Sunteți pe pagina 1din 40

Helminth Infections (1)

Ni PutuWintariani S.Farm., M.Farm., Apt


Helminth Infections

Cysticercosis/ Ascariasis
Taeniasis
Schistosomiasis
(Ascaris
Lumbricoides)

Taenia Solium,Taenia
Saginata,Taenia
asiatica

smw-2012-13727.pdf Swiss medical weekly, 2012


Cysticercosis/ Taeniasis

 Faktor yang menentukan usia infeksi  Usia di mana konsumsi


daging mentah dimulai.
TAENIA SOLIUM
 Endemik di Amerika Tengah dan Selatan, dan Asia Tenggara
 Prevalensi tinggi Afrika dan Amerika Latin
 Taenia solium (cacing pita babi)  Infeksi cacing yang
distribusinya kosmopolit  menginfeksi manusia dan babi.
 Babi  Hospes Perantara (infektif)
 Manusia  Hospes definitif
 Larva cacing  ada di organ tubuh babi
 Cacing dewasa  jejunum bag. Atas
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Cestoidea
Ordo : Cyclophyllidea
Famili : Taeniidae
Genus : Taenia
Spesies : Solium
MORFOLOGI TAENIA SOLIUM
CACING DEWASA
TAENIA SOLIUM
1. PANJANG 2-4 METER
2. HIDUP SAMPAI 25
TAHUN
3. pipa, pipih dorsoventral,
dan tubuhnya (skoleks ,
leher, dan strobila yang
terdiri dari proglotid.
4. Prologtid  >1000 buah
5. Prologtid  imatur,
matur, dan gravid
6. ..\..\..\cacing pita.mp4
STRUKTUR TUBUH TAENIA SOLIUM
Proglotid Imatur  Ukurannya lebih lebar daripada panjangnya.
Proglotid Matur
1) Proglotid matang berbentuk hampir persegi empat dan
berukuran 12 mm x 6 mm.
2) Terdapat testis berupa folikel yang tersebar di seluruh dorsal
tubuh (jumlah 150-200).
3) Lubang genital yang terletak di dekat pertengahan segmen.
Ovarium terletak di bagian posterior, berbentuk 2 lobus yang
simetris dan uterus terletak di tengah.
Proglotid Gravid
1) 5-10 cabang lateral dari uterus di tiap sisi segmen.
2) Segmen gravid dilepaskan dalam bentuk rantai yang
terdiri atas 5-6 segmen setiap kali dilepaskan
1. Skoleks Bulat, dengan
garis tengah 1 mm.
2. 4 buah batil isap dg
rostelum
3. dilengkapi dengan 2
deret kait yang melingkar
dan berdiameter 5 mm
SIKLUS HIDUP TAENIA SOLIUM
 Cacing dewasa melepaskan segmen gravid paling ujung yang akan
pecah di dalam usus sehingga telur cacing dapat dijumpai pada feses
ternak
 Apabila telur cacing yang matur mengkontaminasi tanaman rumput
atau pun peternakan dan termakan oleh ternak seperti babi, telur akan
pecah di dalam usus hospes perantara dan mengakibatkan lepasnya
onkosfer
 Dengan bantuan kait, onkosfer menembus dinding usus, masuk ke
dalam aliran darah, lalu menyebar ke organ-organ tubuh babi, terutama
otot lidah, leher, otot jantung, dan otot gerak.
 Dalam waktu 60-70 hari pasca infeksi, onkosfer berubah menjadi larva
sistiserkus yang infeksius
Ciclo de vida Taenia taeniaeforme.mp4
 usus manusia skoleks melekatkan diri dengan alat isapnya pada dinding
usus, lalu tumbuh menjadi cacing dewasa dan kemudian membentuk
strobila.
 5-12 minggu - 3 bulan dewasa dan mampu memproduksi telur.
50.000-60.000/hari.
 Proglotid yang telah lepas, telur atau keduanya akan dilepaskan dari
hospes definitif dalam bentuk feses. Kemudian babi akan terinfeksi jika
pada makanannya telah terkontaminasi dengan telur yang berembrio atau
proglotid gravid

 Jika terdapat cacing pita dewasa pada usus, peristaltik yang berlawanan
pada gravid proglotid akan menyebabkan proglotid bergerak secara
retrograd dari usus ke lambung

 Monsters Inside Me Pork Tapeworm.mp4


 Telur hanya dapat menetas apabila terpapar
dengan sekresi gaster diikuti dengan sekresi
usus.
 Onkosfer akan menetas dan menembus
dinding usus, mengikuti aliran kelenjar getah
bening atau aliran darah
 Larva selanjutnya akan bermigrasi ke jaringan
subkutan, otot, organ viseral, dan sistem saraf
pusat dan membentuk sistiserkus
GEJALA KLINIS DAN DIAGNOSIS
TAENIA SOLIUM
GEJALA KLINIS
 Disebabkan oleh cacing dewasa dan larva
 Cacing dewasa iritasi ringan di tempat pelekatan, nyeri ulu
hati, sakit kepala dan anoreksia.
 Gejala abdominal  diare, konstipasi, lapar , mual ,
indigesti.
 Kasus berat  apabila skoleks menembus dinding usus
peritonitis / obstruksi.

What you need to know about intestinal parasites (worms) and


your pet!.mp4
Larva  menyebabkan akibat serius , bergantung tempat
dimana larva berada, jaringan subkutan (tdk mnimbulkan
gejala/ kalsifikasi) , otak, mata, otot polos, otot jantung, hati,
paru, peritonium.

Larva dalam otak  epilepsi, hidrosepalus, dan kelainan pada


mata

DIAGNOSIS  Ditegakkan dg menemukan telur, larva dan


cacing dewasa dalam feses penderita.
TAENIA SAGINATA
SIKLUS HIDUP TAENIA SAGINATA
 Siklus hidup taenia solium dengan taenia saginata  SAMA
 Hanya hospes mereka saja yang berbeda
 Hospes definitif  manusia
 hospes perantara  sapi atau kerbau.
 Cacing Taenia saginata menjadi dewasa setelah 10-12 minggu (sekitar 2
bulan)
CACING PITA YANG ADA DALAM USUS
MANUSIA
TAENIA ASIATICA
1) Taiwan, Korea, China (di beberapa propinsi), Indonesia (di Sumatera
Utara), danVietnam.
2) Bentuk peralihan dari T. saginata dan T. solium.
3) Berdasarkan penelitian morfologi dan analisis genotif, parasit ini
dinyatakan sebagai spesies tersendiri dan memiliki kedekatan hubungan
dengan T saginata.
1) Perbedaan esensial  pada daur hidup dan
lokasi berparasit bentuk sistiserkusnya pada
inang antara.
2) Inang T.Saginata  sapi dan lokasi berparasit
sistiserkusnya pada otot.
3) Sementara T.Asiatica inang antaranya babi,
lokasi berparasit sistiserkusnya pada hati dan
organ visceral lainnya.
temuan relatif baru, studi tentang penyebaran
dan tingkat kejadiannya pada masyarakat
masih sedikit.
Kebiasaan makan (eating habbits) masyarakat
Asia, setidaknya di beberapa wilayah yang
masyarakatnya gemar mengkonsumsi daging
babi dan organ visceral atau jeroan yang
tidak dimasak.
PENCEGAHAN TAENIASIS Sp
1) Mengobati penderita, untuk mengurangi sumber infeksi,
dan mencegah terjadinya autoinfeksi dengan larva cacing.
2) Peningkatan kinerja pengawasan daging yang dijual, agar
bebas larva cacing (sistiserkus).
3) Pengawasan yang dilakukan pada negara endemis biasanya
adalah inspeksi yang dilakukan di rumah potong.
4) Memasak daging sampai di atas 50ºC selama 30 menit,
untuk membunuh kista cacing, membekukan daging
5) Menjaga kebersihan lingkungan dan tidak memberikan tinja
manusia sebagai makanan babi, tidak membuang tinja di
sembarang tempat.
6) Pada daerah endemik, sebaiknya tidak memakan buah dan
sayur yang tidak dimasak yang tidak dapat dikupas.
7) Hanya meminum air yang telah dikemas dalam botol, air
yang disaring, atau air yang dididihkan selama 1 menit
8) Dapat dilakukan pemberian pendidikan mengenai kesehatan
9) Pada babi, dapat dilakukan pemberian oxfendazole oral (30
mg/kg BB).
10) Meningkatkan pendidikan komunitas dalam kesehatan
(kebersihan, mempersiapkan makanan, dan sebagainya)
(WHO, 2009).
PENGOBATAN sistiserkosis/taeniasis
 Taeniasis dosis tunggal prazikuantel, 100 mg/kg BB
90% sembuh. Efek samping ringan seperti nausea, sakit
kepala dan perut.
 berhasil bila skoleks Taenia sp dapat ditemukan
utuh bersama proglotid.
 Sistiserkosis T. solium khususnya neurosistiserkorsis 
albendazol (15 mg/kg/hari ) selama 8 hari/15 hari, dibagi
3 dosis ditambah prednison 50 mg/hari pada pagi hari.
 Obat ini efektif terhadap parasit di hampir semua lokasi
sebanyak yaitu 80-90% terhadap kista yang makroskopik
tampak dengan cara imaging.
 prazikuantel per oral 50 mg/kgBB/hari dosis tunggal atau
dibagi dalam tiga dosis selama 15 hari.
 3- 6 bln Tdk ditemukan telur taenia dan proglotidnya pd tinja
 Neurosistiserkosis  epilepsi brkurang-hilang
TERIMAKASIH

S-ar putea să vă placă și