Sunteți pe pagina 1din 23

SPONDILITIS TB

Pembimbing klinik : dr. Amsyar Praja , Sp.A


Wica Nurkasih
N 111 18 015
PENDAHULUAN

Spondilitis tuberculosis (TB) atau dikenal dengan


Pott’s disease adalah penyakit yang disebabkan
oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang
mengenai tulang belakang
ETIOLOGI

Penyakit ini disebabkan oleh karena bakteri


berbentuk basil (basilus). Bakteri yang paling sering
menjadi penyebabnya adalah Mycobacterium
tuberculosis.
EPIDEMIOLOGI

Tuberculosis ekstrapulmonal dapat terjadi pada


25-30% anak yang terinfeksi TB. TB tulang dan
sendi terjadi pada 5-10% anak yang terinfeksi,
dan yang paling banyak terjadi dalam 1 tahun,
namun dapat juga 2-3 tahun
 World Health Organization (WHO)
memperkirakan bahwa jumlah kasus TB baru
terbesar terdapat di Asia Tenggara (34
persen insiden TB secara global) termasuk
Indonesia.
 1 hingga 5 % penderita TB mengalami TB
osteoartikular.
 Separuh dari TB osteoartikular adalah
spondilitis TB.
Etiopatogenesis
Drainase limfatik dari daerah
penyebaran basil tuberkel berdekatan yang terkena seperti
penyebaran tuberkulosis (TB) secara hematogen dari fokus
pleura atau ginjal merupakan
pada tulang belakang primer atau yang mengalami
alternatif penyebaran basil
reaktivasi
tuberkulosis.

nekrosis kaseosa
Reaksi sentral,sel-sel
inflamasi raksasa lesi di dalam
meningkat multinuklear, sel granulomatosa vertebra.
epithelioid dan
limfosit perifer

menyebabkan perluasan dengan destruksi trabekula


Terjadi Cold bertahap, demineralisasi progresif,destruksi tulang
abscess dan, dalam tahap selanjutnya,akhirnya destruksi
tulang rawan melibatkan celah diskus terdekat
PATOFISIOLOGI
Kumar membagi patofisiologi spondilitis tuberculosa
dalam lima stadium :
• Stadium implantasi

• Stadium dekstruksi awal

• Stadium destruksi lanjut

• Stadium gangguan neurologis

• Stadium deformitas residual


3 macam penyebaran infeksi pada tulang belakang:

Sentral

Paradiskus

Anterior
MANIFESTASI KLINIS
suhu sedikit
meningkat
(subfebril) Nyeri
terutama pada terlokalisir
berat badan malam hari pada regio
menurun tulang
belakang

nafsu makan Riwayat batuk


berkurang lama

SPONDILITIS Dengan atau


malaise tanpa
TB paraplegia
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
 Anamnesa
 Keluhan paling awal: Nyeri punggung

 Riwayat TB paru

 Adanya gejala sistemik seperti demam, nafsu makan turun, keringat


malam
 Riwayat batuk lama >3 minggu

 Adanya paraparesis/kekakuan otot sampai nyeri yang tergantung


pada lokasi infeksi
 Adanya perubahan pola jalan

 Kebas, baal, gangguan defekasi & miksi


Inspeksi
 pada pasien spondilitis kelihatan lemah, pucat, terdapat benjolan di punggung
(gibbus) ,dan tulang belakang terlihat bentuk kifosis (membungkuk)
Palpasi
 Gibbus pada area tulangyang mengalami infeksi.
 Abses paravertebra
 Abses terbentuk di anterior rongga dada atau abdomen
Perkusi
 Nyeri ketok pada tempat infeksi
Auskultasi
 Pada Infi ltrat paru akan terdengar sebagai ronkhi dengan predileksi di apeks
paru.
 Laboratorium
 Peningkatan LED dan mungkin disertai leukositosis
 Uji Mantoux positif
 Kultur (+)
 Biopsi jaringan granulasi atau kelenjar limfe regional
 Pemeriksaan histopatologi dapat ditemukan tuberkel
 PCR (Polymerase Chain Reaction)
TATALAKSANA
DISKUSI
Spondilitis tuberculosa merupakan peradangan
granulomatosa yang bersifat kronik destruktif oleh
Mycobacterium tuberculosa yang mengenai satu
atau lebih tulang belakang. Spondilitis tuberculosa
selalu merupakan infeksi sekunder dari fokus di
tempat lain dalam tubuh.
Riwayat kontak Skoring TB 7
penderita TB

Demam Gibbus
berkepanjangan

Batuk SPONDILITIS Pembengkakan


sendi atau
berkepanjangan TB tulang
Pemeriksaan laboratorium umumnya tidak spesifik dan tidak
membantu dalam menegakkan diagnosis. Pada tuberkulosis
laju endap darah pada umumnya meningkat, tetapi biasanya
tidak spesifik, terjadi peningkatan kadar serum CRP yang
berkaitan dengan pembentukan pus, hitung leukosit umumnya
normal, namun dapat pula meningkat, uji Mantoux biasanya
positif, sedangkan spesimen sputum hanya positif pada pasien
dengan Tb paru aktif.
TATALAKSANA
Sebenarnya sebagian besar pasien dengan
tuberkulosa tulang belakang mengalami perbaikan
dengan pemberian kemoterapi saja. Intervensi
operasi banyak bermanfaat untuk kasus-kasus
lanjut dengan dekstruksi tulang yang meluas,
terbentuk abses atau gangguan neurologis.
Konstam membagi gangguan neurologis pada
spondilitis TB menjadi 4 derajat:
I) Spastik tapi masih dapat berjalan,
II) Tidak dapat berjalan tetapi masih ada gerakan
volunter,
III) Tidak ada gerakan volunter, paraplegi pada
gerakan ekstensi,
IV) Paraplegia flaksid
Pertimbangan umum untuk pembedahan adalah:
1) adanya defisit neurologis,
2) instabilitas tulang belakang atau kifosis > 300,
3) tidak berespon terhadap OAT,
4) biopsi non diagnostik,
5) abses paraspinal besar sehingga perlu drainase,
6) debridemen jaringan yang terinfeksi.
PROGNOSIS
Prognosa pasien dengan spondilitis tuberkulosa
sangat tergantung dari usia dan kondisi kesehatan
umum pasien, derajat berat dan durasi defisit
neurologis serta terapi yang diberikan
TERIMA KASIH

S-ar putea să vă placă și