Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
KAD (Ketoasidosis
Metabolik) adalah Keadaan
yang ditandai dengan
asidosis metabolik akibat
pembentukan keton yang
berlebih.
ETIOLOGI
1. Hiperglikemia
2. Glukosurya berat
3. Asidosis metabolik
6. Koma/penurunan kesadaran
KOMPLIKASI
4. Kelainan jantung
5. Hipoglikemia
6. Hipertensi
PENATALAKNSANAAN MEDIS
Terapi cairan
Prioritas utama pada penatalaksanaan KAD adalah terapi cairan. Targetnya adalah
penggantian cairan sebesar 50% dari kekurangan cairan dalam 8 – 12 jam pertama
cairan Þsiologis (NaCl0,9%) sebagai terapi awal untuk resusitasi cairan. Cairan
selama jam pertama (±1 – 1,5liter). Sebuah sumber memberikan petunjuk praktis
pemberian cairan sebagai berikut: 1 liter pada jam pertama, 1 liter dalam 2 jam
Natrium
Pemakaian bikarbonat pada KAD masih kontroversial. Pada pH > 7,0, pengembalian
aktiÞtas insulin memblok lipolysis dan memperbaiki ketoasidosis tanpa pemberian
bikarbonat. Studi random prospektif telah gagal menunjukkan baik keuntungan atau
kerugian pada perubahan morbiditas atau mortalitas dengan terapi bikarbonat pada
pasien KAD dengan pH antara 6,9 – 7,1. Tidak didapatkan studi random prospektif yang
mempelajari pemakaian bikarbonat pada KAD dengan nilai pH <6,9. Mengetahui bahwa
asidosis berat menyebabkan banyak efek vascular yang tidak diinginkan, tampaknya
cukup bijaksana menentukan bahwa pada pasien dewasa dengan pH <6,9, 100 mmol
natrium bikarbonat ditambahkan kedalam 400 ml cairan Þsiologis dan diberikan dengan
kecepatan 200ml/jam. Pada pasien dengan pH 6,9 – 7,0, 50 mmol natrium bikarbonat
dicampur dalam 200 ml cairan Þsiologis dan diberikan dengan kecepatan 200 ml/jam.
Natrium bikarbonat tidak diperlukan jika pH >7,0. Sebagai mana natrium bikarbonat,
insulin menurunkan kadar kalium serum, oleh karena itu pemberian kalium harus terus
diberikan secara intravena dan dimonitor secara berkala. Setelah itu pH darah vena
diperiksa setiap 2 jam sampai pH menjadi7,0, dan terapi harus diulangi setiap 2 jam jika
perlu.
Magnesium
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun,
gangguan istirahat / tidur
Tanda : Takikardi dan takipnea pada keadaan istirahat atau aktifitas, latergi /
disorientasi, koma.
Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, klaudikasi, kebas dan kesemutan pada
ekstermitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama, dan takikardi.
Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang menurun/tidak ada,
distrimia, krekels, Distensi vena jugularis, kulit panas, kering, dan kemerahan, bola
mata cekung.
Integritas / ego
Gejala : stres, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi.
Gejala : perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa nyeri/terbakar. Kesulitan berkemih (infeksi), ISSK baru/berulang,
nyeri tekan abdomen, diare.
Tanda : urine encer, pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria/anuria, jika terjadi hipovolemia berat),
urine berkabut, bau busuk (infeksi), abdomen keras, adanya asitesis, bising usus lemah dan menururn, hiperaktif
(diare)
Nutrisi / cairan
Gejala : hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mematuhi diet, peningkatan masukan glukosa/ karbohidrat,
penurunan berat badan lebih dari beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (thiazid)
Tanda : kulit kering/bersisik, turgor jelek, kekakuan/distensi abdomen, muntah, pembesaran tiroid
(peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah), bau halistosis/manis, bau
buah (napas aseton).
Neurosensori
Gejala : pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parestesia, gangguan penglihatan
Tanda : disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut). Gangguan memori (baru, masa lalu), kacau mental,
refleks tendon dalam menurun (koma), aktifitas kejang (tahap lanjut dari KAD).
Nyeri atau kenyamanan
Pernapasan
Gejala : merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa spuntum purulen (tergantung adanya infeksi atau
tidak)
Tanda : lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen, frekuensi pernapasan meningkat
Keamanan
Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi/ulserasi, menurunnya kekuatan umum/rentang erak,
parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan ( jika kadar kalium menurun dengan cukup
tajam).
Seksualitas
Gejala : rebas vagina (cenderung infeksi), masalah inpoten pada pria, kesuitan orgasme pada wanita.
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : faktor resiko keluarga DM, jantung, struk, hipertensi, penyembuhan yang melambat, penggunaan obat
seperti steroid, diuretik, dilatin dan venobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak
memerlukan obat diabetik sesuai pesanan.
Rencana pamulangan : mungkin memerlukan bantuan dalam pengaturan diet, pengobatan, perawatan diri,
pemantauan terhadap glukosa darah.
DIAGNOSA
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya / menurunnya aliran darah ke
daerah luka akibat adanya obstruksi pembuluh darah.
5. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
makanan yang kurang.
6. Potensial terjadinya penyebaran infeksi ( sepsis ) brhubungan dengan tigginya kadar gula
darah.
9. Gangguan gambaran diri brhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh.
10. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka.
INTERVENSI
CONTOH KASUS