Sunteți pe pagina 1din 70

PORTOFOLIO

KASUS MEDIK
ASMA BRONKIALE

Oleh:
dr. Ajeng Dias Puspitasari

Pembimbing:
dr. Wiwik, Sp.P

Pendamping:
RSUD IBNU SINA GRESIK Dr. Kurniati, Sp.KK
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
2016
Identitas

Nama : Tn.R
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Sedayu, Gresik
Usia : 28 Tahun
Tanggal MRS : 16 Januari 2017
Tanggal Pemeriksaan : 17 Januari 2017

2
Anamnesa

Keluhan utama: Sesak napas

Riwayat
Menghirup
debu

16-1-2016
Pasien ke PKM Pasien
Riwayat Bungah Nebul 1x
ada perbaikan
dibawa ke
Penyakit Bunyi ngik-ngik &
Sekarang lalu pulang Sampai rumah pasien IGD RSIS
sesak beli
Ventolin semprot sesak kembali RS
Fatma Nebul 1x 17-1-2016
14-1-2016 Rujuk Karena
penuh
Riwayat penyakit

Riwayat
Riwayat Alergi debu (+)
Pasien Sesak tiap
Penyakit Riwayat Atopi (+)
hari dan malam hari
(Sudah 5 tahun ini)
Dahulu

Riwayat Ibu pasien dan kakak


Sesak juga pasien dari ibu menderita
mengganggu
aktivitas Penyakit hal yang sama
terutama kerja
berat Keluarga

Diobati sendiri Riwayat Pasien menggunakan BPJS


dengan Ventolin dari Pasien bekerja di koperasi
apotik (2-3 semprot)
sosial dan sering kambuh
ekonomi Merokok (-)
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS Kepala/Leher

- Ku : Tampak
gelisah, Kepala : deformitas
(-)
lebih suka duduk
Mata : cpp (-/-).
- TD : 112 / 90 mmHg
Ikterik (-/-)
-N : 88 x/mnt
Leher : KGB tidak
- RR : 28 x/mnt
membesar
-S : 36,7oc

Thorax & Abdomen

Thorax : Simetris, bentuk normal


Abdomen :
Jantung :
- Datar, BU (+) normal,
- S1 & S2 normal, murmur (-), gallop (-
Extremitas :
)
- Hangat +/+, edema -/-,
Paru :
+/+ -/-
- ves/ves, wheezing +/+, rh -/-
- CRT <2,
Retraksi epigastrium (+)
LABORATORIUM

Hb : 16,5 gr%
WBC : 12.700
TRO : 264.000
PCV : 50

Pemeriksaan Penunjang ASSESMENT

Diagnosis Kerja :
Asma Bronkiale
Thorax : dbn Persisten Sedang
Foto Thorax

12/7/2017
Spirometri -MRS Terapi
-O2 via NC 2-4 lpm
Pemeriksaan
Penunjang -Combivent nebul 3x1

-Aminofilin 20 mg/kgBB/24
jam

-Iv metilprednisolon 3x1 vial

-Iv Azitromicin 1x500mg

12/7/2017
Follow Up

12/7/2017
Follow up H-1 (17 Januari 2016)
S: Sesak napas (+) batuk (+) A: Asma Bronkiale Moderate Attack
GCS 456
P: Planning Diagnosa: -
Vital Sign : DBN
Nadi : 86x/menit Planning Terapi
Tensi : 110/70 mmHg Combivent nebul 3x1
Suhu : 36C O2 NC 2-4 lpm
RR : 27 Drip Aminofilin 20 mg/kgBB/24 jam
Iv metilprednisolon 3x 125mg
Kepala : bentuk normal a-/i-/c-/d+
Iv Azytromicin 1x500mg
Leher : DBN Chest fisioterapi
Paru : Bronkovesikuler +/+, rhonki -/-,
wheezing +/+, Retraksi epigastrium (+)
Jantung : DBN
Abdomen : BU (+)
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2

12/7/2017
Follow up H-2 (18 Januari 2016)
S: Sesak napas (+) A: Asma Bronkiale Moderate Attack

KU lemah, GCS 456 P: Planning Diagnosa: Spirometri


Vital Sign : DBN
Nadi : 86x/menit Planning Terapi
Tensi : 110/80 mmHg Combivent nebul 3x1
Suhu : 36,3C O2 NC 2-4 lpm
RR : 26 Drip Aminofilin 20 mg/kgBB/24 jam
Kepala: bentuk normal a-/i-/c-/d+ Iv metilprednisolon 3x 125mg
Leher : DBN Iv Azitromicin 1x500mg
Paru : Bronkovesikuler +/+, rhonki -/-, Chest fisioterapi
wheezing +/+, Retraksi epigastrium (+)
Jantung : DBN
Abdomen : BU (+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2

12/7/2017
Hasil Spirometri (18/1/2017)
FEV1 : 24%

FEV1/FVC : 85%

FEV1/VC : 85%

PEF : 13%

12/7/2017
Follow up H-3 (19 Januari 2016)
S: Sesak napas (+) A: Asma Bronkiale Moderate Attack

KU lemah
GCS 456 P: Planning Diagnosa: DL ulang
Vital Sign : DBN
Nadi : 88x/menit
Tensi : 110/90 mmHg Planning Terapi
Suhu : 36,5C Combivent nebul 3x1
RR : 24 O2 NC 2-4 lpm
Kepala: bentuk normal a-/i-/c-/d+ Drip Aminofilin 20 mg/kgBB/24 jam
Leher : DBN Iv metilprednisolon 3x 125mg
Paru : Bronkovesikuler +/+, rhonki -/-, Iv Azytromicin 1x500mg
wheezing +/+, Retraksi epigastrium(+) Chest fisioterapi
Jantung : DBN
Abdomen : BU (+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2

12/7/2017
Hb: 14,8

Leukosit: 16.700

Trombosit: 284.000

Hasil Darah Lengkap (20/1/2017)

12/7/2017
Follow up H-4 (20 Januari 2016)
S: Sesak napas (+) A: Asma Bronkiale Moderate Attack +
Secondary infection

KU lemah P: Planning Diagnosa: -


GCS 456
Vital Sign : DBN Planning Terapi
Nadi : 88x/menit Combivent nebul 3x1
Tensi : 120/80 mmHg O2 NC 2-4 lpm
Suhu : 36C Drip Aminofilin 20 mg/kgBB/24 jam
RR : 22 Iv metilprednisolon 3x 125mg
Kepala: bentuk normal a-/i-/c-/d+ Iv Levofloxacin 1x500mg
Leher : DBN Chest fisioterapi
Paru : Bronkovesikuler +/+, rhonki -/-,
wheezing +/+, retraksi epigastrium (+)
Jantung : DBN
Abdomen : BU (+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2

12/7/2017
Follow up H-5 (21 Januari 2016)
S: Sesak napas berkurang A: Asma Bronkiale Moderate Attack +
Secondary infection

KU lemah P: Planning Diagnosa: -


GCS 456
Vital Sign : DBN Planning Terapi
Nadi : 86x/menit Combivent nebul 3x1
Tensi : 110/80 mmHg O2 NC 2-4 lpm
Suhu : 36C Drip Aminofilin 20 mg/kgBB/24 jam
RR : 20 Iv metilprednisolon 3x 125mg
Kepala: bentuk normal a-/i-/c-/d- Iv Levofloxacin 1x500mg
Leher : DBN Chest fisioterapi
Paru : Bronkovesikuler +/+, rhonki -/-,
wheezing +/+
Jantung : DBN
Abdomen : BU (+)
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2

12/7/2017
Follow up H-6 (22 Januari 2016)
S: - A: Asma Bronkiale Moderate Attack +
secondary infection

KU lemah P: Planning Diagnosa: -


GCS 456
Vital Sign : DBN Planning Terapi
Nadi : 82x/menit Combivent nebul 3x1
Tensi : 110/80 mmHg Drip Aminofilin 20 mg/kgBB/24 jam
Suhu : 36C Iv metilprednisolon 3x 125mg
RR : 20 Iv Levofloxacin 1x500mg
Kepala: bentuk normal a-/i-/c-/d- Chest fisioterapi
Leher : DBN
Paru : Bronkovesikuler +/+, rhonki -/-,
wheezing +/+
Jantung : DBN
Abdomen : BU (+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2

12/7/2017
Follow up H-7 (23 Januari 2016)
S: - A: Asma Bronkiale Stabil + secondary
infection

KU lemah
GCS 456 P: Planning Diagnosa: -
Vital Sign : DBN
Nadi : 89x/menit Planning Terapi
Tensi : 100/60 mmHg KRS
Suhu : 36,1C Tab Levofloxacin 1x500mg
RR : 20 Tab metilprednisolon 3x 8mg
Kepala: bentuk normal a-/i-/c-/d- Tab Aminofilin 3x 200 mg
Leher : DBN Berotec 3x2 puff
Paru : Bronkovesikuler +/+, rhonki -/-, Kontrol poli paru 3 hari lagi
wheezing +/+
Jantung : DBN
Abdomen : BU (+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2

12/7/2017
TINJAUAN PUSTAKA

12/7/2017
Definisi Asma Menurut GINA 2015

Adanya riwayat gejala


respirasi seperti wheezing,
sesak napas, dada terasa
berat, dan batuk yang
Penyakit heterogen yang bervariasi intensitasnya dari
biasanya dikaitkan dengan waktu ke waktu serta adanya
inflamasi jalan napas keterbatasan aliran udara
kronis. ekspirasi yang bervariasi.

12/7/2017
Late-onset
asthma
Asthma with
Non-allergic
fixed airflow
asthma
limitation

Allergic Asma Asthma with


asthma Phenotype obesity

Asthma Phenotype Menurut GINA 2015


12/7/2017
Epidemiologi
WHO memperkirakan adanya 100-150 juta
jiwa di dunia yang menderita asma. WHO
melaporkan jumlah kematian di dunia akibat
asma diperkirakan sebesar 284.000 jiwa pada
tahun 2008.
Sedangkan di Asia Tenggara, diperkirakan
terdapat 107.000 jiwa yang meninggal akibat
asma

12/7/2017
RISKESDAS tahun 2007: terdapat 3,5%
penderita asma yang ditemukan oleh tenaga
kesehatan.
Penelitian multisenter di beberapa pusat
pendidikan di Indonesia mengenai prevalensi
asma pada anak usia 13-14 tahun (SLTP)
menghasilkan angka prevalensi di Palembang
7,4%, di Jakarta 5,7%, dan di Bandung 6,7%.

12/7/2017
Patofisiologi

12/7/2017
Patofisiologi Inflamasi Akut

12/7/2017
Patofisiologi Inflamasi Kronis

12/7/2017
Cont

12/7/2017
Faktor Resiko
Faktor Genetik
Hiperaktivitas
Atopi
Jenis Kelamin
Ras
Etnik
Obesitas

Faktor Lingkungan
Alergen di dalam ruangan
Alergen di luar ruangan
Makanan
Obat-obatan tertentu
Bahan yang Mengiritasi
Emosi yang Berlebih
Asap rokok dari perokok pasif dan aktif
Polusi udara di dalam dan di luar ruangan
Exercised induced asthma
Perubahan Cuaca
12/7/2017
Status ekonomi
Berdasarkan
Gejala Klinis
(sebelum
Pengobatan)

Berdasarkan
Berdasarkan
Tingkat
Klasifikasi Pada
Penderita
Kontrol Asma Dalam
Pengobatan

Berdasarkan
Serangan
Asma
12/7/2017
Klasifikasi Berdasarkan Gejala Klinis

12/7/2017
Klasifikasi Berdasarkan Pada Penderita
Dalam Pengobatan

12/7/2017
Klasifikasi Berdasarkan Serangan Asma

12/7/2017
Klasifikasi Berdasarkan Tingkat Kontrol
Asma

12/7/2017
Penegakkan Diagnosis
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang

12/7/2017
Anamnesa

12/7/2017
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
pasien terlihat gelisah, sesak (napas cuping hidung, napas cepat,
retraksi sela iga, retraksi epigastrium, retraksi suprasternal), sianosis

Palpasi
biasanya tidak ada kelainan yang nyata (pada serangan berat dapat
terjadi pulsus paradoksus)

Perkusi
biasanya tidak ada kelainan yang nyata

Auskultasi
wheezing, ekspirasi memanjang, suara lendir.
12/7/2017
Pemeriksaan Penunjang
Spirometer
Peak Flow Meter
X-ray dada
Pemeriksaan IgE
Petanda Inflamasi
Uji Hiperaktivitas Bronkus

12/7/2017
Spirometer
Fungsi: untuk menilai beratnya obstruksi dan efek
pengobatan.

Berdasarkan GINA 2015, nilai persen FEV1 prediksi


yang rendah dapat menunjukkan:
Pasien dalam keadaan mudah terjadi eksaserbasi,
terutama jika FEV1 < 60% prediksi.
Adanya faktor resiko terjadinya penurunan fungsi
paru

12/7/2017
Pasien dikatakan asma apabila ada persistent
bronchodilator reversibility apabila
didapatkan peningkatan FEV1 sebanyak 12%
atau ( 200ml dari baseline) pada pasien yang
sedang mendapatkan terapi kontroler, atau
yang sedang mendapat terapi agonis beta-2
kerja cepat dalam 4 jam sebelumnya, atau
LABA dalam 12 jam sebelumnya menunjukkan
bahwa adanya asma yang tidak terkontrol.
12/7/2017
Differential Diagnosis
Anak-Anak
Dewasa
Benda asing di saluran
napas
Penyakit Paru Obstruktif
Kronis (PPOK) Laringotrakemalasia
Bronkitis kronis Pembesaran kelenjar limfe
Gagal jantung kongestif Tumor
Batuk kronik akibat lain-lain Stenosis trakea
Disfungsi laring Bronkiolitis
Obstruksi mekanis
Emboli paru

12/7/2017
Terapi
Terapi saat serangan akut
Terapi Jangka Panjang

12/7/2017
Terapi Saat Serangan Asma Akut
Prinsip:
Penilaian berat serangan merupakan kunci
pertama dalam penanganan serangan akut.
Memberikan pengobatan tepat
Menilai respons pengobatan
Memahami tindakan apa yang sebaiknya
dilakukan pada penderita (pulang, observasi,
rawat inap, intubasi, membutuhkan
ventilator, ICU, dan lain-lain)
12/7/2017
Algoritma Tatalaksana Asma
Serangan Akut di Rumah Sakit

12/7/2017
12/7/2017
12/7/2017
Pemberian Antibiotik
Antibiotik tidak rutin diberikan kecuali pada
keadaan disertai infeksi bakteri. Infeksi bakteri
yang sering menyertai serangan asma adalah
bakteri gram positif dan bakteri atipik .
Antibiotik pilihan sesuai bakteri penyebab
atau pengobatan empiris yang tepat untuk
gram positif dan atipik; yaitu makrolid,
golongan kuinolon, dan alternatif amoksisilin/
amoksisilin dengan asam klavulanat
12/7/2017
Terapi Jangka Panjang
Pengobatan asma jangka panjang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mencegah
serangan.
Pengobatan asma jangka panjang disesuaikan
dengan derajat beratnya asma.

12/7/2017
Terdapat 3 hal penting dalam pengobatan
jangka panjang:
Edukasi
Obat asma yang terdiri dari reliever dan
kontroler
Menjaga kebugaran

12/7/2017
12/7/2017
12/7/2017
Kapan Pasien perlu di MRS kan?
Kriteria Rawat Inap:
Penderita dirawat inap bila VEP1 atau APE
sebelum pengobatan awal < 25% nilai terbaik/
prediksi; atau VEP1 /APE < 40% nilai terbaik/
prediksi setelah pengobatan awal diberikan

12/7/2017
Kapan Pasien Perlu di
Rawat di ICU?
Serangan berat dan tidak respons walau telah
diberikan pengobatan adekuat
Penurunan kesadaran, gelisah
Gagal napas yang ditunjukkan dengan AGDA
yaitu PaO2 < 60 mmHg dan atau PaCO2 > 45
mmHg, saturasi O2 90% pada penderita anak.
Gagal napas dapat terjadi dengan PaCO2
rendah atau meningkat.

12/7/2017
Kapan Pasien Boleh Pulang?
Penderita berpotensi untuk dapat
dipulangkan, bila VEP1/APE 40-60% nilai
terbaik/ prediksi setelah pengobatan awal,
dengan diyakini tindak lanjut adekuat dan
kepatuhan berobat.

Penderita dengan respons pengobatan awal


memberikan VEP1/APE > 60% nilai terbaik/
prediksi, umumnya dapat dipulangkan

12/7/2017
Komplikasi

Pneumothorax Pneumomediastinum Gagal napas

Asma resisten
terhadap steroid
12/7/2017
Pencegahan

Mencegah
Sensitisasi

Mencegah
Eksaserbasi
12/7/2017
Edukasi

12/7/2017
Pembahasan

12/7/2017
Anamnesa
laki-laki 28 tahun
Sesak napas disertai bunyi ngik-ngik setelah terkena debu
pada siang harinya.
Sering sesak pagi dan malam (+) sejak 5 tahun yang lalu.
Mengganggu aktivitas sehari-hari
Riwayat alergi debu (+) udara pengap (+) riwayat atopi (+).
Ibu pasien dan kakek pasien dari ibu menderita hal yang
sama.
batuk

12/7/2017
12/7/2017
Pemeriksaan Fisik
pasien tampak gelisah dan lebih suka Inspeksi: pasien terlihat gelisah,
duduk daripada berbaring, pasien sesak (napas cuping hidung, napas
masih bisa menjawab pertanyaan cepat, retraksi sela iga, retraksi
anamnesa, epigastrium, retraksi suprasternal),
RR 28x/menit. sianosis
Pada pemeriksaan paru didapatkan Palpasi: biasanya tidak ada kelainan
adanya retraksi epigastrium, yang nyata (pada serangan berat
wheezing ekspirasi di seluruh lapang dapat terjadi pulsus paradoksus)
paru Perkusi: biasanya tidak ada kelainan
yang nyata
Auskultasi: wheezing, ekspirasi
memanjang, suara lendir.

12/7/2017
Pemeriksaan Penunjang
Berdasarkan teori adanya persistent
Xray: dbn bronchodilator reversibility apabila
Spirometri: didapatkan peningkatan FEV1 sebanyak
12% atau ( 200ml dari baseline) pada
FEV1 : 24% pasien yang sedang mendapatkan terapi
kontroler, atau yang sedang mendapat
FEV1/FVC : 85% terapi agonis beta-2 kerja cepat dalam 4
FEV1/VC : 85% jam sebelumnya, atau LABA dalam 12
jam sebelumnya menunjukkan bahwa
PEF : 13% adanya asma yang tidak terkontrol.
DL: Leukosit 12700 Pemeriksaan darah lengkap dan XRAY
dilakukan untuk mengekslusi penyakit
lain akibat infeksi yang gejalanya mirip
asma seperti bronkitis dan pneumonia.

12/7/2017
Klasifikasi Asma Pada Pasien Ini
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang di atas, pasien ini jika
digolongkan berdasarkan klasifikasi serangan
akut asma, pasien ini termasuk asma
serangan akut sedang.
Namun jika didasarkan pada klasifikasi asma
berdasarkan gejala, pasien ini termasuk asma
persisten sedang-berat.

12/7/2017
Klasifikasi Berdasarkan Gejala Klinis

12/7/2017
Klasifikasi Berdasarkan Serangan Asma

12/7/2017
Terapi
O2 via nasal canul 2-4 lpm,
combivent nebul 3x1,
drip aminophilin 3 amp/ 24 jam,
Iv metilprednisolon 3x1 vial,
Iv azytromycin 1x1 iv levofloxacin 1x500mg

12/7/2017
Algoritma Tatalaksana Asma
Serangan Akut di Rumah Sakit

12/7/2017
12/7/2017
12/7/2017
Antibiotik tidak rutin diberikan kecuali pada
keadaan disertai infeksi bakteri. Infeksi bakteri yang
sering menyertai serangan asma adalah bakteri
gram positif dan bakteri atipik. Antibiotik pilihan
sesuai bakteri penyebab atau pengobatan empiris
yang tepat untuk gram positif dan atipik yaitu
makrolid, golongan kuinolon, dan alternatif
amoksisilin/ amoksisilin dengan asam klavulanat.

12/7/2017
Terima Kasih

12/7/2017

S-ar putea să vă placă și