Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
DENGAN TB PARU
Supriyadi HS
DEFINISI
INCIDENSI
Epidemik,
menginfeksi 1/3
penduduk dunia
1993, kedaruratan global
1995, 9 juta penderita, 3 juta
kematian
1995, strategi DOTS
Di negara berkembang
25 % kematian dapat dicegah
75 % klp usia produktif
Di
SKRT
Permasalahan: TB Paru
Terjadinya penularan pada anggota
keluarga yang lain, kejenuhan minum obat,
droup out obat, terjadi gangguan peran,
dan hubungan dalam keluarga maupun
masyarakat, stigma sosial karena proses
penyakit, koping individu serta koping
keluarga yang tidak efektif.
KARAKTERISTIK MYCOBACTERIUM
TUBERCULOSAE
Bentuk batang, Pj: 1 4 m, tebal 0,3 0,6
m.
Berupa lemak / lipid tahan asam, > tahan
fisik dan kimiawi
Tahan hidup udara kering + dingin
( bertahun-2 di lemari es) dormant
Aerob yang menyukai daerah yang banyak
oksigen (Apikal)
Mati pada suhu >100 derajat C, dan ultra
violet
Kuman TB
PATOGENESIS/PATOLOGI
1. Fokus Primer
Kompleks primer
sembuh sebagian besar atau meluas
Tb Primer
2. Dari Kompleks primer yg sembuh terjadinya
reaktivasi kuman yg tadinya dormant pd fokus
primer, reinfeksi endogen
Tb pasca primer
GEJALA-GEJALA KLINIS
Tanpa keluhan
1. Demam subfebril dpt mencapai 40-41
, keringat malam hari, merasa
lelah/malaise, tidak enak badan, nafsu
makan menurun dan BB menurun
2. Batuk lama dengan dahak bercampur
darah, nyeri dada, sesak nafas,
pembesaran KGB leher dan nyeri saat
diraba, nyeri tulang, gangguan GI tract
kronis, demam tinggi dan disertai
kejang (anak)
RINGKASAN GEJAL-GEJALA TG
RELEVAN DG TB PARU
A. Batuk dengan atau tanpa riak, > 2 minggu
B. Malaise
C. Demam ringan
D. Gejala flu
E. Nyeri dada
F. Batuk darah
Temuan penderita TB
Dewasa :
Anak
DIAGNOSIS TB
JENIS PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Physical Ass
2.
Ro/
3.
Lab
4.
Spirometri
5.
Bronchografi
6.
Tehnik polymerase Chain Reaktion
Klasifikasi I
Klasifikasi II
Klasifikasi III
Klasifikasi IV
Klasifikasi V
Dicurigai TBC
KOMPLIKAS TB
Hemoptisis berat
Kolaps lobus akibat retraksi bronchial
Bronchiectasis & fibrosis pada paru
Pneumothorak
Penyebaran inf
Insufisiensi kardio pulmonal
(WHO, 1996)
CARA PENCEGAHAN
VAKSINASI BCG (Bacillus Calmette Guirine)
Sinar UV
Isolasi pend
Peningkatan imun
HAMBATAN PENCEGAHAN
Geografis
Kurang penerangan
Kurang ventilasi
Kurang teraturnya pengobatan
Gizi buruk
KLASIFIKASI
KATAGORI TB
Katagori I
Kasus baru dengan sputum negatif
Kasus baru dengan bentuk TB berat seperti
meningitis, perikarditis, peritonitis, pleuritis,
spondilitis dengan gangguan neurologis, kelainan
paru yang luas dengan BTA negatif, TB usus, TB
genito urinarius.
Kategori II
Ditujukan terhadap :
Kasus kambuh
Kasus gagal dengan sputum BTA positif
Kategori III
Ditujukan terhadap :
Kasus BTA negatif dengan kelainan paru
yang tidak luas.
Kasus TBC ekstra paru selain yang disebut
dalam kategori I
Kategori IV
Ditujukan terhadap kasus TB kronik.
Terdapat resistensi terhadap obat-obat anti TB
(sedikitnya R dan H), sehingga masalahnya jadi
rumit.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Kultur sputum Positif m tuberkulosis
dalam stadium aktif pada perjalanan
penyakit.
Ziehl-Neelsen (pewarnaan terhadap
sputum) Positif BTA.
Elisa/Western Blot
Dapat menunjukkan adanya virus HIV.
Rontgen dadakoplek kelenjar getah
bening parenkim dan lesi resi TB pada
apeks dan segmen posterior lobus atas
paru atau pada segmen superior lobus
bawah.
Pemeriksaan histologi/kultur jaringan
Positif bila terdapat mikobakterium
tuberkulosis.
PENATALAKSANAAN TB PARU
Strategi DOTS (Directly Observed
Treatment Short Course)
Adanya
PENATALAKSANAAN
1. Konversi sputum positif menjadi negatif
2. Mencegah kekambuhan
3. menghilangkan gejala
FASE INTENSIF
FASE LANJUTAAN
2RHZS ( E ).
4 RH atau 4R3H3
Fase sisipan 2 4 mg dengan 4 6 RH atau 6HE (T) untuk TB berat
macam obat
2RHZ bila (Resisten INH)
II
2 RHZE
5 RHE atau paduan
1 RHZE fase sisipan
5 R3H3E3
BTA (+) hentikan 2-3 hari, periksa
biakan & lanjutan
III
IV
Resistensi obat
sedikitnya
(R & H)
H seumur hidup
EVALUASI PENGOBATAN.
Kemajuan
pengobatan klinis
( hilangnya keluhan, nafsu makan >, berat
badan naik dan lain-lain ), < kelainan
radiologis paru dan konversi sputum
menjadi negatif.
Kontrol BTA bulan ke-2, 4, dan 6. Pada
yang memakai paduan obat 8 bulan
sputum BTA diperiksa pada akhir bulan
ke-2, 5, dan 8.
Biakan BTA akhir bulan ke-2 dan
akhir Tx
DAMPAK MASALAH.
Terhadap individu.
Biologis.
Psikologis.
Sosial. stigma
Spiritual.
Produktifitas menurun.
Psikologis.
Sosial
Terhadap masyarakat.
PENGKAJIAN
PEMERIKSAAN FISIK
Sistem
pengindraanPada klien TB
paru untuk pengindraan tidak ada
kelainan
Sistem kordiovaskulerAdanya
takipnea, takikardia, sianosis,
(Soeparman, 1998. Hal 718)
Sistem gastrointestinalAdanya
nafsu makan menurun, anoreksia,
berat badan turun. (Soeparman, 1998.
Hal 718)
Sistem
muskuloskeletal Adanya
keterbatasan aktivitas akibat
kelemahan, kurang tidur dan
keadaan sehari hari yang kurang
meyenangkan. (Hood Al Sagaff, 1995.
Hal 87)
Sistem neurologis komposments /
ggn LOC
Sistem genetalia Biasanya klien
tidak mengalami kelainan pada
genitalia
DIAGNOSA KEPERAWATN
Perubahan
Ketidakefektifan
PERENCANAAN
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang sehubungan dengan
sekret kental, kelemahan upaya untuk batuk.
SUMBER BACAAN
Alsagaff Hood, Abdul Mukty, (1995). Dasar Dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University
Press. Surabaya.
Amin muhammad, Hood Alsagaff. (1989). Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga
University Press. Surabaya.
B.AC,Syaifudin, Anatomi dan fisiologi untuk perawat. EGC. Jakarta.
Blac,MJ Jacob. (1993). l.uckman & Sorensens Medical surgical Nursing A Phsycopsicologyc
Approach. W.B. Saunders Company. Philapidelpia.
Carpenito, Lynda Juall. (1995). Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik. Edisi 6,
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Edisi. 2.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Diana C. Baughman. ( 2000 ), Patofisiologi, EGC, Jakarta.
Engram Barbara. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 1. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Ganong F. William. (1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Gibson, John, MD. (1995). Anatomi Dan Fisiologi Modern Untuk Perawat. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Hudak & Gallo, ( 1997 ). Keperawatan kritis : suatu pendekatan holistic, EGC, Jakarta
Keliat, Budi Anna. (1991). Proses Keperawatan. Arcan. Jakarta.
Laboratorium Ilmu Penyakit Paru FK UNAIR. (1994). Dasar Dasar Diagnostik Fisik Paru.
Surabaya.
Lismidar H,dkk. (1990). Proses keperawatan. AUP