Sunteți pe pagina 1din 39

PENGANTAR

HUKUM INDONESIA

NUR HAJRIYA BRAHMI


Definisi Hukum
L.J. Van Apeldorn berpendapat bahwa hukum banyak
seginya dan demikian luas sehingga tidak mungkin
orang dapat membuat defenisi secara memuaskan.
C.S.T. Kansil menyebutkan beberapa unsur-unsur
dari hukum yaitu :
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam
pergaulan masyarakat.
2. Peraturan itu diadakan oleh badan resmi yang
berkewajiban
3. Peraturan itu bersifat memaksa
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut
adalah tegas
Fungsi Hukum
Hukum memiliki fungsi yaitu :
Mempertegas dan sekaligus juga melengkapi
dalam memberikan perlindungan terhadap
kepentingan manusia.
Sarana Pengendalian Sosial yaitu :
1. Sebagai sarana dalam melakukan sosial
engineering
2. Fungsi Integratif yaitu mengurangi konflik-
konflik dan melancarkan proses interaksi
pergaulan sosial
Tugas Hukum
Tugas Hukum adalah untuk memberi atau
menjamin kepastian hukum
(Rechtssicherheit) sebenarnya juga
tersimpan tugas lain didalamnya yaitu
kemanfaatan (Zweckmassigkeit) dan
Keadilan (Gerechtikeit)
Kepastian hukum diartikan sebagai setiap
orang akan dapat memperoleh apa yang
diharapkan dalam keadaan tertentu
Tujuan Hukum
Teori Etis
Tujuan hukum adalah semata-mata untuk
mencapai keadilan, isi hukum semata-mata
harus ditentukan oleh kesadaran etika kita
mengenai apa yang adil dan apa yang tidak
adil (Aristoteles).
1. Keadilan Distributif
2. Keadilan Komutatif
Teori Utilitis
Tujuan Hukum adalah menjamin tercapainya
kebahagiaan sebesar-besarnya untuk jumlah
orang yang sebanyak-banyaknya.
Teori Campuran
1. Isi hukum harus ditentukan menurut dua azas
yaitu keadilan dan kefaedahan (J.H.P. Bellefroid)
2. Tujuan hukum adalah mengatur pergaulan
hidup secara damai dan adil (Aprldoorn)
3. Tujuan hukum adalah menjaga kepentingan
tiap-tiap manusia supaya kepentingannya tidak
terganggu (Van Kan)
Pengertian Sumber Hukum

Sumber Hukum diartikan


sebagai tempat kita
menemukan atau
menggali hukum.
Sumber Hukum Materil
Sumber Hukum Materil merupakan tempat
diambilnya bahan atau materi hukum.
Faktor yang mempengaruhi dan menentukan
isi hukum yaitu faktor kemasyarakatan dan
idiil.
Sumber hukum materil dapat dilihat empat
sudut pandang yaitu dari arti sejarah, Arti
Sosiologis,Arti ekonomis dan Arti Folosofis.
Sumber Hukum dalam Arti Sejarah

Hukum dalam arti sejarah dibagi menjadi 2


bagian :
Sebagai sumber pengenal atau sumber
informasi, yaitu segala sesuatu yang dapat
memberi informasi tentang hukum dari
suatu bangsa atau negara.
Sebagai sumber bahan, yaitu berupa sumber
bagi pembentuk undang-undang dalam
mengambil bahan.
Sumber Hukum dalam Arti Sosiologis

Adalah sumber hukum yang dihubungkan


dengan masyarakat.
Sehingga sumber hukum ini di cari dalam
kehidupan masyarakat yang berupa faktor
menentukan isi hukum.
Yang termasuk di sini adalah faktor yang
terdapat dalam kebiasaan-kebiasaan, agama,
moral, kependudukan dll.
Dengan demikian sumber hukumnya adalah
peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
Sumber Hukum dalam Arti Ekonomis

Adalah sumber yang dihubungkan dengan


kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang menjadi
tuntunan setiap anggota masyarakat.
Dengan kata lain, yang menjadi sumber hukum
adalah apa yang tampak dalam lapangan
kehidupan ekonomis.
Kebutuhan-kebutuhan ekonomi dalam
masyarakat itulah yang menimbulkan hukum.
Sumber Hukum dalam Arti Filosofis
Teori Teokrasi : Bahwa isi hukum berasal dari
Tuhan.
Teori Hukum Kodrat : isi hukum itu
bersumber dari rasio dan akal manusia, hukum
kodrat semata-mata bersumber pada
pertimbangan akal dalam menyatakan yang
pada hakekatnya jujur, patut dan tidak patut.
Teori Historis : Isi hukum bersumber pada
kesadaran hukum dari suatu bangsa. Isi hukum
adalah pandangan-pandangan yang hidup dalam
masyarakat.
Sumber Hukum Formal
Dilihat hanya dari segi cara terjadinya dan
bentuknya hukum positif, tanpa
mepersoalkan asal-usul isi peraturan
hukum itu sendiri.
Sumber hukum formal disebut juga
sumber berlakunya hukum (Causa
Efficiens) karena sumber hukum formal
inilah yang menyebabkan hukum berlaku.
Bentuk-Bentuk Sumber
Hukum Formal
E. Utrech dan C.S.T. Kamsil membagi sumber
hukum formal menjadi :
1. Undang-Undang
2. Kebiasaan
3. Keputusan Hakim (Yurisprudensi)
4. Traktat (Treaty)
5. Doktrim (Pandangan Para Ahli)
Undang-Undang
Undang-Undang dalam arti formal adalah
setiap keputusan atau ketetapan dari
pemerintah.
Undang-undang dalam arti materil adalah
peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga
negara atau pejabat yang berwenang dan
mengikat secara umum. Jadi yang menjadi tolak
ukur adalah isinya.
Setelah undang-undang diundangkan dalam
Lembaran Negara, maka undang-undang sah
berlaku dan mempunyai kekuatan mengikat
umum.
Tidak tahu undang-undang bukanlah
merupakan alasan pemaaf.
Saat Berlakunya undang-undang dapat tidak
sama dengan tanggal pengundangnya.
Asas-Asas Peraturan Peundang-undangan

Peraturan Perundang-undangan tidak


berlaku surut.
Nullum dilictum nulla poena sine praevia legi
poenali (tiada suatu perbuatan dapat dipidana
kecuali telah diundangkan)
Sistem perundang-undangan mengenal
adanya tingkatan.
Lex Superior derogat legi inferior (Peraturan yang
lebih tinggi tingkatannya mengesampingkan yang
lebih rendah).
Undang-undang bersifat khusus
mengesampingkan undang-undang yang
bersifat umum.
Lex Spesialis derogat legi generale
Peraturan perundang-undangan yang baru
mengesampingkan peraturan yang lama
Undang-undang dapat diuji oleh Mahkamah
Konstitusi
Kebiasaan
Kebiasaan dalam masyarakat menjadi hukum
kebiasaan apabila memenuhi syarat-syarat :
1. Syarat Materil : adanya perilaku yang terus
menerus dilakukan dalam hal yang sama atau
menurut garis tingkah laku yang tetap.
2. Syarat Psikologis : kebiasaan menimbulkan
kesadaran atau keyakinan umum.
3. Adanya akibat hukum : artinya ada sanksi jika
kebiasaan tersebut dilanggar.
Tractaat / Treaty
Traktat memuat ketentuan hukum yang
mengikat secara umum dalam arti mengikat
warganegara dari negara yang mengadakan
perjanjian tersebut.
Traktat mengikat setelah negara yang
bersangkutan meratifikasinya.
Yurisprudensi
Yurisprudensi atau biasa disebut Putusan Hakim
Yurisprudensi dalam ilmu hukum mengandung 3
pengertian yaitu :
1. Putusan Hakim
2. Kumpulan Putusan-Putusan Hakim yang
disusun secara sistematis dan diberi anotasi
(catatan)
3. Ajaran hukum yang diciptakan oleh peradilan
dan dipertahankan dengan putusan hakim
Putusan hakim yang dianggap baik, tepat dan adil,
tidak hanya penting untuk kasus yang
bersangkutan tetapi sering juga digunakan hakim
lain sebagai dasar atau sebagai sumber hukum
dalam memutus perkara yang sejenis.

Alasan mengapa hakim mengikuti putusan yang


sejenisn :
1. Alasan Psikologis
2. Alasan Praktis
3. Alasan Bersesuaian Pendapat
Doktrim
Doktrim biasa disebut juga sebagai ajaran
hukum yang berasal dari sarjana-sarjana
hukum yang terkenal.
Doktrim sebagai ilmu pengetahuan mempunyai
sifat objektif dan berwibawa sebab banyak
diikuti oleh para pendukungnya.
Doktrim sebagai tempat hakim dalam menggali
untuk mendapatkan bahan guna mendukung
putusannya.
Alasan lain sehingga doktrim dapat digunakan
sebagai sumber hukum formal yaitu :
Adanya larangan bagi hakim menolak untuk
memeriksa dan memutuskan suatu perkara
yang diajukan dengan dalil bahwa hukum tidak
ada atau kurang jelas.
Tidak ada larangan bagi hakim untuk
menggunakan doktrim atau ajaran-ajaran
hukum dalam pertimbangan-pertimbangan
hakim dalam memutus perkara.
Perjanjian
Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan
mana satu orang atau lebih mengikat dirinya
terhadap satu orang lain atau lebih (Pasal 1313
KUH Perdata)
Perjanjian adalah Hubungan hukum antara dua
pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat
untuk menimbulkan suatu akibat hukum.
Perjanjian sah apabila syarat-syarat sah
perjanjian seperti yang disebut dalam pasal
1320 KUH Perdata.
Syarat sahnya perjanjian :
1. Adanya Kata Sepakat
2. Kecakapan untuk membuat perjanjian
3. Objek tertentu
4. Kausa yang diperbolehkan
SUBJEK HUKUM

Subjek Hukum adalah segala sesuatu yang


dapat menjadi pendukung (dapat memiliki) hak dan
kewajiban.

Subjek Hukum yang dikenal dalam Ilmu Hukum


adalah :
1. Manusia (natururlijk persoon)
2. Badan Hukum (rechts persoon)
MANUSIA SEBAGAI SUBJEK HUKUM
Manusia menurut hukum adalah setiap
orang yang mempunyai kedudukan yang
sama selaku pendukung hak dan kewajiban.
Pasal 2 KUH Perdata mengecualikan
kepada anak bayi yang masih dalam
kandungan ibunya dianggap telah lahir dan
menjadi subjek hukum apabila kepentinganya
menghendaki, apabila bayi tersebut lahir
dalam keadaan meninggal dunia menurut
hukum dianggap tidak pernah ada.
Manusia yang dianggap belum CAKAP
untuk melakukan perbuatan Hukum
(Personae miserabile)

1. Anak yang masih di bawah umur atau


belum dewasa (belum berusia 21 tahun)
dan belum pernah menikah.
2. Orang dewasa yang berada dibawah
pengampuan (curatele).
Ketentuan Usia dalam Undang-Undang
untuk melakukan suatu perbuatan
hukum
Pasal 330 KUH Perdata : Perbuatan hukum di bidang
harta benda usia 21 tahun atau sudah menikah.
Pasal 7 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974 : Usia 19 tahun
bagi pria dan usia 16 tahun bagi wanita dapat
melangsungkan perkawinan, usia dibawah 21 tahun
harus mendapat izin dari ortu.
Pasal 45 KUH Pidana : Usia 16 tahun tidak dapat
dipidana.
Pasal 28 UU No. 3 Tahun 1999 : Usia 17 Tahun atau
sudah pernah menikah memiliki hak untuk memilih pada
Pemilu.
Pasal 33 Kepres No. 52 Tahun 1977 : Usia 17 Tahun atau
sudah menikah wajib memiliki KTP.
Orang dibawah pengampuan
disebabkan :
Sakit Ingatan : Gila, Orang dungu atau penyakit
suka mencuri.
Pemabuk dan boros (ketidakcakapan khusus
dalam peralihan hak di bidang harta kekayaan).
Istri yang tunduk pada Pasal 110 KUH Perdata,
Ketentuan ini dianulir oleh Surat Edaran
Mahkamah Agung (SEMA) No. 3 Tahun 1963.
Bahwa setiap istri sudah dianggap cakap
melakukan perbuatan hukum.
BADAN HUKUM SEBAGAI
SUBJEK HUKUM
Empat teori yang menjadi syarat sehingga badan
hukum dikelompokkan/digolongkan sebagai subjek
hukum :
1. Teori Fictie, yaitu Badan Hukum dianggap sama
dengan manusia (orang) sebagai subjek hukum,
dan hukum juga memberi hak dan kewajiban.
2. Teori Kekayaan Bertujuan, yaitu harta kekayaan
dari suatu badan hukum mempunyai tujuan
tertentu, dan harus terpisah dari harta
kekayaan para pengurus atau anggotanya.
3. Teori Pemilikan Bersama, yaitu semua harta
kekayaan badan hukum menjadi milik bersama
para pengurus atau anggotanya.
4. Teori organ, yaitu Badan Hukum harus
mempunyai organisasi atau alat untuk
mengelola dan melaksanakan kegiatan untuk
memcapai tujuan, yaitu para pengurus dan aset
(Modal yang dimiliki.
Pembagian Badan Hukum

1. Badan hukum privat, seperti perseroan


terbatas (PT), Firma, Yayasan, Badan
Koperasi dan lain-lain.
2. Badan Hukum Publik, Seperti Negara,
Pemerintah Daerah, Desa, Organisasi
Internasional (semisal PBB).
Peristiwa Hukum
Peristiwa Hukum adalah peristiwa alamiah atau
kongkrit dan selanjutnya dihubungkan dengan
peraturan hukum.
Peristiwa hukum mempunyai akibat hukum, atau
peristiwa tersebut mengakibatkan timbul atau
lenyapnya hak dan kewajiban.
Bisa dianggap suatu peristiwa hukum jika telah
ada suatu peraturan yang memberi kualifikasi
sebagai peristiwa hukum
Hak dan kewajiban menjadi nyata jika peraturan
hukum bergerak.
Peristiwa Hukum Karena
Perbuatan Manusia
Peristiwa Hukum karena perbuatan manusia
dibagi dua yaitu :
1. Peristiwa hukum karena perbuatan manusia
yang merupakan perbuatan hukum
2. Peristiwa hukum karena perbuatan manusia
yang bukan merupakan perbuatan hukum
Perbuatan hukum adalah perbuatan yang oleh
hukum dikaitkan dengan timbul atau lenyapnya
hak dan kewajiban atau disebut juga sebagai
perbuatan yang mempunyai akibat hukum.
Peristiwa Hukum Yang Bukan
Perbuatan Hukum
Peristiwa Hukum yang bukan Perbuatan
Manusia. Keterikatan seorang yang tanpa
disadari, tetapi karena adanya ketentuan
undang-undang yang harus dipatuhi.
Perbuatan jenis ini dibedakan menjadi dua
yaitu :
1. Perbuatan Sah
2. Perbuatan yang melawan hukum
Peristiwa Hukum Yang Bukan
Karena Perbuatan Manusia

Peristiwa Hukum yang bukan karena


perbuatan manusia yaitu suatu peristiwa
yang terjadi diluar keinginan atau kehendak
manusia misalnya Kelahiran, Kematian,
umur atau kadaluarsa/ Lampau waktu.
IKHTISAR PERISTIWA HUKUM

S-ar putea să vă placă și