Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PEMBANGUNAN
WATERFRONT
Kondisi
fisik
lingkungan
waterfront
city
secara topografi
merupakan pertemuan antara darat dan air, daratan yang rendah
dan landai, serta sering terjadi erosi dan sedimentasi yang bisa
menyebabkan pendangkalan. Secara hidrologi merupakan daerah
pasang surut, mempunyai air tanah tinggi, terdapat tekanan air sungai
terhadap air tanah, serta merupakan daerah rawa sehingga run off air
rendah. Secara geologi kawasan tersebut sebagian besar mempunyai
struktur batuan lepas, tanah lembek, dan rawan terhadap gelombang air.
Secara tata guna lahan kawasan tersebut mempunyai hubungan yang
intensif antara air dan elemen perkotaan. Secara klimatologi kawasan
tersebut mempunyai dinamika iklim, cuaca, angin dan suhu serta
mempunyai kelembaban tinggi. Pergeseran fungsi badan perairan laut
sebagai akibat kegiatan di sekitarnya menimbulkan beberapa
permasalahan lingkungan, seperti pencemaran. Kondisi ekonomi, sosial
dan budaya waterfront city memiliki keunggulan lokasi yang dapat
menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, penduduk mempunyai kegiatan
sosio-ekonomi yang berorientasi ke air dan darat, terdapat peninggalan
sejarah dan budaya, terdapat masyarakat yang secara tradisi terbiasa
hidup (bahkan tidak dapat dipisahkan) di atas air. Terdapat pula
budaya/tradisi pemanfaatan perairan sebagai transportasi utama,
merupakan kawasan terbuka (akses langsung) sehingga rawan terhadap
keamanan, penyelundupan, peyusupan (masalah pertahanan keamanan)
Aspek yang
dipertimbangkan adalah
kondisi yang ingin dicapai dalam
penataan kawasan. Komponen
penataan merupakan unsur
yang diatur dalam prinsip
perancangan sesuai dengan
aspek yang dipetimbangkan.
Variabel penataan adalah
elemen penataan kawasan yang
merupakan bagian dari tiap
komponen dan variabel
penataan kawasan dihasilkan
dari kajian (normatif) kebijakan
atau aturan dalam penataan
kawasan tepi air baik didalam
maupun luar negeri dan hasil
pengamatan di kawasan studi
(Sastrawati, 2003)
Jakarta
Manado
Makasar
Banjarmasin
Palembang
Berdasarkan konsep waterfront city yang ditawarkan oleh masingmasing kota kota di Indonesia dan beberapa contoh dari negaranegara maju tersebut menunjukkan bahwa terdapat pertimbanganpertimbangan perencanaan kawasan waterfront city yaitu aspek sosial,
ekonomi dan lingkungan. Aspek sosial meliputi usaha mencapai
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan peningkatan kualitas hidup serta
peningkatan kesejahteraan individu, keluarga, patembayan dan seluruh
masyarakat
diwilayah
itu.
Usaha
ekonomi
meliputi
usaha
mempertahankan dan memacu perkembangan dan pertumbuhan
ekonomi yang memadai untuk mempertahankan kesinambungan
(sustainable) dan perbaikan kondisi-kondisi ekonomi yang baik bagi
kehidupan dan memungkinkan pertumbuhan kearah yang lebih baik.
Wawasan lingkungan meliputi usaha pencegahan kerusakan dan
pelestarian terhadap kesetimbangan lingkungan. Ketiga aspek ini harus
mendapat perhatian yang sama sesuai dengan peran dan pengaruh
masing-masing pada pengembangan kawasan waterfront city. Sehingga
konsep ini benar-benar memberi dampak pada masyarakat di daerah
pembangunannya