Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ASMA BRONKIAL
Disusun Oleh :
2. Perubahan cuaca Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim
kemarau, musim bungan.
3. Stress asma yang mengalami stress/gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah
pribadinya.
4. Lingkungan kerja Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi
lalu lintas.
Patofisiologi Asma Bronkial
A.Spirometri
B.Uji Kulit
C.Uji Provokasi Bronkus (Saluran Udara Penghubung
Paru dan Trakea).
D.Uji Sputum
E.Uji Eosinofil Total
F.Uji lgE Spesifik dan lgE Total pada Sputum
G.Foto Thorax (Dada)
H.Uji Gas Darah
Penatalaksanaan Asma Bronkial
Pengobatan farmakologik (Tanjung, 2003) :
1. Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :
a. Simpatomimetik/andrenergik (Adrenalin dan efedrin), Nama obat :
Orsiprenalin (Alupent)
Fenoterol (berotec)
Terbutalin (bricasma)
b. Santin (teofilin), Nama obat :
Aminofilin (Amicam supp)
Aminofilin (Euphilin Retard)
Teofilin (Amilex)
2. Kromalin Manfaatnya adalah untuk penderita asma alergi terutama anak-anak.
3. Ketolifen Keuntungnan obat ini adalah dapat diberika secara oral.
Selanjutnya...
I. Ekstremitas Atas
Inspeksi : Melihat apakah tangan pasien simetris kanan dan kiri, apakah pergerakan tangan normal atau tidak,
apakah terdapat lesi atau oedema.
Palpasi : Meraba apakah arteri radialis dan brakialis berfungsi dengan normal.
Perkusi : Tidak dikaji
Auskultasi : Tidak dikaji
J.Ekstremitas Bawah
Inspeksi : Melihat apakah kaki pasien simetris kanan dan kiri, apakah pergerakan tangan normal atau tidak,
apakah terdapat lesi atau oedema.
Palpasi : Meraba apakah arteri dorsalis pedis berfungsi dengan normal.
Perkusi : Tidak dikaji
Auskultasi : Tidak dikaji
4. Pemeriksaan Penunjang
Data Laboratorium
A. Pemeriksaan radiologi Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada
waktu serangan menunjukkan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang
bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun.
B. Pemeriksaan tes kulit Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen
yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.
C.Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian
dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru, yaitu:
1. Perubahan aksis jantung, pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise rotation
2. Terdapat tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB (Right Bundle
branch Block)
3. Tanda-tanda hipoksemia, yaitu terdapatnya sinus takikardia, SVES, dan VES atau
terjadinya depresi segmen ST negatif.
D. Scanning Paru Dapat diketahui bahwa redistribusi udara selama serangan
asma tidak menyeluruh pada paru-paru.
E. Spirometri Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan napas reversibel.
Pemeriksaan spirometri tdak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga
Diagnosa Keperawatan
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF
Intervensi Keperawatan
ela
ksa
si
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DATA NOC NIC
KODE DIAGNOSA KODE HASIL KODE INTERVENSI
DS : Pasien biasanya mengeluh 00031 Ketidakefektifan bersihan jalan Tujuan : Domain 2: Fisiologis Kompleks
sesak nafas napas yang berhunbungan dengan Kelas K : Manajemen Pernafasan
DO:
Asma yang ditandai dengan Domain IV : Pengetahuan tentang Intervensi :
- pergerakan dada tidak
Perubahan pola nafas. kesehatan & perilaku
seimbang
Kelas FF : Manajemen Kesehatan
- RR tidak normal Lebih dari 20
x/menit Outcome :
Outcome :
2010
status kenyamanan : fisik
Pada dasarnya tinjauan teori dan jurnal mendefinisikan Asma Bronkial sebagai gangguan inflamasi
kronik dari saluran pernafasan.
2. Patofisiologi
Pada tinjauan teori dijelaskan bahwa Asma Bronkitis disebabkan oleh timbulnya tiga reaksi utama yaitu
kontraksi otot-otot polos baik saluran napas, pembengkakan membran yang melapisi bronki, pengisian
bronki dengan mukus yang kental. Sedangkan pada jurnal Asma Bronkial dikarakteristikkan dengan
penandaaan konstriksi oleh saluran bronkial dan bronkospasme yang diikuti dengan edema dari saluran
pernafasan dan produksi mukus yang berlebihan.
3. Penatalaksanaan
Pada tinjauan teori dan jurnal pengobatannya sama – sama menggunakan bronkodilator yaitu dengan cara
nebulizer atau inhaler.
TERIMAKASIH