Sunteți pe pagina 1din 40

Prensentasi Kasus

Hepatitis c

Disusun oleh :
Annisa Putri
1420221138

Pembimbing:
dr. Susie Setyowati, SpPD, K-EMD

Pendahuluan
Penyakit tersebut
Hepatitis viral akut -> bertanggung jawab
urutan pertama dari atas 1-2 juta
berbagai penyakit hati di
seluruh dunia kematian setiap
tahunnya.

Prevalensi anti HCV pada


hepatitis virus akut Prevalensi anti-HCV
menunjukkan -> hepatitis
C (15,5 %- 46,4%)
pada donor darah di
menempati urutan beberapa tempat di
Indonesia menunjukkan
kedua setelah hepatitis angka diantara 0,5% -
A, sedangkan urutan
ketiga ditempati oleh 3.37%.
hepatitis B.

(Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid dua FKUI. 2009)


Laporan Kasus
Identitas Pasien

Nama : Ny. M
No Rm : 838663
Tgl Lahir : 10 Februari 1964
Usia : 52 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Danau Sunter Selatan 3
Tgl MRS : Kamis, 26 Januari 2016, Pkl
23.10 WIB
Keluhan Utama

Pasien datang dengan


keluhan mual muntah sejak
4 hari SMRS
Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien datang dengan keluhan mual muntah yang terjadi
sebanyak kurang lebih 10x selama empat hari sebelum masuk
rumah sakit. Satu kali muntah kira kira sebanyak 200 cc.
Muntah kadang berisi makanan berwarna kuning atau hanya air.
Muntah tidak menyemprot dan tidak ada darah, tidak
dipengaruhi makanan. Pasien mengaku lemas sehabis muntah
dan nafsu makan menurun. Pasien masih mau makan sedikit.
Muntah tidak disertai dengan rasa terbakar di dada.
Pasien juga mengaku riwayat demam 4 hari yang lalu, tidak terlalu
tinggi, timbul mendadak, terus menerus, tidak meninggi pada
malam hari, tidak menggigil, dan berkeringat. Nyeri sendi diakui.
Batuk pilek disangkal. Kepala dirasa pusing namun tidak berputar.
Buang air besar frekuensi 1x sehari berwarna cokelat padat,
darah(-), lendir (-), Buang air kecil frekuensi 4x sehari, warna
tampak lebih pekat, darah (-), nyeri BAK (-). Dua hari sebelum
masuk rumah sakit, keluhan mual muntah diikuti dengan kedua
mata dan kulit tampak berwarna kuning. Kulit juga dirasakan agak
gatal pada seluruh tubuh. Sakit kuning ini baru pertama kali terjadi.
Pasien mengatakan tidak ada kontak dengan orang yang sakit
kuning.
Pasien memiliki benjolan di payudara sejak 5 bulan yang
lalu dan didiagnosa dengan kanker payudara. Dua minggu
lalu riwayat menjalani kemoterapi. Semenjak sakit tersebut
pasien menjadi sering lemas. Pasien telah dua kali menjalani
transfusi karena anemia terkait keganasannya tersebut.
Pasien mengaku tidak ada riwayat minum alcohol dan
bertukar jarum suntik. Riwayat konsumsi makanan
sembarangan disangkal.Riwayat konsumsi obat rutin
disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu

Penyakit darah tinggi (-)


Penyakit gula/ kencing manis (-),
Penyakit keganasan (-),
Penyakit kuning (-)
penyakit paru (-)
Penyakit ginjal (-)
Penyakit jantung (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit darah tinggi (-)
Penyakit gula/ kencing manis
(-),
Penyakit keganasan (-),
sakit kuning (-),
penyakit paru (-)
Penyakit ginjal (-)
Penyakit jantung (-)
Riwayat Penggunaan Obat
Panadol 500 mg 3x1 (sewaktu
demam)

Riwayat Alergi
Tidak ada
Riwayat Sosial

Pasien saat ini tidak bekerja. Pasien


tidak pernah bekerja pada tempat yang
beresiko terkena paparan darah dan
cairan. Pasien menyangkal mengkonsumsi
rokok maupun alkohol. Riwayat konsumsi
makanan sembarangan disangkal. Pasien
memiliki riwayat2x transfusi.
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital

TD : 110/80 mmHg
N : 100 x/menit
S : 37,0 C
P : 18 x/menit
BB : 55 kg
TB : 150 kg
IMT: 24,47 (Normoweight)
STATUS GENERALIS
Kepala : Normocephal, tidak ada deformitas,
distribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik
+/+
THT : tidak ada kelainan; telinga normotia, tidak
ada sekret; hidung tidak ada sekret yang
keluar; tenggorokan faring tidak hiperemis,
tonsil T1- T1 tenang.
Mulut : mukosa bibir lembab, atrofi papil lidah
(-), coated tongue (-)
Leher : tidak teraba pembesaran KGB
Thoraks : teraba massa padat, permukaan rata,
batas tidak jelas, tidak nyeri pada
penekanan, mobile, dengan ukuran
diameter kurang lebih 2 cm pada
mammae sinistra. Spider navi (-)
Cor
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V garis
midklavikula sinistra
Perkusi: Batas kanan ICS IV linea sternalis
dextra
Batas kiri ICS V linea midclavicula
sinistra
Pinggang jantung ICS II linea
sternalis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung normal, S1-S2
reguler, tidak ada murmur maupun
gallop
Pulmo
Inspeksi : bentuk dada normal, gerak dada
simetris saat statis dan dinamis,
retraksi intercostal (-)
Palpasi : taktil fremitus kedua paru simetris,
ekspansi dada simetris, nyeri
tekan (-), massa (-)
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikuler +/+,
wheezing -/-, ronkhi -/-

Abdomen
Inspeksi : datar, sikatriks (-), caput medusa
(-), benjolan/massa (-), asites (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal.
Palpasi: supel, nyeri tekan epigastrium (+),
hepar teraba 2 cm dibawah arkus kostae,
permukaan licin, tepi tajam, nyeri tekan (-), lien
tidak teraba. , massa (-), turgor kulit baik
Perkusi: timpani pada seluruh kuadran
abdomen
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik,
palmar eritema (-)
Kulit : Ikterik di seluruh tubuh, sianosis (-),
ptekie (-)
(Hasil lab 27/1/16)
Hematologi
Hemoglobin 7,9 g/dL * 12 16 g/dL
Hematokrit 24 %* 37 47 %
Eritrosit 2,9 juta/L * 4,3 6 juta/L
Leukosit 3170 /L * 4800 10800/L
Trombosit 153000/L 150000 400000/L
MCV 84 fL 80 96 fL
MCH 27 pg 27 32 pg
MCHC 33 g/dL 32 36 g/dL
Kimia Klinik
Bilirubin Total 6,20 mg/dL* <1,5 mg/dL
SGOT (AST) 1863* <35 U/L
SGPT (ALT) 1323* <40 U/L
Ureum 50 20-50 mg/dl
Kreatinin 1,3 mg/dL 0,5 1,5 mg/dL

Gula Darah Sewaktu 135 mg/dL < 140 mg/dL

Natrium 130 mmol/L* 135 147 mmol/L


Kalium 5,0 mmol/L 3,5 5 mmol/L
Resume
Pasien datang dengan keluhan mual muntah yang terjadi
sebanyak kurang lebih 10x sejak empat hari sebelum masuk
rumah sakit. Pasien mengaku lemas sehabis muntah dan nafsu
makan menurun. Pasien juga mengaku demam tidak terlalu tinggi,
timbul mendadak, terus menerus. Nyeri sendi diakui. Kepala dirasa
pusing namun tidak berputar. Buang air kecil frekuensi 4x sehari,
warna tampak lebih pekat. Dua hari sebelum masuk rumah sakit,
keluhan mual muntah diikuti dengan kedua mata dan kulit tampak
berwarna kuning. Kulit juga dirasakan agak gatal pada seluruh
tubuh. Pasien memiliki benjolan di payudara sejak 5 bulan yang
lalu dan didiagnosa dengan kanker payudara. Pasien 2kali
menjalani transfusi karena anemia terkait penyakitnya .
Pemeriksaan fisik didapatkan
konjungtiva anemis +/+, sklera
ikterik +/+, nyeri epigastrium (+),
hepar teraba 2 cm dibawah arkus
kostae, permukaan licin, tepi tajam,
nyeri tekan (+)
Pemeriksaan
penunjang
Hb = 7,9 g/dL (menurun)

Eritrosit = 2,9 juta/ L (menurun)

Leukosit = 3170 / L (menurun)

Bilirubin = 6,20 mg/dL (meningkat)

SGOT = 1863 , SGPT =1323 (meningkat)

Natrium = 130 mmol/L (menurun)


DAFTAR MASALAH
Vomitus ec infeksi viral dd
post kemoterapi
Ikterus pre hepatik dd
intra hepatik dd post
hepatik
Anemia
Ca mammae
Pengkajian dan
Pembahasan
1, Vomitus ec infeksi viral dd post kemoterapi
Anamnesa : Mual dan muntah sejak 4 hari SMRS . Lemas (+), nafsu
makanmenurun (+). Nyeri sendi diakui. Kepala dirasa pusing. Demam
muncul mendadak. Riwayat kemoterapi 2 minggu yang lalu.
P. Fisik : Suhu: 37,0 C (setelah pemakaian obat penurun demam).
Mata cekung (-/-), turgor kulit baik. Nyeri tekan epigastrium (+)
P. Penunjang : Leukopenia (Leukosit: 3170 / L)

Hiponatremia (130mmol/L)
R. Diagnosis : : cek elektrolit ulang
R. Terapi : IVFD D5/ 4 jam

Omeprazole 1x40 mg iv

Ondansentron 3x4 mg
2. Ikterus pre hepatik dd intra hepatik dd post hepatik

Anamnesa : Buang air kecil warna tampak lebih pekat diikuti kedua
mata dan kulit tampak berwarna kuning. Riwayat dua kali
menjalani transfusi.
P. Fisik : Sklera dan kulit tampak ikterik +/+

Nyeri tekan epigastrium (+)


Hepar teraba 2 cm dibawah arkus kostae, permukaan
licin, tepi tajam, nyeri tekan (-)
P. Penunjang : Hiperbilirubinemia (Bilirubin: 6,20 mg/dL)
Peningkatan enzim transaminase (SGOT : 1863 , SGPT:
1323)
R. Diagnosis : : Cek HAV, anti HbsAg, anti HCV, bilirubin direk, indirek,
alkali fosfatase, USG Abdomen
R. Terapi : Infus aminoleban/24 jam

HP Pro 3x1
3.Anemia
Anamnesa : Pasien merasa lemas, pusing
P. Fisik : Konjungtiva anemis +/+.
P. Penunjang : Anemia normositik
normokrom (Hb: 7,9 g/dL,
MCV dan MCH normal), penurunan
Eritrosit 2,9 juta/ L
R. Diagnosa : Cek apusan darah tepi,
retikulosit, SI, Transferin
Monitor : KU, TTV, monitor transfusi
R. Terapi : Transfusi PRC 250 cc
Delta Hb x3 x bb= 12-7,9 =2,7

7
4. Ca mammae
Anamnesa : benjolan di payudara sejak 5 bulan
yang lalu dan didiagnosa dengan kanker
payudara
P. Fisik : teraba massa padat, permukaan rata,
batas tidak jelas, tidak nyeri pada penekanan,
mobile, dengan ukuran diameter kurang lebih
2 cm pada mammae sinistra
P. Penunjang : -
R/dx: Rujuk bedah onkologi

Mual (+), muntah (+) Masih lemas, muntah 1x Lemas Lemas


S
KU: TSS KU: TSS KU: TSS KU: tampak sakit berat
Kes: CM Kes: CM Kes: CM Kes: CM
TD: 110/60 mmHg TD: 120/70 mmHg TD: 118/70 mmHg TD: 120/80 mmHg
N: 80 x/mnt N: 82 x/mnt N: 76 x/mnt N: 79 x/mnt
S: 37 C S: 36,8 C S: 36,8 C S: 37,2 C
P: 18 x/mnt P: 20x/mnt P: 20x/mnt P: 20x/mnt

Mata: Sklera tampak ikterik +/+ Mata: Sklera tampak ikterik +/+, Mata: Sklera tampak ikterik +/+, Mata: Sklera tampak ikterik +/+,
Konjungtiva anemis +/+ Konjungtiva anemis +/+ Konjungtiva anemis -/- Konjungtiva anemis -/-
Abdomen:, hepar teraba membesar 2 Abdomen: hepar teraba 2 cm Abdomen: hepar teraba 2 cm Abdomen: hepar teraba 2 cm
O jari dibawah arkus costae, nyeri dibawah arkus costae, Nyeri tekan dibawah arkus costae, dibawah arkus costae
epigastrium (+) epigastrium (+)
Hasil lab :
Kulit: tampak ikterik di seluruh tubuh Kulit: tampak ikterik di seluruh tubuh Kulit: tampak ikterik di seluruh
Hb: 9,7 g/dl
tubuh
Hasil lab: Ht: 28 %

SGOT: 1629 u/l Eritrosit : 3,5 juta/ul
Hasil lab :
SGPT : 968 u/l Natrium : 140 mmol/l
Hb: 10,5 g/dl
Ht: 31 %
Eritrosit : 3,8 juta/ul

Vomitus ec infeksi viral dd post Vomitus ec infeksi viral dd post Vomitus ec infeksi viral dd post Vomitus ec infeksi viral dd
kemoterapi kemoterapi kemoterapi post kemoterapi
Ikterus pre hepatik dd intra hepatik Ikterus pre hepatik dd intra hepatik Ikterus pre hepatik dd intra Ikterus pre hepatik dd intra
dd post hepatik dd post hepatik hepatik dd post hepatik hepatik dd post hepatik
A Anemia Anemia Anemia perbaikan
Ca mammae Ca mammae

RDx/ RDx/ RDx/ RDx/


Rencana Usg abdomen (30/1/17) Rencana Usg abdomen (30/1/17) Rencana Usg abdomen (30/1/17) Cek Usg abdomen
Cek anti HAV, Hbsag, anti HCV Cek anti HAV, Hbsag, anti HCV Cek anti HAV, Hbsag, anti HCV Cek anti HAV, CekHbsag, anti
HCV
RTx/ RTx/ RTx/
P Infus aminoleban/24 jam Infus aminoleban/24 jam Infus aminoleban/24 jam RTx/
Infus D5 % Ondansentron 3x4 mg iv Hp pro 3x1 Infus aminoleban/24 jam
31/1/2017 1/2/2017 2/2/2017 3/2/2017

S Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
KU: TSS KU: TSS KU: TSS KU: TSS
Kes: CM Kes: CM Kes: CM Kes: CM
TD: 110/60 mmHg TD: 121/70 mmHg TD: 108/70 mmHg TD: 108/70 mmHg
N: 80 x/mnt N: 82 x/mnt N: 76 x/mnt N: 76 x/mnt
S: 37 C S: 36,8 C S: 36,8 C S: 36,8 C
P: 18 x/mnt P: 18x/mnt P: 20x/mnt P: 20x/mnt
Mata: Sklera tampak ikterik +/+, Mata: Sklera tampak ikterik +/+, Mata: Sklera tampak ikterik Mata: Sklera ikterik berkurang +/
Abdomen: supel, nyeri tekan berkurang +/+ +
epigastrium (-), hepar teraba 2 cm Abdomen: supel, hati teraba Abdomen: : supel, hati tak teraba

O
dibawah arkus kostae Kulit: tampak pembesaran, NT epigastric (-) pembesaran, NT epigastrium (-)
ikterik di seluruh tubuh Kulit: tampak ikterik di seluruh tubuh Kulit: tampak ikterik di seluruh
tubuh
Hasil USG:

Kesan: hepatomegali
Hasil lab:
Tidak tampak tanda tanda metastasis
SGOT: 630 u/l
Hasil Lab:
SGPT: 542 u/l
SGOT: 1080 u/l
SGPT: 905 u/l
HbsAg : non reaktif
Hcv RNA: reaktf
Anti HCV : reaktif
Hepatitis C 1. Hepatitis C 1. Hepatitis C
Anemia

A
Ca mammae

RDx/ RDx/ RDx/ RDx/

Cek ulang SGOT/SGPT Evaluasi keadaan umum Evaluasi keadaan umum Rencana rawat jalan
Sofobusvir 1x1
Px HCV RNA
RTx/ RTx/ Hp pro 3x1
Infus rl 500cc/24 jam Infus rl 500cc/24 jam
RTx/
P Hp pro 3x1 Hp pro 3x1
Infus aminoleban/24 jam

hp pro 3x1
Pemeriksaan Penunjang (31/1/17)

Px lab
HbsAg : non reaktif
Anti HCV : reaktif

Kesan USG:
Hepar : Bentuk dan ukuran membesar, permukaan reguler,
dan rata, tepi tajam. Echostruktur parenkim rendah. Tidak
tampak lesi fokal, Sistem bilier tidak melebar.
Kandung empedu: Besar dan bentuk normal, Tidak tampak batu
ataupun sludge.
Pankreas : Besar dan bentuk ukuran normal , Echostructure
homogen. Tidak tampak lesi fokal. Ductus pankreatikus
tidak melebar
Lien : Besar dan bentuk ukuran normal , Echostructure
homogen.
Tidak tampak lesi fokal. Ductus pankreatikus tidak
melebar. Vena lienalis tidak melebar.
Kedua ginjal : Ukuran normal, Tidak tampak batu atau lesi fokal.

Kesan:
Hepatomegali
Tidak tampak tanda tanda metastasis
PROGNOSIS

Quo ad Vitam : dubia


ad bonam
Quo ad Sanationam :
dubia ad bonam
Quo ad functionam :
dubia ad bonam
Hepatitis C
Hepatitis adalah infeksi sistemik
yang dominan menyerang hati.
(Papdi,2009)
HCV adalah virus RNA yang digolongkan dalam
flavivirus.
Penyebab terbanyak semua kasus yang didapat secara
parenteral dari apa yang sebelumnya dikenal sebagai
hepatitis non-A, non-B.

Virus RNA kecil terbungkus lemak


diameternya sekitar 30- 60 nm diklasifikasikan
sebagai genus tersendiri dalam famili Flaviviridae
Fase Prodromal (pra ikterik)
Fase inkubasi: 1-5 hari sebelum fase ikterik
timbul. Awitannya dapat singkat
masuknya virus ke dlam tubuh. atau ditandai dengan malaise
Fase ini berbeda beda lamanya umum, mialgia, atralgia, mual,
untuk tiap virus hepatitis muntah , diare dan konstipasi
dapat terjadi.

Gejala
Fase Konvalesen
Fase ikterik Fase menghilangnya ikterus dan
Ikterus muncul setelah 1-5 hari keluhan lain. Munculnya perasaan
setelah gejala prodromal, tetapi sudah lebih sehat, kembalinya
dapat juga muncul bersamaan nafsu makan. Keadaan akut
dengan munculnya gejala. biasanya akan membaik dalam 2-
3 minggu

(Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid dua FKUI. 2009)


Faktor Resiko :

Parenteral Transfusi Darah


Hemodialisa
Faktor Resiko Intravenous
Melalui yang Drugs user
Berganti-ganti
berhubungan
Penulara darah dengan transmisi
pasangan

n darah dapat
meningkatkan
resiko terinfeksi Resiko transmisi
VHC perinatal dari
VHC dari ibu
dengan RNA-
VHC positif
kepada janin
adalah sekitar
5% atau kurang
Patogenesis
Aktivasi sel T sitotoksik ->
merusak sel yang terinfeksi dan Peradangan
pada hepar
produksi sitokin untuk
menghambat replikasi
Kerusakan sel Mediator
intraselular hepar inflamasi

Gangguan Penggunaan
metabolisme leukosit Il1 PG TNF alfa
nutrisi meningkat

Nekrosis/
Pengambilan
apoptosis sel
ambilan Leukosit turun Demam
hepar (SGOT
bilirubin
SGPT naik)

Penignkatan
Bilirubin di Mual muntah
sirkulasi

(buku ilmu penyakit dalam),2009)


Kuliit dan sklera
ikterik
Diagnosis

Anti HCV
HCV Uji serologi,
untuk
mendeteksi
RNA Uji molekuler,
untuk
mendeteksi
adanya antibodi adanya genom
terhadap VHC RNA VHC
Penanda
muncul pada
Dapat dideteksi
infeksi akut.
pada 60 %
(dapat
pasien selama
ditemukan
fase akut
pada infeksi
kronik )

Anti HCV tidak


muncul pada
<5% pasien
terinfeksi HIV.
Penatalaksanaan
Terapi-> menurunkan resiko kejadian infeksi
kronik. Hepatitis C 50 85 % berkembang kronik

Pemberian interferon alfa pada hepatitis c akut


dapat menurunkan resiko kejadian infeksi kronik
(Ilmu ajar penyakit dalam,2009).

Peginterferon alfa 2 dosis 180 mikrogram 1 x1


minggu selama 12 minggu.
Ribavirin <55 kg 800 mg/hari
56-75 kg 1000 mg/hari
>75 kg 1200 mg/hari

(Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid dua FKUI.


2009)
Terima kasih

S-ar putea să vă placă și