Sunteți pe pagina 1din 38

Askep pasien stroke

dg peningkatan TIK
Oleh:
Ns.Devi Verini,S.kep,M.kes
Konsep TIK

 Normal : 0-10 mmHg (Hickey,2001)


 Tek intra karnial dipenuhi oleh 3
kompartemen:perenkim otak,darah serebral,dan
cairan serebrospinal
 Berat otak :1,3-1,5 kg (2% dari BB)

 70-80% cairan intra dan ekstra seluler


 Diproduksi di ventrikel IV otak

 Disalurkan ke saluran kortikospinal

 Berada diruangan subarakhnoid

 Volume:150 ml
 10% volume intra kranial venula
 VDS dipangaruhi sistem autoregulasi
cegah iskhemik akibat PTIK
Tekanan perfusi serebral
 TPS = tek darah arterial rata2(MAP)-TIK

 MAP= dyastol + (syst-dyas:3)

 TPS normal :70-100 mmHg


 MAP normal :60-130 mmHg
 TIK : kurang dari 40 mmHg

 2 system untuk mempertahankan


autoregulasi :kerja otot polos pemb.darah
arterial & pangaruh metabolik
 TIK:>40-50 mmHg
 Cedera: iskhemi,peradangan
 MAP:<60 atau >130 mmHg
 hiperkapni atau hipoksia
 Hipotensi berkepanjangan
A.Udem serebral
B.Hidrosepalus
 Udem vasogenik(ekstra seluler) : akibat
peningkatan permiabilitas arteri/kapiler
 Predominan di masa putih otak
 Kebocoran plasma ke dalam jaringan otak.
 Dijumpai pada tumor otak,cedera
serebral,infark&pendrahan otak
Udem sititoksik(intra seluler)

 Peningkata cairan di intraseluler


 terutama dimasa kelabu otak.
 Hipoksia metabolisme anaerob peningkatan asam
laktat kematian sel
 Penyebab: hipoksia
serebral,SIADH,hiponatremi,meningtis purulenta
Udem intersisial
 Terjadi perpindahan cairan serebrospinal ke dinding
ventrikel
B. hidrosepalus
 Terjadi dilatasi progresif ventrikel otak
 Akibat produksi cairan serebrospinal
berlebih/penyerapan terganggu.
 Hidrosepalus menekan jaringan otak PTIK
ADS menurun
Hipertensi Intra Kranial
PTIK menetap > 15 mmHg/ lebih
 Faktor Predisposisi:
Keadaan bertambahnya volume otak:
SOL ( tumor, abces, hematoma )
Keadaan meningkatnya volume darah:
obstruksi vena, hiperemia, hiperkapnia
Keadaan meningkatnya cairan serebrospinal: produksi
bertambah
 Produksi bertambah: tumor papiloma di villi
arrakhnoid, ventrikulitis
 Gangguan penyerapan: perdarahan
subarrakhnoid
 Obstruksi aliran cairan serebrospinal
Faktor yg dapat meningkatkan TIK
 Hiperkapnia:
 PCO2 > 45 mmHg
Penyebab:
tidur, peny paru, nafas dangkal, penekanan pusat nafas
di bt otak
 PO2 < 50 mmHg
Penyebab:
Kurang suplai Oxygen, ventilasi kurang saat
suction atau intubasi, obstruksi jalan nafas
 Melakukan suction
 PEEP--- Peninggian tekanan intra thorakal-
- peninggian vena sentral-- tekanan vena
di serebral- PTIK
 Obat anestetik
 Beberapa jenis antihipertensi
 Beberapa jenis antihistamin
 Trendelenburg
 Tengkurap
 Fleksipanggul ekstrem
 Angulasi leher, fleksi leher
 Artinya
menegangkan otot-otot tanpa
memperpanjangnya
Maneuver Valsava

 Mengedan, batuk, bersin, berusaha menggerakkan


badan di tempat tidur
Pengaruh emosional
 Pembicaraan yang mengecewakan
 ( masalah prognossis, hukum )

Stimulus lain: prosedur invasif, intervensi keperawatan


yang menyebabkan nyeri
Aktifitas yg dapat meningkatkan metb
serebral
 Bangkit dari tidur
 Tidur fase REM
 Kejang
 Hipertermi ( setiap kenaikan 1 derajat Celsius
meningkatkan ADS 6% )
Penurunan tk kesadaran
Disfungsi pupil
Penurunan kekuatan otot
Defisit sensorik
Paresis Nervus Kranial
Kadang nyeri kepala
TANDA & GEJALA LANJUT
 Tk kesadaran makin menurun
 Mungkin disertai muntah (proyektil)

 Nyeri kepala

 Hemiplegi, dekortikasi/ deserebrasi

 Perburukan tanda vital

 Pola nafas irreguler

 Gg refleks bt otak
 Tujuan:
1. Mengenali apk pasien punya risti
2. Mengontrol faktor pemicu
3. Mempertahankan fs tubuh
4. Mengontrol hipertensi intra kranial
TANGGUNG JAWAB PERAWAT
 1.Pantau status neurologis
 2.Pantau tanda vital

 3.Pertahankan suhu tubuh dlm batas


normal
Pertahankan jalan nafas tetap
paten
 1. Pantau pola & frekuensi nafas
 2. Pantau kulit apkh ada sianosis
 3. Lakukan auskultasi dada
 4. Lakukan suction (tdk lebih dr 15 dtk)
 5. Hiperventilasi dg Oxygen 100% selama 1 mt sebelum
suction
 6. Berikan Oxygen & pantau AGD
Mengatur posisi & latihan mobilisasi

 1. Tinggikan kepala tt 15-45 derajat


 2. Hindari posisi telungkup, trendelenburg,
fleksi leher berlebihan, fleksi panggul ekstrem.
 3. Rubah posisi setiap 2 jam
 4. Pasien yg masih mengerti perintah
sederhana, anjurkan pasien untuk
menghembuskan nafas saat prwt membalik
atau memindahkan pasien.
 5. Bantu pasien bergerak di tt, hindari pasien
mendorong dirinya dg telapak kaki.
 6 Latih ROM pasif
Eliminasi
 1. Pantau pola miksi & defekasi
 2. Pantau cairan masuk & keluar
 3. Pantau jumlah urin & BD urin
 4. Berikan pelunak faeces sesuai indikasi

 1. Rencanakan tata laksana spy tidak
menambah PTIK
 2. Tinjau kembali hasil pemeriksaan
lab
 3. Cek adanya darah di faeces
 4. Pantau kadar gula darah
 5. Pantau kadar obat anti konvulsi
 6. Perhatikan prosedur mencegah kejang
 7. Kenakan pasien stocking untuk cegah DVT
 8. Laksanakan tindakan hygiene standar
untuk cegah komplikasi akibat
immobilisasi
 Diuretik osmotik: manitol 20—25%
 ( 50-100 g setiap 3-5 jam )
 Steroid: dexametason
 Anti konvulsan
 Pelunak faeces
 Antasid
 Antihistamin
 Antipiretik
Tindakan operatif

 VP Shunting
 Decompression craniotomy
Nursing is our heart…

S-ar putea să vă placă și