Sunteți pe pagina 1din 22

SKIZOFRENIA:

PSIKOPATOLOGI DAN TERAPI


Disusun oleh : Pembimbing :
Asri Rahmania (1102014044) dr. Henny Riana, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. I RADEN SAID SUKANTO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 6 AGUSTUS 2018 – 8 SEPTEMBER 2018
PENDAHULUAN

Eugen bleuler (1857 -1939)  SKIZOFRENIA

EMOSI

PERPECAHAN PERILAKU

PIKIRAN
DEFINISI

Schizein  terpisah atau pecah


Phren  Jiwa

Terjadi pecahnya/ ketidakserasian antara afek,


kognitif, dan perilaku
TANDA UMUM
penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran
dan persepsi, serta oleh efek yang tidak wajar (inappropriate)
atau tumpul (blunted).

Kesadaran yang jernih (clear conciousness)


kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi psikosis tertinggi di DI Yogyakarta dan Aceh
masing – masing 2,7%

Di tinjau dari diagnosa atau jenis skizofrenia


• Skizofrenia paranoid 40,8% Skizofrenia Katatonik 3,5%
• Skizofrenia Residual 39,4% Skizofrenia takterinci 2,1%
• Skizofrenia Hebefrenik 12% Skizofrenia lainnya 1,4%
• Skizofrenia simpleks 0,7%
ETIOLOGI

Model
diatesis- genetika
stress

psikososial

neurobiologi
MANIFESTASI KLINIS

Positif Negatif

• Waham
• halusinasi • Afek mendatar/menumpul
• Miskin bicara (alogia) atau isi
bicara
• Bloking
• Kurang merawat diri
• Kurang motivasi
• Anhedonia
• Penarikan diri secara sosial
MANIFESTASI KLINIS
Gang.
proses
pikir
Waham

Gejala Gejala Gang.


Gejala
psikomotor
primer Afek
sekunder

Gang. halusinasi
kemauan
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
DESKRIPSI UMUM
• Penampilan PERSEPSI
• Perilaku dan aktivitas psikomotor • Halusinasi
• Sikap terhadap pemeriksa • Ilusi
• Depersonalisasi
MOOD & AFEK • Derealisasi

• Mood PIKIRAN
• Afek • Proses dan bentuk pikir
• Keserasian afek • Isi pikir
PEMBICARAAN
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
SENSORIUM & KOGNISI PENGENDALIAN IMPULS
• Kesadaran
• Orientasi
• Memori
• Konsentrasi dan perhatian
• Kemampuan membaca & menulis
DAYA NILAI & TILIKAN
• Kemampuan visuospasial
• Pikiran abstrak
• Intelegensi & kemampuan informasi
• Bakat kreatif REABILITAS
• Kemampuan menolong diri sendiri
TEMUAN NEUROLOGIS
Terlokalisasi

Tidak Terlokalisasi
• Dysdiadokinesia
• Astereognosis
• Refleks primitif
• Berkurangnya ketangkasan
DIAGNOSIS
Minimal satu dari gejala berikut

Thought echo Delusion of passivity


Thought insertion or withdrawal
Delusion perception
Thought broadcasting
Halusinasi
Delusion of control
Waham
Delusion of influence
KLASIFIKASI
F20.0 Skizofrenia Paranoid F20.5 Skizofrenia Residual

F20.1 Skizofrenia Hebefrenik F20.6 Skizofrenia Simpleks

F20.2 Skizofrenia Katatonik F20. 8 Skizofrenia lainnya

F20.3 Skizofrenia Tak Terinci F20.9 Skizofrenia YTT


(Undifferentiated)
F20.4 Skizofrenia Pasca-
skizofrenia
PERJALANAN PENYAKIT
Tanda awal dari skizofrenia adalah simtom-simtom pada masa
premorbid. Biasanya simtom-simtom ini muncul pada masa remaja dan
kemudian diikuti dengan berkembangnya simtom prodormal dalam
kurun waktu beberapa hari sampai beberapa bulan. Adanya
perubahan sosial atau lingkungan dapat memicu munculnya simtom
gangguan
Perjalanan penyakit skizofrenia yang umum adalah memburuk dan
remisi
DIAGNOSIS BANDING

• Gangguan psikotik sekuder


• Berpura-pura (Malingering) dan Gangguan Buatan
• Gangguan psikotik lain
• Gangguan Mood
• Gangguan kepribadian
TATALAKSANA
Rawat Inap
Diindikasikan terutama untuk tujuan diagnostik,
untuk stabilisasi pengobatan, untuk keamanan pasien
karena adanya ide bubuh diri atau pembunuhan,
serta perilaku yang sangat kacau atau tidak pada
tempatnya, termasuk ketidakmampuan mengurus
kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, dan
papan.
Terapi Biologis
TATALAKSANA
Antagonis Reseptor Dopamine Antagonis Serotonin Dopamin
(DRA)/ Antipsikotika generasi I (SDA)/ Antipsikotika generasi II
(APG-I) (APG-II)

Klorpromazine clozapine

Haloperidol Risperidone

Olanzapine
Terapi Biologis lain
Terapi ini jauh lebih tidak efektif dibanding
obat antipsikotik, terapi elektrokonvulsif
mungkin diindikasikan untuk pasien katatonik
serta pasien karena alasan tertentu tidak
dapat mengkonsumsi obat antipsikotik. Terapi
elektrokonvulsif rumatan mungkin berguna
pada pasien yang nonresponsive terhadap
terapi farmakologis.
Terapi Psikososial
•Pelatihan keterampilan sosial
•Terapi berorientasi keluarga
•Terapi kelompok
•Terapi perilaku kognitif
•Psikoterapi Individual
•Terapi Kejuruan
PROGNOSIS
•selama periode 5 sampai 10 tahun setelah rawat inap psikiatri yang pertama untuk
skizofrenia, hanya sekitar 10 sampai 20 persen pasien yang dapat dideskripsikam
memiliki hasil akhir yang buruk, dengan rawat inap berulang, eksaserbasi gejala,
episode gangguan mood mayor, dan percobaan bubuh diri
skizofrenia tidak selalu memiliki perjalanan penyakit yang memburuk dan sejumlah
faktor dikaitkan dengan prognosis yang baik.
Angka pemulihan dilaporkan berkisar 10 sampai 60 persen dan taksiran yang
masuk akal adalah 20 sampai 30 persen pasien terus mengalami gejala sedang,
dan 40 sampai 60 persen pasien tetap mengalami hendaya secara signifikan akibat
gangguan tersebut selama hidup mereka.
TINJAUAN PUSTAKA
Elvira, Sylvia D & Hadisukanto, Gitayanti. 2013. Buku Ajar Psikiatri. Edisi kedua. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Ibrahim, Ayub Sani. 2011. Skizofrenia Spliting Personality. Edisi pertama. Jelajah Nusa

Maramis, Willy F. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi 2. Surabaya: Airlangga
Univercity Press

Maslim, Rusdi. 2013. Diagonis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkasan PPDGJ-III dan DSM-5.
Jakarta: Bagian ilmu kedokteran jiwa FK UNIKA Atma Jaya.

Sadock, Benjamin James & Sadock, Virginia Alcott. 2010. KAPLAN & SADOCK Buku Ajar
Psikiatri Klinis. Edisi 2. Jakarta: EGC

Zahnia, Siti & Sumekar, Dyah Wulan. 2016. Kajian Epidemiologi Skizofrenia. UMLA

S-ar putea să vă placă și