Sunteți pe pagina 1din 27

SKENARIO 1

LONGSOR AKIK
1. M Fadhil Syafridon
2. Nazri Adlani
3. Jose Asmara
4. Jody Fajar Hibatullah
5. Ridha Rahmah Sufri
6. Zatul Fina
7. Siti Chairunnisa
8. Annisa Suerman
9. Endah Widyastuti
10. Desi Melati
11. Nazly Anggraini H
12. Fitri Akmalia
13. Silvia Arga
LONGSOR AKIK
Pada suatu tempat pencarian batu akik pada
kedalaman tebing bercampur batu dan tanah, cuaca
pada saat itu sedang hujan dan tidak menyurutkan
tekad dan semangat para pencari batu akik untuk
mendapatkan solar, cempaka madu dan lain
sebagainya. Tiba-tiba terdengar gemuruh akibat
tanah longsor dan semua berlarian menyelamatkan
diri. Seorang lelaki pencari batu, berusia 36 tahun
berhasil ditarik dari lonsoran setelah 5 menit
kemudian dengan kondisi bibir cyanosis, perfusi
dingin, muka terkena tanah longsor, dan apnoe
a. Langkah apa yang pertama kali diambil terhadap
situasi tersebut?
b. Apa tindakan yang dilakukan terhadap korban?
c. Kapan korban dirujuk atau meminta pertolongan
kepada pihak lain dan bagaimana membawa
korban ke fasilitas medis terdekat?
IDENTIFIKASI ISTILAH/KONSEP
Sianosis
Warna kulit dan membran mukosa kebiruan atau
pucat karena kandungan oksigen yang rendah
dalam darah. Sianosis dibagi menjadi 2, yaitu
sianosis sentral dan sianosis perifer.
Apnea
Berasal dari bahasa Yunani a-(tidak ada) dan -
pnea (pernapasan atau udara), yang berarti tidak
adanya pernapasan.
Konsep
1. Pertolongan pertama pada korban longsor
2. Pertolongan pada gawat darurat (PPGD)
Identifikasi Masalah
1. Apa langkah pertama yang harus dilakukan pada
situasi tersebut?
2. Tindakan apa yang dilakukan terhadap korban?
3. Kapan korban dirujuk dan bagaimana proses
rujukannya?
4. Kompetensi dokter umum?
5. Apa yang dimaksud dengan kegawatdaruratan?
6. Bagaimana patofisiologi dari manifestasi klinis?
7. Prinsip apa yang harus diperhatikan pada PPGD?
8. Apa perbedaan ALS dan BLS?
9. Trauma apa saja yang mungkin terjadi pada
pasien korban longsor?
Analisa Masalah
1. Apa langkah pertama yang harus dilakukan pada
situasi tersebut?
Mengevakuasi atau memindahkan pasien dari tempat
longsoran tersebut. Pastikan keamanan penolong dan
pasien
BLS atau basic life support yang merupakan suatu
tindakan yang dilakukan dengan sesegera mungkin
untuk menghentikan proses yang menuju kematian.
Kerusakan otak irreversible akibat hipoksia, karena
peredaran darah otak akan berhenti setelah 3-4 menit.
Menurut AHA Guidelines tahun 2010, tindakan BLS
ini dapat disingkat dengan teknik ABC. Langkah-
langkah BLS :
A. Airway dengan kontrol servikal
Penilaian :
Mengenal patensi airway ( inspeksi, auskultasi,
palpasi)
Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya
obstruksi
Pengelolaan airway
Lakukan chin lift, head tilt dan atau jaw thrust dengan
control servikal in-Line immobilisasi
Bersihkan airway dari benda asing bila perlu
suction, namun karena di TKP tidak terdapat
alat yang memadai bisa kita bersihkan jalan
nafas dengan melakukan swabbing
Fiksasi leher, pasang spinal cord
Anggaplah bahwa terdapat kemungkinan
fraktur servikal pada setiap penderita multi
trauma, terlebih adanya gangguan kesadaran
atau perlukaan diatas klavikula.
B. Breathing dan Ventilasi-oksigenasi
Penilaian
Buka leher dan dada pasien, dengan tetap
memperhatikan control servikal in-line
immobilisasi
Tentukan laju dan dalamnya pernafasan
Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk
mengenali kemungkinan terdapat deviasi trachea,
ekspansi thoraks simetris atau tidak, pemakaian
otot bantu nafas
Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau
hipersonor
Auskultasi thoraks bilateral
Pengelolaan
Pemberian oksigen konsentrasi tinggi
(nonrebreather mask 11-12 l/menit)
Ventilasi dengan Bag Valve mask
C. Circulation dengan kontrol perdarahan
Penilaian
Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang
fatal dan minternal
Periksa nadi : kecepatan, kualitas, keteraturan,
pulsus paradoksus.tidak ditemukannya pulsasi
arteri besar merupakan pertanda diperlukannya
resusitasi massif segera
Periksa warna kulit, kenali tanda-tanda
sianosis
Periksa tekanan darah
Resusitasi jantung paru (RJP), lakukan
penekanan(kompresi) pada daerah bawah
sternum, dengan kedalaman 2 inch (5 cm) pada
orang dewasa dengan perbandingan 30:2
Patofisiologi Terjadi longsoran

Muncul refleks menarik dan menahan napas akibat terkejut

Tubuh kekurangan oksigen

Perubahan kimiawi terjadi di darah arteri sehingga


mempengaruhi pusat pernafasan

Mencoba mengambil napas

Aspirasi benda asing (tanah longsor)


Tidak tersedia oksigen
ke saluran napas

Apnea

Penurunan perfusi oksigen ke jaringan

Sianosis Syok Hipotermia


Tubuh teraba dingin
5. Apa yang dimaksud dengan kegawatdaruratan?

Gawat darurat berasal dari bahasa Latin yaitu


Mergere yang diartikan sebagai mencelupkan,
terjun, membanjiri, menguasai atau mengubur.
Menurut Miles dari Medical Council New
Zealand, kegawatdaruratan medis adalah keadaan
tiba-tiba yang terjadi dan membutuhkan perawatan
segera untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah
kecacatan atau rasa sakit pada pasien.
Kriteria pasien gawat darurat adalah mengalami kegawatan
yang menyangkut:

- Terganggunya jalan nafas


Antara lain sumbatan jalan nafas oleh benda asing, asma berat,
spasme laryngeal, trauma muka yang mengganggu jalan nafas dan
lain-lain
- Terganggunya fungsi pernafasan
Antara lain trauma thorak (tension pneumotorak, masif
hematotorak, emfisema, fraktur flail chest, fraktur iga), paralisis
otot pernafasan karena obat atau penyakit dan lain-lain
- Terganggunya fungsi sirkulasi
Antara lain syok (hipovolumik, kardiogenik, anafilaksis, sepsis,
neurogenik), tamponade jantung dan lain-lain
- Terganggunya fungsi otak dan kesadaran
Antara lain stroke dengan penurunan kesadaran, trauma capitis
dengan penurunan kesadaran, koma diabetika, koma uremikum,
koma hepatikum, infeksi otak, kejang dan lain-lain
4.Bagaimana kompetensi dokter umum pada kasus diskenario?

3B. Mampu membuat diagnosa klinik berdasarkan


pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan yang diminta
oleh dokter. Dokter dapat memutuskan memberikan terapi
pendahuluan serta merujuk ke spesialis yang relevan ( kasus
gawat darurat)

9. Trauma apa saja yang mungkin terjadi pada korban longsor?

Trauma yang terjadi pada korban longsor dapat


bermacam macam, dimulai dari saluran napas akibat
obstruksi benda asing, fraktur hingga cardiac arrest yang
terjadi pada pasien yang mengalami syok dan diikuti dengan
apnea.
7. Prinsip apa saja yang perlu diperhatikan dalam
PPGD?
Perhatikan keamanan penolong, pasien, dan
keadaan sekitar (memindahkan pasien ke area
yang lebih aman)
Cek respon pasien
Penilaian Airway, Breathing, Circulation
Pada jumlah pasien yang banyak, dilakukan
teknik triage, dengan memberikan warna
sesuai prioritas pasien.
Strukturisasi
Kegawatdaruratan

Kriteria pasien

Penanganan Awal
Look

Primary Survey ABC Feel

Listen
Head to Toe Secondary Survey

Persiapan Rujuk Mobilisasi


Pasien
LEARNING OBJECTIVE
1. Apa saja kriteria triage dan apa saja prioritas untuk
mendapatkan pertolongan?
2. Apa komplikasi dan prognosis pada pasien di skenario?
3. Apakah perlu penegakan diagnosis pada pasien di
skenario?
4. Kapan korban dirujuk dan bagaimana proses rujukannya?
5. Apa perbedaan ALS dan BLS?
Perbedaan BLS dan ALS
BLS dan ALS sama-sama dirancang untuk dukungan hidup
pra-rumah sakit dan transportasi pasien ke rumah sakit.
BLS (Basic Life Support) ALS (Advanced Life Support)
BLS memiliki dua teknisi ALS memiliki seorang paramedis
medis darurat. yang terpisah dari teknisi medis
Seseorang yang melakukan darurat.
BLS biasanya telah mengikuti Seseorang dari unit ALS telah
pelatihan dasar untuk BLS. mengikuti pendidikan dan pelatihan
Contohnya pemadam yang lama. Contohnya dokter,
kebakaran, polisi, dan perawat, dan staff para medis.
masyarakat umum. Pada ALS, paramedis dapat
Pada BLS, tidak memberikan injeksi dan bahkan
diperbolehkan menggunakan mengelola obat untuk pasien serta
jarum dan perangkat medis dapat memberikan pengobatan dasar
lainnya juga tidak dapat dalam kasus luka atau cedera.
mengelola obat-obatan. ALS dilengkapi dengan peralatan
BLS tidak dapat memberikan jalan nafas, dukungan hidup
pengobatan dasar dalam kasus jantung, monitor jantung dan alat uji
luka atau cedera. glukosa.
4. Kapan korban dirujuk dan bagaimana proses
rujukannya?
Pasien telah stabil
Bantun medis datang
persiapan rujukan:
- transportasi
- didampingi oleh tenaga medis
- komunikasi dengan pihak RS
- perhatikan keadaan pasien selama proses
transportasi
5. Apakah perlu penegakan diagnosis pada pasien di
skenario?
Tidak, karena pada pasien darurat, resusitasi dan
stabilasasi merupakan poin pertama yang harus
dilakukan.

4.Apa komplikasi dan prognosis pada pasien di skenario?


Komplikasi :
Kerusakan otak, henti jantung, gagal ginjal akut, syok
Prognosis :
Baik jika dilakukan pertolongan sesegera mungkin
secara tepat dan pasien merespon terhadap resusitasi
dan stabilasasi yang diberikan.
1.Apa saja kriteria triage dan apa saja prioritas
untuk mendapatkan pertolongan?

Merah : prioritas utama, merupakan pasien


emergensi
Kuning : prioritas kedua
Hijau : prioritas ketiga
Hitam : prioritas terakhir, setelah semua warna
selesai ditangani
SINTESIS
Untuk pasien gawat darurat harus segera
ditangani karena kemampuan otak untuk
bertahan hanya 3 4 menit.
Penting bagi dokter umum untuk menguasai
teknik BLS.
Pada kasus gawat darurat, penegakkan
diagnosis tidak diperlukan namun utamakan
resusitasi dan stabilisasi.
TERIMA KASIH

S-ar putea să vă placă și