Sunteți pe pagina 1din 16

ANALISIS JURNAL KESEHATAN TENTANG EFEKTIVITAS KELOMPOK

LARUTAN JERUK NIPIS ( CITRUS AURANTIFOLIA)


SEBAGAI OBAT KUMUR TERHADAP PENURUNAN INDEKS BATRA 3
PLAK PADA REMAJA USIA 12- 15 TAHUN 2018/2019
PLAK

Dental plak atau plak gigi adalah deposit lunak yang berupa lapisan tipis
atau biasa disebut dengan biofilm yang melekat pada permukaan gigiatau
permukaan struktur keras lain di rongga mulut termasuk pada restorasi lepasan
atau cekat. ( Carranza dkk, 2012)
KOMPOSISI
Komposisi plak gigi adalah 80% air dan 20% senyawa padat. Senyawa padat disusun
oleh 40-50% protein, 13-18% karbohidrat dan 10-14% lemak,
Protein dalam plak gigi disusun oleh berbagai asam amino yang berasal dari saliva.
Karbohidrat, dalam bentuk sukrosa, yang terkandung dalam plak gigi akan dimetabolisme
oleh mikroorganisme sehingga membentuk polisakarida ekstraseluler. Mikroorganisme yang
memiliki kemampuan untuk membentuk polisakarida ekstraseluler, seperti Streptococcus
mutans, Streptococcus bovin, Streptococcus sanguis, dan Streptococcus salivarius
KLASIFIKASI PLAK
Plak gigi di klasifikasikan menjadi 2:
1. Plak supragingiva, yang terdapat pada tepi gingiva atau diatas tepi gingiva
2. Plak subgingiva, yang terdapat di bawah tepi gingiva, antara gigi dan epitel
poket gingiva
(Rose dan mealey, 2004)
MEKANISME PEMBENTUKAN PLAK
Mekanisme pembentukan plak di bagi menjadi 3 fase:
1. Pembentukan dental pellicle ( fase awal pembentukan plak )
2. Kolonisasi awal pada permukaan gigi, sebagian besar adalah bakteri gram
positif fakultatif seperti streptoccocus sanguis
3. Kolonisasi kedua dan maturasi plak, mikroorganisme yang pada awalnya tidak
berkoloni pada permukaan gigi termasuk prevotella dan porphyromonas
gingivalis melekat pada sel bakteri yang terlah berada dalam plak. (Darra,
2012)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PEMBENTUKAN PLAK GIGI
A. Lingkungan fisik
meliputi anatomi dan posisi gigi, anatomi jaringan sekitarnya, struktur permukaan gigi yang jelas
terlihat setelah dilakukan pewarnaan dengan larutan disklosing. Pada daerah terlindung karena
kecembungan permukaan gigi, pada gigi yang malposisi, pada permukaan gigi dengan kontur
tepi gingiva yang buruk, pada permukaan email yang mengalami cacat, dan pada daerah
pertautan sementoemail yang kasar, terlihat jumlah plak yang terbentuk lebih banyak.
B. Friksi atau gesekan oleh makanan yang dikunyah.
Ini hanya terjadi pada permukaan gigi yang tidak terlindung. Pemeliharaan kebersihan mulut
dapat mencegah atau mengurangi penumpukan plak pada permukaan gigi.
OBAT KUMUR
Obat kumur antiseptik yang digunakan untuk mengatasi bau mulut yang disebabkan
oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Obat kumur ini mengandung
berbagai zat aktif seperti eucalyptol, menthol, methyl salicylate dan thymol sehingga
dapat membantu mencegah dan mengurangi plak dan radang gusi (gingivitis).
KOMPOSISI
1. Eucalyptol 0,92mg dalam 1mL berfungsi sebagai anti peradangan yang
bisa mengurangi rasa sakit pada gusi.
2. Menthol 0,42mg dalam 1mL berfungsi anestetik dan mengatasi iritasi ringan
pada mulut
3. Methyl salicylate 0,6mg dalam 1 mL berfungsi sebagai analgesik dan
antiseptik
4. Thymol 0,64mg dalam 1mL berfungsi sebagai antiseptik, antibakteri dan
antifungi
Beberapa substansi kimia dalam obat kumur memiliki sifat
antiseptik atau antibakteri yang berguna untuk menghambat pembentukan
plak dan pencegahan gingivitis. Senyawa yang bersifat antibakteri
dibutuhkan untuk membantu menghilangkan peradangan dengan cara
menghambat pertumbuhan bakteri dan menurunkan konsentrasi bakteri di
dalam plak gigi.

Sejumlah besar bahan kimia komersial agen kontrol plak yang


dipasarkan, namun tidak ada yang tanpa kekurangan misalnya
Chlorhexidine, dianggap sebagai standar emas, akan tetapi tidak dapat
diresepkan untuk penggunaan jangka panjang karena menyebabkan
pewarnaan gigi, rasa yang tidak menyenangkan, dan dapat menimbulkan
lesi pada mukosa mulut. Masalah peningkatan resistensi terhadap
antimikroba sintetik telah mendorong mencari produk alternatif dengan
bahan alami. Saat ini dalam pembuatan obat semakin menerima
penggunaan antimikroba yang berasal dari sumber tanaman.
Ekstrak buah jeruk nipis ( Citrus aurantifolia) memberikan aktivitas antibakteri
paling tinggi terhadap Streptococcus mutans serotipe-d (OMZ-176) yang
merupakan bakteri utama dalam plak sehingga memungkinkan dapat menurunkan
kosentrasi plak.
JERUK NIPIS (CITRUS AURANTIFOLIA)
Kingdom: Plantae
Uraian tanaman : Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Tanaman perdu, tinggi lebih kurang 3,5 meter. Batang berkayu, bulat, berduri, warna
Ordo: Sapindales
putih kehijauan. Daun majemuk, elip atau bulat telur, pangkal membulat, ujung tumpul,
tepi bergerigi, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk atau tunggal, Famili: Rutaceae
mahkota bulat telur atau lanset, warna putih. Buah buni, buah muda warna hijau dan Genus: Citrus
setelah tua warna kuning. Spesies: C. aurantifolia

Air buahnya biasa digunakan sebagai penyedap masakan, minuman penyegar, bahan
pembuat asam sitrat, membersihkan karat pada logam, atau kulit yang kotor. Selain itu
dapat digunakan sebagai obat tradisional maupun campuran jamu.
Bagian yang di gunakan : buah, daun, bunga, akar.
KANDUNGAN JERUK NIPIS

1) Asam askorbat atau vitamin C


Jeruk nipis mengandung banyak vitamin yang berguna untuk tubuh, terutama vitamin C yang dikenal juga sebagai
asam askorbat. Vitamin C ini bekerja sebagai antioksidan yang berguna untuk melindungi sel-sel tubuh dari
serangan radikal bebas. Vitamin C juga meningkatkan daya tahan tubuh.
2) Asam fenolik
Asam fenolik merupakan golongan dari fotokimia. Asam fenolik dalam jumlah berlebih tidak terlalu baik untuk
tubuh, tetapi penggunaan asam fenolik yang tepat dapat mengurangi risiko kerusakan pada kulit serta
mengurangi risiko penuaan dini. Asam fenolik juga bekerja untuk menangkal radikal bebas.
3) Alkaloid
Alkaloid merupakan kandungan yang memiliki potensi untuk bekerja sebagai anti depresi.
4) Karotenoid
Sama seperti vitamin C, karotenoid berfungsi sebagai antioksidan dan meningkatkan
kesehatan kulit. Tetapi, sebagian karotenoid juga dapat diproses tubuh untuk menjadi
vitamin A yang dapat mengurangi risiko kerusakan pada mata.
5) Minyak esensial
Jeruk nipis mengandung minyak esensial yang dipercaya dapat memberikan relaksasi
untuk tubuh.
Selain itu, beberapa penelitian juga menetapkan bahwa jeruk nipis memiliki potensi di
masa depan untuk mengurangi pertumbuhan kanker
6) Minyak atsiri
limonene, linalool, flavonoid : poncirin, hesperidine, rhoifolin, dan naringin. asam sitrat,
hesperidin, auraqntiamarin. Buah masak mengandung : synephrine dan N-
methyltyramine, kalsium, fosfor, besi, dan Vit A, B, dan C
7) Limonene
sebagai antioksidan, membantu melarutkan toksin dari hati dan ginjal.
Air jeruk nipis juga dapat digunakan sebagai obat kumur pada
penderita sakit tenggorokan, dapat mengatasi bau mulut yang tak
sedap karena wangi dari kulit buahnya dan mengatasi radang karena
mengandung zat asam yang dapat mematikan kuman. Selain itu
jeruk nipis juga mengandung senyawa saponon dan flavonoid yaitu
hesperedin, tangeritin, naringin, eriocitrin. Hesperidin bermanfaat untuk
antiinflamasi, antioksidan dan menghambat sintesis prostaglandin.

Pengaruh Jeruk Nipis terhadap Pembentukan Plak Gigi. Jeruk nipis


dapat menghambat pembentukan plak dengan cara menghambat
pembentukan pelikel, pertumbuhan koloni kuman dan meningkatkan
kecepatan saliva dan penurunan viskositas saliva. Peningkatan
kecepatan dan penurunan viskositas saliva dapat menghambat
terbentuknya plak pada gigi.
METODE MASERASI
Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa Latin, artinya
merendam) : adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara
mengekstraksi bahan nabati yaitu direndam menggunakan
pelarut bukan air (pelarut nonpolar) atau setengah air, misalnya
etanol encer, selama periode waktu tertentu sesuai dengan
aturan dalam buku resmi kefarmasian
Penelitian sebelumnya
menggunakan solxet Metode maserasi dilakukan dengan cara simplisia yang sudah
dipotong kecil-kecil ditempatkan pada wadah atau bejana yang
bermulut lebar bersama cairan penyari yang sesuai dengan zat
aktifnya, kemudian bejana ditutup rapat dan isinya di kocok
berulang-ulang selama 2-14 hari. Pengocokan dimaksudkan
agar pelarut mengalir berulang masuk ke seluruh permukaan
dari simplisia yang sudah halus. Zat-zat yang terkandung di
simplisia akan tertarik oleh pelarut karena sifat dari
kepolarannya dan proses ini berlanjut secara siklis. Ekstrak
dipisahkan dari ampasnya dengan menyaring, diperas dan
membilasnya dengan pelarutnya yang baru
Keuntungan dari metode ini :
1. Unit alat yang dipakai sederhana, hanya dibutuhkan bejana
perendam
2. Beaya operasionalnya relatif rendah
3. Prosesnya relatif hemat penyari
4. Tanpa pemanasan
Kelemahan dari metode ini :
1. Proses penyariannya tidak sempurna, karena zat aktif hanya
mampu terekstraksi sebesar 50% saja
2. Prosesnya lama, butuh waktu beberapa hari.
Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-
etanol, atau pelarut lain. Bila cairan penyari digunakan air
maka untuk mencegah timbulnya kapang, dapat ditambahkan
bahan pengawet, yang diberikan pada awal penyarian.

S-ar putea să vă placă și