Sunteți pe pagina 1din 14

Asuhan

Keperawatan
Gadar Epitaksis

Ns. Menik Kustriyani, M.Kep


Epitaksis
Pedarahan hidung yang
dapat terjadi akibat
sebab lokal atau sebab
umum (kelainan
sistemik).
Epistaksis bukan suatu
penyakit, melainkan
gejala suatu kelainan.
Epitaksis dibagi mjd dua

Anterior (depan) dan Posterior (belakang)


Epistaksis anterior terutama berasal dari
bagian depan hidung dengan asal perdarahan
berasal dari pleksus kiesselbach.
Epistaksis posterior umumnya berasal dari
rongga hidung posterior melalui cabang
a.sfenopalatina.
Epistaksis anterior menunjukkan gejala klinik
yang jelas berupa perdarahan dari lubang
hidung.

Epistaksis posterior seringkali menunjukkan


gejala yang tidak terlalu jelas seperti mual,
muntah darah, batuk darah, anemia dan
biasanya epistaksis posterior melibatkan
pembuluh darah besar sehingga perdarahan
Etiologi
Penyebab lokal :
1)Trauma misalnya karna mengorek hidung,
terjatuh, terpukul, benda asing di hidung, trauma
pembedahan, atau iritasi gas yang merangsang
2)Infeksi hidung atau sinus paranasal,seperti
rinitis,sinusitis
3) Tumor,baik jinak maupun ganas pada
hidung,sinus paranasal dan nasoparing.
4) Pengaruh lingkungan, misalnya perubahan
tekanan atmosfir mendadak, seperti pada
penyelam /penerbang
5) Benda asing dan rinolit, dapat menyebabkan
epistaksisringan disertai ingus berbau busuk.
6) Idiopatik, biasanya merupakan epistaksis
yang ringan dan berulangpada anak dan
remaja.
Penyebab sistemik :
1)Penyakit Kardiovaskular, seperti hipertensi dan kelainan
pembuluh darah.
2)Kelainan darah, seperti trombositopenia, hemofilia, dan
leukimia.
3)Infeksi sistemik, Seperti demam berdarah dengue,
Influenza, Morbiliatau demam tifoid.
4)Gangguan endokrin, Seperti pada kehamilan, menars,
dan menopous.
5)Kelainan kongenital, seperti penyakit Osler (hereditary
hemorrhagic telangiectasia).
Klasifikasi
Epitaksis ringan  bagian anterior hidung,
mudah diatasi sendiri dsn dapat berhenti
sendiri
Epitaksis berat  bagian posterior yg dpt
menimbulkan syok dan anemia serta dapat
menyebabkan iskemi serebri,insufisiensi
koroner dan infark miokard
Komplikasi
Sinusitis
Septal hematom (bekuan darah pd sekat
hidung )
Deformitas tulang
Aspirasi (masuknya cairan ke saluran nafas
bawah)
Kerusakan jaringan hidung
Infeksi
Pengkajian Primer

A : airway : pastikan jalan napas tidak tersumbat/bebas,


posisikan duduk menunduk.

B : breathing: pastikan proses bernapas dapat berlangsung,


batukkan atau keluarkan darah yang mengalir ke belakang
tenggorokan

C : circulation : pastikan proses perdarahan tidak


mengganggu sirkulasi darah tubuh, pastikan pasang jalur
infus intravena (infus) apabila terdapat gangguan sirkulasi.
Posisikan pasien dengan
duduk menunduk untuk
mencegah darah menumpuk di
daerah faring posterior
sehingga mencegah
penyumbatan jalan napas.
1. Hentikan perdarahan
a. Tekan pada bagian depan hidung
selama 10 menit.
b. Tekan hidung antara ibu jari dan jari
telunjuk.
c. Jika perdarahan berhenti tetap tenang
dan coba cari tahu apa faktor pencetus
epistaksis dan hindari.
2. Jika perdarahan berlanjut
a. Dapat akibat penekanan yang kurang kuat
b. Bawa ke fasilitas yang dapat diberikan
vasokonstriktor (adrenalin 1:10.000, oxymetazolin-
semprot hidung) ke daerah perdarahan.
c. Apabila masih belum teratasi dapat dilakukan
kauterisasi elektrik/kimia (perak nitrat) atau
pemasangan tampon hidung.
Pengkajian sekunder
Diagnosa

1. Perdarahan masif
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif
3. Syok hipovolemik
4. Nyeri

S-ar putea să vă placă și