Sunteți pe pagina 1din 17

Financial Technology

(FinTech) di Indonesia

Muliaman D. Hadad, Ph.D


Ketua Dewan Komisioner -OJK

Kuliah Umum tentang FinTech - IBS


Jakarta, 2 Juni 2017
Apa itu FinTech? 2

Definisi FinTech dari berbagai sumber...

Fitntech Weekly PWC Value-Stream


FinTech is a line of FinTech is a dynamic FinTech is the technology
business based onusing segment at the that serves the clients of
software to provide intersection of the financial institutions,
financial services. financial services and covering not only the back
Financial technology technology sectors and middle offices but also
companies aregenerally where technology-
the coveted front office
startups founded with focused start-ups and
that for so long has been
the purpose of new market entrants
human-driven.
disrupting incumbent innovate theproducts
financial systems and and services currently
corporations that rely provided by the
less on software traditional financial
Kantox-FX
services industry.
FinTech is a contraction of
"finance" and "technology"
Arner et al. (2015)
- refers to companies that
FinTechrefers to the use
provide financial services
of technology to deliver
financial solutions. through theengagement of
technology
Apa itu FinTech ? 3

Disruptive Innovation
Sebuah inovasi berhasil mentransformasi suatu sistem atau pasar yang eksisting,
dengan memperkenalkan kepraktisan, kemudahan akses, kenyamanan, dan biaya
yang ekonomis, dikenal sebagai Inovasi Disruptif (Disruptive Innovation).
Istilah ini dilontarkan pertama kalinya oleh Clayton M. Christensen dan Joseph Bower di tahun 1995
lalu. "Disruptive Technologies: Catching the Wave", Harvard Business Review(1995).

Inovasi Disruptif ini biasanya mengambil segmen pasar tertentu yang


kurang diminati atau dianggap kurang penting bagi penguasa pasar,
namun inovasinya bersifat breakthrough dan mampu meredefinisi Bill Gates (1994)
“..banking is
sistem atau pasar yang eksisting. necessary, banks are
Munculnya Inovasi Disruptif jika tidakdiantisipasi dengan baik oleh not..”,
dunia usaha dapat menyebabkan kejatuhan seperti yang dialami Ini menggambarkan
KODAK dan NOKIA. bahwa di masa depan
industri perbankan
Fenomena Inovasi Disruptif juga terjadi di Industri Jasa Keuangan akan bergerak kearah
yang telah men-disrupsi landscape Industri Jasa Keuangan secara virtual banking tanpa
global. Mulai dari struktur industrinya, teknologi intermediasinya, kehadiran bank
secara fisik..
hingga model pemasarannya kepada konsumen. Keseluruhan
perubahan ini mendorong munculnya fenomena baru yang disebut
Financial Technology (Fintech)
Mengapa FinTech? 4

Masyarakat tidak dapatdilayani


industri keuangan tradisional:
• Perbankan terikat aturan yangketat
• Keterbatasan industri perbankan
dalam melayani masyarakat didaerah
tertentu

Masyarakat mencari alternatif


pendanaan selain jasa industri
keuangan tradisional:
• Masyarakat memerlukan alternatif
pembiayaan yang lebih demokratis
dan transparan
• Biaya layanan keuangan yangefisien
dan menjangkau masyarakatluas
Evolusi FinTech 5
FinTech 3.0 – 3.5
FinTech 1.0
• 2008 – Saat ini
• 1866-1987 3.0: “Hundreds of Start-
“Merchant couldorder ups offers various
product by phone and alternative to traditional
travels his wealth banking” – Jamie Dimon
across the globe (2015)
without exertionor 3.5: “Internet Financeled
even trouble” – John purely by outsiders” –
Maynard Keynes(1920) Jack Ma (2013)

FinTech 2.0
• 1987-2008
“The AutomaticTeller
Machine is the most
important financial
innovation” – Paul
Volcker (2009)
Perkembangan FinTech Global 6

FinTech global menunjukkan perkembangan yang pesat...

6
Perkembangan FinTech di Indonesia 7
Profil FinTech di Indonesia
(Berdasarkan Sektor)

• Pelaku FinTech Indonesia


masih dominan berbisnis
payment (43%), pinjaman
(17%), dan sisanya berbentuk
agregator, crowdfunding dan
lain-lain.

• Besarnya potensi yang


dimiliki membuat FinTech
Perlu diberikan ruang
Profil FinTech di Indonesia untuk bertumbuh
(Berdasarkan Jumlah Perusahaan)

• Perlu pengaturan yang


memadai mengingat risiko
yang mungkin ditimbulkan

Sumber: Asosiasi FinTech indonesia dan OJK


7
FinTech dan Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 8

FinTech yang terus berkembang akan mendukung pencapaian tiga sasaran


Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2015-2019

Stabil Inklusif
Kontributif Menjaga stabilitas sistem Membuka akses keuangan
Mengotimalkan Peran SJK keuangan sebagai landasan sehingga dapat
dalam mendukung bagi pembangunan yang meningkatkan
percepatan pertumbuhan berkelanjutan. kesejahteraan kalangan
ekonomi nasional. masyarakat.

FinTech
ini.
Peran FinTech di Indonesia 9

Mendorong pemerataan
tingkat kesejahteraan
penduduk

Membantu pemenuhan
kebutuhan pembiayaan
Mendorong kemampuan
dalam negeri yang masih
ekspor UMKM yang saat
sangat besar
ini masih rendah

Indonesia
Mendorong distribusi
Meningkatkan Inklusi pembiayaan Nasional
keuangan nasional masih belum merata di
17.000 pulau
Sinergi Bisnis FinTech 10

Untuk mengoptimalkan peran FinTech di Indonesia,maka


perlu dibangun sinergi bisnis FinTech dengan Industri
Incumbents (Bank dan Lembaga Keuangan NonBank)
Upaya ini dapat ditempuh dalam beberapa bentuk antara
lain :

Pertama, kolaborasi jalur informasi antara FinTech dan lembaga keuangan yang
ada dengan memanfaatkan data nasabah yang banyak dan jalur distribusi
(distribution channel) yang sudah dibangun.
 Pemanfaatan fungsi FinTech diharapkan dapat meningkatkan efisiensi
bisnis bank dan lembaga keuangan.
Kedua, kolaborasi produk yang menjadi solusi bagi konsumen. Untuk ini, pelaku
FinTech bersama bank dan lembaga keuangan perlu melakukan proses desain
(desain thinking) untuk membuat produk (bundling product) yang bermanfaat
bagi kedua pihak.
 Sinergi ini bisa dilakukan oleh bank yang berbisnis inti di UMKM dengan
FinTech yang menyediakan platform UMKM digital.
Ada Risiko di Industri FinTech 11

Perlindungan Konsumen
• Perlindungan dana pengguna
Potensi kehilangan maupun penurunan kemampuan finansial
baik yang diakibatkan oleh penyalahgunaan, penipuan,
maupun force majeur dari kegiatan FinTech.
• Pelindungan data pengguna
Isu privasi pengguna FinTech yang rawan terhadap
penyalahgunaan data baik yang disengaja maupun tidak
sengaja (serangan hacker, malware,dll)

Kepentingan Nasional
• Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
(APU-PPT)
Kemudahan dan kecepatan yang ditawarkan oleh FinTech
menimbulkan potensi penyalahgunaan untuk kegiatan
pencucian uang maupun pendanaanterorisme.
• Stabilitas SistemKeuangan
Perlu manajemen risiko yang memadai agar tidak berdampak
negatif terhadap stabilitas sistemkeuangan.
Tantangan 1122

Ratifikasi Peraturan dalamMendukung


Pengembangan FinTech
Adopsi peraturan terkait tanda tangan (digital signature),
E-Know Your Customer (E-KYC), E-rating dan penggunaan
dokumen secara digital sehingga dapat mengoptimalkan
potensi yang dimiliki oleh industri FinTech.

Koordinasi antar Lembaga dan Kementerian Terkait


Untuk mengoptimalkan potensi FinTech dengan
lingkungan bisnis (business environment) yang kompleks,
maka perlu juga dukungan dari berbagai kementerian dan
lembaga terkait. Dalam hal ini, OJK berinsiatif untuk
membentuk FinTech Advisory Committee.
Upaya dari OJK 1133

Penerbitan Ketentuan
• Regulatory Sandbox
• Penerbitan POJK No. 77/POJK.01/2016 tentang
Layanan Pinjam Meminjam Langsung Berbasis
Teknologi Informasi (LMPUBTI) atau Peer-to-Peer
Lending
• OJK akan menyusun ketentuan lainnya (antara lain
tentang crowdfunding, DigitalBanking)

Pembentukan FinTech Innovation Hub di OJK:


1. Koordinasi Lintas Kementeriandan Lembaga
2. Pengembangan Industri FinTech yang sesuai
Kebutuhan masyarakat
3. Pengembangan Sandbox untuk model bisnis
FinTech yang baru dan potensial
4. Penyediaan sarana komunikasi (antara lainwebsite
FinTech) antara regulator dan industriFinTech
Penutup 1144

Kehadiran layanan keuangan berbasis teknologi


(FinTech) di Indonesia telah menjadi keniscayaan
C sejalan dengan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi.

Sejalan dengan konsep MasterPlan Sektor Jasa


Keuangan Indonesia (MPSJKI), FinTech dapat
bersinergi dengan industri keuangan yang ada untuk
memberikan multi manfaat kepadamasyarakat.

Regulator perlu menyusun kebijakan strategisyang


memastikan risiko FinTech dapat dimitigasi dan
memberikan perlindungan kepada masyarakat.
Akhir Presentasi
LAMPIRAN
POJK LPMUBTI 17

1 2 3 4 5
Badan Hukumdan Pendaftarandan Batasan Kegiatan Ekosistem FinTech Manajemen Risiko
Kepemilikan Perizinan

a. Badan Hukum:PT Pendaftaran: a. Perantara kegiatan Bekerja samadengan: a. Pinjaman meminjam


atau Koperasi a. Sertifikatkeandalan PinjamMeminjam a. Layanan Jasa dalam mata uang
b. Kepemilikan: b. Kelayakan Danadan b. Pemberi pinjaman: Keuangan berbasis Rp.
Asing maks.85% SDM dalam/luar negeri TI b. Sistem layanan
c. Modal min. Rp1 c. Penerima pinjaman: b. Layanan informasi keuangan
Miliar dalam negeri Pendukung OJK
d. RegulatorySandbox d. Maks. Rp 2 Miliar berbasis Ti c. Escrow dan virtual
s/d 1 tahun e. SEOJKtentang c. SEOJKtentang account perbankan
Pemberian KerjasamaFinTech d. Mitigasi risiko
Perizinan: pinjaman operasional dan
a. Modal min. Rp2,5 f. SEOJKtentang risiko kredit
miliar Perubahan batas e. Jaminan (jika ada)
maksimalpinjaman f. SEOJKtentang Tata
Kelola TI
6 7 8 9 10
Edukasi dan
TandaTangan
Perlindungan APU-PPT Larangan Laporan
Elektronik
Konsumen

a. Memberi atau a. Laporan Bulanan


POJK tentang a. UU ITE a. Pemberi dan menerimapinjaman b. Laporan Tahunan
Perlindungan b. PP82 tahun 2012 penerima harus b. Memberikan jaminan c. Database
Konsumen tentang memiliki rekening c. Menerbitkansurat
penyelenggaraan di perbankan utang
sistem dan b. 4 tahappinjam d. Memberi rekomendasi
transaksielektronik meminjam e. Publikasi informasi
c. SEOJKtentang c. E-KYC fiktif
Tanda Tangan d. POJKtentang APU- f. Mengenakanbiaya
Elektronik PPT pengaduan.

S-ar putea să vă placă și