Sunteți pe pagina 1din 32

Ns. Maryana, S.SiT.,S.Psi.,S.Kep.,M.

Kep

HENTI JANTUNG
> Jantung kehilangan fungsi secara mendadak dan
sangat tiba-tiba
> 450.000 kasus/tahun di USA
> Penyebab kematian >> Stroke, Ca Paru, Ca Mamae
> 95 % meninggal sebelum masuk RS.

HENTI JANTUNG

Penyebab :
> Penyakit Jantung:
- IMA ( terbanyak) - Miokarditis
- Kardiomiopati
-Trauma/tamponade
- Gagal Jantung

> Respirasi :
- Hipoksia
- Hiperkapnoe
> Metabolisme
- hiperkalsemia
- hipotermi
> Sengatan listrik
> Refleks vagal

- hiper/hipokalemi

HENTI JANTUNG
Patofisiologi
Henti Jantung gangguan sirkulasiSuplai oksigen
> Hipoksia
- Otak : 15 detik Pao2 dari 132,5 kPa
1 menit Pa02 0.
- akumulasi CO2.
> Asidosis
- O2 metabolisme anaerob akumulasi
CO2 dan laktat asidosis
- Jantung kontraktilitas
mudah aritmia
- Otak kematian sel

HENTI JANTUNG

Patofisiologi
> Respon sistemik masif
- Katekolamin
- Hormon ADH
- Adrenalokortikosteroid
hiperglikemia
hipokalemia
laktat
aritmia

Gejala klinis
Pingsan / tidak ada respon
Tidak ada napas / sulit bernapas (megap-2)
Tidak ada nadi
Mulai terjadi kematian irreversible bila tidak
ditolong

Gambaran EKG
Ventrikel fibrilasi
Ventrikel takhikardi tanpa denyut
PEA
Asistole

Ventricular Tachycardia

Ventricular Fibrillation

PULSELESS ELECTRICAL ACTIVITY


(PEA)

HENTI JANTUNG

Akibat henti jantung


Kematian otak
Tiap 1 menit terlambat defibrilasi
Kematian bertambah 7-10 %

12

Resusitasi

Resusitasi
Tujuan
> mengembalikan fungsi pernapasan
> fungsi sirkulalasi
normal
> mencegah kematian /kerusakan otak.
Prinsip :
> early access :
> early CPR
> early defibrilation
> early ACLS

13

Resusitasi

Resusitasi ..
Early access :
cepat berhubungan dengan fasilitas kegawat daruratan
jantung misal panggil 118 (EMS=emergency medical
services/ECC= emergency cardiac care)
Early CPR : cepat lakukan RKP
- A : airway
- B : Breathing
- C : circulation
Early defibrilation : cepat identifikasi adanya VT/VFcepat
lakukan defibrilasi.
Early ACLS : cepat mendapat pertolongan alat bantu pernapasan dan
terapi medikamentosa untuk mengontrol sirkulasi.
14

Resusitasi
Resusitasi
Ada 2 tahap :
1.Basic life support :
A: opening airway
B: breathing : pernapasan yang adekuat/mekanik
ventilasi
C: circulation : kompressi jantung/dinding dada
2.Advanced cardiac life support (ACLS)
A : endotracheal intubation ( ET)
B : pernapasan adekuat melalui ET
C : tersedianya akses intravenA untuk obat
D : defibrilator tersedia.
Di RS atau EMS keduanya bisa kabur.
15

Resusitasi
Resusitasi.

Atas dasar jenis obat/tindakan dapat dibagi juga :


1.Primary survey :
A (irway)
B (reathing)
C (irculation)
D (difebrilator)
2.Secondary survey:
A (irway)
B (reathing)
C (irculation)
D (ifferential Dx)

: open airway
: ventilasi mekanik
: kompresi jantung
: VF/VT tanpa pulse
: intubasi endotrakheal
: ada peralatan pernapasan via ET
: ada akses i.v, monitor ritme
tersedia obat-obatan
: mencari Dx dan Tx yang tepat
16

RKP
Prinsip-prinsip:
Segera dikerjakan setelah diagnosis henti jantung

ditegakkan
Kompresi pada penderita yg mempunyai denyut

tidaklah berbahaya dibanding keterlambatan


melakukan RKP pada penderita tanpa denyut
karena akan mengurangi keberhasilan resusitasi

17

Defibrilasi .....(1)
Sebagian besar kasus henti jantung didahului
oleh VF / VT tanpa denyut
defibrilasi sangat penting
Keterlambatan tiap menit harapan hidup
berkurang 7 10%
Bila ada defibrilasi maka menjadi 3 4% saja

18

Defibrilasi .....(2)
Tujuan: menghentikan secara singkat aktivitas

listrik jantung pada jantung normal dapat


mengembalikan aktivitas listrik ke irama spontan
Pada menit awal setelah dilakukan defibrilasi yg

berhasil irama spontan secara khas lambat dan


tidak menghasilkan denyut atau perfusi
sehingga RKP diperlukan
19

Kapan RKP tidak dikerjakan?


a. Henti jantung yang disaksikan:

Ada penolakan keluarga


Membahayakan penolong
Pada penyakit stadium terminal
Apabila berhasil diperkirakan kualitas hidup sangat kecil

b. Henti jantung yang tidak disaksikan:


- ada tanda kematian yg tidak berubah lebam mayat
- sudah mulai ada tanda-tanda pembusukan
- penderita mengalami trauma yg tidak dapat
diselamatkan

20

Resusitasi
Penatalaksanaan umum henti jantung
(Resusitasi )
1. Pastikan keamanan korban dan penolong
2. Pastikan diagnosis henti jantung (respon,respirasi,
denyut nadi)
3. Cari bantuan : teman, EMS, ECC.
4. Kerjakan BHD.
5. Lakukan defibrilasi bila ada indikasi. Sewaktu melakukan
RKP epineprin dapat diberikan berulang.

21

Resusitasi
Penatalaksanaan umum henti jantung
(Resusitasi )..
6. Bila tidak ada monitor teruskan RKP sampai adanya
denyut nadi.
7. Sewaktu melakukan defibrilasi waktu menghentikan RKP
tidak lebih dari 10 detik, juga tindakan lain cek irama
8. Berikan obat i.v bila memungkinkan. Bolus 20-50 cc NaCl
0,9 % setelah pemberian obat i.v.
9. Pertimbangkan/cari penyebab dan obati.
10. Pertimbangkan pemakaian obat anti aritmi dan sodium
bikarbonat.
22

Resusitasi
Perawatan post resusitasi:
- Awasi jalan nafas sebaik-baiknya dan pengelolaan
ventilasi
- Berikan oksigen jika tersedia
- Jika terjadi muntah bersihkan jalan nafas
- Lanjutkan memantau tanda-tanda vital
- Stabilisasi fisik dan transport
- Lanjutkan tindakan sambil menunggu tim ACLS tiba
- Waktu: + 30 menit

23

Ada
- Observasi
- Terapi sesuai Dx

ALGORITMA
BANTUAN HIDUP
DASAR (BHD)
(AHA, 2005)

Tidak Bernapas
- Berikan 2 kali Napas Buatan
- Periksa Nadi (dlm 10 detik)

Ada pulse
- Berikan Pernapasan 1x/5-6 detik
- Cek nadi setiap 2 menit
- O2, IV, ET,
- Riwayat sakit
- Monitor 12 EKG

Tidak Ada pulse

Periksa, adakah respon penderita


Tidak Ada
- Hubungi Emergensi (118)
- Siapkan Defibrilator
- Buka jalan napas
- Periksa adakah pernapasan
Bernapas
- Tempatkan pada posisi
pemulihan (jika tak ada trauma)

Mulai RKP (30:2)


- Siapkan defibrilator

-Cek irama
-Shockable????

Tidak Ada:
-Teruskan RKP

Shockable

Not Shockable

VT/VF
-Shock 1 x
-Teruskan RKP 5 siklus

PEA/asistol
-RKP 5 siklus
-Cek irama setiap 5 siklus 24

Periksa, adakah respon penderita?


ALGORITMA
BANTUAN
HIDUP
DASAR
(AHA,2010)

Ada
- Observasi
- Terapi sesuai Dx

Tidak ada respon


- tidak bernapas/sulit bernapas
- siapkan Sistem Emergensi
(118)
- Siapkan Defibrilator

Cek nadi dalam 10 detik


Ada pulse
- Berikan Pernapasan 1x/5-6 detik
- Cek nadi setiap 2 menit
- O2, IV, ET,
- Riwayat sakit
- Monitor 12 EKG

Tidak ada
Mulai RKP (30:2)
- Siapkan defibrilator

Tidak ada
defibrilator:
-Teruskan RKP

- Cek

irama
- Shockable????

Shockable
VT/VF
-Shock 1 x
-Teruskan RJP 5 siklus/2 menit

Not Shockable
PEA/asistol
-RJP 5 siklus
-Cek irama setiap 5 siklus/2 menit

HENTI JANTUNG: -Cari bantuan/118

ALGORITMA
HENTI JANTUNG

3 VF/VT

13

4 -Shock 360 J

-RKP 5 siklus

Sinus Normal
-Observasi/perawatan
paska resusitasi

- Cek irama, Shockable???


5 Asistol/PEA 9
Sinus normal 13
VF/VT:
-Teruskan RKP, Charge defib, Shock 1x 360J
6 -Teruskan RKP 5 siklus,
-ET, pasang iv, berikan vasopressor: Epineprin 1 mg/iv-io
atau
Vasopressin 40mg/iv

- Cek irama, Shockable???

-R K P
-O2 bila ada
-Siapkan defib

2
-Cek irama
-Shockable???

9 Asistol/PEA
-RKP 5 siklus
10 -Epineprin 1 mg/iv setiap 3-5 menit
-Vasopressin 40 mg/iv
-Identifikasi faktor penyebab

11

- Cek irama, Shockable???


VT/VT 4
Sinus normal 13
Asistol/PEA

-RKP 5 siklus
12 -Atropin 1 mg/iv, ulang setiap 3-5 mnt,
maksimal 3 kali pemberian

VF/VT:
-Teruskan RKP, Charge defib, Shock 1x 360J
-Teruskan RKP 5 siklus
-Berikan antiaritmia: Amiodoron 300 mg/iv-io dapat diulang 1 x dosis
8150 mg iv/io atau Lidocain 11,5 mg/kgBB, dapat di ulang sampai
2kali dosis 2-3 , 0,5-0.75 mg/kg/bb atauMgSO4 1-2 gr/iv untuk t d p

- Cek irama, Shockable???

26

Skema Penanganan VF / VT tanpa Nadi


HENTI
JANTUNG

DEFIB
ADA

RKP

SHOCK

charge

A
RKP

SHOCK

SHOCK

charge

RKP

charge

Vasopressor
CEK
IRAMA

RKP

charge

CEK
IRAMA

CEK
IRAMA

RKP

Anti Aritmia

= 5 siklus atau 2 menit

RKP + defibrilator di charge

27

Skema Penanganan Asistole / PEA


HENTI
JANTUNG

DEFIB
ADA

A
RKP

CEK
IRAMA

RKP

RKP

RKP

Vasopressor
Identifikasi faktor
Penyebab

Atropin
CEK
IRAMA

= 5 siklus atau 2 menit


28

Hal-hal yang perlu diperhatikan selama RKP

Kompresi kuat dan cepat (100x/mnt)


Penghentian kompresi seminimal mungkin
1 siklus RKP = 30 kompresi & 2 pernapasan, 5 siklus = 2 mnt
Hindari hiperventilasi
Bebaskan jalan napas
Usahakan pasang ET
Setelah ET terpasang, lakukan kompresi terus, berikan
pernapasan 8-10x/menit tanpa menghentikan kompresi
Cek irama setiap 2 menit
Usahakan setiap 2 menit ganti petugas kompresi
Menghentikan kompresi hanya pada saat cek irama & saat
memberikan shock

OBAT YANG SERING DIGUNAKAN PADA HENTI JANTUNG


1. Epinefrin
Indikasi : PEA/Aistole dan VF/pVT tidak respon
defibrilator
Dosis : 1 mg i.v bolus dapat diulang tiap 3-5 menit
ET : dosis 2-2.5 kali dosis i.v
2. Lidocain
Indikasi : VF/pVT refraktar pada defibrilator
Dosis : 1-1,5 mg /kgBB bolus i.v, dapat diulang tiap 3-5 menit
dengan dosis 0,5-0,75 mg/Kg BB.Dosis max 3 mg/Kg BB
ET : 2-2,5 x dosis i.v
3. Atropin
Indikasi : bradiasistole o.k reflek vagal
PEA/Asistole
Dosis : 1mg i.v diulang tiap 3-5 menit , ET :1-2 mg dlm 10cc
aqua steril / NaCl 0,9 %. Dosis max 0,04 mg/KG BB.
reflek vagal : 3 mg i.v ( 0,04 mg/Kg BB)
30

HENTI JANTUNG
Obat
4. Magnesium sulfat
Indikasi : VT Torsardes de point, VF
Dosis : 1-2gr Mg Sulfat dilarutkan 10 ccD5W dan diberikan
dalam 1-2 menit. Pada VF dengan bolus cepat.
5. Sodium bikarbonat:
Indikasi : - RKP yang lama
- Henti jantung karena hiperkalemi.
Dosis : 1 mEq/kg BB i.v bolus, dilanjutkan setengah dosis
setiap 10 menit. Evaluasi analisa gas darah.
Tidak perlu sampai terkoreksi penuh
6.Amiodaron .
Indikasi : pilihan I untuk VF/VT tanpa nadi.
Dosis : 300 mg diencerkan dalam 20-30 cc NaCL atau
Dekstrose 5 % IV pelan-pelan. Dosis ulangan
150 mg tiap 3-5 menit, dosis max. 2,2 gr/24 jam.
31

32

S-ar putea să vă placă și