Sunteți pe pagina 1din 18

Learning Objective

1.Apa yang akandilakukanpadasaat:


a.Pra bencana
b.Saat bencana
c.Pasca bencana
2.Apa saja kriteria triage dan apa saja prioritas
Untuk mendapatkan pertolongan?
3.Apa indikasi dilakukannya intubasi endotrakeal?
4.Apa komplikasi dan prognosis pada pasien di
skenario?
5.Apakah perlu penegakan diagnosis pada pasien
di skenario?
6.Bagaimana teknik dilakukannya BLS?
7.Kapan RJP dihentikan?
8.Bagaimana teknik BLS pada anak?
5. Gawat darurat berasal dari bahasa Latin yaitu
Mergere yang diartikan sebagai mencelupkan,
terjun, membanjiri, menguasai atau mengubur.
Menurut Miles dari Medical Council New
Zealand, kegawatdaruratan medis adalah
keadaan tiba-tiba yang terjadi dan membutuhkan
perawatan segera untuk menyelamatkan nyawa
atau mencegah kecacatan atau rasa sakit pada
pasien.

Kriteria pasien gawat darurat adalah mengalami kegawatan yang


menyangkut:
Terganggunya jalan nafas, antara lain sumbatan jalan nafas oleh benda
asing, asma berat, spasme laryngeal, trauma muka yang mengganggu jalan
nafas dan lain-lain
Terganggunya fungsi pernafasan, antara lain trauma thorak (tension
pneumotorak, masif hematotorak, emfisema, fraktur flail chest, fraktur
iga), paralisis otot pernafasan karena obat atau penyakit dan lain-lain
Terganggunya fungsi sirkulasi antara lain syok (hipovolumik, kardiogenik,
anafilaksis, sepsis, neurogenik), tamponade jantung dan lain-lain
Terganggunya fungsi otak dan kesadaran antara lain stroke dengan
penurunan kesadaran, trauma capitis dengan penurunan kesadaran, koma
diabetika, koma uremikum, koma hepatikum, infeksi otak, kejang dan lain-
lain
1. hal yang pertama kali dilakukan dalam keadaan seperti
itu adalah mengevakuasi atau memindahkan pasien dari
tempat longsoran tersebut. Pastikan keamanan penolong
dan pasien
2. hal yang pertama kali dilakukan pada pasien tersebut
adalah BLS atau basic life support yang merupakan suatu
tindakan yang dilakukan dengan sesegera mungkin dan
bertujuan untuk menghentikan proses yang menuju
kematian. Tujuan utama dari BLS adalah untuk melindungi
otak dari kerusakan yang irreversible akibat hipoksia,
karena peredaran darah otak akan berhenti selama 3-4
menit.
Menurut AHA Guidelines tahun 2010, tindakan BLS ini
dapat disingkat dengan teknik ABC. Langkah-langkah BLS :
A. Airway dengan kontrol servikal
Penilaian
Mengenal patensi airway ( inspeksi, auskultasi, palpasi)
Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi
Pengelolaan airway
Lakukan chin lift, head tilt dan atau jaw thrust dengan control
servikal in-Line immobilisasi
Bersihkan airway dari benda asing bila perlu suctioning, namun
karena di TKP tidak terdapat alat yang memadai bisa kita bersihkan
jalan nafas dengan melakukan swabbing
Fiksasi leher, pasang spinal cord
Anggaplah bahwa terdapat kemungkinan fraktur servikal pada
setiap penderita multi trauma, terlebih adanya gangguan kesadaran
atau perlukaan diatas klavikula.
Evaluasi
B. Breathing dan Ventilasi-oksigenasi
Penilaian
Buka leher dan dada pasien, dengan tetap memperhatikan control servikal
in-line immobilisasi
Tentukan laju dan dalamnya pernafasan
Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk mengenali kemungkinan
terdapat deviasi trachea, ekspansi thoraks simetris atau tidak, pemakaian
otot bantu nafas
Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor
Auskultasi thoraks bilateral
Pengelolaan
Pemberian oksigen konsentrasi tinggi ( nonrebreather mask 11-12 l/menit)
Ventilasi dengan Bag Valve mask
Evaluasi
C. Circulation dengan kontrol perdarahan
a) penilaian
Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal dan minternal
Periksa nadi : kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus paradoksus.tidak
ditemukannya pulsasi arteri besar merupakan pertanda diperlukannya resusitasi
massif segera
Periksa warna kulit, kenali tanda-tanda sianosis
Periksa tekanan darah
b) pengelolaan
Resusitasi jantung paru (RJP), lakukan penekanan(kompresi) pada daerah bawah
sternum, dengan kedalaman 2 inch (5 cm) pada orang dewasa dengan perbandingan
30:2
7. Pada pasien darurat, resusitasi dan stabiloisasi
dilakukan sampai pasien stabil tanpa diagnosis
8. Komplikasi :
-Kerusakan otak
- henti jantung
- gagal ginjal akut
- syok
Prognosis :
Baik jika dilakukan pertolongan lebih awal ,
terutama ventilasi dan keadaan lasien baik
Merah : prioritas utama, merupakan pasien
emergensi
Kuning : prioritas kedua
Hijau : prioritas ketiga
Hitam : prioritas terakhir, setelah semua
warna selesai ditangani
7. Prinsip apa saja yang perlU diperhatikan
dalam PPGD? (analisa masalah)
Perhatikan keamanan penolong, pasien, dan
keadaan sekitar (memindahkan pasien ke area
yang lebih aman)
Cek respon pasien
penilaian Airway, Breathing, Circulation
Pada jumlah pasien yang banyak, dilakukan
teknik triage, dengan memberikan warna
sesuai prioritas pasien.
5. A. Jika bernafas normal:
- Posisikan korban dengan benar.
- Pastikan memanggil bantuan seperti ambulan
- Sambil menunggu, periksa kemabali breathing, jika curiga
abnormal, start CPR.
5. B. jika tidak bernafas normal:
- Tetap panggil bantuan (ambulan)
- Mulai CPR dengan rate 100-120 x/mnt
6. A. kombinasikan CPR dan resusitasi airway dengan mouth
to mout/ mouth to mask. Dengan perbandingan 30:2.
7. Continue resusitation: sampai bantuan datang atau pasien
mulai menampakkan respon normal.
6. Bagaimana teknik BLS yang tepat?
1. Patikan kemanan pasien dan penolong dan orang
sekitar.
2. Cek respon korban: dengan menggoyangkan sedikit
bahu atau memanggil korban.
3. A. Jika berespon: biarkan pasien dalam posisi ketika
ditemukan dan pastikan tidak ada bahaya. Perhatikan
apa yang bermasalah pada tubuh pasien, dan reassess
korban secara regular.
3. B. Jika tidak berespon: panggil bantuan, perhatikan
airway dan buka dengan head tilt/chin lift/ jaw trust.
4. Perhatikan airway dengan melakukan look listen and
feel. (jagan lebih dari 10 detik)
5. Apa perlu diagnosis pada kasus
emergency seperti di sekanario?
Tidak. Karena resusitasi dan stabilasasi
merupakan poin pertama yang harus dilakukan.
LO:
4. Bagaimana komplikasi dan
prognosis kasus skenario?
Komplikasi: multi organ failure seperti
jantung ginjal, otak, karena
hipoksia=>iskemik.
Prognosis: jika pasien respon terhadap
resusitasi dan stabilasasi prognosis baik
dan sebaliknya
Perbedaan BLS dan ALS
BLS dan ALS sama-sama dirancang untuk dukungan hidup
pra-rumah sakit dan transportasi pasien ke rumah sakit.
BLS (Basic Life Support) ALS (Advanced Life Support)
BLS memiliki dua teknisi ALS memiliki seorang paramedis
medis darurat. yang terpisah dari teknisi medis
Seseorang yang melakukan darurat.
BLS biasanya telah mengikuti Seseorang dari unit ALS telah
pelatihan dasar untuk BLS. mengikuti pendidikan dan pelatihan
Contohnya pemadam yang lama. Contohnya dokter,
kebakaran, polisi, dan perawat, dan staff para medis.
masyarakat umum. Pada ALS, paramedis dapat
Pada BLS, tidak diperbolehkan memberikan injeksi dan bahkan
menggunakan jarum dan mengelola obat untuk pasien serta
perangkat medis lainnya juga dapat memberikan pengobatan
tidak dapat mengelola obat- dasar dalam kasus luka atau cedera.
obatan. ALS dilengkapi dengan peralatan
BLS tidak dapat memberikan jalan nafas, dukungan hidup
pengobatan dasar dalam jantung, monitor jantung dan alat
kasus luka atau cedera. uji glukosa.
Strukturisasi
Kegawatdaruratan

Kriteria pasien

Penanganan Awal
Look

Primary Survey ABC Feel

Listen
Head to Toe Secondary Survey

Persiapan Rujuk Mobilisasi


Pasien
Bagaimana kompetensi dokter umum pada kasus diskenario?

3B. Mampu membuat diagnosa klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
tambahan yang diminta oleh dokter. Dokter dapat memutuskan memberikan terapi
pendahuluan serta merujuk ke spesialis yang relevan ( kasus gawat darurat)

Trauma apa saja yang mungkin terjadi pada korban longsor?

Trauma yang terjadi pada korban longsor dapat bermacam macam, dimulai dari
saluran napas akibat obstruksi benda asing, fraktur hingga cardiac arrest yang terjadi
pada pasien yang mengalami syok dan diikuti dengan apnea.
Patofisiologi Terjadi longsoran

Muncul refleks menarik dan menahan napas akibat terkejut

Tubuh kekurangan oksigen

Perubahan kimiawi terjadi di darah arteri sehingga


mempengaruhi pusat pernafasan

Mencoba mengambil napas

Aspirasi benda asing (tanah longsor)


Tidak tersedia oksigen
ke saluran napas

Apnea

Penurunan perfusi oksigen ke jaringan

Sianosis Syok Hipotermia


Tubuh teraba dingin

S-ar putea să vă placă și