Sunteți pe pagina 1din 42

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

TUBERCULOSIS PARU

Ns. Dewi Rachmawati, S.Kep, M.kep


TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum:
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan klien dengan Tuberculosis Paru (TB)
Tujuan Khusus:
Mahasiswa mampu:
1. Mejelaskan definisi TB
2. Menjelaskan etiologi TB
3. Menjelaskan manifestasi klinis TB
4. Menjelaskan penatalaksanaan TB
5. Menjelaskan pengkajian keperawatan pasien dengan TB
6. Menjelaskan diagnose keperawatan yang muncul pada TB
7. Menjelaskan rencana keperawatan pada TB
INCIDENCE
Tuberculosis (TB) remains the
leading cause of death
worldwide from a single
infectious disease agent. Indeed
up to 1/3 of the world's
population is infected with TB.
Angka mortalitas dan
morbiditasnya semakin
meningkat . TB ini erat kaitannya
dgn kemiskinan, malnutrisi,
tempat kumuh, perumahan di
bawah standar dan perawatan
kes.yg tdk adekaut
INDONESIA TODAY

Others 10% China


Bangladesh 4% 15%
Pakistan 4%
Philippines 3%
India
Nigeria 3% 30%
South Africa 2%
Russia 1% INA
28%
INDONESIA TODAY (2013)
WHO : Jumlah kasus baru penderita TB
di Indonesia adalah 1 juta kasus baru
pertahun .
Indonesia menjadi Negara kedua
terbanyak setelah India
Di Indonesia kasus TB ini fenomena
gunung es
Percepatan peningkatan epidemi HIV
terkonsentrasi tertinggi di Asia
Estimasi HIV dgn TB baru 2,8%/tahun
DEFINISI
Merupakan penyakit infeksius yang
menyerang parenkim paru.
Dapat ditularkan ke bagian tubuh yg lain,
ex: meninges, ginjal, tulang dan nodus
limfe
Disebabkan : Mycobacterium
Tuberculosis
Sifat M. Tuberculosis: aerobic, tahan
asam, tumbuh dgn lambat, lipid content,
sensitif thd panas dan sinar ultraviolet,
but it can live in humid or dry or cold
surroundings
Biasanya diarea upper lobes (Highest
oxygen)
KLASIFIKASI TB
Berdasarkan kelainan klinis, radiologis dan mikrobiologis yaitu
Tuberkulosis Paru
1. BTA makroskopis (+) atau biakan (+), kelainan foto thoraxs menyokong
TB dan gejala klinis sesuai TB
2. BTA mikroskopis atau biakan (-), kelainan thoraxs (+), ada perbaikan
pengobatan anti TB
Bekas Tuberkulosis Paru
Ada riwayat TB sblmnya dgn atau tanpa pengobatan , BTA negatif
Tuberkulosis Paru tersangka
1. TB paru tersangka yg diobati: sputum BTA (-), tanda-tanda lain (+)
2. TB paru tersangka tdk diobati: sputum BTA (-), tanda-tanda lain
meragukan
FAKTOR RESIKO TINGGI TERKENA TB
Individu yg kontak dekat dgn penderita TB aktif
Individu imunosupresif (lansia, px. Kanker,
terinfeksi HIV, mendapat terapi kortikosteroid)
Individu pengguna obat-obatan melalui jarum
suntik dan alkoholik
Individu yg sering kontak dgn penderita TB yg tdk
mendapatkan treatment or undiagnosed
Setiap individu yg tinggal diinstitusi (ex: fasilitas
perawatan jangka panjang, institusi psikiatrik,
penjara)
Tenaga kesehatan
Tertawa, bernyanyi

1 orang TB aktif menginfeksi 10-15 orang pertahun


1 dari 10 orang yg terinfeksi TB menjadi TB aktif selama masa hidupnya
CARA PENULARAN TB
Individu terinfeksi TB

Droplet Besar Droplet kecil


(> 100) (1-5)

Menetap di udara M.Tuberculosis

Berbicara, batuk, bersin, tertawa atau menyanyi

Terhirup, termakan, luka terbuka


Gumpalan basil >> ALVEOLI Gumpalan basil <<

Bag.bwh lobus
atas/bag.atas lobus bawah
Hidung & cab. Besar bronkus

Rx.Peradangan

Tdk menybabkn peny


PMN (Leukosit & Makrofag)

Penumpukan eksudat
Peradangan Sarang Primer

Massa jaringan baru: GRANULOMA Pneumonia akut (SARANG


PRIMER)
Kuman Dorman Kalsifikasi

Sembuh
Sarang primer
Bahan keju lepas Kavitas
Kalsifikasi Pencairan
ke bronkus

Massa jar.baru
(GRANULOMA) Laring, telinga, usus Trakeobronkial

Massa jar. fibrosa Ulserasi


Efusi pleura tuberkulosa Pleura
pemb.darah
paru
Nekrosis bag.sentral
Fokus GHON (lesi
primer paru)
Hemoptoe
Membentuk jar.keju
Kompleks GHON
(KGB + lesi primer)
Nekrosis Kaseosa
TUBERCULOSIS PRIMER
Tuberkel sarang primer

Peradangan sarang primer

KGB menuju hilus (limfadenitis lokal)

KGB hilus meradang (limfadenitis regional)

Menetap di lokasi infeksi & limfe

Kompleks Primer/kompleks Ghon


Komplikasi:
Sembuh percontinuitatum,
Sembuh dgn garis fibrotic dan pengapuran hilus paru bronkogen, limfogen,
hematogen
MANIFESTASI KLINIS
Pada infeksi primer mgkn asimtomatik
Keletihan
Demam (subfebris, kadang-kadang 40 - 41 C, seperti demam
influenza).
Batuk (kering, produktif, kadang-kadang hemoptoe (pecahnya
pembuluh darah).
Sesak napas, jika infiltrasi sudah setengah bagian paru.
Nyeri dada, jika infiltrasi sudah ke pleura shg menimbulkan pleuritis
Malaise, anoreksia, badan kurus, sakit kepala, meriang, nyeri otot,
berkeringat di malam hari
PENATALAKSANAAN
Agen antituberkulosis selama 6-12 bulan
Lima medikasi utama yg digunakan:
1. Rifampin (RIF)
2. Isoniasid (INH)
3. Pirasinamid (PZA)
4. Streptomisin (SM)
5. Etambutol (EMB)
TREATMENT
Isoniazid, Etambutol & rifampin diberikan selama
2 bulan
Isoniazid & Rifampin diberikan selama 4 bulan
Jika suspeks resisten thd isoniazid maka dpt
diberikan Isoniazid, Ethambutol, Rifampin &
Pirazinamide
Pengobatan dapat dilanjutkan selama 12 bulan
Vitamin B (pyridoxine) biasanya diberikan jika
pasien mendapatkan INH untuk mencegah
neuropathy perifer
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Demam, anoreksia, penurunan BB, keringat malam, keletihan, batuk
disertai sputum, perubahan suhu tubuh dan frekuensi pernapasan,
jumlah dan warna sekresi, nyeri dada.
Pemeriksaan paru : evaluasi bunyi napas (menghilang, krekles,
ronchi, bronkial mengindikasikan fase lanjut) bila terdapat infiltrasi
bunyi nafas vesikuler lemah, fremitus meningkat, pekak pada waktu
diperkusi (curiga infiltrasi, ada kavitas yg besar maka hipersonor atau
timpani).
Pembesaran nodus limfe disertai nyeri
Kesiapan klien untuk belajar, persepsi & pengertiannya ttg TB dan
pengobatannya
Telaah hasil evaluasi pemeriksaan penunjang
STUDI DIAGNOSTIK
PENEGAKAN DIAGNOSIS TB :
Riwayat kesehatan
Pemeriksaan fisik
X-Ray dada
Usap basil tahan asam BTA
Tes kulit tuberkulin
RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat terpapar dengan penderita TB
2. Berpergian atau tinggal di Negara dengan insiden tinggi TB
3. Riwayat saat ini adalah influenza, pneumonia, demam, batuk
dengan produksi sputum
4. Pemeriksaan TB sebelumnya positif
5. Pernah mendapatkan vaksin BCG terutama diberikan pada org yg
berpergian atau tinggal di Negara dengan tingginya resistan thd TB
USAP BASIL TAHAN ASAM
Sputum pagi hari
untuk kultur BTA
Menunjukkan adanya
Mycobacterium
penyebab
Tuberkulosis
S-P-S
CHEST RADIOGRAPHY
CHEST RADIOGRAPHY
Classical radiograph appearance
Infiltration
Cavitation
Fibrosis with traction
Enlargement of hilar and mediastinal lymph node
In reactivaiton TB
Classically fibrocavitary apical disease
Primary TB
Middle or lower lobe consolidation (konsolidasi terdapat di tengah atau
bawah)
CHEST RADIOGRAPHY

Lesi atau
abnormalitas sering
terlihat pada daerah
apek paru (segmen
posterior lobus atas
atau lobus superior
bagian bawah)
KAVITAS
TES TUBERKULIN (TUBERCULIN SKIN TEST)
Merupakan metode test untuk pemeriksaan TB yg dilakukan
pada anak-anak maupun org dewasa
Manfaat tes tuberculin:
1. Memeriksa org yg tdk sakit tetapi mgkn telah terinfeksi
TB
2. Menentukan apakah individu telah terinfeksi TB
3. Menentukan brpa banyak org dalam satu kel. yang telah
terinfeksi TB
4. Memeriksa org yg menunjukkan gejala TB
TES TUBERKULIN
Disuntikkan pada area lengan bawah bagian
intradermal 10 cm dibawah siku
0.1 ml PPD (5 Tu) yang disuntikkan (PPD=derivate
protein yg dimurnikan)
Menggunakan jarum suntuk nomor 26 atau 27
ditusukkan dibawah kulit dengan ujung jarum
menghadap ke atas
Membentuk benjolan dgn diameter 6-10 mm

CATAT: Nama Antigen, tgl dan waktu tes dilakukan


PEMBACAAN HASIL TES TUBERKULIN

Hasil pemeriksaan terlihat


48-72 jam setelah suntikan
Reaksi terjadi ketika tampak
indurasi maupun eritema
Diameter indurasi diukur
dalam mm pada bagian
lebarnya
TES TUBERKULIN
INTERPRETASI HASIL
Jika reaksi <5 mm menunjukkan hasil negatif
5-9 mm menunjukkan hasil positif (+)
10-19 mm menunjukkan hasil positif (++)
>20 mm menunjukkan hasil positif (+++) kuat
Pasien positif test tuberculin mengindikasikan terinfeksi TB (dilihat
pasien telah menjalani vaksinasi BCG atau blm)
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ketidakefektifan bersihan jalan b.d sekresi trakeobronkial yang


banyak
Ketidakpatuhan terhadap regimen pengobatan
Intoleransi aktivitas b.d keletihan, perubahan status nutrisi, dan
demam
Kurang pengetahuan tentang regimen pengobatan dan tindakan
kesehatan preventif
Risiko Infeksi
INTERVENSI KEPERAWATAN
Aktivitas (NIC):
1. Peningkatan bersihan jalan nafas
2. Mendukung kepatuhan thd regimen pengobatan
3. Meningkatkan aktivitas dan nutrisi yang adekuat
4. Pendidikan kesehatan terhadap pasien maupun keluarga
dan pertimbangan perawatan pasien di rumah
PERENCANAAN PULANG

Persiapan Perawatan di Rumah


Penggunaan obat dengan dosis yang
tepat, teratur, dan terkontrol
Cara pencegahan penularan infeksi
terhadap anggota keluarga di rumah
PENKES KLIEN DAN KELUARGA
Anjurkan untuk minum obat sesuai dosis yang telah ditentukan
Informasikan tentang efek samping obat dan cara mengatasinya
Informasikan penyakit tidak menular setelah pengobatan 2-3 minggu
tetapi pengobatan harus dilanjutkan.

PERSIAPAN PSIKOSOSIAL
Perawat & anggota klg menjadi role model cara
berprilaku menghadapi klien dengan TB untuk
mengurangi stigma masyarakat

S-ar putea să vă placă și