Sunteți pe pagina 1din 42

Review Perpajakan

Kuliah 1 Pajak 2 -
Ekstension
WHY TAX?
Tax Function
Budgetary main source
of revenue

Regulatory Luxury
Goods Sales Taxes on
Liquors, Higher cigarette
tax, lower income tax for
SME

Income
redistribution
Democracy
4 Maxims of Adam
Smith
Adam Smith devoted a significant portion of
the Wealth of Nations to the issue of taxation.
Who should be taxed, how much, to what
purpose, and in what manner? The first
couple pages of the second part of book V set
up Smiths principles, or maxims, of taxation.
Adam Smith said taxation should be imposed
in proportion to the benefits a taxpayer
receives from the state and should be
predictable, convenient, and efficient.
PROPORTIONALITY
The subjects of every state
ought to contribute towards CONVINIENCE
the support of the every tax ought to be
government, as nearly as
possible, in proportion to levied at the time, or in
their respective abilities; the manner in which it is
that is, in proportion to the most likely convenient
revenue which they for the contributor to pay
respectively enjoy under
the protection of the state.
it.

CERTAINTY tax which each EFFICIENT


individual is bound to pay ought to be good tax policy
certain, and not arbitrary. The time of is limiting
payment, the manner of payment, the
deadweight los
quantity to be paid, ought all to be
clear and plain to the contributor, and s
to every other person
How Taxes create Deadweight Los
First, there is the cost of hiring tax collectors to collect and
process taxes. The more a country spends paying people to
gather taxes, the less additional revenue it will have to spend
in other areas.
Second, taxes can discourage industry. High taxes or taxes on
industries with highly elastic demand will result in much less
production and maybe even less tax revenue over time.
Third, ruinous tax rates will encourage tax evasion and black
market activity.
Fourth, paying taxes is simply annoying and burdensome.
This fourth category may be the biggest deadweight loss in
the U. S. today as tens of thousands of people are employed
as tax accountants and tax lawyers. Furthermore, millions of
hours are spent filing taxes by individual taxpayers every
year. These costs are clearly deadweight costs and reduce
economic efficiency.
Stiglitz : taxation system should be :
1. Economically efficient; it should not have an impact on
allocation of resources;
2. Administratively simple; it should be easy and inexpensive
to administer;
3. Flexible; it should be easy for the system to respond to
changing economic circumstances;
4. Politically accountable; taxpayers should be able to
determine what they are actually paying so that the political
system can more acurately reflect the preferences of individuals;
5. Fair; it should be seen to be fair in its impact on all individuals;
Tax Law
Set of rules that govern the relationship
between the government as tax
collectors and citizens as taxpayers
Tax Law
Material / Substantive Tax
Law
regulates the tax object, the
tax subject, how much the
tax imposed, debt incurred Formal Tax Law
and the abolishment of the
tax, and legal relationships Ordinances to carry
between the government and out the substantive
the taxpayers
law
Income Tax Law and the Law
on VAT General Rules and
Regulation on Taxation
Law,
Tax Court Law
Pajak di Perusahaan

Dipotong Badan
PPh 23 atas
penghasilan jasa
Memotong
PPh 21
atas gaji

PPN atas
PBB penyerahan
Meterai barang/jasa
Penghasilan BPHTB
Beban yang dapat dikurangkan Pajak Daerah
Penghasilan kena pajak
X tarif pajak
Lapor
Pajak terutang 1thn fiskal KPP
Kredit pajak
Angsuran pajak (PPh25) Setor
Dipotong pihak lain (22,23) Kas negara
Pajak luar negeri (24)
PAJAK PENGHASILAN
(UU no. 36 tahun 2008)
Pajakatas penghasilan perusahaan yang
dipotong oleh pihak ketiga :
PPh pasal 21 (individu)
PPh pasal 22
PPh pasal 23
Pajak penghasilan yang diangsur oleh perusahaan
PPh pasal 25
Pajakatas penghasilan perusahaan yang
diperhitungkan setiap akhir tahun pajak
PPh pasal 29
PAJAK YANG TELAH DIPOTONG PIHAK
LAIN
Peraturan pajak mengharuskan pihak pembayar
untuk memotong pajak atas suatu transaksi tertentu
Penghasilan gaji / honor PPh 23
Penghasilan sewa, sewa, royalty, jasa, bunga, deviden
PPh 23
Pembelian barang (impor) dan Penjualan barang tertentu
PPh 22
Penghasilan yang diterima dari LN PPh 24
Pajak yang dipotong dapat bersifat final dan tidak
fidak final
Pajak final : pajak yang dipotong tidak boleh
diperhitungkan sebagai kredit pajak dan penghasilan
tersebut tidak dimasukkan dalam SPT.
Pajak tidak final : potongan pajak dimasukkan sebagai
kredit pajak dan penghasilannya dimasukkan dalam SPT
PAJAK YANG TELAH DIPOTONG PIHAK LAIN PPh 21 & 26

Atas setiap pembayar gaji atau honor, diharuskan untuk


melakukan pemotongan PPh 21 (WPDN) dan PPh 26
(WPLN).
PPh 21 dikenakan atas penghasilan yang bersifat tetap
maupun tidak tetap yang terkait dengan pekerjaan.
Pekerja akan dipotong pajak atas pembayaran gaji/honor
Pemberi kerja akan memotong pajak atas gaji yang
dibayarkan. Pajak merupakan bagian dari beban gaji
perusahaan. Kas yang dibayarkan dikurangi dengan
jumlah pajak
Beban gajixxx
Kasxxx
Utang PPh 21 xxx
Cara pemotongan pajak diatur dalam ketentuan khusus
PAJAK YANG TELAH DIPOTONG PIHAK LAIN PPh 22

PPh 22 mengatur tentang:


Pajak bendaharawan : pajak yang dipotong 1,5% dari nilai
tagihan yang akan dilunasi oleh bendaharawan. Terkait dengan
pengadaan barang atau jasa yang didanai oleh APBN/APBD
Pajak impor : pajak yang dipungut oleh bea cukai atas impor
yang dilakukan oleh wajib pajak. Pengimpor akan membayar
pajak sebesar 2,5% (jika memiliki API dan 7,5% jika tidak
memiliki API) pada saat melakukan impor dan mengambil barang
impor tersebut di bandara / pelabuhan.
Pajak atas barang tertentu: pajak dikenakan atas penjualan
(bahan bakar, kertas, kendaraan bermotor, semen, baja) atau
pembelian (keperluan industri atau untuk export) barang-barang
tertentu
Pajak yang dipotong, dipungut akan dicatata sebagai
pajak dibayar dimuka dan diperhitungkan dalam
penghitungan pajak akhir tahun.
PAJAK YANG TELAH DIPOTONG PIHAK LAIN PPh 23
Peraturan
pajak mengharuskan pihak pembayar untuk
memotong pajak atas penghasilan yang diterima (PPh 23)
Penghasilan jasa : sewa, jasa konsultansi
Penghasilan royalty
Penghasilan bunga, deviden
Pembayar akan memotong dari penghasilan yang
diterima dan menyetorkannnya ke kas negara.
Pihak yang menerima penghasilan akan mencatat pajak
yang dipotong tersebut sebagai pajak dibayar dimuka
yang akan diperhitungkan pada perhitungan pajak di
akhir tahun.
Tarif secara umum 15% dikenakan atas penghasilan
neto atau penghasilan bruto tergantung jenis
penghasilannya.
PAJAK YANG TELAH DIPOTONG PIHAK LAIN PPh 24
Atas penghasilan yang diterima dari luar negeri
akan dipotong pajak sesuai yang berlaku di negara
tersebut.
Pajak yang telah dibayarkan tersebut dapat
diperhitungkan sebagai kredit pajak sesuai dengan
ketetuan yang berlaku
Jumlah yang dapat dikreditkan maksimal sebesar pajak
yang dibayarkan di LN, pajak terutang dalam negeri atau
perhitungan dengan tarif yang berlaku di Indonesia atas
penghasilan dari LN
Kredit pajak PPh 24 mengikuti aturan dalam P3B
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
ketentuan dalam PPh 24 tidak berlaku jika P3B
mengatur lain
PAJAK YANG DIANGSUR (PPh
25)
Perusahaan setiap bulan harus mengangsur
pajak.
Angsuran diperhitungkan dari pajak tahun
sebelumnya (untuk perusahaan baru ada cara
perhitungan sendiri)
Angsuran pajak akan dicatat sebagai pembayaran
pajak dimuka dan akan diperhitungkan dalam
pajak akhir tahun
Pajak dibyr dimuka PPh 25 2.000.000
Kas 2.000.000
PPh PERUSAHAAN
Pajak perusahaan secara keseluruhan akan
dihitung pada akhir tahun.
Pajak penghasilan dihitung dari Penghasilan kena
pajak dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku.
Penghasilan kena pajak dihitung dari laba
sebelum pajak (dihasilkan dari pembukuan
akuntansi) kemudian dikoreksi / direkonsiliasi.
Koreksi dan rekonsiliasi fiskal diperlukan karena
terdapat perbedaan aturan antara akuntansi dan
pajak dalam mengukur pendapatan dan beban.
KOREKSI FISKAL
Perbedaan antara pajak dan akuntansi
diklasifikasikan menjadi dua :
Perbedaan permanen : perbedaan secara subtantif
sehingga perbedaan ini selamanya akan muncul
Sumbangan
Pemberian natura kepada karyawan
Beban yang tidak terkait dengan kegiatan
memperoleh, menagih dan memelihara pendapatan
Penghasilan yang telah dikenakan pajak final, dll
Perbedaan temporer : perbedaan waktu pengakuan,
sehingga secara total tidak terjadi perbedaan namun
pengakuan pendapatan / beban dalam satu periode
terdapat perbedaan.
Beban depresiasi / amortisasi
PAJAK PENGHASILAN
Pajak terutang dalam satu tahun (dalam akuntansi disebut
beban pajak kini) dihitung dari Penghasilan kena pajak
dikalikan dengan tarif.
Pajak terutang dalam satu tahun pajak ini dikurangi dengan
pajak yang telah dibayar dimuka akan menghasilkan pajak
kurang bayar PPh 29.
PPh 29 merupakan utang pajak penghasilan yang akan
muncul di neraca perusahaan pada akhir tahun pelaporan.
Jurnal yang dibutuhkan adalah
Beban pajak (hasil perhit fiskal) 20.000.000
Pajak dibayar dimuka (22.23,25) 15.000.000
Utang pajak penghasilan (29) 5.000.000
Utang PPh 29 dibayar paling lambat tgl 25 bulan ketiga
setelah tahun pajak
PAJAK PENGHASILAN PIHAK
KETIGA
Atas pembayaran yang dilakukan kepada pihak
ketiga, jika jumlah yang dibayarkan merupakan
penghasilan kepada pihak lain yang harus
dipotong pajaknya.
Perusahaan memiliki kewajiban memotong pajak
atas penghasilan pihak ketiga.
Penghasilan tersebut diantaranya :
PPh 21 : atas penghasilan yang diterima oleh pekerja
PPh23 : atas penghasilan sewa, royalty, deviden
PPh26 : atas penghasilan yang diterima oleh WP Luar
Negeri
PPh pasal 4 ayat 2 (bunga tabungan, deposito)
PAJAK PENGHASILAN PIHAK
KETIGA
Pajak yang dipotong bukan merupakan pajak
perusahaan tetapi pajak pihak ketiga.
Pihak ketiga dapat mengkreditkan pajak yang
telah dipotong jika pajak yang dipotong bukan
pajak final.
Pencatatan yang dibuat saat memotong pajak
Beban gaji 1.000.000
Utang PPh 21 karyawan 50.000
Kas 950.000
Perusahaan harus menyetorkan dan melaporkan
pajak yang dipotong.
PPN
PPN = pajak pertambahan nilai
PPN dikenakan atas setiap penyerahan barang
kena pajak yang dilakukan oleh Pengusaha Kena
Pajak.
PPN dikenakan pada setiap level distributor
PPN akan ditambahkan dari harga jual, sehingga
jumlah yang dibayar oleh konsumen adalah harga
jual ditambah dengan PPN.
PPN yang dibayar oleh konsumen akan dicatat
sebagai PPN keluaran
PPN
Pencatatan saat penjualan
Piutang dagang 330.000
Penjualan 300.000
PPN keluaran 30.000

Pada saat melakukan pembelian barang atau


barang yang yang dipergunakan untuk produksi
perusahaan harus membayar PPN kepada suplier.
PPN yang dibayarkan pada saat pembelian
disebut sebagai PPN masukan
PPN
Pencatatan yang dilakukan pada saat melakukan
pembelian
Pembelian / persediaan 200.000
Pajak masukan 20.000
Utang Dagang / kas 220.000

Tidak semua pajak masukan boleh dikreditkan.


Jika pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan
akan langsung dicatat menambah harga
perolehan aktiva
Contoh PPN masukan atas pembelian kendaraan
direksi.
PPN
PPNyang dibayar oleh perusahaan adalah selisih
atas pajak keluaran dengan pajak masukan.
Pajak keluaran > pajak masukan = perusahaan harus
membayar
Pajak keluaran < pajak masukan = perusahaan dapat
meminta restitusi / kompensasi (diperhitungkan pada
pajak periode berikutnya).
PPN dibayar dan dilaporkan untuk setiap masa
(bulan, maks 3 bulan), yaitu pada tgl 15 dan 20
pada masa berikutnya.
PPN
Pencatatan yang dilakukan pada saat pengakuan
utang:
PPN keluaran 30.000
PPN masukan 20.000
Utang PPN 10.000
Pencatatan
yang dilakukan pada saat
pembayaran utang
Utang PPN 10.000
Kas 10.000
Jika
PPN masukan lebih besar perusahaan
mengajukan permohonan untuk restitusi. Fiskus
akan melakukan pemeriksaan sebelum
mengabulkan permohonan restitusi.
PPnBM
PPnBM = Pajak penjualan Barang Mewah
Dikenakan hanya satu kali yaitu pada :
Produsen penghasil barang mewah
Importir barang mewah
PPnBM tidak boleh dikreditkan dengan pajak yang
lain.
PPnBM akan ditambahkan dari harga jual yang
telah ditetapkan oleh produsen atau importir
Jumlah pajak yang dibayar oleh pembeli akan
dicatat sebagai utang PPnBM.
Utang PPnBM dibayarkan ke kas negara dan
dilaporkan kepada fiskus.
PAJAK LAIN
Pajak lain yang ada dalam perusahaan :
PBB : pajak bumi dan bangunan dikenakan atas bumi
dan bangunan dibayar setiap tahun.
BPHTB : bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
dikenakan pada pembeli saat melakukan pengalihan
hak.
Pajak reklame : termasuk pajak daerah
Pajaklain ini akan dicatat sebagai beban pada
saat terjadinya. Untuk BPHTB akan dicatat
menambah harga perolehan dari tanah dan
bangunan yang dibeli
Review
Sebuah entitas memiliki pajak terutang dalam satu
tahun fiskal sebesar 550 juta. Diketahui bahwa
pajak yang telah dibayar perusahaan dalam tahun
fiskal tersebut adalah PPh 25 sebesar 400juta, PPh
23 dipotong pihak lain sebesar 120juta. Pajak yang
dipotong perusahaan: PPh 21 gaji karyawan 65juta,
PPh 23 atas sewa gedung sebesar 30juta.

Hitung pajak kurang/lebih bayar


Buatkan jurnal penyesuaian untuk kejadian
tersebut.
33

Perbedaan Pajak dan Akuntansi -1


Undang-
PSAK
Undang

AKUNTANSI PAJAK

PERBEDAAN

Tempore
Permanen
r

Pajak Tangguhan:
Penelitian: Aktiva/utang
Book tax Gap Beban/Pendapata
Eff Tax Rate n
34

Perbedaan Pajak dan Akuntansi - 2

Penghasilan :
Setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun
Menghitung penghasilan kena pajak vs Penghasilan
Akuntansi:
Bukan obyek pajak
Beban yang boleh dikurangkan
Beban yang tidak boleh dikurangkan
Pajak final
Perbedaan cara pengukuran
35

Perbedaan Pajak dan Akuntansi - 3


Rekonsiliasi fiskal / Koreksi fiskal
Proses untuk menghitung jumlah penghasilan kena pajak
Koreksi positif (menambah penghasilan kena pajak) atau negative
Perbedaan permanen dan temporer
Perbedaan Temporer
Depresiasi / amortisasi metode, jangka waktu, nilai sisa
Biaya yang diestimasi: penyisihan piutang, penyisihan persediaan, manfaat
pensiun
Perbedaan permanen
Penghasilan dikenakan pajak final
Biaya yang tidak boleh dikurangkan:
Biaya entertainment yang tidak ada bukti pendukung
Sumbangan
Biaya yang tidak terkait untuk memperoleh, mendapatkan dan memelihara
penghasilan
Penghasilan bukan obyek pajak
Laba anak perusahaan
Hibah
WAY TO CALCULATE / COLLECT TAXES

Official assessment SKP, PBB


Self assessment Annual Inc Tax
Withholding system Inc Tax art.
21, 22, 23,26, VAT
UU 28/2007: KUP
Taxpayer FISCUS

REGISTRATION Tax Assessment Notice EXAMINATION /


INVESTIGATION
NPWP YES
OK
Tax Collection Form
/ TIN NO
BOOKKEEPING

OBJECTION
STIPULATION

PAYMENT
YES

SSP/ Tax Payment Form OK OBJECTION DECISION


NO
APPEAL
Tax Court
YES
OK APPEAL DECISION
REPORTING NO

SPT / Tax Return SUPREME COURT


38

Administrative Letter
SST / Tax SPT / Tax Return SKP / Tax STP / Tax
Payment Assessment Collection Form
Form Notice

A form used A Letter used by the Notice issued by the A Letter issued by
by the Taxpayer to report the Directorate General the Directorate
taxpayer to calculation of their in Taxation General in Taxation
pay Tax to tax obligation, and stipulating the to collect the
the State the amount already amount of underpaid amount of taxes
paid by the Taxpayer. tax (SKPKB), owed by the
TP also required to overpaid tax (SKPLB) taxpayer
report their assets / or nil tax (SKPN).
liability in their return
evidence of Reporting and Correction form used A Form used by
tax Accounting the Tax by the DGT to report the DGT to
payment, obligation, which was the tax examination collect taxes or
shall be paid by the taxpayers result, collect sanction owed
attached in themselves or additional taxes or by the taxpayer
the Tax withheld by the other imposed sanction
Return parties
WHY STUDY TAX? Pursuing Tax-related
Career
Tax Consultant
Government Tax
Officers
Why study Tax Accountant
Taxation?? Lecturer

Accounting and FS
Every Company needs
to pay taxes
Accounting needs to
record Tax-related
transaction
FS record and disclose
tax-related transaction
Diskusi Kelompok
DalamKelompok anda diskusikanlah
apa yang dimaksud dengan
Tax Management
Tax Planning
Tax Avoidance
Tax Evasion
Terimakasih
References
Slide Taxation 1 by Ibu Dwi Martani
Slide Taxation 1 by Bp. Tb. Amakhi
Perpajakan di Indonesia, Buku 1
Waluyo, Penerbit Salemba 4
UU no 36 tahun 2008
UU no 28 tahun 2007

S-ar putea să vă placă și