Sunteți pe pagina 1din 25

Kegiatan Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan di Tingkat Komunitas

Agustina Norma D
Dewi Setianingsih
Halimah Dwi P
Celly Trianovita
Pengertian Monitoring

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 39


Tahun 2006, Suatu kegiatan mengamati
secara seksama suatu keadaan atau
kondisi, termasuk juga perilaku atau
kegiatan tertentu, dengan tujuan agar
semua data masukan atau informasi yang
diperoleh dari hasil pengamatan
tersebut dapat menjadi landasan dalam
mengambil keputusan tindakan
selanjutnya yang diperlukan.
Tujuan
Monitoring

untuk mengamati/mengetahui
perkembangan dan kemajuan, identifikasi dan
permasalahan serta antisipasinya/upaya
pemecahannya.
World Health Organization (WHO) merumuskan
evaluasi sebagai suatu proses dari pengumpulan
dan analisis informasi mengenai efektivitas dan
dampak suatu program dalam tahap tertentu
sebagai bagian atau keseluruhan dan juga mengkaji
pencapaian program.

Pengertian Evaluasi menurut WHO


• Evaluasi adalah tahap akhir dari proses setelah
pendataan, perencanaan, dan pelaksanaan kegiatan
pelayanan kebidanan komunitas.

• Efektivitas intervensi kebidanan komunitas


tergantung pada pengkajian ulang yang
berkesinambungan terhadap kesehatan komunitas
dan juga bergantung pada perbaikan yang tepat
terhadap intervensi terencana.
Tujuan Evaluasi

untuk melihat tingkat keberhasilan pengelolaan


kegiatan, melalui kajian terhadap manajemen dan
output pelaksanaannya serta permasalahan yang
dihadapi, untuk selanjutnya menjadi bahan evaluasi
kinerja program dan kegiatan selanjutnya.
Memberikan kesimpulan dalam
bentuk umpan balik

Bentuk Evaluasi dilakukan dengan


evaluasi membandingkan antara yang terjadi
dengan yang direncanakan

Arah evaluasi lebih diarahkan pada


perbaikan yang diperlukan atas
implementasi
kebijakan/program/kegiatan
Tujuan Monitoring dan Evaluasi
• Memperoleh informasi terutama tentang kegiatan apakah telah
dilaksanakan sesuai dengan rencana dan memberikan umpan balik
• Mempertanggung jawabkan tugas/kegiatan yang telah dilakukan
• Sebagai bahan untuk mengambil keputusan dalam
mengembangkan program/kegiatan dan tindak lanjut dari aktifitas
monitoring.
• Menentukan kompetensi pekerja dan meningkatkan kinerja dengan
menilai dan mendorong hubungan yang baik diantara tenaga
kesehatan
• Menghargai pengembangan staf dan memotivasi bidan kearah
pencapaian kualitas yang tinggi.
• Mengidentifikasi ketidak puasan bidan.
Manfaat Monitoring dan Evaluasi
• Mengidentifikasi masalah keperawatan/kebidanan.
• Mengambil langkah korektif untuk perbaikan
secepatnya.
• Mengukur pencapaian sasaran/target.
• Mengkaji kecenderungan status kesehatan
pasen/masyarakat yang mendapat pelayanan.
Keterkaitan Monitoring dan Evaluasi

Kaitan antara Monitoring bersifat


Monitoring dan spesifik program.
Evaluasi adalah Sedangkan Evaluasi
evaluasi tidak hanya
dipengaruhi oleh
memerlukan hasil program itu
dari monitoring sendiri, melainkan
dan digunakan varibel-varibel dari
untuk kontribusi luar.
program
Monitoring Dan Evaluasi Kegiatan Pelayanan
Kebidanan Di Komunitas

• Salah satu pelaksanaan monitoring dan


evaluasi kegiatan pelayanan kebidanan
komunitas adalah pemantauan wilayah
setempat (PWS-KIA)
Bentuk kegiatan PWS-KIA

Pengertian
Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu
hamil, ibu nifas, neonatal, bayi dan balita.

Tujuan

Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan ibu dan


neonatal yang terdeteksi di rumah tangga yang
teridentinfikasi dari data bidan.
Jenis Register
Kohort

• Register Kohort Ibu


• Register Kohort Bayi
• Register Kohort Balita
Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan

Pengumpulan dan pengelolaan data


merupakan kegiatan pokok PWS KIA. Jenis
Data :
• Data Sasaran
• Data Pelayanan
• Sumber data
Data Pelayanan
Data Sasaran • Jumlah K1
• Jumlah seluruh ibu hamil • Jumlah K4
• Ibu bersalin • Jumlah ibu hamil resiko yang
• Bayi umur < 1 bulan dirujuk masyarakat
(neonatal) • Jumlah ibu hamil resiko yang
• Ibu nifas ditangani oleh tenaga kesehatan
• Bayi • Jumlah ibu bersalin yang ditolong
oleh tenaga kesehatan
• Jumlah ibu nifas yang dilayani
tenaga kesehatan
• Jumlah bayi berusia kurang dari 1
Sumber Data bulan yang dilayani tenaga
• Register kohort ibu dan bayi kesehatan minimal 2 kali
• Laporan persalinan yang ditolong
tenaga kesehatan dan dukun
bayi
• Laporan dari dokter/bidan
praktek swasta
• Laporan dari fasilitas pelayanan
selain puskesmas yang berada di
wilayah puskesmas
Pelaporan

• Data dari tingkat puskesmas dikumpulkan, diolah dan hasilnya


dimasukkan ke format 1
• Format 1 rekapitulasi cakupan (indicator PWS KIA) dari tiap desa, juga
berfungsi sebagai laporan yang dikirim ke dinas kabupaten/kota
(dikirim paling lambat tanggal 10 tiap bulan
• Dinas kabupaten/kota membuat rekapitulasi laporan puskesmas
(format 1) dengan mengggunakan format 2 untuk dikirimkan ke
propinsi paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya
• Propinsi membuat rekapitulasi laporan kabupaten/kota dalam
format 3, dikirimkan ke pusat setiap 3 bulan, paling lambat 1 bulan
setelah triwulan tersebut berakhir.
Teknologi Pencatatan dan Pelaporan

• Untuk mempermudah mendapatkan laporan dari


tingkat bidan di desa, Puskesmas, kabupaten,
maupun propinsi, kini proses pencatatan,
pengolahan dan pelaporan dapat dilakukan secara
komputerisasi yang prosesnya dimulai dari tingkat
bidan di desa. Proses komputerisasi ini merupakan
proses pengisian kartu ibu dan kartu bayi secara
langsung dari lapangan yang dilakukan oleh bidan di
desa dan diserahkan kepada data operator di tingkat
puskesmas.
• Setelah data masuk di tingkat Puskesmas dan di olah
secara komputerisasi, Bidan di desa, Bidan
koordinator dan kepala Puskesmas dapat dengan
mudah dan langsung melihat data secara cepat setiap
bulan dan menggunakan data tersebut untuk
meningkatkan kualitas program KIA. Laporan yang
keluar dari tingkat puskesmas akan diproses
sedemikian rupa pula untuk dapat menjadi konsumsi
di tingkat kabupaten, provinsi dan pusat.
JURNAL
PERLUNYA SISTEM INFORMASI DALAM MENGELOLA
DATA RUTIN UNTUK MONITORING KESEHATAN IBU
DAN ANAK
• Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemantauan KIA
di Kabupaten Sinjai hanya dilakukan melalui Antenalcare (ANC) rutin
termasuk ibu hamil yang mendapatkan pelayanan kesehatan di
dokter praktek swasta dan BPS. Pemeriksaan rutin ibu hamil
dilakukan minimal 4 kali selama masa kehamilan. Ketika dalam
pelayanan kesehatan diketahui bahwa pasien tersebut memenuhi
kategori ibu hamil beresiko, maka pasien tersebut mendapat
pemantuan intensif dibandingkan dengan ibu hamil non beresiko
tanpa pengolahan data terlebih dahulu. Pemantauan intensif
kepada ibu hamil beresiko bukan dalam bentuk peningkatan
frekuensi pemeriksaan atau ANC rutin. Akan tetapi perhatian lebih
dalam ANC rutin dan ketika ibu hamil beresiko tersebut tidak
datang pada saat jadwal ANC yang telah ditentukan.
• Berdasarkan hasil observasi dan cek dokumen
di Dinas Kesehatan, 3 Puskesmas dan 4 Pustu
yang menjadi unit analisis ditemukan bahwa
data PWS KIA di semua unit analisis tersedia.
Data PWS yang tersedia di Puskemas dan
Pustu adalah data hasil pengolahan dari
register dan kohort ibu pada bulan
sebelumnya. Data PWS KIA bulan berjalan
yang meliputi semua indikator PWS KIA tidak
tersedia.
• Penyimpanan data PWS KIA berbeda di setiap
institusi, di level desa penyimpanan manual
diterapkan sebagian besar Puskesmas
Pembantu dan hanya 1 Pustu yang
menggunakan manual dan komputasi manual.
• Di tingkat Puskesmas bervariatif tergantung
kesanggupan Bikoor untuk mengatur
manajemen penyimpanan datanya. Di level
Dinas Kesehatan penyimpanan menggunakan
media komputer dengan metode buku
rekapan, komputasi manual excel dan map per
jenis laporan per puskesmas serta map per
laporan untuk arsip laporan yang dikirim ke
Dinas Kesehatan propinsi.
Kesimpulan
• Manajemen data PWS KIA tidak mendukung
sistem monitoring KIA. Aksesibilitas data yang
susah menyebabkan PWS KIA hanya
difungsikan sebagai metode pelaporan rutin
dan belum digunakan sebagai media
monitoring KIA. Namun demikian tetap dapat
digunakan untuk evaluasi perencanaan
prgram KIA
Thank You 

S-ar putea să vă placă și