Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
DALAM BANGUNAN
KONSTRUKSI
Modul
1I
R I YA N N Y P R AT I W I
T E K N I K S I P I L U N TA N
u
k
u
m
melalui
melalui
melalui
melalui
Materi
Matkul
penunjukan langsung
pemilihan langsung
pelelangan umum
pelelangan terbatas
Modul
-.
-.
-.
-.
V : Kontrak Konstruksi
Hukum Kontrak dan Sumber Hukum Kontrak Konstruksi di Indonesia
Bentuk-bentuk Kontrak Konstruksi
Prinsip Dasar dan Aspek dalam Kontrak Konstruksi
Dokumen dan Administrasi Kontrak
Modul
-.
-.
-.
-.
d
a
l
a
m
i
n
d
u
s
t
r
i
k
o
n
s
t
r
u
k
s
i
r
i
y
a
n
n
y
KESAMAAN
PENDAPAT
KESEPAKAT
AN
PERSETUJU
AN
PERSETUJUAN
KONSENSUAL
PERJANJIAN
UNDANGUNDANG
PERIKATAN
HUKUM
PELENGKAP
KONTRAK
Persetujuan
ikatan moril.
PERSETUJUAN
RIIL
Perjanjian
PERSETUJUAN
FORMAL
konsensual : satu kesepakatan tidak tertulis antara beberapa pihak yang tidak mempunyai kekuatan hukum kecuali
Persetujuan
riil : satu kesepakatan tidak tertulis antara beberapa pihak dengan mengikut-sertakan beberapa hal.
Persetujuan
formal : satu kesepakatan antara beberapa pihak dituangkan dalam suatu bentuk tertentu yang bersifat formil.
h
u
k
u
m
d
a
l
a
m
i
n
d
u
s
t
r
i
k
o
n
s
t
r
u
k
s
i
r
i
y
a
n
n
y
T
I
N
J
A
U
A
N
H
U
K
U
M
Yaitu hukum yang abadi atau hukum berkaitan dengan akal ke-Ilahi-an (rasio
Tuhan) digabungkan dengan hukum Ketuhanan berupa petunjuk-petunjuk khusus
yang berasal dari Tuhan (diwahyukan Tuhan).
D
E
F
I
N
I
S
I
Hukum mengatur tingkah laku atau tindakan manusia dalam masyarakat. Peraturan berisikan perintah dan
larangan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Hal ini dimaksudkan untuk mengatur perilaku
manusia agar tidak bersinggungan dan merugikan kepentingan umum.
Peraturan hukum ditetapkan oleh lembaga atau badan yang berwenang untuk itu. Peraturan hukum tidak
dibuat oleh setiap orang melainkan oleh lembaga atau badan yang memang memiliki kewenangan untuk
menetapkan suatu aturan yang bersifat mengikat bagi masyarakat luas.
Penegakan aturan hukum bersifat memaksa. Peraturan hukum dibuat bukan untuk dilanggar namun untuk
dipatuhi. Untuk menegakkannya diatur pula mengenai aparat yang berwenang untuk mengawasi dan
menegakkannya sekalipun dengan tindakan yang represif. Meski demikian, terdapat pula norma hukum yang
bersifat fakultatif/melengkapi.
Hukum memiliki sanksi dan setiap pelanggaran atau perbuatan melawan hukum akan dikenakan sanksi
yang tegas. Sanksi juga diatur dalam peraturan hukum.
Soerojo Wignojodipoero menyatakan bahwa hukum (kemanusiaan) adalah himpunan peraturanperaturan hidup yang bersifat memaksa, berisikan suatu perintah, larangan atau perizinan untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur ketertiban dalam
kehidupan.
u
k
u
m
d
a
l
a
m
i
n
d
u
s
t
r
i
k
o
n
s
t
r
u
k
s
i
r
i
y
a
n
n
y
Hukum dibedakan
menjadi :
Menurut Tata urutan perundangan tingkatan sumber hukum di Indonesia adalah sebagai berikut
UUD 1945
JE
NI
S
HU
KU
M
DA
N
PE
M
BE
NT
UK
AN
NY
Asas
kemanfaatan
Berdasark
an
Asas
keselamatan
Asas
keseimbangan
Asas
keserasian
Fungsi yg
ditetapkan
Aspek
kepatutan
Aspek
kepantasan
Persyaratan
teknis
Persyaratan
adm.
Berkelanju
tan
Serasi dan Seimbang
dengan lingkungan
sekitar
D
E
F
I
N
I
S
I
orang akan selalu berusaha memiliki dan menguasainya dapat menimbulkan suatu
sengketa tanah di dalam masyarakat Sengketa timbul akibat adanya perjanjian antara 2
pihak atau lebih yang salah satu pihak melakukan wanprestasi.
Hukum Tanah
Keseluruhan peraturan-peraturan hukum, baik yang tertulis maupun
tidak tertulis yang mengatur hak-hak penguasaan atas tanah yang
merupakan lembaga-lembaga hukum yang hubungan-hubungan
hukum yang konkret
Objek Hukum Tanah adalah hak penguasaan atas tanah.
Hak penguasaan atas tanah adalah hak yang berisi serangkaian wewenang, kewajiban
dan atau larangan bagi pemenang haknya untuk berbuat sesuatu mengenai tanah yang
dihaki
D
E
F
I
N
I
S
I
UU Pokok Agraria
Keputusan Menteri
No. 6/1998 : Pemberian Hak Tanah untuk Rumah Tinggal
No. 1/1998 : Pemberian HM Tanah untuk RSS
Peraturan Menteri Agraria/ Kepala BPN
No. 5/1998 : Perubahan HGB untuk Rumah Tinggal
No. 9/1999 : Tata Cara Pemberian & Pembatalan Hak atas tanah &
hak pengelolaan
UU Pokok Agraria : UU No. 5/1960 : Peraturan Dasar Pokokpokok agraria
Keputusan Presiden No. 34/2003 Kebijakan Nasional di biang
Pertanahan
Peraturan Pemerintah
No. 40/1996 :HGU, HGB, Hak Pakai
No. 24/1997 Pendaftaran tanah
No. 36/1998 Penertiban & pendayagunaan tanah terlantar
Permen Agraria/ Kepala BPN No. 2/1999 : Izin Lokasi
AS
PE
K
H
U
K
U
M
PE
RT
A
N
A
H
Dalam kaitannya dengan hubungan hukum antara pemegang hak dengan hak atas
tanahnya, ada 2 macam asas dalam Hukum Tanah, yaitu:
1. Asas Accessie atas Asas Perletakan
Dalam asas ini, bangunan dan tanaman yang ada di atas tanah merupakan satu kesatuan;
bangunan dan tanaman tersebut bagian dari tanah yang bersangkutan. Hak atas tanah
dengan sendirinya, karena hukum meliputi juga pemilikan bangunan dan tanaman yang
ada di atas tanah yang dihaki, kecuali kalau ada kesepakatan lain dengan pihak yang
membangun atau menanamnya.
2. Asas Horzontale scheiding atau Asas Pemisahan Horizontal
Dalam asas ini, bangunan dan tanaman yang ada di atas tanah bukan merupakan bagian
dari tanah. Hak atas tanah tidak dengan sendirinya meliputi pemilikan bangunan dan
Pengatur
an
banguna
n
konstruks
UU No. 28 Tahun
2002
i
tentang Bangunan
Gedung
IMB
D
E
F
I
N
I
S
I
Hukum bangunan :
Ilmu yang mempelajari kseluruhan peraturan yang menyangkut
pembangunan suatu bangunan, dimana ruang lingkupnya
meliputi seluruh proses kegiatan pembangunan suatu bangunan
tersebut.
P
E
R
SY
A
R
AT
A
N
B
A
N
G
U
N
A
N
Persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung, yaitu berhubungan dengan persyaratan
peruntukan lokasi bangunan gedung yang tidak boleh mengganggu keseimbangan lingkungan, fungsi lindung
kawasan, dan/atau fungsi prasarana dan sarana umum, serta ketinggian gedung
Arsitektur bangunan gedung
Persyaratan pengendalian dampak lingkungan
Keselamatan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan, kemampuan bangunan
gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dengan melakukan pengamanan terhadap
bahaya kebakaran melalui sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif serta bahaya petir melalui sistem
penangkal petir;
ii. Kesehatan berkenaan dengan persyaratan sistem sirkulasi udara, pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan
bahan bangunan gedung;
iii. Kenyamanan berkenaan dengan kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang, kondisi udara dalam
ruang, pandangan, serta tingkat getaran dan tingkat kebisingan
iv. Kemudahan berkenaan dengan kemudahan akses bangunan gedung, termasuk tersedianya fasilitas dan
aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman bagi penyandang cacat dan lanjut usia, serta penyediaan fasilitas
yang cukup untuk ruang ibadah, ruang ganti, ruangan bayi, toilet, tempat parkir, tempat sampah, serta fasilitas
komunikasi dan informasi.
i.
u
k
u
m
d
a
l
a
m
i
n
d
u
s
t
r
i
k
o
n
s
t
r
u
k
s
i
r
i
y
a
n
n
y
T
UJ
U
A
N
P
E
N
G
A
T
U
R
A
N
H
U
K
U
M
u
k
u
m
hukum
dalam
penyelenggaraan
d
a
l
a
m
i
n
d
u
s
t
r
i
k
o
n
s
t
r
u
k
s
i
r
i
y
a
n
n
y
u
k
u
m
d
a
l
a
m
i
n
d
u
s
t
r
i
k
o
n
s
t
r
u
k
s
i
r
i
y
a
n
n
y
ETIKA HUKUM
PIMPRO
* BIAYA
* MUTU
PERENCANA
PENGAWAS
* WAKTU
PELAKSANA
u
k
u
m
d
a
l
a
m
i
n
d
u
s
t
r
i
k
o
n
s
t
r
u
k
s
i
r
i
y
a
n
n
y