Sunteți pe pagina 1din 32

Management Unit

Pelayanan Rawat Inap


Kelompok 1:
dr. Ilham Juniarta (20170309024)
dr. Keithy Dorothy (20170309001)
Cindy Feronica (20170309004)
dr. Christian Elizar (20170309007)
dr. Albertus Tjawan (20170309016)
dr. Gina Fadhilah (20170309032)
Wawa Rahmawati (20170309033)
Apriani Kartika (20170309041)
Kebijakan
1. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1204/MENKES/MENKES/SK/X/2004 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT
2. PEDOMAN MANAJEMEN LINEN DI RUMAH SAKIT TAHUN 2004 OLEH DIREKTORAT JENDERAL
PELAYANAN MEDIK, DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
3. PEDOMAN ETIKA PROMOSI RUMAH SAKIT TAHUN 2006 OLEH PERSI
4. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1045 TAHUN 2006
TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN
KESEHATAN
5. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 129/MENKES/SK/II/2008
TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT
6. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT
7. PEDOMAN TEKNIS BANGUNAN RUMAH SAKIT RUANG RAWAT INAP TAHUN 2012 OLEH
DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATAN,
DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN, KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
8. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG
KLASIFIKASI DAN PERIZINAN RUMAH SAKIT
9. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN
ORGANISASI RUMAH SAKIT
10. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2015 TENTANG
POLA TARIF NASIONAL RUMAH SAKIT
Rawat Inap
1. Proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan
profesional akibat penyakit tertentu, di mana
pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit.
2. Rawat inap merupakan suatu bentuk perawatan,
dimana pasien dirawat dan tinggal di rumah sakit
untuk jangka waktu tertentu.
3. Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap
pasien masuk rumah sakit yang
menempati tempat tidur perawatan untuk
keperluan observasi, diagnosa, terapi,rehabilitasi
medik dan atau pelayanan medik lainnya (Depkes
RI 1997 yang dikutip dari Suryanti (2002)).
1. Memenuhi kebutuhan sehari-hari
yang berhubungan dengan
kesembuhan penyakitnya
2. Kerjasama yang produktif antar
unit dan profesi
3. Kesempatan untuk meningkatkan
keterampilan perawat
4. Meningkatkan suasana dan
berkembangnya gagasan kreatif
5. Evaluasi terus menerus mengenai
metode keperawatan
6. Hasil evaluasi sebagai referensi
perbaikan dan peningkatan
pelayanan
STRUKTUR ORGANISASI
Indikator Pelayanan
1. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka Penggunaan Tempat Tidur)
Ideal: 60-85%
Rumus: (jumlah hari perawatan di rumah sakit) × 100%
(jumlah tempat tidur × jumlah hari dalam satu periode)
2. ALOS (Average Length of Stay = Rata-Rata Lamanya Pasien
Dirawat)
Ideal: 6-9 hari
Rumus: (jumlah lama dirawat)
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
3. TOI (Turn Over Interval = Tenggang Perputaran)
Ideal: 1-3 hari
Rumus: ((jumlah tempat tidur × Periode) − Hari Perawatan)
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
Indikator Pelayanan
4. BTO (Bed Turn Over = Angka Perputaran Tempat Tidur)
Ideal 40-50 kali dalam 1 tahun
Rumus : Jumlah pasien dirawat (hidup + mati)
(jumlah tempat tidur)
5. NDR (Net Death Rate)
angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000
penderita keluar.
Gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.
Rumus : Jumlah pasien mati > 48 jam × 100%
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
6. GDR (Gross Death Rate)
angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar.
Rumus : Jumlah pasien mati seluruhnya × 100% (jumlah pasien
keluar (hidup + mati))
 Pemberi pelayanan
rawat inap
 Dokter penanggung
jawab pasien rawat inap
 Ketersediaan pelayanan
rawat inap
 Jam visite dokter
spesialis
 Kejadian infeksi pasca
operasi
 Angka kejadian infeksi
nosokomial
 Tidak adanya kejadian
pasien jatuh yang
berakibat
kecacatan/kematian
 Kematian Pasien > 48 Jam
 Kejadian pulang paksa
 Kepuasan Pelanggan
Rawat Inap
 Pasien rawat Inap
tuberkulosis yang
ditangani dengan strategi
DOTS
 Ketersediaan pelayanan
rawat di rumah sakit yang
memberikan pelayanan
jiwa
 Tidak adanya Kematian
Pasien gangguan jiwa
karena bunuh diri
 Kejadian (re-admision)
pasien gangguan jiwa tidak
kembali dalam perawatan
dalam waktu ≤ 1 bulan
 Lama hari perawatan
pasien gangguan jiwa
LOKASI
 Lokasi yang tenang, aman
dan nyaman, memiliki
kemudahan aksesibilitas atau
pencapaian dari sarana
penunjang rawat inap.
 Sebaiknya terletak jauh dari
tempat – tempat
pembuangan kotoran, dan
biisng dari mesin – mesin
generator
• Harus kuat dan rata serta tidak
berongga
• Bahan penutup lantai dapat
terdiri dari bahan vinyl yang rata
atau keramik dengan nat yang
rata sehingga abu dari kotoran –
kotoran tidak bertumpuk, mudah
dibersihkan dan tidak mudah
terbakar
• Pertemuan dinding dengan lantai
harus melengkung (hospital
plint)agar memudahkan
pembersihan dan tidak menjadi
tempat sarang abu dan kotoran.
• Langit – langit harus rapat dan
kuat, tidak rontok dan tidak
menghasilkan debu atau kotoran
lain
No Nama Ruang Luas Satuan

Persyaratan Umum 1 Ruang Rawat Inap


VIP 18 m2 / tempat tidur
Kelas I 12 m2 / tempat tidur
Kelas II 10 m2 / tempat tidur
Kelas III 8 m2 / tempat tidur
2 Ruang Pos Perawat 20 m2
3 Ruang konsultasi 12 m2
4 Ruang Tindakan 24 m2
5 Ruang administrasi 9 m2
6 Ruang Dokter 20 m2
7 Ruang perawat 20 m2
8 Ruang Ganti / Locker 9 m2
9 Ruang Kepala Rawat inap 12 m2
10 Ruang Linen Bersih 18 m2
11 Ruang Linen Kotor 9 m2
12 Spoelhoek 9 m2
13 Kamar mandi / Toilet 25 m2
14 Pantri 9 m2
15 Ruang janitor / Service 9 m2
16 Gudang Bersih 18 m2
17 Gudang Kotor 18 m2
Alat Medis
Nama Alat RS Tipe A RS Tipe B RS Tipe C RS Tipe D
Patient Monitor V V V V
Defibrilation V V V V
ECG 12 Channels V V - -
ECG 6 Channels - - V V
ENT Examination Set V V V V
Film Viewer V V V V
Infussion Pump V V V V
Examination Lamp V V V V
Matras Dekubitus V V V V
Minor Surgery V V V V
Nebulyzer V V V V
Pen Light V V V V
Pulse Oximetri V V V V
Stetoskop V V V V
Alat Medis
Nama Alat RS Tipe A RS Tipe B RS Tipe C RS Tipe D
Suction Pump Portable V V V V
Syringe Pump V V V V
Bed Patient Electric V V V -
Bed Patient Manual V V V V
Tensimeter Aneroid V V V V
Tensimeter Digital V V V V
Termometer Digital V V V V
Timbangan Pasien V V V V
Emergency Set V V V V
Set Perawatan Luka V V V V
Brandchard V V V V
Minor Surgery V V V V
Instrument Set
Tempat Tidur Anak V V V V
Stetoskop Anak V V V V
Tensimeter Anak V V V V
Kebutuhan Linen

 Jumlah Linen =
Jumlah TT (tempat tidur) x BOR x FP (frekuensi
pemakaian) x Stok
 Limbah Medis Padat, antara lain:
• Limbah infeksius dan benda
tajam
• Limbah farmasi
• Limbah sitotoksik
• d.Limbah bahan kimiawi
• Limbah dengan kandungan
logam berat tinggi
• Kontainer bertekanan
• Limbah radioaktif
 Limbah Padat Non-Medis
 Limbah Cair
 Limbah Gas
ASAS UMUM

1. Promosi harus jujur, bertanggung jawab dan tidak


bertentangan dengan hukum yang berlaku
2. Promosi tidak boleh menyinggung perasaan dan
merendahkan martabat negara, agama, tata susila,
adat, budaya, suku, dan golongan.
3. Promosi harus dijiwai oleh asas persaingan yang
sehat.
4. Promosi yang dilakukan harus tetap memiliki
tanggung jawab sosial
ASAS UMUM

5. Promosi layanan kesehatan adalah fundamental,


yang mengacu kepada :
a. Falsafah promosi
b. Misi promosi
c. Sistem promosi
6. Secara umum promosi harus bersifat :
a. Informatif
b. Edukatif
c. Preskriptif
d. Preparatif
ASAS KHUSUS
1. Harus selalu tetap mencerminkan jati diri
rumah sakit sebagai institusi yang memiliki
tanggung jawab sosial.
2. Penampilan tenaga profesi.
Dokter, ahli farmasi, tenaga medis, dan
paramedis lain atau atribut-atribut profesinya
tidak boleh digunakan untuk mengiklankan
jasa pelayanan kesehatan/rumah sakit dan
alat-alat kesehatan.
3. Menghargai hak-hak pasien sebagai
pelanggan
• Siaran radio atau
televisi
• Melalui kegiatan sosial
• Website yang dibuat
dengan tampilan yang
menarik
• Pameran perdagangan
misalnya pameran
Audiovisual, lab gratis,
spanduk, ceramah,
poster.
• Press Release peliputan event,
press conference.
• Advertensi:
– Iklan tentang corporal.
– Ikian tentang produk
– Advertorial tanpa menulis
nama dokter, jam praktek
dokter dan pengalaman
dokter.
– Billboard hanya berupa
petunjuk arah.
– Telepon, sms, e-mail, direct
mail hanya untuk relasi,
pasien, dan mantan pasien.
 Program khusus potongan
harga, namun tidak dari
rumah sakit. Misalnya
dengan menggunakan
kartu kredit bank tertentu
biaya lebih murah 5%
 Rumah sakit dapat
menjadi sponsor kegiatan,
jalan sehat dll.
 kelas III (tiga) ditetapkan
lebih kecil dari kelas II
(dua);
 kelas II (dua) ditetapkan
sesuai titik impas (break
even point); dan
 kelas selain huruf a dan
huruf b, ditetapkan lebih
besar dari kelas II (dua)
dengan besaran yang
ditetapkan berdasarkan
asas kepatutan.
 PEDOMAN ETIKA PROMOSI RUMAH SAKIT TAHUN 2006
OLEH PERSI
 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 1045 TAHUN 2006 TENTANG
PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DI LINGKUNGAN
DEPARTEMEN KESEHATAN
 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR : 129/Menkes/SK/II/2008 TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT
 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44
TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT
 PEDOMAN TEKNIS BANGUNAN RUMAH SAKIT RUANG
RAWAT INAP TAHUN 2012 OLEH DIREKTORAT BINA
PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA
KESEHATAN, DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN,
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG
KLASIFIKASI DAN PERIZINAN RUMAH SAKIT
 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77
TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH
SAKIT
 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2015 TENTANG POLA
TARIF NASIONAL RUMAH SAKIT

S-ar putea să vă placă și