Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abuse
Oleh :Leya IP. S.Kep., Ners
Definisi
Child abuse atau perlakuan yang salah terhadap
anak didefinisikan sebagai segala perlakuan buruk
terhadap anak ataupun adolens oleh orang tua,
wali, atau orang lain yang seharusnya memelihara,
menjaga, dan merawat mereka
Child abuse adalah suatu kelalaian tindakan atau
perbuatan orangtua atau orang yang merawat anak
yang mengakibatkan anak menjadi terganggu
mental maupun fisik, perkembangan emosional,
dan perkembangan anak secara umum.
Definisi
Sementara menurut U.S Departement of
Health, Education and Wolfare memberikan
definisi Child abuse sebagai kekerasan fisik
atau mental, kekerasan seksual dan
penelantaran terhadap anak dibawah usia
18 tahun yang dilakukan oleh orang yang
seharusnya bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan anak, sehingga keselamatan
dan kesejahteraan anak terancam.
contd :
Penganiayaan emosional
2. Di luar rumah
Dalam institusi/ lembaga, di tempat kerja, di jalan, di medan
perang.
Etiologi
a.
Stress keluarga
a. Kemiskinan dan pengangguran, kedua
Stress keluarga
b.
Stress keluarga
d. Anak yang tidak
diharapkan, hal ini juga akan
mengakibatkan munculnya
perilaku kekerasan pada
anak, sebab anak tidak
sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh orangtua,
misalnya kekurangan fisik,
lemah mental, dsb.
Manifestasi Klinis
Gangguan Perkembangan
Kejiwaan
Kecerdasan
Berbagai penelitian melaporkan terdapat
keterlambatan dalam perkembangan kognitif,
bahasa, membaca, dan motorik
Retardasi mental dapat diakibatkan trauma
langsung pada kepala, juga karena
malnutrisi.
Pada beberapa kasus keterlambatan ini
diperkuat oleh tidak adanya stimulasi yang
adekuat atau karena gangguan emosi.
Contd
Emosi
Terdapat gangguan emosi pada: perkembangan
kosnep diri yang positif, atau bermusuh dalam
mengatasi sifat agresif, perkembangan hubungan
sosial dengan orang lain, termasuk kemampuan
untuk percaya diri
Terjadi pseudomaturitas emosi. Beberapa anak
menjadi agresif atau bermusuhan dengan orang
dewasa, sedang yang lainnya menjadi menarik
diri/menjauhi pergaulan. Anak suka ngompol,
hiperaktif, perilaku aneh, kesulitan belajar, gagal
sekolah, sulit tidur, tempretantrum, dsb.
Contd
Konsep diri
Anak yang mendapat perlakuan salah merasa dirinya
jelek, tidak dicintai, tidak dikehendaki, muram, dan
tidak bahagia, tidak mampu menyenangi aktifitas dan
bahkan ada yang mencoba bunuh diri
Agresif
Anak yang mendapat perlakuan salah secara badani,
lebih agresifterhadap teman sebayanya. Sering
tindakan egresif tersebut meniru tindakan orangtua
mereka atau mengalihkan perasaan agresif kepada
teman sebayanya sebagai hasil miskinnya konsep diri.
contd
Hubungan sosial
Pada anak2 ini sering kurang dapat
bergaul dengan teman sebayanya atau
dengan orang dewasa. Mereka
mempunyai sedikit teman dan suka
mengganggu orang dewasa, misalnya
dengan melempari batu atau perbuatan2
kriminal lainnya.
Pengkajian
Fokus pengkajian secara keseluruhan untuk
menegakkan diagnosa keperawatan berkaitan
dengan child abuse, antara lain:
1. Psikososial
Melalaikan diri (neglect), baju dan rambut kotor,
bau
Gagal tumbuh dengan baik
Keterlambatan perkembangan tingkat kognitif,
psikomotor, dan psikososial
With drawl (memisahkan diri) dari orang2 dewasa
Contd
2. Muskuloskeletal
Fraktur
Dislokasi
Keseleo (sprain)
3. Genito Urinaria
Infeksi saluran kemih
Perdarahan per vagina
Luka pada vagina/penis
Nyeri waktu miksi
Laserasi pada organ genetalia eksternal, vagina,
dan anus.
Contd
4. Integumen
Lesi sirkulasi (biasanya pada kasus luka
bakar oleh karena rokok)
Luka bakar pada kulit, memar dan abrasi
Adanya tanda2 gigitan manusia yang tidak
dapat dijelaskan
Bengkak
Diagnosa Keperawatan
Kerusakan pengasuhan b.d. usia muda terutama
remaja, kurang pengetahuan mengenai pemenuhan
kesehatan anak dan ketidakadekuatan pengaturan
perawatan anak
Kapasitas adaptif: penurunan intracranial b.d cedera
otak
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d ketidakmampuan memasukkan, mencerna,
dan mengabsorpsi makanan karena faktor psikologis
Resiko keterlambatan perkembangan b.d kerusakan
tak akibat kekerasan.
Nursing Process
Dx I: Kerusakan pengasuhan b.d. usia muda terutama
remaja, kurang pengetahuan mengenai pemenuhan
kesehatan anak dan ketidakadekuatan pengaturan
perawatan anak.
NOC:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan maka
orangtua akan menujukan disiplin yang konstruktif,
mengidentifikasi
cara
yang
efektif
untuk
mengungkapkan marah atau frustasi yang tidak
membahayakan anak, berpartisipasi aktif dalam
konseling
dan
atau
kelas
orangtua.
Contd
Intervensi:
Dukung pengungkapan perasaan
Bantu orangtua mengidentifikasi deficit atau
perubahan menjadi orangtua
Berikan kesempatan interaksi yang sering
untuk orangtua atau anak
Keterampilan model peran menjadi orangtua
Contd
Dx II: Kapasitas adaptif: penurunan
intracranial b.d cedera otak
NOC: Setelah dilakukan asuhan keperawatan
maka klien akan menunjukkan
peningkatan kapasitas adaptif intrakranial
yang ditunjukkan dengan keseimbangan
cairan, keseimbangan elektrolit dan asambasa, peningkatan status kesadaran.
Contd
Intervensi
Pantau tekanan intrakranial dan tekanan perfusi serebral
Pantau status neurologis pada interval yang teratur
Perhatikan kejadian yang merangsang terjadinya
perubahan pada gelombang TIK
Tentukan data dasar tanda vital dan irama jantung dan
pantau perubahan selama dan sesudah aktivitas
Ajarkan pada pemberi perawatan tentang tanda2 yang
mengindikasikan peningkatan TIK (misalnya:
peningkatan aktivitas kejang)
Ajarkan pada pemberi perawatan tentang situasi spesifik
yang merangsang TIK pada klien (misalnya: nyeri dan
ansietas); diskusikan intervensi yang sesuai.
Contd
Dx III: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan
tubuh
b.d
ketidakmampuan
memasukkan,
mencerna,
dan
mengabsorpsi
makanan
karena
faktor
psikologis.
NOC: Setelah dilakukan asuhan keperawatan maka
klien akan menunjukkan status gizi; asupan
makanan, cairan, dan gizi, ditandai dengan indicator
berikut (rentang nilai 1-5: tidak adekuat, ringan,
sedang,
kuat,
atau
adekuat
total).
Makanan oral, pemberian makanan lewat selang,
atau nutrisi parenteral total. Asupan cairan secara
oral
atau
IV
Contd
Intervensi:
Identifikasi faktor2 yang dapat berpengaruh terhadap
hilangnya nafsu makan pasien
Pantau nilai laboratorium, khususnya transferin,
albumin dan elektrolit
Pengelolaan nutrisi: ketahui makanan kesukaan klien,
pantau kandungan nutrisi dan kalori pada cetakan
asupan, timbang klien pada interval yang tepat
Ajarkan metode untuk perencanaan makanan
Ajarkan klien/keluarga tentang makanan bergizi dan
tidak mahal
Pengelolaan nutrisi: berikan informasi yang tepat
tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana
memenuhinya.