Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Be bersifat toksik akut, sub kronik, dan kronik bagi manusia dan
hewan uji, toksisitas Be dipengaruhi oleh dosis, waktu, cara
paparan, dan jenis senyawa Be.
Be banyak digunakan dalam berbagai jenis industry karena
memiliki sifat titik lebur tinggi, sangat kuat, dan bisa
menjadi konduktor listrik yang baik. Berbagai jenis industry
yang menggunakan Be antara lain pelindung panas roket,
brake system, tabung s-ray, dental plate, industry peleburan
dan pemurnian Be, industry metalurgi Be, industry nuklir.
Inhalasi Be bisa berkembang menjadi beriliosis kronis
apabila paparan berlanjut selama beberapa bulan atau
lebih dari 20 tahun. Berilionosis kronis timbul pada
orang yang sensitive terhadap Be, yaitu sekitar 1-15%,
bahkan mencapai 20% dari mereka yang kontak
dengan Be dan 2-6% seluruh pekerja sensitive terhadap
Be dan itu bisa berkembang menjadi penyakit
berilionosis kronis yang tidak dapat pulih serta bisa
berakibat fatal. Penyakit tersebut bisa muncul pada
orang yang terpapar Be dalam waktu singkat disertai
gejala yang baru muncul setelah 10-20 tahun kemudian.
Tanda-tanda berilionosis kronis ada 3 tahap, yaitu:
Absorpsi
Serapan zat pada darah dan limpa
Distribusi
Transpor zat di darah dan akumulasi di organ dan jaringan
Metabolisme
Biotransformasi menjadi metabolit
Eliminasi atau Ekskresi
Ekskresi atau pembuangan dari organisme
Partikel berilium yang terhirup disimpan di paru-paru
dan larut ke dalam aliran darah. Beberapa berilium
inhalasi dapat bergerak ke dalam mulut di mana ia
tertelan. Berilium dan senyawanya kurang terserap
setelah paparan oral dan kulit; <1% diserap melalui
saluran pencernaan. Berilium terserap didistribusikan
secara luas ke seluruh tubuh dengan konsentrasi
tertinggi yang ditemukan dalam tulang. Berilium
terserap terutama diekskresikan dalam tinja. Waktu
paruh untuk pembersihan seluruh tubuh berkisar dari
beberapa bulan hingga satu tahun.
1. Absorpsi
Ada beberapa rute absorpsi zat oleh tubuh, yakni via
Inhalatsi – via paru-paru, zat dapat berupa gas, uap,
dan partikel (solid dan likuid (aerosols) )
Kontak Langsung – via kulit atau mata, lewat
diantara sel, dapat melalui kelenjer keringat, kelenjer
minyak, dan folikel rambut
Ingesti – via saluran pencernaan, seperti kontaminasi
makanan, cipratan ke wajah, kebiasaan tangan-
mulut
Injeksi – via injeksi langsung
Eksposur Inhalasi
Senyawa berilium diserap terutama melalui paru-paru, tetapi
informasi yang cukup untuk menentukan tingkat dan tingkat
penyerapan tidak ditemukan. Karena kebocoran debu berilium di
laboratorium secara tidak sengaja, 25 orang terpapar pada konsentrasi
yang tidak ditentukan selama 10-20 jam (Zorn et al. 1986).
Terima Kasih