Sunteți pe pagina 1din 35

Kejang Demam

pada Anak

DemaM

Apakah Demam itu?


Demam terjadi apabila suhu
meningkat diatas normal range.

tubuh

Demam terdiri dari 3 fase, yaitu (1)


menggigil sampai suhu tubuh mencapai
puncaknya (2) suhu menetap dan (3)
suhu menurun

Bagaimana Demam terjadi?


Obat

Radang

Infeksi
Alergi

Pirogen

Mengerahkan sel
darah putih ke
lokasi infeksi

Do not treat
Low grade
fever!

Suhu Tubuh
Menurun

Infeksi dapat
diatasi

Sel Darah Putih


Memerangi Infeksi
Leukosit Meningkat

Penyebab Demam
INFEKSI

Virus
Bakteri

NON-INFEKSI

Alergi
Trauma
Auto-imun
Tumbuh Gugi

Komplikasi

Dehidrasi
Demam -> cairan hilang
Tanda2 :
Ubun2 cekung
Kencing sedikit
Punggung tangan dicubit,
kulit lambat kembali
Beri minum yg banyak

Kejang demam
[febrile convulsion]

Tanda2 :

Hilang kesadaran
Kedua tangan-kaki
bergetar bbrp detik

Jarang terjadi
Anak 6 bl 3 th
Berikan obat diazepam or
valium saat anak kejang, utk
merelaksasi otot.

Prinsip Penanganan
Tidak

panik, umumnya tidak


bbahaya
Jangan lgsg beri obat penurun
panas
Amati perilaku anak
Cegah agar tidak dehidrasi
Paham kapan hrs mhubungi
dokter

Rekomendasi AAP

37

38.5 40

Kapan Menghubungi
Dokter

Tidak mau minum atau


dehidrasi,
rewel,
letargi,
kejang,

Bayi berusia 3bln dg suhu


38oC
Bayi berusia 3 6 bln dg suhu
38.3oC
Anak usia > 6 bln, dengan suhu
40oC
Demam menetap > 72 jam

menangis kuat terus


menerus,
tidak bisa dibangunkan,
kaku kuduk,
sesak nafas,
gelisah luar biasa,
muntah-diare,
sakit kepala hebat

Paket Demam
Demam, runny nose, diare, lesu,
rewel
FLU, virus

Demam, Mual, muntah, diare


Gastroenteritis

Tarik2 telinga, rewel Infeksi


telinga, Gigi
Demam, Lemas,tidak bergairah
Demam Dengue

Sakit waktu berkemih


Infeksi saluran kemih
> 38.5C, batuk dahak>>, sesak nafas

Pneumonia

Sakit berat, sakit kepala hebat,


muntah, kaku kuduk
Meningitis
3th, sakit wkt menelan
Rdg tenggorokan

Perawatan

Istirahat
Jaga suhu ruangan
Memperbanyak konsumsi cairan

Air, sup, jus, ice cream (> 1 tahun)


Minum cairan yg mengandung elektrolit apabila anak
diare (< 1tahun = pedyalite/oralit)

Biarkan anak makan apa yg diinginkan


Mengompres dengan air hangat

< 38.3C

> 38.8, anak gelisah


> 40C

: tidak perlu obat, minum yg


banyak
: kompres, obat demam
: kompres, obat demam &
hubungi dokter

Kompres Untuk Meredakan


Demam
Dilakukan apabila:

Anak terlihat
gelisah
Suhu tubuh 104F
(40C)
Muntah2 & tidak
dapat
mengkonsumsi
obat

Cara:

Dudukan dalam
tub, pd kehangatan
30 - 32C
Lap dengan sponge
ke seluruh tubuh
Lakukan sambil
bermain

KejanG DemaM

Pengertian
Bangkitan kejang pada anak yang terjadi
pada suhu yang meningkat yang
disebabkan proses ekstrakranium.

Pathway

Klasifikasi Kejang Demam


Kejang Demam Sederhana

Umur waktu kejang 6 bln 4 tahun.


Lama kejang < 15 menit.
Kejang bersifat umum
Kejang terjadi dalam 16 jam pertama setelah
timbul demam.
Kelainan neurologi tak ada, EEG normal 1
minggu setelah kejang

Klasifikasi Kejang Demam


Kejang Demam Komplek
Lama kejang > 15 menit
Kejang fokal atau parsial satu sisi atau
kejang umum didahului kejang parsial
Berulang atau lebih dari 1 x dalam 24 jam

PERBANDINGAN
Kejang
demam
Demam
Kelainan
otak
Kejang
berulang
Penurunan
kesadaran

Pencetus

Epilepsi

Meningitis
Ensefalitis

(-)

Tidak ada
kaitannya
(+)

Salah satu
gejalanya
(-)

(-)

(+)

(+)

(-)

(-)

(+)

KARAKTERITIK
SEBERAPA
SERING?

Terjadi pada suhu > 38.3C

Hanya dialami oleh


1 dari 2540 anak
demam;

Jarang:
< 6 bln atau > 3 thn

Kejang bisa
berulang pada 1/3
anak kejang demam

6 bulan 5 tahun;
Tersering pada BATITA!!

Terjadi pada 24 jam


pertama
Semakin besar anak saat
pertama kali serangan,
semakin kecil kemungkinan
kejangnya berulang

BERBAHAYA-KAH?
RISIKO KEJANG
BERULANG
Bila kejang pertama:

Usia muda (< 15 bln)

Sering demam

Keluarga dekat (+) riwayat


kejang demam

Terjadi saat demam tak


tinggi

Terjadi segera setelah


demam

Majoritas: tidak
berbahaya
Tidak menyebabkan
kerusakan otak
Intelektualitas Normal
2% bisa - epilepsi:
Kejang lama
Sebagian tubuh
Berulang dalam 24 jam
Cerebral palsy

Kecil - bahaya:
Trauma - jatuh,
Tersedak

GEJALA

TIDAK sadar
Kedua tangan dan
kaki kejang-kejang
Selama 1 2 menit
Tidak umum:

kaku atau gerakan di


sebagian tubuh (tangan atau
kaki sisi kiri/kanan tubuh);
Berlangsung > 15 menit

APA YANG HARUS DILAKUKAN?


TENANG; Jangan panik; observasi
CEGAH TRAUMA:
Baringkan di tempat yang alasnya rata (lantai);
Jangan dipegangi erat2 (hati-hati fraktur)

CEGAH TERSEDAK:

Baringkan miring atau telungkup


Mulut harus dikosongkan
Jangan taruh benda di mulutnya. (sendok)

BILA KEJANG > 15 min:

Segera bawa ke unit layanan kesehatan terdekat

Pemeriksaan Penunjang
1)
Elektrolit : Tidak seimbang dapat berpengaruh
menjadi pradiposisi pada aktivitas kejang
2)
Sel darah merah (SDM) : Anemia aplastik mungkin
sebagai akibat dari terapi obat
3)
Fungsi lambal : Untuk mendeteksi tekanan abnormal
dari cairan secara brospinal, tanda-tanda infeksi,
perdarahan
4)
Foto ronsen kepala untuk mengidentifikasi adanya
fraktur
5)
EEG (Elektro enspalgram) : daerah serebal yang
tidak berfungsi
6)
MRI : Neulokalisasi
7)
CT scan : Mengidentifikasi lokasi serebal, infrak,
hematom, tumor, abses, dll

Penatalaksanaan
a. Pengobatan fase akut
Seringkali kejang berhenti sendiri. Pada waktu kejang
pasien dimiringkan untuk mencegah aspirasi ludah atau
muntahan. Jalan nafas harus bebas agar oksigenasi
terjamin. Perhatikan keadaan vital seperti kesadaran,
tekanan darah, suhu, pernafasan dan fungsi jantung.
Suhu tubuh yang tinggi diturunkan dengan kompres
dingin dan pemberian antipiretik. Obat yang paling cepat
menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan
intravena atau intrakranial.

Penatalaksanaan
b. Mencari dan mengobati penyebab
Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk
menyingkirkan kemungkinan meningitis, terutama pada pasien
kejang demam yang pertama.
c. Pengobatan Profilaksis.
1. Profilaksis Intermiten saat demam
Diberikan Diazepam secara oral dengan dosis 0,3 0,5 mg/kg
BB/hari dibagi dalam 3 dosis saat pasien demam. Diazepam
dapat pula diberikan secara intra rektal tiap 8 jam sebanyak 5
mg bila BB <> 10 kg setiap pasien menunjukkan suhu lebih
dari 38,5C.

Penatalaksanaan
2. Profilaksis terus menerus dengan antikonvulsan setiap
hari.
Berguna untuk mencegah berulangnya kejang demam
berat yang dapat menyebabkan kerusakan otak.
Profilaksis terus-menerus setiap hari dengan
fenobarbital 4-5 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis.
Obat lain yang dapat digunakan adalah asam valproat
dengan dosis 15 40 mg/kg BB/hari.

Asuhan Keperawatan
Pengkajian
a.

Aktifitas / Istirahat
Gejala : Keletihan, kelemahan umum
Keterbatasan dalam beraktifitas / bekerja yang ditimbulkan oleh diri sendiri /
orang terdekat / pemberi asuhan kesehatan atau orang lain.
Tanda : Perubahan tonus / kekuatan otot
Gerakan involunter / kontraksi otot ataupun sekelompok otot
b. Sirkulasi
Gejala : Iktal : Hipertensi, peningkatan nadi sianosis
Posiktal : Tanda vital normal atau depresi dengan penurunan nadi dan
pernafasan.

Pengkajian
c. Eliminasi
Gejala : Inkontinensia episodik.
Tanda : Iktal : Peningkatan tekanan kandung kemih dan
tonus sfingter.
Posiktal : Otot relaksasi yang menyebabkan inkontenensia (
baik urine / fekal ).
d. Makanan dan cairan
Gejala : Sensitivitas terhadap makanan, mual / muntah yang
berhubungan dengan aktifitas kejang.

Pengkajian
e. Neurosensori
Gejala : Riwayat sakit kepala, aktifitas kejang berulang, pingsan,
pusing. Riwayat trauma kepala, anoksia dan infeksi cerebral.
f. Nyeri / kenyaman
Gejala : Sakit kepala, nyeri otot / punggung pada periode
posiktal.
Tanda : Sikap / tingkah laku yang berhati hati.
Perubahan pada tonus otot.
Tingkah laku distraksi / gelisah.
g. Pernafasan
Gejala : Fase iktal : gigi mengatup, sianosis, pernafasan
menurun / cepat, peningkatan sekresi mukus.
Fase posiktal : apnea.

Diagnosa Keperawatan
1. Resiko terhadap bersihan jalan nafas / pola nafas tidak
efektif berhubungan dengan relaksasi lidah sekunder akibat
gangguan persyarafan otot.
2. Resiko terhadap cedera yang berhubungan dengan
gerakan tonik / klonik yang tidak terkontrol selama episode
kejang.
3. Peningkatan suhu tubuh ( hypertermia ) berhubungan
dengan proses penyakit.
4. Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan program
terapeutik berhubungan dengan kurang pengetahuan
( orang tua ) tentang kondisi, pengobatan dan aktifitas
kejang selama episode kejang.

Resiko terhadap bersihan jalan nafas / pola nafas tidak


efektif berhubungan dengan relaksasi lidah sekunder akibat
gangguan persyarafan otot
1. Baringkan klien di tempat yang rata, kepala dimiringkan dan
pasang tongue spatel.
2. Singkirkan benda benda yang ada disekitar pasien, lepaskan
pakaian yang mengganggu pernafasan ( misal : gurita ).
3. Lakukan penghisapan sesuai indikasi.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian O2 dan obat anti
kejan
5. Anjurkan pasien untuk mengosongkan benda atau zat tertentu
atau gigi palsu atau alat yang lain
6. Meningkatkan aliran atau drainase secret mencegah lidah jatuh
dan menyumbat jalan nafas
7. Siapkan untuk melakukan intubasi jika ada indikasi
8. Berikan tambahan oksigen atau fentilasi manual sesuai
kebutuhan sesuai fese post iktal

Resiko terhadap cedera yang berhubungan dengan


gerakan tonik / klonik yang tidak terkontrol selama episode
kejang.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jauhkan benda benda yang ada disekitar klien.


Kaji posisi lidah, pastikan bahwa lidah tidak jatuh ke
belakang, menyumbat jalan nafas.
Awasi klien dalam waktu beberapa lama selama / setelah
kejang.
Observasi tanda tanda vital setelah kejang.
Kolaborasi dnegna dokter untuk pemberian obat anti
kejang.
Pantau sel darah atau elektrolit

Peningkatan suhu tubuh ( hypertermia )


berhubungan dengan proses penyakit
1. Observasi tanda vital tiap 4 jam atau lebih.
2. Kaji saat timbulnya demam.
3. Berikan penjelasan pada keluarga tentang hal-hal
yang dapat dilakukan.
4. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan masukan
cairan 1,5 liter / 24 jam.
5. Beri kompres dingin terutama bagian frontal dan
axila.
6. Kolaborasi dalam pemberian terapi cairan dan obat
antipiretik.
7. Pantau volume cairan atau elektrolit

Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan program


terapeutik berhubungan dengan kurang pengetahuan
( orang tua ) tentang kondisi, pengobatan dan aktifitas
kejang selama episode kejang
1. Jelaskan pada keluarga tentang pencegahan,
pengobatan dan aktifitas selama kejang.
2. Jelaskan pada keluarga tentang faktor faktor yang
menjadi pencetus timbulnya kejang, misal : peningkatan
suhu tubuh.
3. Jelaskan pada keluarga, apabila terjadi kejang berulang
atau kejang terlalu lama walaupun diberikan obat, segera
bawa klien ke rumah sakit terdekat.
4. Diskusi antar perawat dengan keluarga
5. Diskusi perawat , keluarga, paramedis lain

Mom and Dad, I'm Very Proud of you

S-ar putea să vă placă și