Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PEMBIMBING
Dr. LASMARIA FLORA Sp. An
STATUS ANESTESI
Kelas III : Pasien dengan penyakit sistemik berat,
sehingga aktivitas rutin terbatas. Serta perubahan
anatomi dan fisiologi dalam masa kehamilan
TINDAKAN
Dilakukan : Seksio sesarea
Tanggal : 3 November 2014
LAPORAN ANESTESI
Persiapan Anestesi
Penatalaksanaan Anestesi
Jenis anestesi : General Anestesi
Premedikasi :
Ondansetron IV 4 mg
Midazolam IV 2 mg
Medikasi intra operatif:
Propofol IV 40 mg
Oksitosin IV 2 ampul ( 20 IU)
Asam Traneksamat IV 500 mg
Ketorolac IV 30 mg
Medikasi post operatif:
Ketorolac 30 mg
Tramadol 100 mg
Jumlah cairan yang masuk :
Kristaloid = 15000 cc (RL 1 + RL 2 + RL 3)
Perdarahan selama operasi : 500 cc
Pemantauan selama anestesi :
Mulai anestesi : 12.30 WIB
Mulai operasi : 12.40 WIB
Bayi lahir : 12.50 WIB, laki-laki, BBL : 2800 gram
Selesai operasi : 14.00 WIB
Tekanan darah dan frekuensi nafas :
Pukul (WIB) Tekanan Darah (mmHg) Nafas (kali/menit)
12.30 168 / 110 95
12.35 165 / 110 95
12.40 158 / 105 90
12.45 150 / 100 90
12.50 150 / 100 90
12.55 150 / 100 96
13.00 155 / 110 100
13.15 160 / 110 100
13.30 162 / 110 100
13.45 165 / 114 100
14.00 167 / 120 100
PEMBAHASAN
PRE OPERATIF
Persiapan persiapan alat, penilaian dan persiapan
pasien, dan persiapan obat anestesi yang diperlukan.
Obat premedikasi Ondansetron 4 mg
INTRA OPERATIF
General anestesi propofol 40 mg
Jumlah terapi cairan: 2775 mL 5-6 kolf RL
(kristaloid)
POST OPERATIF
Observasi vital sign & perdarahan keadaan umum
stabil pindah keruang perawatan.
KESIMPULAN
Seorang wanita, usia 19 tahun, G0P0A0 gravid aterm +
eklampsia, datang ke IGD rumah sakit dengan kejang-
kejang selama + 1 menit. Dilakukan tindakan seksio
sesarea pada tanggal 03 November 2014 di ruangan
operasi RSUD Bangkinang atas indikasi eklampsia.
Teknik anestesi dengan general anestesi secara anestesi
intravena yang merupakan teknik anestesi yang efektif.
Induksi anestesi dengan menggunakan propofol 40 mg
dan maintenance dengan midazolam 2 mg serta
oksigen 2-3 liter/menit. Untuk mengatasi nyeri
digunakan ketorolac sebanyak 30 mg. Perawatan post
operatif dilakukan dibangsal dan dengan diawasi vital
sign dan tanda-tanda perdarahan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Latief SA, dkk. 2010. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Ed.2.Cet.V.Jakarta:
Bagian Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
2. Dobson, Michel B. 2012. Penuntun praktis Anestesi. Prinsip terapi cairan dan
elektrolit. Jakarta : EGC.
3. Werth, M. Pokok-Pokok Anestesi. Jakarta: EGC.2010.
4. Nugroho dkk, 2012 Perkembangan Sirkuit Anestesi . Jurnal Anestesiologi
Indonesia. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Undip/ RSUP Dr.
Kariadi, Semarang
5. Ganiswara, Silistia G. Farmakologi dan Terapi (Basic Therapy Pharmacology).
Jakarta:Bagian Farmakologi FKUI.2006
6. Sabiston, DC. Buku Ajar Bedah Bagian 1.Jakarta:EGC.2009.
7. Redjeki, Ike Sri. 2013. Perbandingan lnsidensi Post Dural Puncture
Headache (PDPH) Pascaseksio Sesarea Anestesi Spinal antara Tirah Baring
24jam dengan Mobilisasi Dini. Jurnal Anestesi Perioperatif. Unpad.
8. Angsar, MD dan Lilakusuma LS. Ilmu bedah kebidanan Sarwono
Prawirohardjo, cetakan ke-7. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2007.
9. Gondo HK, Sugiharta K, Operasi seksio Sesarea di SMF Obstetri & Ginekologi
RSUP Sanglah Denpasar, Bali. Dept. Obstetri & Ginekologi Fakultas Udayana
Bali, 2006
TERIMA KASIH