Sunteți pe pagina 1din 87

ASPEK PATOLOGI KLINIK

SISTEM UROGENITALIA
Dr. Nur Afiah, Sp.PK
Ginjal
• Letak di rongga retroperitoneal
• Vertebra Torakal IX – Lumbal III
• Kanan sedikit lebih rendah  ok lobus
kanan hati
• Berat : krg lebih 120-150 gr
• Berperan sgt penting : keseimbangan
air & elektrolit, sisa hasil metab.
Hormontek.darah,pematangan
eritrosit
Fungsi ginjal
• Fungsi ekskresi
• Fungsi regulasi
• Fungsi endokrin

Unit fungsional ginjal  nefron


Anatomi sistem urin

• Kidney 
nefron
• Ureter
• Bladder
• Urethra
nephron

• Glomerulurus
• Capsula bowmann
• Tubulus proximal
• Loop henle
• Tubulus distal
• Ductus
kolligentes
Filtrasi glomerulus

• 1 nefron  100 mikroliter ultrafiltrat


• Pada glomerulus 3 zat  filtrasi :
1. Elektrolit
2. Non elektrolit
3. Air (H2O)
Test :
1. Filtration : renal clearance

2. Impared of glomerular and tubules :


Blood Urea Nitrogen (BUN), ratio
BUN- creatinine , creatinine

3. Reabsorptive & secretion :


osmolality plasma and urine
Manfaat Pengukuran
LFG
Indeks fungsi ginjal (kemampuan penyaringan dan
membersihkan darah)
Deteksi dini kerusakan ginjal.
Pemantauan progresi penyakit ke arah gagal ginjal
terminal (ESRD).
Pemantauan kecukupan terapi ginjal pengganti.
Membantu mengoptimalkan terapi dengan obat
tertentu.

8
Karakteristik penanda ideal
LFG
Secara biologis bersifat inert dan non-toksik
Tidak terikat protein plasma
Difiltrasi seluruhnya oleh glomerulus
Tidak dimetabolisme, disintesis atau disimpan oleh
ginjal
Tidak direabsorbsi atau disekresi oleh tubulus ginjal
Klirens tetap konstan meskipun konsentrasi dalam
plasma meningkat

Curr Opin in Nephrology-Hypertension 2001; 10: 551-553


9
2. Fs filtrasi : tes klirens

Tes klirens menggambarkan laju filtrasi


glomerulus (LFG)
LFG  indeks fs.ginjal yaitu dgn mengukur
sec.tdk lgs kapasitas glomerulus berdasarkan
klirens ginjal
Yang paling sering digunakan:
Tes klirens kretinin (TKK)
Cara:
1. pengumpulan urin 24 jam
kadar kreatinin urin X vol. urin 24 jam
kadar kreatinin darah
2. Menurut Cocroft & Gault, dengan
syarat TB > 5 kaki:

♂: 140 – umur x BBI ml/menit


72x kreatinin serum
♀ : TKK ♂ x 0,85 ml/menit

BBI ♂: 50 + (2,3xTB(kaki))
BBI ♀: 45,5 + (2,3xTB(kaki))
Nilai rujukan:
125 – 100 ml/menit
Interprertasi:
100 – 76 ml/menit insuf ginjal berkurang
75 - 26 ml/menit insuf ginjal kronik
25 - 5 ml/menit  gagal ginjal kronik
< 5 ml/menit gagal ginjal terminal
hemodialisa
BLOOD UREA
NITROGEN
(BUN)and
CREATININE
UU rr ee aa
 Merupakan produk degradasi protein dan
asam amino
 Kadar urea dalam serum dikenal sebagai
BUN (Blood Urea Nitrogen)
 Konsentrasi BUN dipengaruhi oleh banyak
faktor meskipun GFR tetap (diet protein
tinggi, kerusakan jaringan, penurunan sintesa
protein)

14
Pembuangan kelebihan gugus amino 15
TES FAAL GINJAL:
Kerusakan glomerulus / tubulus :

Tes Ureum
nilai normal 10 – 50 mg/dl

Interpretasi: kadar ureum meningkat pd


penderita GGK
Kreatinin dalam darah merupakan hasil
metabolisme kreatin pada otot tubuh
kita
Kreatinin difiltrasi seluruhnya oleh
glomerulus dan tidak direabsorpsi oleh
tubulus. Sejumlah kecil kreatinin dalam
urine berasal dari sekresi tubular
Klirens kreatinin dari plasma oleh ginjal
diukur sebagai indikator dari LFG /GFR

17
Tes kreatinin:

Nilai rujukan:
♀: 0,6 – 0,9 mg/dl
♂: 0,7 – 1,1 mg/dl

Interpretasi:
kadar kreatinin meningkat pd penderita GGK
3. Fs reabsorbsi & sekresi :
tes osmolalitas urin:
indikator kerja osmotik ginjal,
biasanya paralel dengan berat jenis
urin
Urinalisis
pemeriksaan sampel urin secara fisik,
kimia dan mikroskopik.
- Tujuan:
- membantu tegakkan diagnosis
- mendapatkan informasi ttg fgs
organ & metab. tubuh.
- mendeteksi kel. asimtomatik
- mengikuti perjalanan penyakit & hasil
pengobatan
Indikasi
 Evaluasi kesehatan secara umum
 Gangguan endokrin
 Gangguan pada ginjal trak urinarius
 Monitoring pasien dg diabetes
 Kehamilan
 Kasus toksikologi atau over dosis
obat.
• Tes Urin :
- tes rutin  makroskopik,
mikroskopik, tes kimia
- tes khusus  biakan urin,
protein kuantitatif 24 jam,
oval fat bodies, dll
Pra Analitik
a. Persiapan pasien ;
- tdk dianjurkan konsumsi zat pereduksi.
- obat yg menganggu warna urin
dihentikan.
- hindari dari sekret vagina, smegma,
rambut pubis dll
b. Persiapan sampel

• Cek identitas pasien: nama, no rekam


medis,tgl & jam pengambilan.
• Sampel : urin segar < 1 jam,
jika menunda tes  sampel disimpan
pada 2-8°C atau diberi pengawet
c. Cara pengumpulan sampel

- Pengumpulan ketika berkemih.


- Kateterisasi
- Punksi supra pubik
- Clean voided midstream
d. Jenis sampel.

• Urin sewaktu
• Urin pagi
• Urin post prandial
• Time specimen (sampel terjadwal)
e. Pengawet.

• Toluen  pengawet glukosa,aseton,aseto


asetat
• Timol  pengawet sedimen
• Formaldehin dan kloroform  sedimen
• Asam sulfat pekat
• Natrium karbonat awetkan urobilinogen
• Asam hidroklorida urin 24 jam
A. Tes makroskopi
• Kejernihan urin dan warna
• pH
• Bau
• Pengukuran volume
• Bj
B. Tes mikroskopik
Sedimen urin :
- elemen organik 
sel,silinder,oval fat bodies,
spermatozoa, bakteri, kandida,
parasit
- elemen anorganik  bahan
amorf, kristal, lemak
CONTOH HASIL TES SEDIMEN URIN
Pemeriksaan Nilai Contoh Tes diagnosis lain
sedimen rujukan abnormal
eritrosit < 5/LPB batu Tes faal ginjal
Penyakit ginjal dan
sal.kemih
lekosit < 5/LPB Penyakit ginjal dgn Tes faal ginjal, ev.
inlamasi Torak dan biopsi ginjal
torak negatif Penyakit ginjal dan Tes faal ginjal
sal.kemih (berbagai
jenis torak)
bakteri <2/LPB atau Infeksi sal. kemih Biakan dari spesimen
<100/ML baru
sel Epitel pipih Sel bulat, ganas Tes faal ginjal, tes
pap
Kristal negatif Kalsium oksalat Tes asam urat
Asam urat Tes aminoasiduri
Amorf
tripelfosfat
Lain-lain Tes faal ginjal
Lemak Negatif Positif sesuai keperluan
sperma negatif positif
Sel Epitel
Ukuran lebih besar dari lekosit
Squamous cells
Sel epitel gepeng, dari uretra bagian distal,
Normal ditemukan dalam urin
Transtitional epithelium cells
Dari kandung kemih
Sel Epitel Kuboid
.
Dari pelvis dan tubuli ginjal, ukuran lebih kecil dari epitel gepeng
Lekosit
Nilai rujukan: <4 / lpb.
Piuria menunjukkan adanya infeksi pada saluran kemih
Lekosit
Glitter cells : adalah lekosit yg berukuran lebih besar berasal dari ginjal
Lekosit
Eritrosit
Nilai rujukan: <4 / lpb.
Hematuri mikroskopik menunjukkan adanya perdarahan di saluran kemih
Eritrosit
Eritrosit dismorfik (30%): menunjukkan adanya gangguan di
glomerulus
Eritrosit
Silinder / torak / cast

• Silinder terbentuk pada tubulus ginjal dgn


matriks glikoprotein yg berasal dari sel
epitel ginjal.
• Menunjukkan keadaan abnormal pd
parenkim ginjal
• Berhubungan dengan proteinuria
Silinder hyalin
Tidak berwarna, homogen dan transparant dgn ujung membulat. Meningkat
setelah latihan fisik, dehidrasi.
Silinder Hialin
Silinder hyalin
Silinder Berbutir= GRANULAR CAST.
Berisi sel-sel yg mengalami degenerasi,mula-mula terbentuk granula

kasar  menjadi halus. Ditemukan pd inflamasi akut, nefritis kronik


Silinder granula
Torak epitel
Silinder Lilin
Wax cast
Silinder Eritrosit
Silinder eritrosit
Silinder Leukosit
Silinder Lemak
Silinder lekosit
Silinder lekosit
Oval Fat Bodies
Sel epitel tubulus berbentuk bulat yg mengalami degenerasi lemak. Seringkali
disertai proteinuria. Dijumpai pada sindroma Nefrotik
Kristal Asam Urat
Pada urin normal yg asam (pH< 7 ), berwarna kuning.
Kristal Sodium Urat
Kristal Ammonium Magnesium Fosfat
= triple fosfat .Pada urin normal yg alkalis.
Kristal Kalsium Oxalat
Kristal Kalsium Oksalat
Kristal Cystin
Kristal kolesterol
Kristal Bilirubin
C. Pemeriksaan Kimia

• Tes carik celup


- bentuk pita siap pakai,
- reagen relatif stabil,murah,
- vol urin yg dibutuhkan sedikit,
• Tes dengan alat urin analyzer.
1. Glukosa
Prinsip:
Glukosa glukosa oksidase as. glukonat & hidrogen
peroksida oksidase oksidasi potasium iodida 
berwarna biru muda,hijau sampai coklat.

• Sensitivitas pemeriksaan s/ 50 mg/dl


• Negatif palsu  Vit C, keton,as homogenisat,
aspirin,dypiron.
• Nilai rujuk : < 30 mg/dl
2. Bilirubin.

Prinsip:
garam diazonium + bilirubin (suasana asam kuat)
 coklat muda hingga merah coklat.
• Sensitivitas 0,5 mg/dl.
• Negatif palsu Vit C, as salisilat.
• Positif palsu  chlorpromazine dlm jumlah
banyak.
3. Urobilinogen.
Prinsip:
urobilinogen + reagen ehrlic  intensitas
warnajingga sampai merah tua.
• Sensitivitas: trace-1 EU/dl.
• Negatif palsu  nitrit yg tinggi.
• Nilai rujuk : ♂ 0,3-2,1mg/2hours.
♀ 0,1-1,1 mg/2 hours
4. Keton.
Prinsip:
asam asetoasetat + nitroprusida 
Warna coklat muda bila tdk terjadi reaksi
• Positif palsu  urin banyak mgd pigmen,
metabolit levodopa,phynylketones.
• Sensitif asam asetoasetat a/ 5mg/dl.
• Nilai rujuk : negatif.
5. Protein.
Prinsip:
urin albumin + bereaksi indikator
hijau muda menjadi hijau.
• Sensitivitas a/ 10 mg/dl.
• Nilai rujuk : < 20mg/dl
6. Nitrit.
Digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya bakteriuri.
nitrit negatif  warna tdk berubah.
Dalam suasana asam membentuk
warna merah muda.
• Sensitivitas a/ 0,05 mg ( 105 bak/ml)
• Nilai rujuk : negatif.
7. Lekosit.
Prinsip: rx esterase (enzim pd granula
azudofil) akan menghidrolisis
derivat ester naftil.
Naftil + garam diazonium  perubahan
warna dr coklat muda menjadi ungu.
• Sensitivitas: 10 wbc/µl
• Nilai rujuk : negatif.
8. pH.
Berdasarkan adanya indikator ganda
( methyl red & bromthymol blue)
perubahan warna sesuai pH berkisar
jingga hingga kuning kehijauan dan
hijau kebiruan.

• Nilai rujuk : pH 5-8.


9. Blood.
hemoglogin dan mioglolobin akan
mengkatalisis oksidasi dr indikator
tetramethylbenzidi
warna kuning kehijau-hijauan hingga
hijau kebiru-biruan dan biru tua.
• Negatif palsu : vit C,prot kadar tinggi.
• Positif palsu : urin terdapat bakteri ±.
• Sensitivitas 5 RBC/µl atau 3-5 RBC/LP.
• Nilai rujuk : negatif
10. Berat jenis.
Prinsip:
Perubahan pH akan terdeteksi oleh
indikator bromthymolblue biru tua
hingga hijau pada urin Bj rendah &
hijau kekuning-kuningan jika Bj tinggi.
• Nilai rujuk : 1,003 -1,029
11.Ascorbic acid.
Jika kadar ascorbic acid > 25 mg/dl 
warna ungu. Glukosa,nitrit, adanya
darah akan pengaruhi hasil.
Sensitivitas 10 mg/dl.
Tes Protein Manual :
- Jumlah protein kuantitatif  cara
Esbach dengan memakai albuminometer.
- Protein bence jones
 imunoglobulin monoklonal dalam urin.
Positif: multiple,mieloma, amiloidosis,
sindroma Fanconi,
makroglobulinemia, waldenstrom.
Tes Glukosa urin manual:
Urin direaksikan dengan larutan
Benedictkadar glukosa urin
ditentukan berdasarkan perubahan
warna
• Contoh hasil tes urin
Pemeriksaan Nilai Contoh Tes diagnosis
Kimia Rujukan abnormal lain
Kejernihan Jernih Keruh: berawan, gelap, Mungkin pyuri
mukus Mungkin porfirin
Bau Tak Busuk atau amoniakal Sesuaikan dengan
berbau no.3/13 dan hasil
sedimen
Warna Kuning Kuning tua-coklat Tes faal hati
muda Merah, coklat Tes faal ginjal
Mgk rifampicin
pH 4,5-8,0 < diet protein, asidosis pH darah k/p
> Diet sayur, alkalosis, Biakan kuman
infeksi
Berat 1,010- PekatDM Glukosa darah
jenis 1,020 EncerDI
Glukosa Negatif Positif: DM Glukosa darah
Benda keton negatif puasa, diet lemak Glukosa darah
ketoasidosis
Protein Negatif protein > 0,5 gr/hari -tes faal ginjal
Albuminpeny. Ginjal - Tes darah
Globulin rutin/BMP
Bilirubin Negatif + pd obstruksi bilier - Tes faal hati

Urobilinogen Negatif + pd gangguan hati - Tes faal hati

Nitrit Negatif + pd ISK -sedimen urin


- Biakan kuman
Lekosit Negatif + inflamasi, infeksi -sedimen urin

eritrosit Negatif + penyakit ginjal dan - Tes faal ginjal


Sal. kemih
Tes PSA (Prostate Spesific Agent)

Merupakan petanda tumor utk prostat:


• dapat digunakan untuk pemantauan
• Keunggulan PSA dibanding TM lain :
dapat digunakan untuk uji saring & diagnosis
• Pemeriksaan PSA :
• Dilakukan setahun sekali
• Pada pria berusia > 50 tahun
• Pada pria berusia > 40 tahun
(jika termasuk kelompok risiko tinggi)
Nilai rujukan:
< 4,0 ng/ml
Interpretasi:
Kadar >8,0 ng/mlkemungkinan kanker
prostat
Kadar >20 ng/mlpasti kanker prostat
Tes VDRL
(Veneral Disease Reseach
Laboratory)
- tes serologis untuk penyakit sifilis
- salah satu tes saring untuk darah donor
dan medical check up
- tes untuk menilai hasil pengobatan
- Hasil positif setelah 4 minggu terinfeksi
Cara Tes:
Prinsip: Pada penderita sifilis akan
terbentuk antibodi (reagin) yang terjadi
sebagai reaksi terhadap bahan-bahan yang
dilepaskan karena kerusakan sel/jaringan
Tes Kualitatif
Hasil pembacaan:
Negatif (non reaktif)  partikel karbon tetap
dalam suspensi yang rata (tampak warna abu-
abu merata)
Hasil positif (reaktif) adanya
flokolasi dari partikel hitam yang
tampat jelas (agregat hitam besar)
lanjutkan dengan tes kuantitatif
Tes kuantitatif:
Hasil reaktif: sedang terinfeksi atau
pernah terinfeksi sifilis

S-ar putea să vă placă și