Sunteți pe pagina 1din 43

Penyakit Pada Anak

DIARE AKUT

 Buang air besar dengan konsistensi lebih


encer/cair dari biasanya, > 3 kali per hari,
dapat/tidak disertai dengan lendir/darah yang
timbul secara mendadak dan berlangsung
kurang dari 2 minggu
PENYEBAB/ ETIOLOGI
Infeksi : Bakteri
Virus: Rotavirus  paling sering

Non Infeksi :
Alergi : Protein air susu sapi
Intoleransi : Karbohidrat
Malabsorpsi: Karbohidrat, lemak, protein
Keracunan makanan
Zat kimia beracun
Toksin mikroorganisme: Clostridium perfringens,
Stafilokokus
KRITERIA DIAGNOSIS
BAB lebih cair/encer dari biasanya, frekuensi > 3 x/hari
Apabila disertai darah/lendir disebut disentri (diare
akut disentri)
Muntah +/-, nyeri perut, panas badan
Tanda dan gejala dehidrasi :
1. tidak ada dehidrasi
2. dehidrasi ringan-sedang
3. dehidrasi berat
KLASIFIKASI 
 DIARE DISENTRI, DIARE NON DISENTRI
 TANPA DEHIDRASI, DEHIDRASI R-S, DEHIDRASI BERAT
Disentri basiler
 Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri
shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam
6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan
darah dan lendir dalam tinja.
 Panas tinggi (39,5 - 40 C), appear toxic.
 Muntah-muntah.
 Anoreksia.
 Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.

Disentri amoeba
 Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.
 Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (≤10x/hari)
 Sakit perut hebat (kolik)
 Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3
kasus).
CARA MENILAI DERAJAT
DEHIDRASI
PENILAIAN A B C
1Lihat: Baik, sadar * Gelisah, rewel * Lesu, lunglai atau
Keadaan umum Normal Cekung tidak sadar
Ada Tidak ada Sangat cekung
Mata Basah Kering dan kering
Minum biasa, tidak * Haus, ingin minum Tidak ada
Air mata haus banyak Sangat kering
Mulut dan lidah * Malas minum atau
Rasa haus tidak bisa minum
2. Periksa turgor Kembali cepat * Kembali lambat * Kembali sangat
kulit lambat
3. Derajat dehidrasi TANPA DEHIDRASI DEHIDRASI RINGAN/ DEHIDRASI
SEDANG BERAT
Bila ada 1 tanda * Bila ada 1 tanda *
ditambah 1 atau lebih ditambah 1 atau
tanda lain lebih tanda lain
4. Terapi Rencana Terapi A Rencana Terapi B Rencana Terapi C
CARA MENILAI DERAJAT
DEHIDRASI
TERAPI

 penanganan awal  mencegah dan mengatasi keadaan


dehidrasi
 Tanpa dehidrasi : Rencana Terapi A
 Dehidrasi ringan–sedang : Rencana Terapi B
 Dehidrasi berat : Rencana Terapi C
 Pemberian cairan pengganti/ rehidrasi oral/diminumkan maupun
parenteral/ infus berhasil menurunkan angka kematian diare
 Rehidrasi dengan menggunakan clear fluid (air putih, cairan
rumah tangga, sari buah, dsb)  tidak optimal. Karena,
kandungan natriumnya kurang.
 Sebaliknya, pemberian jus buah dan coal dapat memperbesar
keadaan diare ( osmolaritas tinggi, kadar Na yang rendah)
Oralit
 merupakan cairan rehidrasi
oral (CRO) yang
mengandung elektrolit (Na,
K, CI, HC03) dan glukosa
 telah terbukti dapat
mengganti kehilangan
cairan saluran secara efektif
dan memberikan dehidrasi
 Saat ini telah banyak
cairan rehidrasi oral di
pasaran dengan berbagai
nama.
RENCANA TERAPI A
UNTUK MENGOBATI DIARE DI RUMAH

GUNAKAN CARA INI UNTUK MENGAJAR IBU


 Teruskan mengobati anak di rumah
 Berikan terapi awal bila terkena diare lagi

MENERANGKAN TIGA CARA TERAPI DIARE DI RUMAH


1. BERIKAN ANAK LEBIH BANYAK CAIRAN DARIPADA BIASANYA UNTUK MENCEGAH DEHIDRASI
 Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti, seperti larutan oralit, makanan yang cair (seperti sup, air tajin)
dan kalau tidak ada air matang. Gunakan larutan oralit untuk anak seperti dijelaskan dalam kotak di bawah (Catatan jika
anak usia kurang dari 6 bl dan belum makan makanan padat lebih baik diberi oralit dan air matang daripada makanan yang
cair)
Berikan larutan ini sebanyak anak mau. Berikan jumlah larutan oralit seperti di bawah sebagai penuntun
Teruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti

2.BERIKAN ANAK MAKANAN UNTUK MENCEGAH KURANG GIZI


Teruskan ASI
Bila anak tidak mendapat ASI berikan susu yang biasa diberikan. Untuk anak kurang dari 6 bl dan belum mendapat
makanan padat dapat diberikan susu yang diencerkan dengan air yang sebanding selama 2 hari.
Bila anak 6 bl atau lebih atau telah mendapat makanan padat
Berikan bubur atau campuran tepung lainnya, bila mungkin dicampur dengan kacang-kacangan, sayur, daging,
atau ikan
Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menambahkan kalium
Berikan makanan yang segar. Masak dan haluskan atau tumbuk makanan dengan baik
Dorong anak untuk makan, berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari
Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan berikan makanan tambahan setiap hari selama 2
minggu
3.BAWA ANAK KEPADA PETUGAS KESEHATAN BILA ANAK TIDAK MEMBAIK DALAM 3 HARI ATAU MENDERITA:
Buang air besar cair sering sekali  Makan atau minum sedikit Muntah berulang-ulang
 Demam Sangat haus  Tinja berdarah

ANAK HARUS DIBERI ORALIT DI RUMAH BILA

 Setelah mendapat Rencana Terapi B atau C


 Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan bila diare memburuk
 Memberikan oralit kepada semua anak dengan diare yang datang ke petugas kesehatan merupakan kebijaksaan pemerintah
JIKA ANAK AKAN DIBERI LARUTAN ORALIT DI RUMAH, TUNJUKKAN KEPADA IBU JUMLAH ORALIT
YANG DIBERIKAN SETIAP HABIS BUANG AIR BESAR DAN BERIKAN ORALIT YANG CUKUP UNTUK 2
HARI
USIA (th) Jumlah Oralit yang Diberikan Tiap BAB (mL) Jumlah Oralit yang Disediakan
di Rumah (mL/hari)
<1 50-100 400 (2 bungkus)
1-4 100-200 600-800 (3-4 bungkus)
>5 200-300 800-1.000 (4-5 bungkus)
Dewasa 300-400 1.200-2.800
TUNJUKKAN KEPADA IBU CARA MENCAMPUR ORALIT
TUNJUKKAN KEPADA IBU CARA MENCAMPUR ORALIT
 Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit utuk anak di bawah usia 2 th
 Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua
 Bila anak muntah, tunggulah 10 menit. Kemudian berikan cairan lebih sedikit (misalnya sesendok
setiap 1-2 menit)
 Bila diare berlanjut setelah bungkus oralit habis, beritahu ibu untuk memberikan cairan lain seperti
dijelaskan dalam cara pertama atau kembali kepada petugas kesehatan untuk mendapatkan tambahan
oralit
RENCANA TERAPI B
UNTUK TERAPI DEHIDRASI

JUMLAH ORALIT YANG DIBERIKAN DALAM 3 JAM PERTAMA


ORALIT yang diberikan dihitung dengan mengalikan BERAT BADAN penderita (kg) dengan 75 mL

Bila berat badan anak tidak diketahui dan atau untuk memudahkan di lapangan, berikan oralit “paling sesuai” tabel di bawah
ini

Usia (th) <1 1-5 >5 Dewasa


Jumlah Oralit (mL) 300 600 1.200 2.400
 Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah
 Dorong ibu untuk meneruskan ASI
 Untuk bayi di bawah 6 bl yang tidak mendapat ASI berikan juga 100–200 mL air masak
selama masa ini

AMATI ANAK DENGAN SEKSAMA DAN BANTU IBU MEMBERIKAN ORALIT


 Tunjukkan jumlah cairan yang harus diberikan
 Tunjukkan cara memberikannya sesendok teh tiap 1–2 menit untuk anak di bawah 2 th, beberapa teguk dari
cangkir untuk anak yang lebih tua
 Periksa dari waktu ke waktu bila ada masalah
 Bila anak muntah tunggu 10 menit dan kemudian teruskan pemberian oralit tetapi lebih lambat, misalnya
sesendok tiap 2–3 menit
 Bila kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan air masak atau ASI. Beri oralit sesuai
Rencana Terapi A bila pembengkakkan telah hilang

SETELAH 3–4 JAM, NILAI KEMBALI ANAK MENGGUNAKAN BAGAN PENILAIAN, KEMUDIAN PILIH RENCANA TERAPI
A, B, ATAU C UNTUK MELANJUTKAN TERAPI
 Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke Rencana Terapi A. Bila dehidrasi telah hilang, anak
biasanya kencing dan lelah kemudian mengantuk dan tidur
 Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/sedang, ulangi Rencana Terapi B tetapi tawarkan
makanan, susu dan sari buah seperti Rencana terapi A
 Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat, ganti dengan Rencana Terapi C

BILA IBU HARUS PULANG SEBELUM SELESAI RENCANA TERAPI B

 Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam terapi 3 jam di rumah
 Berikan bungkus oralit untuk rehidrasi dan untuk 2 hari lagi seperti dijelaskan dalam Rencana
Terapi A
 Tunjukkan cara menyiapkan oralit
 Jelaskan 3 cara dalam Rencana Terapi A untuk mengobati anak di rumah
 Memberikan oralit atau cairan lain hingga diare berhenti
 Memberi makan anak
 Membawa anak ke petugas kesehatan bila perlu
RENCANA TERAPI C
Ikuti arah anak panah. Jika jawaban dari pertanyaan YA, teruskan ke kanan. Bila TIDAK, teruskan ke bawah

Dapatkah Saudara
memberikan cairan  YA 
i.v.?

TIDAK

Adakah terapi
terdekat (dalam 30
menit) ?
 YA 

TIDAK

Apakah Saudara
dapat meng-
gunakan pipa
nasogastrik untuk  YA 
rehidrasi?

TIDAK

Apakan penderita
bisa minum ?  YA 

TIDAK

Segera rujuk anak untuk rehidrasi melalui nasogastrik atau i.v.

CATATAN
 Bila mungkin amati penderita sedikitnya 6 jam setelah rehidrasi untuk memastikan bahwa ibu dapat menjaga
mengembalikan cairan yang hilang dengan memberikan oralit
 Bila usia anak di atas 2 th dan kolera baru saja berjangkit di daerah saudara, pikirkan kemungkinan kolera dan beri
antibiotik yang tepat secara oral begitu anak sadar
TERAPI

Antibiotik hanya untuk


 Disentri basiler : Kotrimoksazol, Kloramfenikol/
tiamfenikol,
 Disentri amoeba : Metronidazol
Anti diare (kaolin pectin, smecta dll)
Antispasmodik/ spasmolitik (papaverin,
loperamid)jangan diberikan
Probiotik
Diet  LLM, Preda (indikasi)
Probiotik
 suplemen diet yang mengandung bakteri berguna
dengan asam laktat bakteri (lactic acid bacteria –
LAB) sebagai mikroba yang paling umum dipakai
 LAB mampu untuk mengubah gula (termasuk
laktosa) dan karbohidrat lain menjadi asam laktat
 asam mengurangi pH  membuat kesempatan
organisme merugikan untuk tumbuh lebih sedikit
Penyulit diare
 Dehidrasi
 Gangguan keseimbangan asam-basa
 Gangguan keseimbangan elektrolit
 Gangguan sirkulasi
 Gagal ginjal akut
 Hipoglikemia
 Gangguan gizi
 Pencegahan diare
 Pemberian ASI
 Memperbaiki cara penyapihan
 Menggunakan air bersih
 Mencuci tangan dengan sabun/air mengalir
 Menggunakan jamban tertutup
 Membuang tinja bayi secara baik dan benar
 Imunisasi campak
ISPA
Infeksi Saluran Pernapasan Akut
 ISPA :meliputi saluran pernapasan
bagian atas (tenggorokan dst) dan
bagian bawah (paru paru)
 Akut : berlangsung sampai 14 hari
 Program Pemberantasan Penyakit
(P2) ISPA membagi dalam 2 golongan
yaitu pneumonia dan yang bukan
pneumonia.
 Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis,
tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian
atas lainnya digolongkan sebagai bukan
pneumonia
 Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan
napas bagian atas ini ialah virus dan tidak
dibutuhkan terapi antibiotik.
Klasifikasi ISPA
 Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA)
mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
 Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya
tarikan dinding dada kedalam (chest indrawing).
 Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas
cepat.
 Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk
pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan dinding dada
kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis
dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia
klasifikasi penyakit ISPA berdasarkan
umur

 Untuk golongan umur kurang 2 bulan ada 2 klasifikasi : penyakit yaitu :


 Pneumonia berat: ditemukan tanda tarikan dinding dada bagian bawah atau
napas cepat ( 60 kali per menit atau lebih)
 Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila TIDAK ditemukan tanda tarikan
dinding dada bagian bawah atau napas cepat.

 Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit


yaitu :
 Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding
dada bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas (pada saat
diperiksa anak harus dalam keadaan tenang tldak menangis atau meronta).
 Pneumonia: bila disertai napas cepat.
 Batas napas cepat ialah untuk usia 2 -12 bulan adalah 50 kali per menit atau
lebih dan untuk usia 1 -4 tahun adalah 40 kali per menit atau lebih.
 Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding
dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat.
Pengobatan
 Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral,
oksigen dan sebagainya.
 Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak
mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian
kontrimoksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik
pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.
 Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di
rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk
lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti
kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila demam diberikan obat
penurun panas yaitu parasetamol.
 Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan
didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah
bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman
streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10 hari.
PENYULIT ISPA bukan
pneumonia

 Otitis media (5-30%)


 Sinusitis bakterial akut (5-13%)
 Faringitis bakterial
 Infeksi bakterial pada saluran respiratorik
bawah
 Eksaserbasi asma
FARINGITIS AKUT

 Peradangan akut membran mukosa saluran


respiratorik atas yang meliputi faring dan
tonsil yang secara kilinis dibedakan atas 2
kategori yaitu penyakit yang disertai gejala
pada hidung (nasofaringitis) dan tanpa
keterlibatan hidung (faringitis atau
tonsilofaringitis)
TERAPI
 Pertahankan status hidrasi (minum banyak)
 Antipiretik dan analgetik
 Kumur-kumur dengan air garam hangat
 Antibiotik (pada infeksi bakteri)
 Amoksisilin oral 50 mg/kgbb/hari diberikan selama
6 hari
 Eritromisin 20-40 mg/kgbb/hari selama 10 hari
MORBILI
(CAMPAK, RUBEOLA, MEASLES)
BATASAN
 Penyakit menular akut yang secara khas terdiri dari 3
stadium, yaitu stadium prodromal, erupsi, dan
konvalesens
ETIOLOGI
 Morbilli virus, salah satu virus RNA dari famili
Paramyxoviridae
KRITERIA DIAGNOSIS

 Riwayat kontak dengan penderita morbili


 Stadium prodromal: Enantema (koplik’s spots) dan tanda 3 C
(conjungtivitis, coryza dan cough) disertai demam ringan sampai
sedang
 Stadium erupsi: Ruam makulopapular, biasanya dimulai dari
leher/belakang telinga kemudian ke daerah muka, badan,
anggota badan disertai panas tinggi
 Stadium akhir: Ruam menjadi hiperpigmentasi dan kadang-
kadang deskuamasi, gejala menghilang
TERAPI
 Sampai saat ini belum ada terapi (antivirus) yang dianjurkan
 Simtomatik: Antipiretika, antikonvulsi bila diperlukan
 Suportif
 Istirahat cukup
 Mempertahankan status nutrisi dan hidrasi
 Perawatan kulit dan mata
 Perawatan lain sesuai penyulit yang terjadi
 Antibiotik bila ada infeksi sekunder bakteri
 Vitamin A dosis tinggi (rekomendasi WHO dan UNICEF)
 Usia 6 bl–1 th : 100.000 Unit dosis tunggal p.o.
 Usia > 1 th : 200.000 Unit dosis tunggal p.o.
 Dosis tersebut diulangi pada hari ke-2 dan 4 minggu kemudian
bila telah didapat tanda defisiensi vitamin
PENYULIT
 Otitis media akut
 Bronkopneumonia
 Laringotrakeobronkitis
 Ensefalitis
 Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE)
 Diare persisten (bersifat protein losing enteropathy)
 Reaktivasi atau memberatnya penyakit TB
 Miokarditis
 Trombositopenia
 Hemorrhagic (black) measles
 Memperburuk status gizi
Kurang Energi Protein (KEP)
 KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG).
 Klasifikasi KEP
 KEP ringan bila berat badan menurut umur (BB/U) 70-80% baku median
WHO-NCHS dan/atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) 80-90%
baku median WHO-NCHS;
 KEP sedang bila BB/U 60-70% baku median WHO-NCHS dan/atau BB/TB
70-80% baku median WHO-NCHS;
 KEP berat/Gizi buruk bila BB/U <60% baku median WHO-NCHS dan/atau
BB/TB <70% baku median WHO-NCHS.
 KEP berat/ Gizi buruk secara klinis terdapat dalam 3 (tiga) tipe yaitu,
Kwashiorkor, Marasmus, dan Marasmik-Kwashiorkor;
 Tanpa melihat Berat Badan bila disertai edema yang bukan karena
penyakit lain adalah KEP berat/Gizi buruk tipe Kwashiorkor;
BGM
Gejala klinis KEP berat/Gizi buruk yang dapat ditemukan

 a. Kwashiorkor
 Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki
(dorsum pedis)
 Wajah membulat dan sembab
 Pandangan mata sayu
 Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah
dicabut tanpa rasa sakit, rontok
 Perubahan status mental, apatis, dan rewel
 Pembesaran hati
 Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri
atau duduk
 Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah
warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement
dermatosis)
 Sering disertai: - penyakit infeksi, umumnya akut, anemia, diare.
Kwashiorkor
Gejala klinis KEP berat/Gizi buruk yang dapat ditemukan

B. Marasmus:
 Tampak sangat kurus, hingga tulang terbungkus kulit
 Wajah seperti orang tua
 Cengeng, rewel
 Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai
tidak ada (pada daerah pantat tampak seperti memakai celana
longgar/”baggy pants”)
 Perut cekung
 Iga gambang
 Sering disertai: - penyakit infeksi (umumnya kronis berulang)
diare
Marasmus
Marasmik-Kwashiorkor
 - Gambaran klinik merupakan campuran
dari beberapa gejala klnik Kwashiorkor dan
Marasmus, dengan BB/U <60% baku
median WHO-NCHS disertai edema yang
tidak mencolok.
Marasmus kwashiorkor
gangguan yang sering menyertai KEP berat/ Gizi buruk

- Xerophthalmia (defisiensi vitamin A)


- Anemia (defisiensi Fe, Cu, vitamin B12,
asam folat)
- Stomatitis (vitamin B, C).
Penatalaksanaan
1. KEP ringan
 Diberikan penyuluhan gizi dan nasehat pemberian
makanan di rumah dan pemberian vitamin.
 Dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif (Bayi <4
bulan) dan terus memberikan ASI sampai 2 tahun.
 Pada pasien KEP ringan yang dirawat inap untuk
penyakit lain, diberikan makanan sesuai dengan
penyakitnya dengan tambahan energi sebanyak
20% agar tidak jatuh pada KEP sedang atau berat,
serta untuk meningkatkan status gizinya.
 obati penyakit penyerta.
Penatalaksanaan
 2. KEP sedang
 Penderita rawat jalan (di RS/Puskesmas):
 pemberian makanan dengan tambahan energi 20–50% dan
vitamin
 teruskan ASI bila anak <2 tahun
 Pantau kenaikan berat badannya setiap 2 minggu dan obati
penyakit penyerta.
 b. Penderita rawat inap:
 diberikan makanan tinggi energi dan protein, secara bertahap
sampai dengan energi 20-50% di atas kebutuhan yang
dianjurkan (Angka Kecukupan Gizi/AKG) dan diet sesuai dengan
penyakitnya, berat badan dipantau setiap hari, selain itu diberi
vitamin dan penyuluhan gizi.
Penatalaksanaan
 KEP berat/Gizi buruk
 Bilamana ditemukan anak dengan KEP
berat/Gizi buruk harus dirawat inap,

S-ar putea să vă placă și

  • A-Demam Berdarah DR Imel
    A-Demam Berdarah DR Imel
    Document10 pagini
    A-Demam Berdarah DR Imel
    Niken Rafika Prawesti
    Încă nu există evaluări
  • 8.1.1 Ep 1 Brosur Pelayanan
    8.1.1 Ep 1 Brosur Pelayanan
    Document2 pagini
    8.1.1 Ep 1 Brosur Pelayanan
    Niken Rafika Prawesti
    Încă nu există evaluări
  • Pai
    Pai
    Document3 pagini
    Pai
    Niken Rafika Prawesti
    Încă nu există evaluări
  • A-Demam Berdarah DR Imel
    A-Demam Berdarah DR Imel
    Document10 pagini
    A-Demam Berdarah DR Imel
    Niken Rafika Prawesti
    Încă nu există evaluări
  • Daftar Check List
    Daftar Check List
    Document2 pagini
    Daftar Check List
    Niken Rafika Prawesti
    Încă nu există evaluări
  • Surat Permintaan Rapid
    Surat Permintaan Rapid
    Document2 pagini
    Surat Permintaan Rapid
    Niken Rafika Prawesti
    Încă nu există evaluări
  • CML
    CML
    Document4 pagini
    CML
    Niken Rafika Prawesti
    Încă nu există evaluări
  • Sandflies Virologi
    Sandflies Virologi
    Document3 pagini
    Sandflies Virologi
    Niken Rafika Prawesti
    Încă nu există evaluări
  • Disain Ekperimen
    Disain Ekperimen
    Document8 pagini
    Disain Ekperimen
    Niken Rafika Prawesti
    Încă nu există evaluări
  • Penyakit Menular Seksual
    Penyakit Menular Seksual
    Document9 pagini
    Penyakit Menular Seksual
    Niken Rafika Prawesti
    Încă nu există evaluări
  • Kimia Klinik 3,8-10
    Kimia Klinik 3,8-10
    Document26 pagini
    Kimia Klinik 3,8-10
    Niken Rafika Prawesti
    Încă nu există evaluări
  • Bab 1 Kalkulus
    Bab 1 Kalkulus
    Document7 pagini
    Bab 1 Kalkulus
    Niken Rafika Prawesti
    Încă nu există evaluări
  • Book 1
    Book 1
    Document120 pagini
    Book 1
    Niken Rafika Prawesti
    Încă nu există evaluări
  • Instrument
    Instrument
    Document102 pagini
    Instrument
    Niken Rafika Prawesti
    Încă nu există evaluări