Sunteți pe pagina 1din 39

Oleh : Darmini, S.Si, M.

Kes
TUJUAN

PESERTA DIDIK , Mampu


 mengetahui latar belakang penggunaan IS
 Menjelaskan tujuan penggunaan IS
 Menjelaskan fluorosensi dan fosforisensi
 menjelaskan teori pita energi dan mekanisme
kerja IS
 Spektrum emisi
 Konstruksi IS
PENGANTAR
 Radiografi
X-ray pasien film
 Emulsi film peka terhadap radiasi
maupun cahaya tampak

 Cahaya tampak lebih efektif dalam


menghitamkan emulsi film karena
panjang gelombangnya yang lebih
besar dari radiasi (Sinar-X)
PENGERTIAN INTENSIFYING SCREEN
 Sebuah tabir/ lembar penguat
 Merubah foton Sinar-X menjadi foton cahaya
(pendaran)

 Satu foton dirubah menjadi beberapa foton


cahaya (diperkuat)

 Pendaran yang dihasilkan sebanding dengan


intensitas radiasi yang mengenaianya
 So, definisi IS adalah….
LATAR BELAKANG INTENSIFYING SCREEN

 Emulsi film lebih peka terhadap foton cahaya


tampak (cahaya tampak lebih efisien dalam
menghitamkan emulsi film)

 Dengan IS intensitas sinar-X yg diperlukan


untuk menghasilkan densitas tertentu lebih
lebih sedikit dibanding tanpa IS

 Memperkecil dosis radiasi yang harus


diterima pasien
LATAR BELAKANG INTENSIFYING SCREEN

 Sinar X menembus pasien, kaset yg terdapat IS


(yg akan berpendar) mengenai film yg berada
didalam kaset dan diantara dua IS.

 Hampir 95 % dari bayangan yg terbentuk pada


film dihasilkan cahaya tampak sedangkan
bayangan yg dihasilkan sinar x hanya sekitar 5
%

 Hal ini disebabkan karena film lebih peka


cahaya tampak dari pd sinar-X
LATAR BELAKANG INTENSIFYING SCREEN

SAME DENSITY

HIGHER X-RAY
INTENSITY

SAME DENSITY

LOWER X-RAY
INTENSITY
IS
FUNGSI INTENSIFYING SCREEN

 Jadi, Fungsi IS
adalah mengubah foton sinar-X menjadi
foton cahaya tampak.
 IS lebih sensitif terhadap cahaya tampak
 Untuk mendapatkan densitas yang sama
sinar-X yang dibutuhkan lebih kecil pada
kaset yang menggunakan IS dibanding yang
tidak
TUJUAN / FUNGSI INTENSIFYING SCREEN

 Emulsi film lebih peka terhadap foton cahaya


tampak (cahaya tampak lebih efisien dalam
menghitamkan emulsi film)

 Dengan IS intensitas sinar-X yg diperlukan


untuk menghasilkan densitas tertentu lebih
lebih sedikit dibanding tanpa IS

 Memperkecil dosis radiasi yang harus


diterima pasien
LUMINISENSI

 Berpendarnya suatu bahan apabila dikenai energi


/ peristiwa keluarnya cahaya oleh suatu bahan
tertentu yg disebabkan atom tersebut mengalami
eksitasi
 Fluorosensi :
 Berasal dari penyerapan energi dengan panjang
gelombang yg lebih pendek
 Pendaran sangat cepat (10-8 detik), sehingga
seolah-olah pendaran hanya terjadi saat bahan
dikenai energi.
 Penting untuk pembentukan bayangan (image)
 Merupakan pendaran yang dipakai pd IS
LUMINISENSI

 Fosforisensi :
 Dihasilkan dari penyerapan energi dgn
panjang gelombang yg lebih panjang.
 Pendaran cahaya berlangsung lebih lama
(afterglow)

 Tidak cocok untuk IS karena waktu


berhentinya pendaran tdk bisa dipastikan
TEORI PITE ENERGI

 Suatu kristal garam an organik tertentu (misal


fosfor) akan memancarkan cahaya ketika
dikenai sinar-X.
 Pola-pola pita tenaga pd bahan kristal yang
murni terdiri dari pita konduksi, pita valensi
dan daerah terlarang

Pita Konduksi

Zona terlarang

Pita valensi

Gbr. Pola-pola tingkat tenaga dalam kristal dan elektron trap


TEORI PITE ENERGI

 Pada kristal yg tidak murni , dengan


penambahan bahan pengotor tertentu ,
terdpt extra tenaga yg terletak didaerah
terlarang yg akan menyerap elektron yg akan
mengalami transisi dari tingkat tenaga yg
lebih tinggi (elektron trap)
PK

ET T Cahaya Tampak

PV
 Pada bahan fluoroscent ET tersebut akan
terisi elektron.
 ET ini menentukan tingkat kepekaan
pencahayaan pada kristal IS
 Shg pembuatan IS dipengaruhi oleh
konsentrasi atom pengotor pada kristal
Fenomena emisi cahaya tampak pada bahan
penguat terjadi :
 Transisi elektron dr elektron trap menuju pita
valensi.
 Pada proses perpindahan elektron ini disertai
pancaran berkas foton cahaya tampak.
 Energinya sama dengan selisih antara
tingkatan energi dari ET dengan PV.
PRINSIP KERJA

 Foton Sinar-X yang diserap IS beriteraksi


dengan elektron : transisi PV PK
 Kekosongan yang ditinggalkan elektron Pada
PV akan segera diisi oleh elktron
cahaya tampak
 Dengan warna cahaya sesuai dengan bahan
yg digunakan () bahan.
 Elektron yg naik ke PK akan segera mengisi
jebakan elektron yg kosong dan siap untuk
proses berikutnya.
1)Transisi elektron
PK
menuju pita
2 konduksi
Sinar-X Cahaya
2)Transisi elektron
3 ET
1 Tampak menuju jebakan
1
elektron (ET)
PV
3)Transisi elektron
menuju Pita
valensi
supercoat

Fluorescent layer

reflector

Base
BASE

 Dasar IS, terbuat dari Polyester/


Selulosa Asetat (200-500
micrometer
 Flexible /anti curl (anti lengkung)
 Struktur kimia stabil (tidak
berubah saat dilakukan pelapisan)
RELECTING LAYER

 Ukuran 100-300 micrometer


 Memperkuat cahaya yang dihasilkan dengan
memantulkannya
 Agar cahaya tidak kembali ke base layer /
lebih banyak ke film
FLUOROSCENT LAYER

 Merupakan tempat fosfor


 Lapisan yang akan memendarkan cahaya bila
dikenai Sinar-X
 Ketebalan 100-300 micrometer
 Terdapat binder pigment (selulosa asetat/
nylon /polyurethane), sebagai pengikat kristal
Phospor
SUPERCOATING

 Terbuat dari selulosa asetat (membungkus


dan melapisi seluruh screen)
 Sangat tipis (5-10 micrometer), sehingga
mengurangi ketidaktajaman
 Melindungi lapisan IS dari abrasi dan
kelembaban
FLUOROSCENT MATERIALS (Phospor)

 Berbentuk kristal
 Dapat menyerap X-ray dengan efisien
 Dapat mengubah X-ray menjadi cahaya
tampak dengan efisien
 Warna emisi berbeda-beda (pada region
yellow-green), harus match dengan
sensitifitas film
Jenis-jenis Phospor

1. Fosfor Murni (Pure Phosphor)


Bahan yg memancarkan sendiri cahaya
setelah menyerap energi radiasi.
2. Fosfor yg di aktifkan (Inpure Phosphor)
Bahan yg memancarkan cahaya, dg ditambah
bahan pengaktif.
 Calcium wolframat/Tungstate (CaWo4)
dilapisi dalam bentuk kristal (: 350 – 520
nm) dengan emisi berwarna biru
 Barium Lead Sulphate (BaSO4, PbSO4)
( = 300 -420 nm) dengan emisi biru
 Zinc Sulphite (ZnS)
( =300 – 550) dengan emisi hijau
 Zinc Cadmium Sulphate (ZnCdS)
( = 480 -640) emisi hijau
Inpure Phospors:
a. ZnS : Ag = Zinc Argentum Sulphate dg
pengaktif perak (ada after glow)
b. BaSO4 : Pb = Barium Lead Sulphate dg
pengaktif timbal
c. ZnS : Cd = Zinc cadmium sulfide, cocok
digunakan utk Fluoroscopy
d. DL: L = Dan Lain Lainnya
Rare Earth Phospor
 Dikembangkan dari elemen yg sangat
jarang.
 Elemen yg memiliki NA 57-71: Gadolinium
(Gd), Yitirium(Y), dan Lantahanum (La)
 Harus menggunakan pengaktif agar dpt
memancarkan cahaya. (Terbium atau
Thulium)
Fosfor ini memp efisiensi penyerapan yg tinggi
FUNGSI BAHAN PENGAKTIF

Fungsi Bahan Pengaktif


1. Memperoleh variasi efisiensi luminisensi
2. Memperoleh variasi warna pancaran
3. Untuk memperoleh variasi after glow
1. Penyerapan sinar-X (QDE) yg lebih efisien
2. Konversi foton sinar-X menjadi foton cahaya
lebih efisien

QDE (quantum detection efficiency)


Kemampuan Phospor dalam menyerap energi Sinar-X
Tergantung pada jenis fosfor, ketebalan dan
berat/isian fosfor dan energi foton yg digunakan
Efisiensi Konversi (Conversion Efficiency)
 Kemampuan utk mengkonversi/mengubah
energi sinar-X menjadi cahaya tampak.
 Fosfore rare earth memiliki efisiensi konversi
lebih besar CaWO4
 Dengan CE yang lebih tinggi, intensitas
radiasi yang diperlukan semakin kecil
Jenis Berat Emisi EC QDE (60 QDE (80
atom/no kV) kV)
atom
Gadolinium 157/64 Blue 18 % 51 % 18 %
(550 nm)

Lanthanum 138/57 Green 13 % 33 % 17 %


(600 nm)

Yitrium 88 /39 Green 24 % 12 % 5%


(600 nm)

Ca Tungsate 183/74 Blue 4% 13 % 23 %


(500 nm)
SYARAT IS

1. QDE besar
2. Efisiensi Konversi Besar
3. Cahaya yg dipancarkan sesuai dg film
4. Tidak ada after glow
5. Kristal bisa dibentuk seragam dan dpt
dilapiskan secara merata
KEUNTUNGAN PENGGUNAAN IS

1. Mengurangi dosis radiasi yang harus


diterima pasien
2. Pesawat (X-ray Tube) relatif awet
3. Menghasilkan kontras radiograf relatif lebih
baik

Adakah Kekurangannya?
 Kecepatan tinggi (high speed)
Respon merubah sinar-x tinggi, butiran fosfor
yg besar, gambaran kontras yg tinggi dan detail
yang rendah, shg dosis berkurang
 Kecepatan sedang (medium speed)
respon sedang, butiran fosfor sedang,
gambaran kontras standar dan detail standar
 Kecepatan rendah (low speed)
respon yang rendah, butiran fosfor kecil,
kontras rendah, detail tinggi, tetapi dosis
bertambah
 Perbandingan antara banyaknya eksposi yg
diperlukan bila tidak menggunakan IS dengan
menggunakan IS

 Fak. Intensifikasi (FI) = kV tanpa IS


kV dengan IS

FI selalu nilainya > 1 artinya tegangan yang digunakan tanpa


menggunakan IS dibandingkan dengan menggunakan IS untuk
menghasilkan sinar-X yg nilainya sama, nilainya selalu lebih besar
tegangan yg digunakan tanpa menggunakan sinar-X
Hal-hal yg mempengaruhi faktor intensifikasi :
 Jenis fosfor ,
 Volume fosfor,
 Tebal tipisnya lapisan screen
 Kualitas radiasi
 Jaga agar jangan sampai permukaan IS
tergores
 Jangan memasukkan film jika permukaan IS
basah
 Pastikan IS dalam keadaan kering sebelum
dilekatkan pd kaset
 Gunakan cairan pembersihyg tidak berbahaya
bagi permukaan screen
 Catat tanggal saat meletakkan pembersihan
pada permukaan IS

S-ar putea să vă placă și