intensitas nol pada masing2 frekuensi
adalah kekerasan yang hampir tidak bisa
didengar oleh telinga normal
Volume
dapat
ditingkatkan,bika
harus
ditingkatkan hingga 30 desibel dari normal
org tsb dikatakan kehilangan pendengaran 30
dB untuk frekuensi tertentu
Jenis Ketulian
1
Audiogram
normal
BC dan AC < 20 dB
Tuli Konduksi
Tuli sensori
neural
Tuli campuran
Derajat Ketulian
N
o
Klasifkasi
Normal
0-25 dB
Tuli ringan
26-40 dB
Tuli sedang
41-55 dB
56-70 dB
Tuli berat
71-90 dB
>90
Audiometri
3. Timpanometri
Definisi : pengukuran tekanan telinga
yang
berhubungan
dengan
tuba
saluran eustachius pada membran
timpani
deteksi kehilangan pendengaran
instrumen diagnostik
Tujuan, mengetahui:
Compliance/mobilitas membrana timpani
Tekanan pada telinga tengah
Volume canalis auditorius eksterna
Hasil timpanogram
Klasifikasi timpanogram :
tipe A (normal)
type B (menunjukkan adanya cairan di
belakang membrana timpani)
tipe C (menunjukkan adanya disfungsi tuba
eustachius)
Pemeriksaan Hidung
1. Rhinoskopi anterior
Rhinoskopi posterior
Melihat bagian belakang hidung dan
keadaan nasofaring menggunakan kaca
nasofaring dan spatula lidah
Hal yang perlu diperlu diperhatiakn
Ujung posterior septum nasi
Koana
Kavum nasi (belakang)
Ujung posterior konka
Post nasal drip
Nasofaring : adenoid
2. Nasoendoskopi
Pemeriksaan menggunakan alat yang
dimasukkan melalui hidung dan
dapat mengidentifikasi seluruh rogga
hidung beserta seluruh struktur yang
terdapat di dalamnya dan daerah
nasofaring
3. Transilluminasi
(Diaphanoscopy)
Prinsip : daya tembus cahaya dari
dinding sinus
Pemeriksaan transluminasi sinus
frontalis
Pemeriksaan transluminasi sinus
maksilaris
Thanks