Sunteți pe pagina 1din 28

Edian, Grace, Joni, Murni, Theresia, Vera

Pengertian
Labiopalatognathoschisiz :
sumbing yang terjadi pada bibir, palatum,
dan rahang atas secara bersamaan.
Menurut Platt, DeVore dan Pretorius (2007),
sumbing yang terjadi pada bibir, palatum, dan
rahang atas secara bersamaan digolongkan
dalam unilateral cleft lip alveolar ridge and
hard and soft palates.
Insiden sumbing bibir dengan atau tanpa
palatum 1:1800 (lebih banyak pada laki-laki)

JENIS CLEFT (SUMBING)


(Platt, DeVore, Pretorius, 2007)

ETIOLOGI
(Hockenberry & Wilson, 2007)
Genetik
Kurang nutrisi masa kehamilan
Terpajan obat-obatan
Radiasi
Trauma pada kehamilan trimester pertama
Infeksi ibu yang pengaruhi janin
Konsumsi alkohol

PATHOFLOW

GAMBARAN KASUS
An. M (9 th 10 bl) datang dengan keluhan utama gusi
terbelah (gnatoschizis). An. M tidak dapat
mengucapkan huruf K dengan benar. TB: 124cm
BB : 19 kg (> 10 pound), Hb : > 10. Dilakukan
gnatoplasty pada 22 Oktober 2008 (operasi yang
ketiga setelah labioplasty pada usia 3 bulan dan
palatoplasty pada usia 3 tahun).
Riwayat kehamilan: Ibu An. M mengalami hiperemesis
gravidarum yang sangat hebat pada trimester
pertama dan mendapat primperan dari dokter selama
dua minggu. BBL: 2100 gr dan PL: 43 cm. Riwayat
keluhan yang sama dalam keluarga disangkal.

ANALISA DATA
DATA (PREOP)
DS: ibu mengatakan bahwa perasaannnya agak degdegan menunggu besok anaknya akan dioperasi
meski ini bukanlah yang pertama.
DO: ibu terlihat memandangi anaknya, terlihat khawatir,
terlihat sedikit mengernyitkan dahi dan bingung, selalu
menanyakan tentang keberhasilan operasi anaknya
MASALAH KEPERAWATAN
Cemas pada orang tua b.d kurang pengetahuan orang
tua terhadap tindakan operasi pada anaknya.

Contd
DATA (POSTOP)
DS: An. M mengeluh sakit saat ditanya perawat, disuruh
untuk sedikit membuka mulut, dan saat diposisikan
miring kanan.
DO:
An.M mengeluarkan air mata saat perawat menyuruh An.
M sedikit membuka mulut saat pengkajian luka operasi di
rongga mulut.
An. M menganggukkan kepala saat ditanya perawat
tentang
nyeri yang dirasakannya (saat pengkajian
nyeri dan posisinya)
An. M member tanda dengan tangannya (sedikit
menggeleng dan dengan tangannya tanda tidak mau)
saat perawat menganjurkannya miring kanan.
MASALAH KEPERAWATAN
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d pembedahan

Contd
DATA (POSTOP)
DS: Ibu An. M mengatakan bahwa M tidak boleh
ngenyot-ngenyot dulu dan memasukkan
benda-benda seperti sedotan sementara
sampai dokter membolehkan
DO:An. M mengalami koreksi gnatoschizis di
gusi sebelah kanan
MASALAH KEPERAWATAN
Risiko trauma sisi pembedahan b.d lokasi
pembedahan

Contd
DATA (POSTOP)
DS : An. Mengeluh sakit saat membuka mulut.
DO:
An. M belum berani membuka mulut karena
nyeri
An. M belum boleh mengenyot (menekan luka
operasi dengan lidah), memasukkan objek
apapun kedalam mulut (seperti sedotan dan
sendok)
MASALAH KEPERAWATAN
Risiko infeksi b.d luka insisi

RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN

Dx (preop): Cemas pada orang tua b.d kurang


pengetahuan orang tua terhadap
tindakan operasi.
Intervensi Keperawatan:
Kaji pengetahuan orang tua tentang kondisi anak,

dan derajat ansietas.


Jelaskan prosedur operasi dan kemungkinan hasil
operasi dan peran orang tua dalam mendukung
proses perawatan klien.
Berikan penkes dengan media yang mudah
dimengerti(tertulis dan verbal)

Contd
Dx (postop):

Gangguan rasa nyaman nyeri b.d


pembedahan.
Implementasi Keperawatan:
Kaji keluhan nyeri dengan scala nyeri, catat lokasi dan
lamanya serangan.(peningkatan nadi,nafas cepat,
berkeringat dingin)
2. atur posisi sesuai kebutuhan anak untuk mengurangi
nyeri.
3. Kurangi rangsangan yang mencetuskan nyeri
Lakukan proses pengalihan nyeri(distraksi) dengan
tarik nafas dalam, membayangkan hal2 yang
disukai anak.
Beri obat analgesic
1.

Contd
Dx (postop): Risiko kurang nutrisi dari kebutuhan
tubuh b.d ketidak mampuan anak mengecap
paskaoperasi (gnatoplasty)
Implementasi Keperawatan:
berikan diit cair
berikan cairan infus sesuai order
pasang NGT untuk pemberian makanan.
Beri informasi kepada klien untuk tidak

menyedot/menghisap.
Berikan diit sesuai dengan kalori yang
dibutuhkan

Contd

Dx (postop):
Risiko tinggi trauma sisi pembedahan b.d lokasi
pembedahan.
Implementasi Keperawatan:
Beri posisi yang tepat (miring, duduk, telentang)
Gunakan teknik pemberian makan atraumatik (dengan
selang NGT, dll)
Anjurkan klien untuk tidak memasukkan objek apapun ke
dalam mulutnya, tidak mengenyot/ menekan luka operasi
dengan lidah
Bersihkan area operasi dengan perlahan
Beri pendidikan kesehatan secara tertulis dan verbal
tentang perawatan anak paskaoperasi (gnathoschisiz)

Contd
Dx (postop): Risiko infeksi b.d insisi post operasi
Implementasi Keperawatan:
1. Observasi TTV pershift
2. Observasi area mulut (terutama rongga mulut)
Bersihkan suture line dengan Ns(normal saline)
Lakukan oral hygiene
Lakukan perawatan dengan teknik septic atau
steril pada area luka operasi
Berikan antibiotic sesuai indikasi.

KONDISI TERAKHIR KLIEN


Tindakan keperawatan dari tanggal 21-24 Oktober 2008
dan 27-29 Oktober 2008
1. Diagnosa risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan anak mengecap paskaoperasi
(gnatoplasty):
memberikan diit cair
memberikan cairan infus sesuai order (RL: DS = 1:2 , 20
ttm)
memberikan makanan melalui NGT
memberi informasi kepada klien untuk tidak
menyedot/menghisap.
memberikan diit sesuai dengan kalori yang dibutuhkan
(1520 kkal/hari 10 x 150cc/hari )

Contd 1
Evaluasi:
Evaluasi subjektif: Ibu An. M mengatakan bahwa
infus dan NGT sudah dilepas dan anaknya
diperbolehkan pulang siang ini.
Evaluasi objektif: An. M terlihat tidak anemis,
keadaan umum sudah baik, sudah bisa jalanjalan. Tidak terdapat tanda-tanda kurang
nutrisi

Contd1
Analisis: masalah tidak terjadi
Rencana tindak lanjut: Rencanakan pendidikan
kesehatan sebelum pulang.

Contd 2
2. Diagnosa gangguan rasa nyaman nyeri b.d
pembedahan:
Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi dan lamanya

serangan.(peningkatan nadi,nafas cepat)


Mengatur posisi sesuai kebutuhan anak untuk
mengurangi nyeri.
Mengurangi rangsangan yang mencetuskan nyeri
Melakukan proses pengalihan nyeri(distraksi)
dengan tarik nafas dalam.
Kolaborasi: Beri obat analgesic (katesse 3x 1
ampul)

Contd2
Evaluasi:
Evaluasi subjektif : Klien mengatakan nyeri di
mulut sudah berkurang dari pada hari kemarin.
Evaluasi objektif: Klien sudah mampu dan berani
membuka mulut dengan lebih lebar dari
sebelumnya ( kurang lebih selebar 4jari).
Analisa: Masalah teratasi. (pada tanggal 24
oktober)
Rencana tindakan: Teruskan intervensi ke
masalah perawatan yang lain.

Contd3
3. Risiko tinggi trauma sisi pembedahan b.d lokasi
pembedahan.
Implementasi Keperawatan:
Memberi posisi yang tepat (miring, duduk, telentang)
Menggunakan teknik pemberian makan atraumatik melalui
selang NGT
Menganjurkan klien untuk tidak memasukkan objek apapun
ke dalam mulutnya, tidak mengenyot/ menekan luka operasi
dengan lidah
Membersihkan area sekitar operasi dengan perlahan
(menyesuaikan order, belum boleh menekan luka operasi)
Memberikan pendidikan kesehatan secara tertulis dan
verbal tentang perawatan anak paskaoperasi (gnathoschisiz)

Contd3

Evaluasi:
Evaluasi subjektif : Ibu An. M mengatakan
anaknya sudah berkumur.
Evaluasi objektif: Ibu dapat memperagakan cara
berkumur dengan baik dan saat dipastikan, An.
M mengangguk bahwa yang dilakukan sesuai
yang dicontohkan ibunya.
Analisa: Masalah tidak terjadi.
Rencana tindak lanjut: terus monitor tandantanda trauma, mengingatkan An. M agar tidak
menekan bagian luka operasi sampai periode
penyembuhan.

Contd4
3. Risiko infeksi b.d insisi post operasi
Implementasi Keperawatan:
1. Mengobservasi TTV pershift
2. Mengobservasi area mulut (terutama
rongga mulut)
Membersihkan suture line dengan Ns(normal
saline)
Melakukan oral hygiene
Kolaborasi: Memberikan Ceradolan 3x 500mg .

Contd4
Evaluasi:
Evaluasi subjektif : An. M mengatakan tidak sakit
lagi pada area luka operasi. Ibu An.M mengatakan
An. M sudah berkumur dengan betadine.
Evaluasi objektif : Tidak terdapat pembengkakan,
tidak ada kemerahan, tidak teraba hangat,
membran mukosa lembab dan mulut tampak
bersih.
Analisa: Masalah tidak terjadi.
Rencana tindak lanjut: Rencanakan pendidikan
kesehatan sebelum pulang.

Pembahasan
Tindakan yang dilakukan dari tanggal 21-24
Oktober 2008 dan 27-29 Oktober 2008, secara
umum, 90% sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Tindakan yang tidak dilakukan:
1. Mengkaji nyeri dengan skala nyeri
2. Melakukan kompres hangat setelah 1 x 24
jam postop
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang
diangkat, dua diagnosa potensial teratasi dan
tiga diagnosa risiko, masalah tidak terjadi.

KESIMPULAN
1. Pemberian tindakan keperawatan pada

dengan post gnatoplasty disesuaikan dengan


prinsip tindakan yaitu mengistirahatkan kerja
rongga mulut dengan pemasangan NGT
untuk nutrisi menghindari injury
2. Perlunya pendidikan kesehatan mengenai
latihan wicara pada huruf tertentu (oral
exercise).
3. Perlunya kerjasama orang tua, klien, dan
perawat untuk mempercepat kesembuhan
klien

SARAN
1. Institusi pelayanan

Perlunya SOP atau SAK untuk klien dengan


labiopalatognatoschizis, tersosialisasikan,
diterapkan, dan dikaji ulang secara periodik
2. Akademik
Bekerjasama dalam revisi SOP atau SAK
klien dengan labiopalatognatoschizis
3. Mahasiswa
Bekerjasama dengan perawat ruangan
dalam pemberian askep sesuai SAK / SOP

REFERENSI
Ball, J & Ruth, C. (2003). Pediatric NursingCaring for Children. USA: Pearson Education,
Inc
Muscary, M.(1996). Lippincotts Review SeriesPediatric Nursing. 2nd Edition. Philadelphia:
Lippincott
Pilliteri, Adele. (1981). Child Health NursingCare of The Growing Family. 2nd Edition. USA:
Brown & Co

S-ar putea să vă placă și