Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PA R A S O M N I A
Disusun oleh :
Asri Rahmania
110201404
Pembimbing :
Dissomnia Parasomnia
Peminum alkohol
Stress psikososial
KLASIFIKASI
Sumber: Avidan, Alon, MD &Kaplish Neeraj, MD. The Parasomnias: Epidemiology, Clinical Features, and Diagnostic
Approach. 2010
NREM PARASOMNIAS
1. Confusional Arousals
• anak mungkin dalam keadaan disorientasi dan menunjukkan
tingkah laku aneh.
• sadar sebagian terhadap lingkungan dan mungkin dalam keadaan
kacau, dan menggabung realitas dengan imajinasi
• gangguan ini bersifat benigna, hampir tanpa akibat buruk, pada
kebanyakan kasus tidak dibutuhkan terapi
• dianjurkan menghindari kurang-tidur (deprivasi tidur), melakukan
hygiene tidur yang baik
2. Sleep Walking
A. Episode berulang bangkit dari tempat tidur saat sedang tidur dan berjalan berkeliling,
biasanya terjadi sepertiga pertama episode tidur utama
B. Selama berjalan di dalam tidur, orang tersebut mememiliki wajah yang kosong dan menatap,
realtif tidak responsive terhadap upaya orang lain untuk berbicara dengan mereka, dan
sangat sulit dibangunkan
C. Saat bangun (baik dari episode berjalan di dalam tidur atau keesokan paginya), orang ini
mengalami amnesia akan episode tersebut
D. Dalam beberapa menit setelah bangun dari episode berjalan di dalam tisur, tidak ada
aktivitas atau perilaku mental yang terganggu (meskipun awalnya bisa terdapat periode
singkat bingung dan disorientasi)
E. Berjalan di dalam tidur menyebabkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya
fungsi sosial, pekerjaan, atau area fungsi penting lain
F. Gangguan ini tidak disebakan efek fisiologis langsung suatu zat (cth, penyalahgunaan obat,
suatu obat) atau keadaan medis umum.
Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder. 4th
ed.Text rev.Washington, DC:American Psychiatric Association
3. Sleep Terror
A. Episode berulang bangun tidur secara tiba-tIba, biasanya terjadi pada sepertiga
pertama episode tidur utama dan dimulai dengan teriakan panik.
B. Rasa takut yang hebat serta tanda adanya bangkitan otonom, seperti takikardia,
pernafasan cepat, dan berkeringat selama periode ini
C. Relatif tidak responsif terhadap upaya orang lain untuk menenangkan pasien
selama episode ini
D. Tidak ingat mimpi dengan rinci dan terdapat amnesia untuk episode ini
E. Episode ini menyebabkan penderitaan secara klinis bermakna hendaya fungsi
sosial, pekerjaan, atau area fungsi penting lain
F. Gangguan ini tidak disebakan efek fisiologis langsung suatu zat (cth,
penyalahgunaan obat, suatu obat) atau keadaan medis umum.
Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder.
4th ed.Text rev.Washington, DC:American Psychiatric Association
REM PARASOMNIA
1. REM Sleep Behaviour Disorder / Gangguan Perilaku
Rapid Eye Movement
A. Bangun berulang dari periode tidur utama atau tidur siang dengan ingatan yang
rinci mengenai mimpi yang lama dan sangat menakutkan, biasanya melibatkan
ancaman terhadap kelangasungan hidup, keamanan, atau harga diri. Bangun
biasanya terjadi selama paruh kedua periode tidur.
B. Saat bangun dari mimpi yang menakutka, orang tersebut dengan cepat memiliki
orientasi dan kesiagaan (berlawanan dengan kebingungan dan disorientasi yang
ditemukan pada gangguan terror tidur dan beberapa bentuk epilepsi)
C. Pengalaman mimpi buruk atau gangguan tidur terjadi akibat bangun,
menyebabkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya fungsi sosial,
pekerjaan, , atau area fungsi penting lain
D. Mimpi buruk tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan jiwa lain (cth
delirium, gangguan stress pasca trauma) dan tidak disebabkan efek fisiolgis
langsung suatu zat (cth penyalahgunaan obat, suatu obat atau keadaan medis
umum.
Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder. 4th
ed.Text rev.Washington, DC:American Psychiatric Association
• Bruksisme terkait- Tidur
• Bruksisme atau menggertakkan gigi, terjadi sepanjang malam, paling menonjol
pada tidur tahap 2
• 5 hingga 10 persen populasi mengalami bruksisme yang cukup berat untuk
menimbulkan kerusakan yang jelas pada gigi
• Terapi mencakup prosedur pemasangan dental bite plate dan ortodentik
korektif.
Berbicara sambil Tidur (SOMNILOQUY)
• Berbicara sambil tidur lazim pada anak dan dewasa. Gangguan ini telah
dipelajari secara luas di laboratorium tidur dan terjadi pada semua tahap tidur.
Isi pembicaraan biasanya meliputi beberapa kata yang sulit dibedakan. Episode
berbicara yang lama berisikan mengenai kehidupan dan kekhawatiran orang
yang mengalaminya tetapi tidak mengaitkan mimpi mereka selama tidur dan
juga tidak sering mengungkapkan rahasia tersembunyi. Episode berbicara sambil
tidur kadang-kadang menyertai teror malam dan berjalan sambil tidur. Berbicara
sambil tidur tidak memerlukan terapi.
Enuresis (ngompol waktu tidur)
• sering didapatkan pada anak, dengan prevalensi sekitar 7 – 15% pada anak laki
usia 5 tahun, 3 – 5% pada usia 10 tahun, dan sekitas 1% pada laki-laki dewasa.
pada wanita, gangguan ini lebih sedikit, sekitar 3 – 5% pada usia 5 tahun, sekitar
2% pada usia 10 tahun dan jarang pada wanita dewasa.
• penyebab sebagian terbesar kasus enurisis adalah fungsional
Kategori parasomnia yang tidak tergolongkan digunakan untuk gangguan yang ditandai dengan
perilaku atau peristiwa psikologis abnormal selama tidur ke bangun tetapi tidak memenuhi
kriteria parasomnia yang lebih spesifik. Contoh-contohnya mencakup
1. Gangguan perilkau tidur REM: aktivitas motoric, sering dengan ciri kekerasan, yang timbul
saat Rapid Eye Movement (REM). Tidak seperti berjalan sambuil tidur, episode ini
cenderung terjadi diakhir malam dan disertai daya ingat yang jelas terhadap mimpi.
2. Paralisis tidur, ketidakmampuan melakukan gerakan volunte selama transisi antara keadaan
terjaga dan tidur. Episode ini terjadi saat onset tidur (hipnagonik) atau saat bangun
(hipnopompik). Episode ini biasanya disertai ansietas berat dan pada beberapa kasus, rasa
takut akan kematian yang mengancam. Paralisis tidur terjadi lebih lazim gejala tambahan
dari narkolepsi dan pada kasus-kasus tersebut, sebaiknya tidak diberi kode terpisah.
3. Situasi setelah klinisi menyimpulkan adanya parasomnia tetapi tidak dapat menentukan
apakah hal ini merupakan kelainan primer, akibat kelainan klinis, atau dicetuskan oleh zat.
Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder. 4th ed. Text
rev.Washington, DC:American Psychiatric Association
PENDEKATAN DIAGNOSIS
Faktor Risiko
Riwayat Pasien
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Diagnostik
polisomnogram(PSG)
DIAGNOSIS BANDING
• Seizure
• Narcolepsy
• Nocturnal dissociative disorder
TATALAKSANA
Fleetham MB, John & Fleming MB. 2014. Parasomnias. 186(8). Canadian Medical Association. 186(8).
Markov, Dimitri MD et al. 2006. Update on Parasomnias : A Review for Psychiatric Practice
Matwiyoff, Greg & Lee-Chiong, Teofilo. 2008. Parasomnias : an Overview.131( 333-337) Indian J med Res.
Pandi-Perumal, Seithikurippu et al. 2010. Parasomnias. Ian P. Stolerman (ed), Encyclopedia of Psychopharmacology
Sadock, Benjamin J & Sadock, Virginia A.2017. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. EGC: Jakarta