Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
4. Fase depresi
- Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau
bicara atau putus asa.
- Gejala ; menolak makan, susah tidur, letih,
dorongan libido menurun.
5. Fase acceptance
- Pikiran pada objek yang hilang berkurang.
- Verbalisasi ;” apa yang dapat saya lakukan agar
saya cepat sembuh”, “ yah, akhirnya saya harus
operasi “
BERDUKA
DEFINISI
Fase IV
Menekan seluruh perasaan yang negatif dan bermusuhan
terhadap almarhum. Bisa merasa bersalah dan sangat
menyesal tentang kurang perhatiannya di masa lalu
terhadap almarhum.
Fase V
Kehilangan yang tak dapat dihindari harus mulai
diketahui/disadari. Sehingga pada fase ini diharapkan
seseorang sudah dapat menerima kondisinya. Kesadaran
baru telah berkembang.
2. Teori Kubler-Ross
Kerangka kerja yang ditawarkan oleh Kubler-Ross (1969)
adalah berorientasi pada perilaku dan menyangkut 5 tahap,
yaitu sebagai berikut:
a) Penyangkalan (Denial)
Individu bertindak seperti seolah tidak terjadi apa-apa dan
dapat menolak untuk mempercayai bahwa telah terjadi
kehilangan. Pernyataan seperti “Tidak, tidak mungkin
seperti itu,” atau “Tidak akan terjadi pada saya!” umum
dilontarkan klien.
b) Kemarahan (Anger)
Individu mempertahankan kehilangan dan mungkin
“bertindak lebih” pada setiap orang dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan lingkungan. Pada fase ini orang
akan lebih sensitif sehingga mudah sekali tersinggung dan
marah. Hal ini merupakan koping individu untuk menutupi
rasa kecewa dan merupakan menifestasi dari
kecemasannya menghadapi kehilangan.
c. Penawaran (Bargaining)
Individu berupaya untuk membuat perjanjian
dengan cara yang halus atau jelas untuk mencegah
kehilangan. Pada tahap ini, klien sering kali mencari
pendapat orang lain.
d) Depresi (Depression)
Terjadi ketika kehilangan disadari dan timbul
dampak nyata dari makna kehilangan tersebut.
Tahap depresi ini memberi kesempatan untuk
berupaya melewati kehilangan dan mulai
memecahkan masalah.
e) Penerimaan (Acceptance)
Reaksi fisiologi menurun dan interaksi sosial
berlanjut. Kubler-Ross mendefinisikan sikap
penerimaan ada bila seseorang mampu menghadapi
kenyataan dari pada hanya menyerah pada
pengunduran diri atau berputus asa.
3. Teori Rando
Rando (1993) mendefinisikan respon berduka menjadi 3
katagori:
Penghindaran
Pada tahap ini terjadi shock, menyangkal dan tidak
percaya.
Konfrontasi
Pada tahap ini terjadi luapan emosi yang sangat tinggi
ketika klien secara berulang-ulang melawan kehilangan
mereka dan kedukaan mereka paling dalam dan dirasakan
paling akut.
Akomodasi
Pada tahap ini terjadi secara bertahap penurunan kedukaan
akut dan mulai memasuki kembali secara emosional dan
sosial dunia sehari-hari dimana klien belajar untuk
menjalani hidup dengan kehidupan mereka.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ibu “S”
Umur : 52 tahun
Alamat : dusun triwungan desa sumber kerang
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Tanggal pengkajian :07 November 2018
Sumber informasi : Pasien Dan Keluarga
Faktor Predisposisi
a) Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu :
Tidak
b) Pengobatan sebelumnya : pasien tidak menjalani
pengobatan
Riwayat Trauma : Klien mengatakan tidak
pernah mengalami riwayat trauma, baik
aniaya fisik, seksual dan lai-lain.
Adakah anggota keluarga yang gangguan
jiwa : Tidak ada
Pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan ? Pasien pernah mengalami
kehilangan anak kedua setelah dilahirkan
akibat asfiksia.
1. Berduka disfungsional
2. Menarik diri
3. Devisit aktifitas
4. Resiko penganiayaan diri
5. Pengingkaran kehilangan
6. Peruahan proses pikir
7. Gangguan pola tidur
8. Koping individu tidak efektif
9. Ansietas
ANALISA DATA
NO TGL DATA MK
SP 3: SP 3:
1. Evaluasi kemampuan pertemuan 1. Evaluasi kemampuan pertemuan
kedua. kedua.
2. Dorong klien untuk melakukan 2. Dorong klien untuk melakukan
pendekatan sosial untuk pendekatan sosial untuk
menyelesaikan fase berduka. menyelesaikan fase berduka.
3. Buat jadwal kegiatan harian. 3. Buat jadwal kegiatan harian.
SPTK 1
STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWATAN.doc
EVALUASI
EVALUASI.doc
ANALISAPROSES INTERAKSI
API.doc