Sunteți pe pagina 1din 31

OLEH:

Heny Nurma Y
Definisi
Galukoma adalah : ….
 Sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan
peningkatan tekanan intraokuler. (Long BC., 1996)
 Suatu keadaan dimana tekanan bola mata
meningkat sampai > 20 mmHg, sehingga
mengakibatkan kerusakan syaraf yang ada dibola
mata.
 Suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik
berupa peninggian tekanan bola mata,
penggaungan papil saraf optik dengan defek
lapang pandangan mata.(Ilyas, S. 2000).
ETIOLOGI
Peninggian tekanan
intraokuler ini
disebabkan oleh :
 Bertambahnya produksi
cairan mata oleh badan
ciliary
 Berkurangnya
pengeluaran cairan mata
di daerah sudut bilik
mata atau di celah pupil
Klasifikasi
1. Glaukoma Primer
 Glaukoma sudut terbuka
 Glaukoma sudut tertutup

2. Glaukoma sekunder
Yang terjadi sekunder karena
penyakit lain seperti luksasio
lensa, katarak, trauma dan uveitis
Klasifikasi
3. Gloukoma Kongenital
Biasanya karena kegagalan proses organogenesis
masa intrauterin, sehingga menyebabkan kelainan
anatomi kanal schlem atau jaringan trabekular.
4. Glaukoma absolut
Merupakan stadium akhir glaukoma ( sempit/
terbuka) dimana sudah terjadi kebutaan total
akibat tekanan bola mata memberikan gangguan
fungsi lanjut
 Tanda khas : JIKA
DIANTARA KEDUA
MATA SELALU
TERDAPAT
PERBEDAAN TIO 4
mmHg/LEBIH
 Tanda klasik : bilateral,
herediter, TIO meninggi,
sudut COA terbuka,
bolamata tenang, lapang
pandang mengecil,
perjalanan progresif
lambat
Glaukoma sudut
tertutup
 mendadak dan harus
ditangani dengan segera
untuk menghindari
kebutaan
 Letak iris terlalu ke
depan dan menutup
sudut ruangan
 TIO meningkat dengan
cepat
 Tanda gejala: Terjadi
nyeri hebat di dalam dan
di sekitar mata,
timbulnya halo disekitar
cahaya, pandangan
kabur, sakit kepala,
mual-muntah,
fotopobia, lakrimasi
Glaukoma Sekunder
 Dapat terjadi dari peradangan mata , perubahan
pembuluh darah dan trauma
 Penyebab:
 Perubahan lensa
 Kelainan uvea
 Trauma
 bedah
Glaukoma Absolut
 Merupakan stadium akhir glaukoma ( sempit/ terbuka)
dimana sudah terjadi kebutaan total
 Kornea terlihat keruh,
 bilik mata dangkal,
 papil atrofi
 mata keras seperti batu
 rasa sakit
 penyumbatan pembuluh darah neovaskulisasi pada iris
 glaukoma hemoragik.
Klasifikasi
 Berdasarkan lamanya :
1. GLAUKOMA AKUT
Gejala tekanan intraokuler yang meningkat mendadak
sangat tinggi
2. GLAUKOMA KRONIK
Gejala peningkatan tekanan bola mata sehingga terjadi
kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen
Glaukoma Akut
 Glaukoma akut adalah penyakit mata yang
disebabkan oleh tekanan intraokuler yang
meningkat mendadak sangat tinggi.

 Etiologi
Dapat terjadi primer  menyerang pasien usia 40
tahun atau lebih.
Faktor Predisposisi
Primer
 pemakaian obat-obatan midriatik,
 berdiam lama di tempat gelap,
 gangguan emosional.
Sekunder
 hifema,
 luksasi/subluksasi lensa,
 katarak intumesen atau katarak hipermatur, uveitis
dengan suklusio/oklusio pupil dan iris
 pasca pembedahan intraokuler.
Patofisiologi
 Tekanan Intra Okuler ditentukan oleh keseimbangan
produksi akues humor dan aliran keluar akues humor dari
mata. Akueos humor di produksi didalam badan silier
dialirkan keCOA melalui pupil dan ekskresikan melalui
kanal schlemm ke dalam sistem vena. Ketidakseimbangan
dapat terjadi akibat produksi berlebih badan silier atau oleh
peningkatan hambatan abnormal terhadap aliran keluar
akueos humor. Peningkatan tekanan intraokuler > 23
mmHg memerlukan evaluasi yang seksama. Iskemia
menyebabkan struktur ini kehilangan fungsinya secara
bertahap. Kerusakan jaringan biasanya dimulai dari perifer
dan bergerak menuju fovea sentralis. Kerusakan visus dan
kerusakan saraf optik dan retina adalah ireversibel dan hal
ini bersifat permanen tanpa penangan, glaukoma dapat
menyebabkan kebutaan. Hilangnya penglihatan ditandai
dengan adanya titik buta pada lapang pandang
Tanda dan gejala
 Penglihatan mendadak  Mata merah
kabur sampai hilang/buta  Fotofobia
 Nyeri kepala  Tekanan bola mata
 Mual muntah meningkat
 Nyeri didalam mata  Bilik mata depan
 Lapang pandang dangkal
menyempit  Pupil tampak melebar
Pemeriksaan Penunjang
 Tonometri schiotz; tekanan bola mata diata 20 mmHg
 Funduskopi; terdapat ekvakasi gloukomatosa papil
 Gonioskopi; sudut bilik mata yang terbuka
Penatalaksanaan
Gloukoma Akut
Penderita dirawat dan dipersiapkan untuk operasi. Dievaluasi
tekanan intraokuler (TIO) dan keadaan mata, berikan
infus manitol 20% 300-500 ml, 60 tetes/menit. Bila TIO
tetap tidak turun, lakukan operasi segera.
Farmakoterapi
 Pilokarpin tetes; efek miotik
Pembedahan
 Iridektomi perifer atau sentral, untuk gloukoma sudut
tertutup
 Trabektomi , untuk gloukoma sudut terbuka
Penatalaksanaan
 Terapi medikamentosa
Tujuannya adalah menurunkan TIO (Tekanan Intra
Okuler) terutama dengan menggunakan obat sistemik
(obat yang mempengaruhi tubuh)
a. Obat Sistemik
1) Asetazolamida
2) Agen hiperosmotik
b. Obat Tetes Mata Lokal
1) Penyekat beta
2) Steroid (prednison)
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat :
Perubahan aktivitas biasanya / hobi sehubungan dengan gangguan
penglihatan.

2. Makanan / Cairan :
Mual, muntah (glaukoma akut)

3. Neurosensori :
Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang
menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan
perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/merasa di
ruang gelap (katarak).
Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi
sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotofobia(glaukoma
akut).
Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
Papil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan.
Peningkatan air mata.
4. Nyeri / Kenyamanan :
Ketidaknyamanan ringan/mata berair
(glaukoma kronis)
Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan
pada dan sekitar mata, sakit kepala (glaukoma
akut).

5. Penyuluhan / Pembelajaran
Riwayat keluarga glaukoma, DM, gangguan
sistem vaskuler.
Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor
(contoh: peningkatan tekanan vena),
ketidakseimbangan endokrin.
Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas
fenotiazin.
Pemeriksaan Diagnostik
 Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes
ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan) :
Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea,
lensa, aquous atau vitreus humor, kesalahan
refraksi, atau penyakit syaraf atau penglihatan ke
retina atau jalan optik.
 Lapang penglihatan : Penurunan mungkin
disebabkan CSV, massa tumor pada hipofisis/otak,
karotis atau patologis arteri serebral atau
glaukoma.
 Pengukuran tonografi : Mengkaji intraokuler
(TIO) (normal 12-25 mmHg)
 Pengukuran gonioskopi :Membantu
membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup
glaukoma.
 Tes Provokatif :digunakan dalam
menentukan tipe glaukoma jika TIO normal
atau hanya meningkat ringan.
 Pemeriksaan oftalmoskopi:Mengkaji struktur
internal okuler, mencatat atrofi lempeng optik,
papiledema, perdarahan retina, dan
mikroaneurisma.
 Darah lengkap, LED :Menunjukkan anemia
sistemik/infeksi.
 EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid:
Memastikan aterosklerosisi,PAK.
 Tes Toleransi Glukosa :menentukan adanya
DM.
Diagnosa Keperawatan
 Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang
ditandai dengan mual dan muntah.
 Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d gangguan
penerimaan;gangguan status organ ditandai dengan
kehilangan lapang pandang progresif.
 Ansitas b. d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan,
adanya nyeri, kemungkinan/kenyataan kehilangan
penglihatan ditandai dengan ketakutan, ragu-ragu,
menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup.
 Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang
kondisi, prognosis, dan pengobatan b.d kurang
terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat, salah
interpretasi, ditandai dengan ;pertanyaan, pernyataan
salah persepsi, tak akurat mengikuti instruksi, terjadi
komplikasi yang dapat dicegah.
Intervensi Keperawatan
 Tugas : Buat masing-masing intervensinya.
Perawatan Pre Operasi

 Lakukan pencukuran bulu mata


 Mencuci rambut
 Medikasi untuk menurunkan TIO spt; gliserin peroral
1 ml/kgBB ditambah dgn air jeruk untuk mengurangi
bau
 Infus manitol 20% k/p
 Antibiotika sesuai pesanan
 Pilokarpin tetes sesuai pesanan
Perawatan pasca operasi:

 Observasi keluhan klien( rs mual, muntah, nyeri


mendadak dan hebat dll)
 Observasi TTv
 Tinggikan bantal kepala tempat tidur 15-20
drjtuntuk menurunkan TIO selama tidur
 Hindari mengangkat balutan sebelum ada
instruksi
 Anjurkan klien untuk menghindari manuver
valsava dan gerakan mendadak , membungkuk
&/mempertahankan kepala tetap diatas
 Berikan laxantiv untuk mencgh konstipasi
 Bantu klien untuk ambulasi dan memnuhi
kebutuhan nutrisi setelah efek anestesi hilang
 Instruksikan klien untuk tidak berbaring pada sisi
operatif
 Anjurkan klien unutk menghindari latihan fisik
berat selama 3 minggu pos operasi
 Laporkan adanya tanda-tanda komplikasi
pembedahan
Video

S-ar putea să vă placă și