Sunteți pe pagina 1din 27

Presentasi Kasus

G1P0A0 Hamil 40 Minggu dengan Miopia

PEMBIMBING :
Dr. Adi Rahmanadi, Sp.OG

OLEH :
Gina Puspa Endah

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “Veteran” JAKARTA
RSUD AMBARAWA
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. ES
Tanggal Lahir : 16 Januari 1993
Umur : 25 tahun 10 bulan 0 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Perum Candirejo Permai 5/6 Jombor Tuntang
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Swasta
Status : Menikah
Masuk RS : 16 November 2018
ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan dengan pasien di Ruang Bougenvil RSUD


Ambarawa tanggal 16 November 2018 pukul 13.00 WIB.

Keluhan Utama

keluar darah dari jalan lahir 12 jam SMRS


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• keluhan keluar darah sejak pukul 04.00 WIB darah berserta lendir,
Rumah pasien juga merasa Kencang-kencang dirasakan hilang timbul sampai
saat ini ±3x/10 menit selama ±30’ arah nya dari perut atas menjalar
sampai ke pinggang.
• janin masih aktif bergerak, dominan sebelah kanan. Tidak merasakan
adanya gerakan lain ditempat lain. Keluhan keluar rembesan cairan dari
jalan lahir (-),
• Pasien menggunakan kaca mata minus sejak SMP Pasien terakhir kali
memeriksakan matanya 2 tahun yang lalu dan saat ini pasien merasa
nyaman dengan ukuran -5.00 untuk mata kanan dan kiri. Pasien tidak
pernah memeriksakan lagi mata minusnya ke doker mata selama
RSUD kehamilan.
• BAB (+), BAK(+), Mual (-),muntah (-), pusing (-).

HPHT : 04 Februari 2018


HPL : 11 November 2018
RPD RPK
• Hipertensi : (-) • Riwayat tekanan darah tinggi
• Penyakit Jantung : (-) : disangkal
• Asam Urat : (-) • Riwayat kencing manis
• Hepatitis : (-) : disangkal
• Kolesterol : (-) • Riwayat alergi obat dan makanan
: disangkal
• TB paru : (-)
• Riwayat jantung
• Asma : (-)
: disangkal
• Alergi : (-)
• Riwayat asma
• Riwayat Operasi : (-) : disangkal
• Menarche : 13 tahun
Riwayat • Siklus : 28-30 hari
Haid • Lama haid : 5-7 hari

• Pernikahan pertama.
Riwayat
Pernikahan
No Tahun partus Ditolong oleh Riwayat persalinan Jenis Kelamin BBL
3 2018 HAMIL INI
Riwayat sosial • Pekerjaan istri
• Pekerjaan suami
: Perangkat Desa
: Pegawai swasta
ekonomi • Pendidikan istri
• Pendidikan suami
: SMP
: SMP

• Konsumsi minuman beralkohol : disangkal


Riwayat • Merokok
• Konsumsi obat-obatan
: disangkal
: disangkal
Pribadi
PEMERIKSAAN
FISIK

Keadaan Umum : Baik Tanda Vital


Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15 Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 99 x/ menit,
regular, isi dan tegangan
cukup.
Nafas : 20 x/menit
Suhu : 36.7 o C
StatusGeneralis
Status Generalis
Kepala
thorax • IMesocephal
: Iktus kordis tidak terlihat, pembesaran mammae dengan areola
Mata hiperpigmentasi
K.anemis -/-, S.ikterik -/-, pupil bulat isokor +/+, refleks cahaya +/+, ukuran
• P: Iktus3 kordis
pupil mm/3mm,tidakedema
teraba palpebra (-)
• P: - Batas jantung kanan atas SIC II linea parasternalis dextra
Telinga -Batas jantung
Deformitas kanan bawah
-/-, serumen SIC IV linea
+/+ minimal, parasternalis
sekret -/- dextra
-Batas jantung kiri atas SIC II linea parasternalis sinistra
Hidung Nafas cuping
-Batas hidung
jantung -/-, sekret
kiri bawah SIC -/-, deviasi
IV linea septum
media -/-, hipertrofi
clavicularis sinistrakonka nasalis -
/-,-Batas
mukosa hiperemis
pinggang -/- SIC III, linea parasternal sinistra
jantung
• A: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Mulut Mukosa bibir lembab (+), sianosis (-), coated tounge (-)

Abdomen • I : Cembung, striae gravidarum (+), linea alba (+), bekas sc (-)
Tenggorokan Faring hiperemis (-), Tonsil T1-T1
• A: Bising usus (+) normal
• P : Timpani di semua kuadran abdomen
Leher • PKGB
: HIS
tidak ±1x/10
(+), teraba menit selama
membesar, ±20’’
tiroid tidakarah nya dari fundus menjalar sampai ke
teraba
pinggang.
Thoraks • I : Simetris saat statis & dinamis, retraksi (-)
Ekstremitas Akral
• hangat +/+,
P: Vocal CRT < 2’’,
fremitus sianosis
kanan -/-,sama
dan kiri edema -/-
• P: Sonor pada kedua hemithoraks
Genitalia • A: Suara
(+) chadwick nafas vesikular, Rh -/-, Whz -/-
sign
Status Obstetri
PALPASI
• Leopold I : Teraba bagian janin
bulat, lunak (kesan bokong) • Auskultasi (DJJ) : 142 x/menit, reguler
• Leopold II : Teraba tahanan • TFU 31 cm Tafsiran berat janin (31-
besar memanjang sebelah 12)x155 = 2945 gram
kiri(kesan punggung), teraba • Letak Janin : membujur
tahanan kecil – kecil sebelah
kanan (kesan ekstermitas). • TBJ := 3410 gram
• Leopold III : Teraba bulat,
keras, Kesan kepala.
• Leopold IV : Kepala belum
masuk pintu atas panggul
(konvergen)
Status Gynekologi
Panggul

• PAP -> Promontorium tidak teraba,


Conj.Diagonalis > 11,5 cm
• PTP -> spinda ischiadika tidak menonjol
• PBP -> arcus pubis > 90⁰

• Kesan normal
Px. Dalam

Presentasi : teraba bulat keras (belakang


kepala)
Denominator : UUK mengarah/menghadap ke
kiri atas arah jam 1
Portio : tebal, lunak, pembukaan 3 cm
Kulit ketuban : +
Penurunan : Hodge 1
Lendir/darah : +/+
Pemeriksaan
Penunjang
17/11/18
Diagnosa

G1P0A0 Hamil 40 Minggu primigravida, janin


tunggal, hidup, intrauterin, letak kepala, belum
masuk pintu atas panggul, punggung kiri, in partu
kala I fase laten, dengan Miopia.
Penatalaksanaan

Terapi
IVFD RL 20 tpm
Persiapan tindakan section caesar di IBS
Edukasi
Memberitahu ibu tentang kondisi
Menjelaskan pengobatan dan komplikasi penyakit
Jam TTV TFU Lokhea

10.00 TD: 120/80, N: 51, RR: 20, S: 36.7 3 jari dibawah pusat Rubra

10.30 TD: 120/80, N: 62, RR: 22, S:36.5 3 jari dibawah pusat Rubra

10.45 TD: 120/80, N: 63, RR: 20, S:36.6 3 jari dibawah pusat Rubra

11.00 TD: 120/80, N: 63, RR: 20, S:36.7 3 jari dibawah pusat Rubra

11.30 TD: 120/80, N: 59, RR: 20, S:36.6 3 jari dibawah pusat Rubra

12.00 TD: 120/80, N: 60, RR: 20, S:36.7 3 jari dibawah pusat Rubra
Miopia pada kehamilan
Definisi

• Miopia adalah anomali refraksi pada mata di mana


bayangan difokuskan di depan retina, ketika mata dalam
kondisi tidak berakomodasi
• Miopia tinggi adalah miopia dengan ukuran 6 dioptri atau
lebih
Epidemiologi

• Prevalensi dari miopia rata-rata berkisar dari 17-25% dari populasi secara keseluruhan
• Populasi ras Asia lebih tinggi berkisar 40% hingga 80% pada suatu populasi
• P 2x : L
• Wanita dengan miopia diatas -4 memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami ablasio retina
saat persalinan (disebabkan tekanan pada retina mata saat proses mengedan )
• Insiden ablasio retina adalah 1 dari 15.000 orang
Etiologi

• konvergen yang berlebihan


• akomodasi yang berlebihan
• lapisan okular kongestif
• kelainan pertumbuhan okuler
• avitaminosis
• disfungsi endokrin
• hormonal
Klasifikasi Miopia

• Miopia ringan, dengan ukuran lebih kecil dari 3 • Miopia refraktif, yang disebabkan oleh pertambahan
dioptri. indeks bias atau kekuatan pembiasan pada media
• Miopia sedang, dengan ukuran antara 3-6 dioptri. penglihatan.
• Miopia berat, dengan ukuran lebih besar dari 6 • Miopia aksial, yang disebabkan oleh pertambahan
dioptri. panjang sumbu anteroposterior mata

• Miopia stasioner/simpleks, miopia yang menetap setelah dewasa.


• Miopia progresif, miopia yang bertambah terus pada usia dewasa
karena pertambahan panjang bola mata.
• Miopia maligna/progresif/degeneratif/patologik, miopia yang berjalan
secara progresif, dapat mengakibatkan ablasio retina dan kebutaan.
Patologi

hormon androgen, estrogen menyebabkan Kornea juga mengalami edema


estrogen, dan atau reabsorbsi natrium yang dikaitkan dengan retensi
reseptor progesteron berlebih cairan dari jaringan okular

miopia yang memburuk


Retina terlepas Robekan retina Tarikan retina dan penurunan
akomodasi.
Gejala klinis
Miopia simpleks :
• Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang relatif lebar. Kadang-kadang ditemukan
bola mata yang agak menonjol.
• Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau dapat disertai kresen miopia (myopic
cresent) yang ringan di sekitar papil saraf optik.
• Kabur bila melihat jauh
• Membaca atau melihat benda kecil harus dari jarak dekat
• Lekas
Miopia lelah
patologik : bila membaca
• Astenovergens
• Gambaran yakni
pada segmen titik mata
anterior serupatidak berakomodasi
dengan tetapi berkonvergensi sangat kuat,
miopia simpleks
• Padagejalanya
segmen posterior berupalelah,
seperti lekas kelainan-kelainan pada badan kaca : dapat ditemukan pendarahan atau
silau, dan pusing
degenerasi, kadang ditemukan ablasio badan kaca
• Papil saraf optik : terlihat pigmentasi peripapil, kresen miopia, papil terlihat lebih pucat yang meluas
terutama ke bagian temporal.
• Makula  pigmentasi di daerah retina kadang ditemukan perdarahan
• Retina bagian perifer : degenersi kista retina perifer
• Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid dan retina.  koroid tampak lebih jelas
(fundus trigroid)
Diagnosis
Anamnesis
Anamnesis yang dilakukan berdasarkan riwayat sebelumnya, keluhan utama
pasien, serta perjalanan penyakitnya, riwayat keluarga, penggunaan obat-
obatan, pekerjaan dan lingkungan tempat tinggal

Pf
• Uji ketajaman penglihatan pada kedua mata dari jarak jauh (Snellen) dan jarak dekat
(Jaeger).
• Uji pembiasan, untuk menentukan benarnya resep dokter dalam pemakaian kaca mata.
• Uji penglihatan terhadap warna, uji ini untuk meembuktikan kemungkinan ada atau
tidaknya kebutaan.
• Uji gerakan otot-otot mata
• Pemeriksaan celah dan bentuk tepat di retina
• Mengukur tekanan cairan di dalam mata
• Pemeriksaan retina
Tatalaksana
• Jika pada persalinan sebelumnya terdapat penipisan retina, lakukan tindakan perlekatan kembali  bila berhasil bisa
lahir normal
• Pertimbangan boleh melahirkan normal atau tidak, tergantung besarnya minus mata., besarnya janin, luas panggul,
dan faktor lain yang berhubungan dengan keberadaan penyulit persalinan  resiko ablasio retina
• Jika ada kelengkungan, pendataran dan penipisan retina cukup parah, persalinan harus dilakukan secara seksio
sesarea.
• Jika terjadi ablasio retina saat hamil atau bersalin, retina harus dilekatkan kembali secepatnya melalui operasi

• Jangan mengedan, Perbanyak konsumsi serat.


• Jangan mengangkat beban berat.
• Sebelum persalinan tiba, pastikan anda memeriksakan dan mendiskusikan kondisi mata ke dokter spesialis mata dan
dokter ahli kandungan, sehingga dapat menentukan pilihan bersalin yang aman.
Metode Persalinan pada
Miopia dalam Kehamilan

• Dahulu, miopia dan faktor risiko lainnya untuk pelepasan retinal indikasi dilakukan seksio sesarea
• Prost dan rekannya melakukan penelitian pada 46 pasien hamil dengan miopia tinggi, setelah persalinan
pervaginam, tak ada perburukan keadaan setelah melahirkan
• Jadi bukan indikasi mutlak untuk dilakukan seksio sesarea atau operasi.  kecuali terdapat riwayat operasi
mata
Terimakasih

S-ar putea să vă placă și